Apakah ikan bisa memanjat?

dokumen-dokumen yang mirip
: Ketentuan Umum : Pemberian & Permohonan Hak atau Izin & Pelaksanaan Kemitraan Kehutanan Bab III : Pemanfaatan Areal PS Bab IV : Jangka Waktu dan

[Type the document title]

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PROYEKSI PERKEMBANGAN PERHUTANAN SOSIAL DI SUMATERA SELATAN

PROSES PENGAJUAN PERHUTANAN SOSIAL

Mengintip Peraturan tentang Perhutanan Sosial, Dimana Peran Penyuluh Kehutanan? oleh : Endang Dwi Hastuti*

PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN

BRIEF Volume 11 No. 08 Tahun 2017

BRIEF Volume 11 No. 04 Tahun 2017

Hutan Desa Oleh: Arief Tajalli dan Dwi P. Lestari. Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

Skema Gambaran Umum Pengembangan Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa Menurut Peraturan Menteri Beserta Perbandingan Terhadap Perubahan-Perubahannya

PERHUTANAN SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU INSTRUMEN PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

SASARAN DAN INDIKATOR PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN

peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar hutan dan juga penciptaan model pelestarian hutan yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH

PANDUAN. Pengajuan Perhutanan Sosial

PERCEPATAN INVESTASI PERTANIAN DAN EVALUASI PERKEMBANGANNYA. Oleh Dr. Agus Justianto

SYA SY IFUL U BAC BA HR H I, MM. KEPA KEP LA LA DINA DIN S

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

2014, No menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara Penetapan Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi Yang Tidak

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

PERSIAPAN DUKUNGAN BAHAN BAKU INDUSTRI BERBASIS KEHUTANAN. Oleh : Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 tentang Fasilitasi Biaya Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

2011, No c. bahwa dalam rangka menjamin kepastian terhadap calon pemegang izin pada areal kerja hutan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Menter

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.20/MenLHK-II/2015 TENTANG

Halaman Judul Report Sub Kegiatan A Conduct a workshop on public consultation on the policy brief on model development of Sustainable Management

KEBIJAKAN PROGRAM PSKL DUKUNGAN KEGIATAN LITBANG TAHUN 2017 JULI, 2016

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.36/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PENATAAN KORIDOR RIMBA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BERSAMA GUBERNUR JAWA TIMUR DAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2013 NOMOR TENTANG

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

I. PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial budaya. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang

Asep Yunan Firdaus. PROGRAM PENELITIAN PADA Hutan, Pohon dan Wanatani. S A F i R L A W O F F I C E S

OPTIMALISASI PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.62/Menhut-II/2011 TENTANG

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

2 Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran N

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2 Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hi

I. PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lampiran 1. Daftar Amanat UU yang dijadikan acuan penilaian tingkat respon pemerintah daerah terhadap UU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Membuka Kebuntuan Program HTR

Kemitraan Kehutanan di Hutan Lindung Jawa Tengah

Program Mitigasi Berbasis Lahan pada Kawasan Karst, DAS Kritis, dan Kawasan Konservasi di Kabupaten Gunungkidul Yayasan JAVLEC Indonesia

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LOMBOK TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LOMBOK TENGAH NOMOR... TENTANG

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.88/Menhut-II/2014 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN

SISTEMATIKA PENYAJIAN :

LUAS KAWASAN (ha)

Perlindungan Hutan Tropis Berbasis Kearifan Lokal. Inisiatif Hutan Desa di Kabupaten Merangin

LAND AVAILABILITY FOR FOOD ESTATE. Oleh : MENTERI KEHUTANAN RI ZULKIFLI HASAN, SE, MM

ISU ISU STRATEGIS KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM (Kepala Pusat Humas Kemhut) Pada Orientasi Jurnalistik Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

(KPH) Peraturan terkait Kesatuan Pengelolaan Hutan

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

RENCANA KEHUTANAN TINGKAT NASIONAL (RKTN)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN,

KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI OLEH DIREKTUR JENDERAL BUK SEMINAR RESTORASI EKOSISTEM DIPTEROKARPA DL RANGKA PENINGKATAN PRODUKTIFITAS HUTAN

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mendorong Pengelolaan Hutan Lindung oleh Pemerintah Daerah di Jawa Timur

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Selain isu kerusakan hutan, yang santer terdengar akhir - akhir ini adalah

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

this file is downloaded from

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Halaman Judul Report Sub Kegiatan A Analysis and development a comprehensive database for use by the line authorities and local communities. DIS

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Transkripsi:

Apakah ikan bisa memanjat?

