BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak hanya menekankan pada pemberian rumus-rumus melainkan juga

a. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II.

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Sejalan dengan itu Jujun (Prasetya, 2010: 2) mengatakan, dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan senantiasa harus tetap diupayakan dan dilaksanakan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan kegiatan belajar sejak dilahirkan. Syah (2006: 92) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita semua menyadari bahwa bahasa itu penting dalam kehidupan. Dengan bahasa, kita dapat menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada pokok bahasan segiempat sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang tinggi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herlin Marliyana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

I. PENDAHULUAN. karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. Pada BAB V ini, peneliti akan membahas hasil penelitian dan diskusi hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul pada kehidupan setiap

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

Peningkatan Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Think Talk Write (TTW)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Symbol Sense Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Memecahkan Masalah Aljabar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

P 6 Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis

I. PENDAHULUAN. pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi diri dan keterampilan. makhluk beragama dan makhluk sosial dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dari berbagai belahan dunia manapun. Untuk mempelajari informasi

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

Rata-rata UN SMP/Sederajat

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PEER LESSON DAN TTW DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

Transkripsi:

179 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang kemampuan menulis matematis siswa dala pemecahan masalah matematika ditinjau dari kecerdasn logis-matematis siswa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan menulis matematis siswa SMA Negeri 1 Sukoharjo dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari kecerdasan logis-matematis siswa adalah: a. Siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis tinggi memiliki kemampuan menulis matematis sedang. b. Siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis sedang memiliki kemampuan menulis matematis sedang. c. Siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis rendah memiliki kemampuan menulis matematis rendah. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis siswa SMA Negeri 1 Sukoharjo dalam pemecahan masalah matematika antara lain yaitu: a. Faktor internal; yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, terdiri dari: 1) Kecerdasan logis-matematis; Siswa yang memiliki kecerdasan logismatematis lebih tinggi mampu menyelesaikan masalah matematika dengan lebih baik daripada siswa lainnya. 2) Minat; Siswa yang memiliki minat menulis mampu menuliskan pemecahan masalah dengan lebih lengka dibandingkan siswa yang ridak memiliki minat menulis. 3) Niat mengerjakan; Siswa yang memiliki niat dalam mengerjakan mampu menuliskan pemecahan masalah matematika dengan lebih lengkap dibandingkan siswa yang tidak memiliki niat engerjakan.

180 4) Pemahaman konsep; Siswa yang paham dengan materi akan dapat menuliskan langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan secara lengkap dan terstruktur. 5) Pemahaman aturan penulisan simbol; Siswa yang paham aturan penulisan simbol memiliki kemampuan menulis matematis lebih baik dibandingkan siswa yang tidak memahami aturan penulisan simbol. 6) Kebiasaan siswa mengerjakan secara singkat tanpa menuliskan penjelasan dan kalimat pernyataan terlebih dahulu. 7) Siswa merasa bahwa guru mereka sudah memahami maksud tulisan mereka walaupun mereka menulis dengan cara yang singkat tanpa keterangan penjelas dan kalimat pernyataan. b. Faktor eksternal; yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, terdiri dari: 1) Durasi waktu; Semakin banyak waktu untuk mengerjakan, maka hasil pekerjaan siswa akan semakin lengkap. 2) Guru; Guru yang menekankan pentingnya penulisan dengan lengkap dan sistematis menjadikan siswa berusaha mengerjakan dengan sebaik-baiknya dan selengkap-lengkapnya. 3) Cara guru menjelaskan pemecahan masalah matematika dan guru yang mengajarkan cara menuliskan kalimat matematika dengan bahasa yang baik dan benar. 4) Teman; Siswa memiliki kecenderungan meniru tulisan atau pekerjaan temannya yang dirasa lebih baik dan mudah dipahami. 5) Sumber referensi; Siswa memperoleh contoh penulisan simbol dari buku maupun referensi lain. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan menulis matematis siswa dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari kecerdasan logis matematis siswa maka dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

