BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON SELATAN DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WILAYAHKECAMATAN SAMPOLAWA Jl. UwebontoKel. Jaya Bakti Kec. Sampolawa

SOSIALISASI KESEHATAN KERJA DAN PEMBENTUKAN POS UKK PERCONTOHAN. Upaya Kesehatan kerja meliputi sektor formal dan informal dan

UPAYA KESEHATAN KERJA

KESEHATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

B. Tujuan Untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

Manajemen Pelayanan di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kesehatan sedunia World Health Oganization (WHO) tahun 1948 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Masyarakat diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat perlu. Dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya,

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. oleh status kesehatan, pendidikan dan tingkat pendapatan perkapital.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

file/perbub/upt-puskesmas/2009 2

DASAR K3 PERTEMUAN I MG CATUR YUANTARI

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan masyarakat pekerja Indonesia di masa depan, yang penduduknya

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 2 SERI E

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

2017, No Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENEG PP. Perdagangan Orang. Saksi. Korban. Pelayanan. Minimal. Terpadu. Standar.

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

Standar Kompetensi Lulusan. Sekretaris

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai masalah antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan bangsa yang signifikan tidak terlepas dari Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT DAERAH MENTERI DALAM NEGERI

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. UU Nomor 36 Tahun 2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu perhatian global karena kasus malaria yang tinggi dapat berdampak luas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasuskasus penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi. Sebagai Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) puskesmas mempunyai tanggung jawab untuk menyelenggarakan program pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dan mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk kepada masyarakat pekerja (Depkes RI, 2004). Tujuan upaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya, dalam rangka mencapai visi Indonesia Sehat 20015 (Depkes RI, 2009). Untuk mencapai tujuan tersebut, Puskesmas harus menyelenggarakan 3 (tiga) fungsi yaitu : (1) sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, (2) sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, dan (3) sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu salah satunya dengan melaksanakan upaya pelayanan kesehatan kerja kepada masyarakat pekerja beserta keluarganya. Upaya kesehatan kerja mempunyai upaya yang sangat penting dalam proses pemberdayaan masyarakat yaitu : melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat sesuai dengan lingkungan sosial pekerja setempat, agar masyarakat pekerja dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan kerja serta mengenali bahaya atau potensi bahaya di tempat kerja. Sehingga masyarakat pekerja menghasilkan kesehatan kerja yang optimal dan meningkatkan produktifitas kerjanya. Upaya kesehatan kerja berperan dalam proses peningkatan kualitas tenaga kesehatan agar lebih responsif dan mampu memberdayakan kliennya, sehingga akan tercapai pelayanan kesehatan kerja yang bermutu, adil dan merata (Depkes RI, 2004). UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan khususnya bab XII kesehatan kerja pada pasal 164-166, secara tegas menyatakan tentang tujuan, sasaran, peran dan tanggung jawab pemerintah, kewajiban dan tanggung jawab pengelola tempat kerja, pengusaha dan kewajiban pekerja dalam upaya kesehatan kerja. Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan dalam rangka mewujudkan produktifitas kerja yang optimal. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah wajib membina dan melaksanakan upaya kesehatan kerja dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat khususnya masyarakat pekerja (Kemkes RI, 2011).

Program kesehatan kerja merupakan suatu upaya pemberian perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja yang bertujuan untuk memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, mencegah timbulnya gangguan kesehatan, melindungi pekerja dari bahaya kesehatan serta menempatkan pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja. Upaya kesehatan kerja mencakup kegiatan pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit termasuk pengendalian faktor resiko, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan termasuk pemulihan kapasitas kerja (Depkes RI, 2005). Berdasarkan permasalahan di atas tentunya kita perlu menyadari bahwa dalam lingkup pekerjaan di bidang kesehatan mempunyai banyak risiko terhadap para pekerjanya. Sehingga muncul pertanyaan dalam benak kita bagaimana pula dengan lingkup pekerjaan lain yang bukan bidang kesehatan. Kalau kita lihat dari gambaran masalah kesehatan kerja yang mencakup angka kesakitan dan kematian akibat kerja dan akibat hubungan kerja dari International Labaour Organization (ILO) yaitu 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK). Dari 250 juta kecelakaan, 3.000.000 orang meninggal dan sisanya meninggal karena PAHK. Diperkirakan ada 160 juta PAHK baru setiap tahunnya (Depkes RI, 2005). Untuk besaran masalah kesehatan kerja yang menyangkut angka kesakitan dan kematian akibat kerja dari beberapa penelitian diperoleh gambaran bahwa lebih dari 50% pekerja Indonesia peserta jamsostek mengidap penyakit kulit akibat