Ditjen PSKL merinci capaian di tahun 2015 dan 2016 dengan total luas: 315.824 ha Penetapan Areal Kerja (PAK); dan 158.229,22 ha Izin/MoU. Artinya, jika tren dua tahun ini terus dibiarkan, di mana setiap tahun hanya menghasilkan ¼ juta hektar areal perhutanan sosial, maka pada akhir tahun 2019, kita hanya mencapai 2,5 juta hektar atau tercapai 20% areal perhutanan sosial yang 12,7 juta hektar itu. Apakah ikan dipaksa untuk memanjat pohon?

Evaluasi PS lalu dan Strategi PS sekarang Catatan FKKM di 2015 ttg PS 2010-2014 Tidak ada Direktorat Jenderal khusus dalam KemenLHK yang mengurusi Perhutanan Sosial; Tidak ada insentif dan penghargaan untuk Pemda atas inisiatif atau dukungannya untuk kehutanan masyarakat; Prosedur izin kehutanan masyarakat yang rumit; Sistem pengelolaan hutan yang rumit; Belum singkronnya sektoral dan lintas level dalam kehutanan masyarakat; Pendamping LSM dan penyuluh kurang optimal meningkatkan kapasitas masyarakat; Peran Kesatuan Pengelolaan Hutan yang belum optimal Ditjen PSKL: 5 Strategi Nasional Percepatan PS Telah dipetakan Peta Indikatif Perhutanan Sosial (PIAPS); PermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan Sosial; Pelayanan Online/Daring Perhutanan Sosial; Pedoman fasilitasi, pembentukan dan tata cara Pokja PPS; Dukungan Pendanaan APBN, BLU, NGO, Donor dll. Sinergitas K/L.

Ikan uceng bisa memanjat Pada waktu saya kecil, saya sering bermain di bendungan air di kampung saya. pada akhir bendungan yang memiliki posisi vertikal tersebut, ada satu jenis ikan yang bisa memanjat dinding bendungan itu, bahkan dengan melawan arus air yang ke bawah. Ikan itu tidak sendiri memanjat. Mereka berbaris satu per satu secara vertikal. Saling menyokong ke atas. Ikan itu dikampung saya bernama ikan uceng (Nemacheilus fasciatus). Berdasarkan kisah ikan uceng tersebut, dapat saya simpulkan ada 3 prasarat uceng dapat memanjat: Dinding bendungan untuk pijakan memanjat, air sebagai sumber penghidupan ikan, dan berbaris satu persatu secara vertikal saling menyokong

Dinding bendungan Bisa dikonversi menjadi peta jalan & kebijakan. Setelah 2 tahun berjalan, saatnya 3 tahun ke depan mulai dipikirkan percepatannya melalui peta jalan dan siapa yang menjalankan. Kebijakan, usul kongkrit saya: membuat surat keputusan bersama KemenLHK, Kemendagri, Kemendes, BIG, dll.

Air Bisa di konversi menjadi Pendanaan Usulan kongkrit: dana desa digunakan untuk mengurus sumberdaya alam (hutan) yang ada di desanya. Buat trust fund.

Berbaris satu per satu secara vertikal saling menyokong Ratas 21 sept 2016: Jokowi menginstruksikan untuk merealisasikan kesejahteraan masyarakat melalui perhutanan sosial. Bagaimana ke bawahnya?