181 1. Implikasi Teoritis Secara teoritis dapat diungkapkan bahwa penelitian ini menggambarkan tingkatan kemampuan menulis matematis siswa dalam pemecahan masalah matematika pada siswa dengan kecerdasan logis-matematis tinggi, sedang, dan rendah. Anak yang memiliki kecerdasan logis-matematis tinggi memiliki kemampuan dalam berpikir secara abstrak dengan simbol-simbol, berpikir dengan konsep yang jelas, suka menyelesaikan permalasahan yang membutuhkan penyelesaian yang logis, tertarik pada pernyataan logis, serta memiliki kemampuan untuk menarik kesimpulan berdasarkan permasalahan. Dengan kemampuan tersebut anak dengan kecerdasan logis-matematis tinggi mampu memahami masalah matematika, menuliskan solusi permasalahan yang diberikan menggunakan konsep yang telah diajarkan dengan representasi yang lengkap, menyajikan idenya dengan urutan yang logis dan keterangan yang lengkap, dan menggunakan simbol-simbol matematika dengan baik dan benar, serta menarik kesimpulan berdasarkan permasalahan. Hal-hal tersebut terkait dengan indikator kemampuan menulis matematis dalam penelitian ini. Sehingga siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis tinggi mampu memenuhi indikator kemampuan menulis matematis lebih banyak dibandingkan siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis sedang maupun rendah. Sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis sedang mampu memenuhi indikator kemampuan menulis matematis lebih banyak dibandingkan siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis rendah. Namun demikian, siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis tinggi maupun sedang masih perlu diberikan bimbingan dan arahan dari guru dalam meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan menulis matematis yang dimilikinya. Sedangkan bagi siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis yang rendah perlu diberikan bimbingan oleh guru yang lebih mendalam lagi dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis matematis yang dimilikinya. Selain faktor kecerdasan logis-matematis juga dapat diketahui faktorfaktor lain yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis siswa tersebut.

182 Baik faktor internal yang berasal dari dalam siswa maupun faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Dalam memaksimalkan faktor internal mungkin perlu dilakukan upaya pendekatan oleh guru kepada siswa secara terus-menerus dan berkesinambungan agar siswa memahami apa yang perlu diubah dalam dirinya dan bagaimana upaya meningkatkan kemampuan menulis matematisnya dalam pemecahan masalah matematika. Selain itu berdasarkan hasil penelitian yaitu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis siswa, maka guru dapat melakukan pembelajaran dengan melibatkan dan memaksimalkan faktor-faktor tersebut sehingga kemampuan menulis matematis siswa dapat diupayakan berkembang semaksimal mungkin. Hasil penelitian berupa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis siswa juga dapat digunakan sebagai dasar pengembangan metode pembelajaran dan pedoman dalam menyusun materi pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan menulis matematis yang lebih baik dari saat ini hingga dicapainya kemampuan menulis matematis yang optimal. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar dalam merancang penelitian lain agar hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat lebih baik dalam membedakan kemampuan menulis matematis siswa, ataupun dapat merancang penelitian untuk meningkatkan kemampuan menulis matematis siswa berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis siswa. 2. Implikasi Praktis Secara praktis berdasarkan hasil penelitian, dapat dilakukan hal berikut: a. Mengingat kemampuan menulis matematis siswa berbeda beda jika ditinjau dari kecerdasan logis-matematis siswa, maka sebaiknya guru memberikan perlakuan yang berbeda pada siswa dengan tingkat kecerdasan logismatematis yang berbeda dengan tujuan agar kemampuan menulis matematis siswa dapat semaksimal mungkin. Untuk siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis tinggi perlu diberikan motivasi secara berkesinambungan agar dalam menuliskan hasil pekerjaannya bisa lebih maksimal dan kemampuan menulis matematisnya juga lebih optimal. Untuk siswa yang