masuknya zat kimia melalui kulit dan pernafasan. Nelayan penyelam tradisional di Pulau Bungin, NTB menderita nyeri persendian 57,5% dan gangguan pendengaran 11,3%. Pandai besi menderita gangguan/pengurangan tajam pendengaran 30-54%. Dan penyelam tradisional menderita kelainan pernafasan berupa sesak nafas (Depkes RI, 2005). Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Mengingat tingginya risiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja dan adanya amanat dalam Undang-Undang untuk menerapkan kesehatan kerja di tempat kerja, maka perlu dilaksanakannya Upaya Kesehatan Kerja di wilayah kerja Puskesmas (Depkes RI, 2004). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas (Depkes RI, 2004), disebutkan bahwa program kesehatan kerja merupakan program upaya pengembangan Puskesmas, yang mengandung arti bahwa upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Dan Undang-undang RI No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa daerah diberi wewenang yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara proporsional. Sebagai penjabaran lebih lanjut telah di keluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom. Salah satunya bidang kesehatan termasuk kesehatan kerja menjadi kewenangan daerah yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten / Kota. Program Upaya Kesehatan Kerja (UKK) dalam penyelenggaraan di Dinas Kesehatan Kota Medan ditetapkan sebagai program Upaya Kesehatan Pengembangan di Puskesmas. Dan pada tahun 2010, dari 39 Puskesmas yang ada di kota Medan, 4 diantaranya telah dibina dalam pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja. Adapun puskesmas tersebut adalah Puskesmas Amplas, Puskesmas Kedai Durian, Puskesmas Medan Deli dan Puskesmas Medan Labuhan. Pemilihan keempat puskesmas tersebut untuk dibina pada tahap pertama adalah karena puskesmas tersebut memenuhi kriteria, yaitu puskesmas yang memilki wilayah kerja yang luas dan terletak di daerah sentral industri yang banyak pekerja formal dan informalnya. Upaya Kesehatan Kerja Puskesmas Kota Medan saat ini dikelola oleh seorang petugas pengelola program kesehatan kerja Puskesmas. Petugas tersebut mendapat surat tugas berupa surat keputusan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dan telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan tentang penatalaksanaan program kesehatan kerja berdasarkan buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas dari Direktorat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Beberapa kegiatan program kesehatan kerja yang telah dilakukan di Puskesmas Kota Medan : (1) Pelatihan petugas pengelola program kesehatan kerja

Puskesmas yaitu pertemuan/ koordinasi dalam rangka pembinaan Upaya Kesehatan Kerja (UKK). (2) Dibagikannya buku pedoman pelaksanaan program kesehatan kerja dari Kementerian Kesehatan RI, buku pedoman UKK di Puskesmas tidak disosialisasikan dan dilaksanakan kepada pengelola program. (3) Supervisi oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. (4) Pembentukan petunjuk penyelenggaraan kegiatan Pos UKK oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Keikutsertaan seseorang di dalam suatu aktifitas dalam pengelolaan program upaya kesehatan kerja di Puskesmas sangat erat hubungannya dengan pengetahuan, sikap dan praktek dari pelakunya. Pengetahuan terhadap manfaat suatu kegiatan dalam program akan menyebabkan seseorang mempunyai sikap yang positif. Karena keberhasilan suatu kegiatan sangat dipengaruhi oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan dan sikap yang positif (Notoatmodjo, 2003). Hasil studi pendahuluan pada pengelola program kesehatan kerja di puskesmas kota Medan diperoleh sebagai berikut : (1) Upaya pelayanan kesehatan kerja di puskesmas telah dilaksanakan tetapi belum ada pencatatan data penyakit akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja dan kecelakaan akibat kerja. Pada pemeriksaan, belum digunakan formulir diagnosis penyakit akibat kerja. (2) Sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas belum sesuai dengan standar format pelayanan kesehatan kerja dasar. Berdasarkan standar kesehatan kerja pada format harus mencantumkan (jenis pekerjaan formal dan informal, jumlah pekerja, bahaya potensial, angka gangguan kesehatan dan kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan). (3) Pelayanan kesehatan kerja terhadap

pekerja sektor formal dan non formal dilaksanakan namun sebatas pengobatan penyakit, seharusnya bila pada hasil pemeriksaan ternyata ada hubungan atas penyakit menular lainnya maka dilakukan tindakan lanjut pemantauan ke tempat kerja untuk memberikan penyuluhan mencegah timbulnya penyakit/ kecelakaan kerja. Dengan kegiatan yang sudah dilakukan, petugas puskesmas yang menangani kegiatan upaya kesehatan kerja menganggap bahwa program upaya kesehatan kerja merupakan program puskesmas secara keseluruhan sehingga tidak perlu dilaksanakan secara khusus. Beberapa petugas pengelola program beranggapan ketidakmampuan petugas dalam melaksanakan kegiatan disebabkan keterbatasan pengetahuan petugas dalam kemampuan menyusun tujuan kegiatan dan proses manajemen program. Petugas beranggapan bahwa kegiatan pelayanan kesehatan kerja hanya melayani pekerja yang datang ke puskesmas. Selanjutnya petugas menjawab bahwa untuk menentukan penyakit akibat kerja (PAK), penyakit akibat hubungan kerja (PAHK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK) adalah sama dengan penentuan penyakit pada umumnya. Petugas puskesmas mengatakan kurangnya sarana dan peralatan penunjang kegiatan merupakan bagian dari terhambatnya praktek program kesehatan kerja di puskesmas. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk menganalisis sejauh mana perilaku pelaksanaan Manajemen Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di Puskesmas Kota Medan Dinas Kesehatan Kota Medan.

1.2. Permasalahan Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Perilaku Petugas dalam Pelaksanaan Manajemen Upaya kesehatan Kerja (UKK) di Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Medan? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis perilaku petugas dalam pelaksanaan manajemen Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di Puskesmas Kota Medan Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2013. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam perbaikan selanjutnya : 1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan landasan kebijakan Kepala Dinas Kesehatan dalam strategi pengembangan manajemen upaya kesehatan kerja di puskesmas yang berada di wilayah Kota Medan. 2. Bagi Puskesmas Kota Medan a. Pada umumnya dan bagi puskesmas yang menjadi lokasi penelitian yaitu Puskesmas Kedai Durian, Puskesmas Amplas, Puskesmas Medan Deli dan Puskesmas Medan Labuhan. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek petugas pengelola program dalam manajemen pengelolaan upaya kesehatan kerja di Puskesmas. b. Penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi petugas puskesmas dalam pengembangan manajemen pengelolaan upaya kesehatan kerja di Puskesmas. 3. Bagi peneliti a. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai pelaksanaan program Upaya Kesehatan Kerja ( UKK) b. Sebagai bahan perbandingan dan acuan dalam melakukan penelitan tentang topik yang sama.