Apakah PermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan Sosial dapat diterapkan di Hutan Jawa yang dikelola Perhutani? Pasal 65 poin k yaitu ketentuan peralihan dalam PermenLHK 83/2016 menyatakan bahwa kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat, yang dilaksanakan di areal Perum Perhutani dilaksanakan sesuai dengan peraturan menteri ini. Untuk hal ini, kami pesimis. Mengapa? Karena Permenhut 39/2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kemitraan Kehutanan yang juga menyatakan hal yang sama, juga tidak dilaksanakan oleh Perhutani sampai Permenhut ini dinyatakan tidak berlaku setelah PermenLHK 83/2016 ini keluar. Sebagai informasi, kajian ARuPA tahun 2013 menyebutkan bahwa pelaksanaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Jawa selama 10 tahun terakhir gagal menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam pengelolaan hutan. Selain itu, problematika pengelolaan hutan baik dalam aspek kelembagaan, kemitraan, maupun manajemen konflik masih terus terjadi hingga kini. Dalam PermenLHK 83/2016 tentang Perhutanan Sosial pasal 6 (1) poin b dan c disebutkan bahwa HPHD diberikan pada hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani; dan atau wilayah tertentu dalam KPH. Demikian juga dalam pasal 16 (1) huruf b & c disebutkan bahwa IUPHKm diberikan pada hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani; dan wilayah tertentu dalam KPH. Poin pentingnya adalah Perhutanan Sosial yang berwujud Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan dapat dilaksanakan di wilayah hutan Lindung dan Produksi yang dikelola oleh Perum Perhutani. Lalu bagaimana dengan PP 72 tahun 2010 tentang Perum Perhutani? Apakah PermenLHK 83/2016 pasal 6 (1) dan 16 (1) dapat digugurkan dengan pasal 3 (1) PP 72/2010 Dengan Peraturan Pemerintah ini, Pemerintah melanjutkan penugasan kepada Perusahaan untuk melakukan Pengelolaan Hutan di Hutan Negara yang berada di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten, kecuali hutan konservasi, berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik? Menurut kami, KemenLHK harus mengimplementasikan Perhutanan Sosial yakni HD dan HKm di areal Perum Perhutani, sehingga pasal ini tidak sekedar isapan jempol belaka.

Program 1. Penataan dan Perlindungan kawasan hutan rakyat 2. Penguatan Kelembagaan Pengelola Hutan Rakyat 3. Menuju Pengelolaan Hutan Rakyat yang Profesional 4. Mengatasi Permasalahan Tebang Butuh dengan Tunda Tebang 5. Pengintegrasian Kearifan Lokal dengan Hutan Rakyat 6. Pasar Produk Hutan Rakyat yang Berkeadilan 7. Hutan Rakyat untuk Mitigasi Kerawanan Bencana Kegiatan 1) Mengintegrasikan hutan rakyat dalam RPJMDes 2) Memasukan hutan rakyat sebagai rezim keruangan tersendiri dalam RTRW Provinsi dan Kabupaten 3) Memberikan insentif fiskal dan non fiskal kepada pengelola hutan rakyat sebagai bentuk apresiasi Pemerintah 4) Pembentukan UMHR di tingkat Desa 5) Pendampingan Kelembagaan UMHR 6) Peningkatan Kapasitas UMHR 7) Fasilitasi pengembangan bisnis komunitas 8) Fasilitasi jejaring dan promosi 9) Peningkatan ketrampilan dan kompetensi penyuluh kehutanan 10) Pengembangan standarisasi produk dengan grading dan scalling 11) Fasilitasi alat pengolah hasil hutan kayu dan non kayu 12) Pengembangan produk ramah lingkungan berbasis potensi lokal 13) Promosi melalui teknologi internet dengan memanfaatkan portal Sistem Informasi Desa (SID) dan media sosial 14) Pendirian dan Pendampingan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Tunda Tebang 15) Akses Badan Layanan Umum (BLU) KemenLHK 16) Optimalisasi Produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan Jasa Lingkungan 17) Revitalisasi ritus kebudayaan di kawasan hutan rakyat 18) Pembuatan Kebijakan pemerintah tentang penanaman bibit pohon pada peristiwa kemanusiaan misal kelahiran, sunatan, pernikahan, kematian. 19) Festival hutan rakyat berbasis budaya 20) Membuat kemitraan UMHR dengan Industri 21) Pembentukan Kelompok Kerja Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 22) Pembuatan kebijakan Green Procurement oleh Gubernur Jawa Tengah & DIY 23) Mendorong kebijakan perlindungan kawasan lindung melalui pola agroforestri yang meliputi areal lindung sebagai berikut: Lahan kemiringan lereng lebih dari 45 %; Jenis tanah rawan erosi dan mempunyai kemiringan lereng lebih dari 15%; Areal 200 meter dari pusat mata air; Areal 100 meter dari kanan kiri sungai, dan Kawasan yang berada pada ketinggian lebih dari 2.000 dpl. Hutan rakyat