BAB V PENUTUP. maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)diri sendiri, yang meliputi aspekfisik dan psikis berupa aspek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. Rini Dwi Susanti, Strategi Pembelajaran Bahasa, NORA MEDIA ENTERPRISE, Kudus, 2011, hal. 83

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

KIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN. Oleh, Novita Siswayanti, MA. *

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang dibahas pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: Konsep pendidikan Islam dari K.H.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. terelakkan. Seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali anak-anak bangsa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan, yaitu Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

IMPLEMENTASI KAJIAN KITAB TA LIM MUTA`ALLIM DALAM MEMBENTUK AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM SUREN LEDOKOMBO JEMBER TAHUN 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Pujiawati, 2014 Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

memberikan kepada manusia orientasi bagaimana menjalankan kehidupannya agar tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan. 3 Etika pada akhirnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang semakin tanpa batas ini, tidak memungkinkan suatu

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Studi Komparasi antara Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan K.H Hasyim Asy ari tentang Pendidikan Islam ARTIKEL SKRIPSI

BAB V PENUTUP. pertama, suatu aktivitas dalam ber-mu āmalah (berinteraksi) tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

K.H MUNTAHA AL HAFIDZ DAN PONDOK PESANTREN AL-ASY ARIYAH KALIBEBER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

2. BAB II TINJAUAN UMUM

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB V PEMBAHASAN. kecerdasan spiritual pada nilai kejujuran di MTs Al-Ma arif pondok. pesantren Salafiyah As-Syafi iyah Panggung Tulungagung.

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Mengumpulkan data profil Pondok Pesantren Ma dinul Ulum. Ma dinul Ulum Campurdarat dan Madrasah Diniyah Tanwirul Qulub

PONDOK PESANTREN DALAM UNCERTAINTY SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses

BAB V PENUTUP. Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk terus dijadikan penelitian, terlebih lagi jika dikaitkan

BAB V PENUTUP. Pada bab ini akan dikemukakan simpulan dan saran-saran hasil penelitian. darul Istiqamah Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

Bagian I Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di bumi nusantara. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang meneruskan tradisi wali songo,

BAB V PEMBAHASAN. lanjut. Rekapitulasi data hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB V PENUTUP. pendidikan Pesantren Bumi Damai al Muhibbin, dapat dikategorikan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar

BAB V PENUTUP. penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemikiran KH. Moh. Mahfoudh Husaini Tentang Pendidikan Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hak cuti kepada guru yang akan melaksanakan kegiatan penelitian dan

Transkripsi:

BAB V 1 PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan pada sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pergeseran paradigma etika pembelajaran dalam pendidikan islam periode klasik dan modern Ghazali mempunyai empat konsep etika belajar siswa, yaitu 1)diri sendiri, yang meliputi aspekfisik dan psikis berupa aspek keimanan, akhlak, aqliyah, sosial dan jasmaniyah; 2) terhadap guru yang menekankan guru harus dianggap sebagaimana kita menganggap orang tua kita sendiri; 3) memilih pelajaran yang teridiri atas ilmu mukasyafah dan ilmu mu amalah; dan 4) memilih teman belajar yang terbaik dalam hal ketakwaan. Keempat konsep etika belajar siswa al-ghazali tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh untuk membentuk kepribadian siswa yang paripurna sehingga ia dapat berhasil dalam proses belajarnya meraih ilmu yang bermanfaat tidak saja hanya di dunia, tetapi juga diakhirat. KH. Hasyim Asy ari menjelaskan, bahwa kunci sukses belajar mengajar adalah adanya aturan etika yang dijalankan dalam relasi hubungan komunikasi yang baik antara guru dengan murid yang berdasarkan pada nilai-nilai agama. Hal ini membuktikan bahwa apa yang dipahami beliau dalam bidang pendidikan merupakan buah karya 1

perhatian beliau tentang pentingnya nilai etika dalam pembelajaran. Adapun peran dan pentingnya kesuksesan suatu pembelajaran itu hanya dapat dilakukan oleh guru yangmempunyai kompetensi tertentu dengan menjadikan etika sebagai landasan tinggi belajar mengajarnya. Adapun etika guru yang digambarkan KH. Hasyim Asy ari dalam kitabnya Adabul Alim Wal Mutaallim meliputi empat etika pokok yaitu, etika guru terhadap diri sendiri, etika guru dalam proses belajar mengajar, etika guru terhadap murid atau anak didik, etika terhadap kitab sebagai alat untuk belajar. adanya guru profesional yang mempunyai kompetensi akademik dengan kualitas etikatinggi yang memadai dengan menjadikan dirinya sebagai top model atau uswah bagi perkembangan murid atau anak didik. Namun demikian, tidak harus sampai mereduksi adannya nilai-nilai etika dalam proses pembelajaranjadi, yang perlu diingat adalah bagaimana proses pembelajaran tersebut, dibangun atas dasar etika dan ta zim yang besar dari seorang murid dan cinta kasih yang tulus dari seorang guru. Maka pendidikan yang berdasarkan etika di atas akan terjalin sikap yang kritis dan demokratis dan eksistensi guru dan siswa sama-sama diakui, lebih dari itu siswa diperlakukan secara manusiawi, diberikan hak untuk mengemukakan pendapat, mengkritik. Tapi bagaimana kritikan dan pendapat tersebut disampaikan dengan santun dan beretika. Disinilah adanya pergeseran paradigma etika pembeljaran yang pada pendidikan islam klaisk yaitu pemikiran al Ghazali lebih di tekan artinya seakan murid/siswa tidak diberikan kesempatan yang sama untuk berpendapat dan