183 memiliki kecerdasan logis-matematis sedang perlu diberikan motivasi dan bimbingan secara berkesinambungan agar kemampuan menulis matematisnya juga bisa lebih maksimal. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis rendah perlu adanya latihan menulis pemecahan masalah matematika dengan bimbingan dan arahan dari guru agar dapat lebih optimal dalam menuliskan hasil pekerjaannya. b. Mengingat faktor-faktor eksternal yang yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis siswa yaitu durasi waktu mengerjakan tes, guru yang menekankan pentingnya penulisan jawaban yang lengkap dan sistematis, guru yang mengajarkan penulisan pemecahan masalah matematika dengan lengkap, pengaruhi teman, dan buku atau sumber referensi yang digunakan maka pembelajaran dapat dilakukan dengan mengoptimalkan pengaruh dari faktor-faktor eksternal tersebut. Untuk durasi waktu mengerjakan tes, sebaiknya dalam mengerjakan tes siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan jawabannya sampai selesai dan tidak perlu diburu-buru waktu, atau bisa dilakukan dengan memperkirakan waktu paling lama yang dibutuhkan oleh siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan sehingga banyaknya soal perlu ditinjau kembali. Untuk guru sebaiknya menekankan pada siswa mengenai pentingnya penulisan jawaban dengan lengkap dan guru sebaiknya memberikan contoh penulisan solusi permasalahan yang lengkap, dan sistematis serta sesuai dengan pedoman penulisan simbol matematika yang baik dan benar. Untuk faktor pengaruh teman, dapat dimaksimalkan dengan melaksanakan pembelajaran dengan melibatkan interaksi antar siswa agar siswa dapat melihat dan memahami penulisan solusi permasalahan dengan lebih baik. Untuk faktor pengaruh buku atau sumber referensi, dapat dioptimalkan dengan menyediakan referensi yang mendukung pemahaman konsep siswa dan pemahaman siswa mengenai aturan penulisan simbol dalam matematika. c. Siswa kurang terbiasa menyelesaikan masalah dalam bentuk soal cerita dalam materi sistem persamaan linear sehingga seharusnya siswa lebih banyak mendapatkan latihan penyelesaian soal cerita sehingga diharapkan siswa

184 mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengubah soal cerita tersebut ke dalam model matematika agar menjadi lebih sederhana dan tidak lagi merasa kesulitan memahami masalah dalam soal cerita. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan menulis matematis siswa dalam pemecahan masalah matematika yang ditinjau dari kecerdasan logismatematis siswa dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa kemampuan menulis matematis siswa salah satunya diperngaruhi oleh kemampuan menulis matematis temannya. Untuk itu, dalam rangka memaksimalkan kemampuan menulis matematis yang dimiliki siswa, guru dapat merancang pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk bertukar pikiran dan saling menyampaikan ide dan gagasannya dalam upaya menuliskan solusi permasalahan yang diberikan dengan baik, lengkap, dan sistematis. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut sebaiknya guru melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi. Dengan metode diskusi diharapkan siswa saling bekerja sama dalam menuliskan penyelesaian suatu permasalahan sehingga siswa dapat mengambil cara penulisan yang paling baik, lengkap, dan sistematis. 2. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa kemampuan menulis matematis siswa salah satunya diperngaruhi oleh pemahaman siswa tentang konsep materi dan aturan penulisan simbol matematika yang tepat. Untuk itu, dalam rangka memaksimalkan kemampuan menulis matematis yang dimiliki siswa, guru dapat menyediakan referensi tentang konsep materi yang diajarkan dan bagaimana aturan penulisan kalimat matematika dan simbol matematika yang baik dan benar. Hal ini diharapkan dapat menjadikan siswa lebih memahami konsep materi bukan hanya cara perhitungan saja, serta dapat memberikan petunjuk pada siswa mengenai penulisan kalimat matematika dan simbol matematika yang baik dan benar. 3. Dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh belum dapat membedakan dengan jelas kemampuan menulis matematis subjek yang memiliki kecerdasan logismatematis tinggi dan sedang. Bagi peneliti lain yang berminat dapat

185 menambahkan tinjauan selain kecerdasan logis-matematis ataupun dengan membuat indikator yang lebih kompleks lagi. Hasil dari penelitian ini berupa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis juga dapat digunakan untuk melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan menulis matematis berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis matematis yang diperoleh dalam penelitian ini. 4. Untuk meningkatkan kemampuan menulis matematis dalam pemecahan masalah matematika, baik guru maupun peneliti lain, dapat mencoba melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TTW (Think Talk Write). Karena dalam model pembelajaran TTW ini, aspek komunikasi matematis sangat diperhatikan, terutama aspek menulis (write) menjadi bagian penting dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat menjadi salah satu pilihan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis dalam pemecahan masalah matematika.