PERAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA INTERAKIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA KELAS X SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

I. PENDAHULUAN. fisika. Aspek kognitif merupakan aspek utama dalam pembelajaran, aspek ini

Keterampilan Proses Sains. Makalah disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA. oleh Litasari Aldila Aribowo ( )

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL. Oleh: Frety Lutviana Saputri NIM

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES DI SMAN 4 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN ALAT- ALAT SEDERHANA FISIKA UNTUK MENINGKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Pemanfaatan bahan ajar

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Menurut Nuraeni (2010),

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SPEKTRUM CAHAYA PADA SISWA SMA KELAS XII. Yeri Suhartin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN MELALUI TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP PADA SISWA SMA KELAS XII

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PRAKTIKUM. KELAS..

III. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran biologi penguasaan konsep-konsep biologi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sekolah seharusnya tidak melalui pemberian informasi pengetahuan. melainkan melalui proses pemahaman tentang bagaimana pengetahuan itu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa. Hal itu disebabkan keterampilan proses sains akan menjadi roda

II. TINJAUAN PUSTAKA. apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 1 TENGGARONG (Materi Suhu dan Kalor)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang menyajikan

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa SMA Korpri Karawang kelas X.4 semester

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA DAN MA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

DESKRIPSI ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN FISIKA SUB POKOK BAHASAN EFEK FOTOLISTRIK

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. menentukan proses keberhasilan siswa. efektif untuk proses pembelajaran berlangsung. Bahan ajar mutlak

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. alam, meliputi segala akibat dan dampak terhadap kehidupan. Ilmu tersebut selalu

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

III. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional.

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM BERBASIS BIODIVERSITAS LOKAL PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

I. PENDAHULUAN. alam. Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

I. PENDAHULUAN. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN KKPI MATERI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANGKA KELAS XI

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PORTOFOLIO SISWA SMA NEGERI 1 PURBOLINGGO.

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY PADA POKOK BAHASAN SEL

I. PENDAHULUAN. mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Hasil survey PISA tahun 2012 pada aspek sains, Indonesia mendapatkan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan produk kemajuan teknologi yang mampu. melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan

Transkripsi:

PERAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA INTERAKIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA KELAS X SMA Isma Alfia Novita Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER Email : Ismaalfia0@gmail.com Sri Handono Budi Prastowo Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER Email : Srihandono947@gmail.com Sri Wahyuni Program Studi Pendidikan IPA Terpadu, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER Email : yunifisika@gmail.com Abstrak Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan metode ilmiah yang di dalamnya melatihkan langkah-langkah untuk menemukan sesuatu melalui eksperimen dan (Sartika, 2015). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui KPS siswa setelah menggunakan bahan ajar fisika berbasis multimedia interaktif pada pokok bahasan momentum dan impuls di SMA. Sebelum digunakan dalam pembelajaran, bahan ajar fisika berbasis multimedia interaktif terlebih dahulu divalidasi oleh dosen ahli dan telah dikategorikan sebagai bahan ajar yang cukup valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran. Setelah pembelajaran menggunakan bahan ajar fisika berbasis multimedia interaktif diketahui Rata-rata KPS dari setiap aspek yaitu 75,7% sehingga dapat dikategorikan siswa memiliki KPS yang sangat baik. Kata Kunci: Bahan ajar, Multimedia Interaktif, KPS PENDAHULUAN Fisika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi yang maju dan konsep keharmonisan dengan alam (Fatik, 2012). Dalam mempelajari fisika, siswa dituntut bukan hanya untuk memahami konsep, tetapi juga fenomena, hukum, teori, persamaan, grafik, tabel, diagram, dan juga perhitungan matematis. Selain itu, salah satu tujuan dari pembelajaran fisika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan antara lain: mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji melalui, merancang instrumen, mengumpulkan, menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil (Fatik, 2012). Merumuskan masalah, mengajukan dan menguji melalui, merancang instrumen, mengumpulkan, menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil tersebut merupakan bagian dari keterampilan proses sains (Dahar dalam Wardani,2008). Saat ini KPS (Keterampilan Proses Sains) memang memiliki peran penting dalam membantu peserta didik untuk menemukan konsep dan merupakan langkah penting dalam proses belajar mengajar khususnya dalam menemukan konsep Fisika sebagai cabang dari IPA (Sartika, 2015). KPS merupakan metode ilmiah yang di dalamnya terdapat langkah-langkah untuk menemukan sesuatu melalui eksperimen maupun (Sartika, 2015). KPS tidak dapat serta merta tertanam dalam diri siswa, karena keterampilan ini membutuhkan pembiasaan. Penguasaan KPS dapat tumbuh dan terbentuk seiring dengan kebiasaan yang dilakukan siswa secara terus menerus (Rusmiyati, 2009). Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, audio, dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi dan berkarya. Multimedia yang digunakan di dalam pembelajaran yaitu multimedia interaktif. Multimedia interaktif merupakan media yang sangat baik untuk meningkatkan proses belajar dengan memberikan kesempatan bagi peserta didik dalam mengembangkan keterampilan, mengidentifikasi masalah, mengorganisasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi (Wiyono, 2012). Bahan ajar berbasis multimedia interaktif memiliki kelebihan yaitu 1

dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran (Harahap, 2015). Selain itu, kelebihan multimedia diantaranya dapat digunakan dengan atau tanpa bimbingan guru, mempersingkat waktu praktikum, menampilkan gambar atau animasi bergerak, menampilkan video, mudah diakses di mana saja dengan perangkat komputer, dan meningkatkan keamanan dan keselamatan dalam melakukan praktikum. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan bahan ajar multimedia interaktif terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa pada pokok bahasan momentum dan impuls di SMA. Penelitian dilaksanakan pada kelas X IPA 4 semester genap tahun ajaran 2016-2017 di SMA Negeri 4 Jember. Sebelum digunakan dalam pembelajaran di kelas, bahan ajar multimedia interaktif telah divalidasi dan mendapat validitas sebesar 79,7 % dan termasuk dalam kategori cukup valid (Akbar,2013:41). Penelitian dilaksanakan selama 9 JP dan metode pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Data keterampilan proses sains yang dimiliki siswa diperoleh dari hasil kognitif proses yang mencakup keterampilan mengamati, mengukur, menafsirkan mengelompokkan, menyusun, melakukan, berkesimpulan, menerapkan konsep dan mengomunikasikan. Teknik analisis data yang digunakan dihitung dari persamaan berikut: Pkps= 100% Keterangan: Pkps = presentase nilai keterampilan proses P = Jumlah skor yang diperoleh siswa N = Jumlah skor maksimum (Anggraini, 2016). Adapun kriteria keterampilan proses sains adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria KPS Presentase KPS Kriteria 75% < skor 100% Sangat Baik 55% < skor 75% Baik 40% < skor 55% Cukup Baik Skor 40% Tidak Baik (Widayanto, 2009). HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan ajar fisika berbasis multimedia interaktif pada pokok bahasan momentum dan impuls merupakan bahan ajar yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam belajar siswa. Kelebihan dari multimedia antara lain: a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata b. Memperkecil benda yang sangat besar c. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit,dan berlangsung cepat atau lambat d. Menyajikan suatu benda atau peristiwa yang jauh e. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya f. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Dengan kemampuan ini maka pembelajaran dapat berlangsung secara menarik dan meningkatkan motivasi belajar siswa (suyanto, 2005:21). Bahan ajar multimedia interaktif pada pokok bahasan momentum dan impuls ini menyajikan KI dan KD, peta konsep, materi, kegiatan praktikum virtual, dan juga latihan soal serta soal ulangan sehingga siswa diharapkan tidak hanya paham secara teori terhadap fisika tetapi juga dapat memiliki KPS yang baik Kegiatan pembelajaran menggunakan bahan ajar fisika berbasis multimedia interaktif menekankan pada kegiatan praktikum virtual, hal ini sesuai dengan penelitian Rasyida (2015) yang menyebutkan bahwa multimedia interaktif dapat digunakan sebagai alternatif pelaksanaan praktikum. Selain itu penelitian Rivalia (2016) menyebutkan bahwa kegiatan praktikum dapat meningkatkan KPS siswa. Selaras dengan dua penelitian yang telah disebutkan, penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni menyatakan bahwa multimedia interaktif dapat digunakan untuk mengembangkan KPS siswa. Bagian bagian bahan ajar multimedia in Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan pencapaian yang diperoleh siswa setelah memahami berbagai keterampilan yang dipelajari dan dilatihkan melalui kegiatan praktikum. Aspek-aspek kemampuan KPS menurut (Dimyati,2006:307) terbagi menjadi KPS Dasar (mengamati, memprediksi, mengukur, mengklasifikasi,menyimpulkan,mengkomunikasikan) dan KPS Terintegrasi (mengamati, membuat tabel data, membuat grafik, menggambarkan, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun, mendefinisikan, merancang penelitian, dan melakukan ). Menurut Funk dalam Dimyati (2006) Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilanketerampilan terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi, membuat tabulasi data,menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambar, mengumpulan dan mengolah data, menganalisa penelitian, 2