3 memberi kritikan terhadap gurunya, karena murid harus sepenuhnya mengikuti apapun yang di perintahkna gurunya, dianalogikan seperti seorang pasien terhadap dokter. Dalam pendidikan modern yakni pemikiran KH Asyari, demikian itu tidak lagi relefan, akan tetapi lebih mensederajatkan status siswa sama seperti gurunya. Sehingga siswa juga memiliki kesempatan yang sama untuk belajar serta berkembang. Disamping itu guru juga adianjurkan Harus sama sama tawadhu. Sehingga sangat relevan sekali ketiak gurunya ingin siswa tawadhu, maka gurunya dulu yang memulai untuk tawadhu. 2. Implementasi etika pembelajaran di MMHA Pesantren tebuieng Jombang Penerapan etika pembelajaran di MMHA terdiri dari: etika murid guru terhadap murid, etika murid kepada guru, etika pembelajaran dalam kelas, luar kelas, maupun etika pembelajaran dilingkukan madrasah, misalnya sebelum KBM berlangsung diawali dengan membaca kitab alqur an, sholat dhuha, dan dzikir serta mengirib doa kepada para sesepuh di Madrasah Muallimin, setlah itu baru KBM di mulai. Selain itu ketika selesai KBM, Maka setiap murid/siswa menyalami gurunya tanganya di cium dengan posisi merunduk, tanda takdzim terhadap guru, dengan harapan mendapat keberkahan ilmunya. 3. Pola pergeseran paradigma etika pembelajaran di MMHA Pesantren Tebuireng dari konsep yang terdapat dalam kitab adabul alim wa al muta allim, yang merupakan pendiri pesantren tebuireng sudah banyak mengalami perubahan misalnya semua ustadz dan materi pelajaran sudah

ditentukan oleh guru, dan murid lebih condong memilh guru yang sudah dianggap ke waroaannya tinggi, padahal dalam penjelasan etika Hasyim asyari, murid dianjurkan memilih pelajaran al Qur an dulu, atau Tauhid. Namun menurut kepala Madrasah tidak, demikian ia mengatakan etika pembeljaran di MMHA menerapkan yang dikonsep dalam kitab tersebut. Disamping itu siswa tidah diharuskan menulis yang oleh hasyim asyari sangat di anjurkan bagaimna seorang murid menuliskan ilmunya yang telah didapat supaya tersebarkan ke masyarakat. B. Saran dan Rekomendasi 1. Kepada Pemerintah Mengingat pentingnya etika pembelajaran bagi masyarakat maka dirasa perlu bagi pemerintah untuk menjadikan etika pembelajaran sebagai salah satu kurikulum pada pendidikan formal, utamanya yang berbasis agama atau pondok pesantren dalam rangka pembentukan karakter anak bangsa. 2. Kepada pimpinan pondok pesantren Para Kiai atau para pimpinan pondok pesantren perlu mempertahankan implementasi etika pembelajaran ini melalui pondok-pondok pesantren, mengingat santri di pondok pesantren adalah orang yang berkehendak untuk menggali dan menguasai ilmu agama (disamping ilmu umum). Hal ini telah memenuhi syarat sebagai murid. Kiai yang ditaati dan ditawadu i, didukung dengan situasi dan kondisi yang kondusif untuk pembimbingan, akhlak, pembinaan etika pembelajaran yang berkelanjutan dengan

5 mempertahankan etika pembelajaran yang telah di konsep oleh tokohtokoh islam. 3. Kepada Madrasah Muallimin Pesantren Tebuireng Jombang Madrasah Muallimin Hasyim As ary Pesantren Tebuireng hendaknya lebih mempertahankan ajaran etika pembelajaran yang dikonsep oleh KH Hasyim Asyari dengan terus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Upaya ini tentu tidak mudah dan ringan, dituntut adanya managemen yang kuat, kompak dan professional dari setiap elemen yang ada didalamnya