menyusun, mendefinisikan secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. Pembahasan dari tiap tiap keterampilan proses akan terurai pada pembahasan berikut ini: Tabel 2.1 Keterampilan Proses Dasar No. Keterampilan Keterangan 1. Mengamati a. Mengamati dengan indra. b. Mengumpulkan fakta relevan. 2. Memprediksi a. Membuat b. Mengenal polapola untuk memprediksi c. Mencari a fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan 3. Mengukur a. Mengukur data yang diperlukan dalam 4. Mengklasifikasi a. Mencari perbedaan b. Mengontraskan ciri-ciri c. Membandingka n d. Mencari dasar penggolongan 5. Menyimpulkan a. Memutuskan keadaan atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, atau prinsip dalam pengamatan. 6. Mengkomunikasikan a. Menyusun dan menyampaikan laporan b. Mendiskusikan hasil c. Menggambarka n data dengan tabel grafik (Dimyati, 2006: 144). Tabel 2.2 Keterampilan Proses Terintegrasi No. Keterampilan Keterangan 1. Mengamati a. Mengenal varibel 2. Membuat tabel data a. Memasukkan data dalam tabel 3. Membuat grafik a. Membaca data dalam tabel b. Memvisualisasikan data dalam bentuk grafik, garis, balok ataupun grafik lain. 4. Menggambarkan 5. Mengumpulkan dan mengolah data 6. Menganalisis penelitian 7. Menyusun 8. Mendefinisikan 9. Merancang penelitian 10. Melakukan a. Menggambarkan a. Membuat instrumen pengumpulan data b. Mentabulasi data c. Menentukan hasil perhitungan a. Mengenali b. Mengenali rumusan a. Membuat praktikum b. Memperbaiki rumusan suatu a. Mengenal atribut bebas b. Mendefinisikan bebas c. Membatasi lingkup terikat a. Mengenali rumusan masalah b. Menyusun a. Melaksanakan kegiatan sesuai langkah kerja (Dimyati, 2006: 145-150). Terdapat 3 praktikum virtual dalam bahan ajar multimedia interaktif pada pokok bahasan momentum dan impuls di SMA. Kegiatan yang dilakukan dalam praktikum virtual adalah siswa diminta menentukan dari praktikum virtual yang akan dilaksanakan. Setelah melaksanakan kegiatan ini diharapkan siswa dapat memiliki keterampilan membuat yang baik. Setelah itu siswa mempelajari langkah kerja yang disajikan dalam bahan ajar fisika berbasis multimedia interaktif pada pokok bahasan momentum dan impuls di SMA. Setelah 3

siswa memahami langkah kerja yang akan dilakukan siswa melaksanakan praktikum virtual dalam multimedia interaktif. Aspek yang diukur dalam tahap ini adalah aspek mengamati, melakukan dan menggunakan alat ukur. Setelah melaksanakan praktikum virtual, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan analisis data. Aspek KPS yang diukur dalam tahap ini adalah aspek membuat tabel, membuat grafik, menganalisis data, menggambarkan, dan menyimpulkan. Data KPS siswa diperoleh dari kelas X MIPA 4 SMAN 4 Jember dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa dan dilakukan guna mengukur Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa dan minat siswa. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh 3 orang observer menggunakan lembar observasi untuk mengukur keterampilan mengamati, merancang penelitian, mengukur, melaksanakan dan mengkomunikasikan. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengukur aspek KPS siswa berupa memprediksi, membuat, mendefinisikan, membuat tabel, membuat grafik, menganalisis data, menggambarkan, dan menyimpulkan. Data tersebut dianalisis dengan menghitung persentase setiap skor dari semua aspek. Analisis KPS siswa untuk setiap aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa Aspek Penilaian Persentase Kategori Merancang 81,2% Sangat baik Memprediksi 75.92% Sangat baik Membuat 78.39% Sangat baik Mendefinisikan 77.46% Sangat baik variable Mengklasifikasi 76.54% Sangat baik Mengamati 82,67% Sangat baik Mengukur 84,67% Sangat baik Mengumpulkan data 86,7% Sangat baik Melakukan 84,64% Sangat baik Membuat table 79.32% Sangat baik Membuat grafik 73.15% Baik Menganalisis 79.93% Sangat baik Menggambar 76.54% Sangat baik Menyimpulkan 73.15% Baik Berdasarkan analisis hasil penilaian Keterampilan Proses Sains di atas dapat diketahui kategori kemampuan KPS siswa dari masing-masing aspek. memiliki persentase 86,7 % sedangkan KPS terendah memiliki persentase 73,15 %. KPS siswa dinyatakan sangat baik apabila skor adalah 75%<skor<100% (Widayanto, 2009). Sesuai dengan keterangan tersebut jika dibuat rata-rata persentase skor atas semua aspek, maka dapat disimpulkan keterampilan proses sains siswa dikategorikan sangat baik dengan nilai 76,7%. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, R. 2016. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Proses di SMAN 4 Jember. Jurnal Pendidikan Fisika. Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fatik, Zainal dan Madlazim. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Lab. Virtual PhET pada Materi Gelombang Elektromagnetik di SMAN 1 Kuterejo. Jurnal Fisika Universitas Negeri Surabaya, hal: 158-165 Harahap, H. S., Hasrudin., E, Djulia. 2015. Pengembangan Media Berbasis Macromedia Flash. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS : 636-644 M, Suyanto. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Kemampuan Bersaing.Yogyakarta:ANDI Rusmiati A dan Yulianto A. 2009. Peningkatan Keterampilan Proses Sains dengan Menerapkan Model Problem Based-Instruction. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5. ISSN 1693-1246 hal: 75-78 Sartika, Septi Budi. 2015. Analisis Keterampilan Proses Sains (KPS) Mahasiswa Calon Guru dalam Menyelesaikan Soal Ipa Terpadu. UMS. ISBN 978-602-702-16-1-7 Sa dun A. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wardani, S., A.T. Widodo, N.E Priyani. 2009. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) Berorientasi Problem-Based Instruction. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol. 3 No.1, 2009, hlm 391-399 Widayanto.2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol 5, No.1 Wiyono, K. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis ICT pada Implementasi Kurikulum 4

2013. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. Volume 2 Nomor 2, hal: 123-131 5