BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini di seluruh dunia jumlah lansia di perkirakan lebih dari 629 juta jiwa dan pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia di proyeksikan sebesar 7,28 % dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34 % (BPS, 1992). Penelitian di negaranegara barat menunjukkan bahwa 10-15% pria mulai mengalami andropause pada usia 60 tahun sedangkan 54% pria menunjukkan gejala andropause pada kelompok umur 60-90 tahun, dengan bertambahnya angka harapan hidup, maka jumlah penderita gejala andropause akan meningkat dengan pesat. Pangkahila (2007) menambahkan pada tahap usia transisi (35-45 tahun) dimana testosteron turun sampai 25%, gejala andropause mulai muncul dengan nyata, namun trend yang terjadi usia penurunan produksi testostron ini mengalami percepatan oleh karena adanya faktor eksternal seperti polusi yang berlebih, obesitas, diabetes, serta konsumsi alkohol (Muller, 2003). Andropause seperti juga menopause pada perempuan usia senja, pada kaum laki- laki juga ada istilah andropause yang belum populer di kalangan masyarakat. Secara harfiah andropause diartikan sebagai kejantanan (andro), istirahat (pause), secara awam boleh diartikan mulai istirahatnya kelaki-lakian seseorang laki-laki usia senja, sedangkan secara umum diartikan sebagai berkurangnya produksi hormon laki-laki (testosteron), ada yang memberi istialah andropause sebagai klimakteriaum laki-laki. Seorang laki-laki sedang berada pada tingkat kritis fase kehidupannya, dimana terjadi perubahan fisik, hormon, dan psikis, serta penurunan aktifitas seksual. Di Inggris publikasi tentang andropause sudah ada 1
2 sejak tahun 1952. Dalam publikasi ini disebutkan bahwa andropause terjadi secara alami dan laki-laki yang andropause akan mengalami penurunan kemampuan fisik dan gairah seksual (Yatim, 2002). Bedasarkan penelitian bahwa gejala andropause mulai dapat terjadi pada lakilaki saat memasuki usia 40 tahun. Penurunan kadar testosteron yang terus menurun bertahap seiring usia yang terus menua. Kadar testosteron yang terus menurun tersebut dapat menyebabkan kondisi fisik dan performa seksual laki-laki perlahan merosot. Hal ini akhirnya diikuti dengan keluhan psikis, meski tidak khas gejala fisik misalnya mudah letih dan mengantuk berlebihan, rasa sakit atau kaku pada otot, persendian dan tulang, penis mengecil, penurunan tenaga, kekuatan otot, pertumbuhan kumis, janggut berkurang, dan penurunan frekuensi ereksi pagi hari sehingga menurunnya gairah seksual, akibatnya laki-laki mudah marah, depresi, panik, tegang, gelisah, sulit tidur juga merasa tertekan (Setiawan, 2008). Di seluruh dunia pada tahun 2000 jumlah pria yang masuk dalam kategori usia andropause mencapai 1,5 miliar, dimana yang 1 miliar berada di negara berkembang seperti Indonesia. Diperkirakan negara maju 15% pria yang berusia 40-60 tahun serta 5% pria muda 30 tahunan tercatat menderita andropause dan dari penelitian Profesor Susilo ditahun 2002 kira-kira 288 orang yang mengalami andropause mulai sadar memeriksakan dirinya (Hutapea, 2002). Di Indonesia pada tahun 2000 jumlah pria yang berusia 55 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia andropause adalah sebesar 14,25 juta orang pada tahun 2020 diperkirakan jumlah laki-laki andropause akan mencapai 24,7 juta (Prawirohardjo, 2004).
3 Menurut para ahli lebih dari setengah laki-laki sehat usia >70 tahun mempunyai kadar testosteon 300 mg/dl darah (batas ambang kadar testosteron normal). Sayang sekali laki-laki yang mengalami penurunan gairah seksual akibat penurunan hormon testosterone kebanyakan bersifat pasif (Yatim, 2004). Prevalensi andropause dapat di duga berdasarkan proyeksi jumlah penduduk Jumlah pria yang mengalami andropause di Indonesia belum ada data resmi. Di Amerika data menyebutkan bahwa sindroma andropause dialami oleh sekitar 15% pria usia 40-60 tahun tetapi hanya sekitar 5% yang mendapat pengobatan (Pangkahila, 2007). Sebagian pria bahkan telah mengalami sindroma andropause sejak usia tiga puluhan tetapi dengan jumlah yang relative kecil yaitu kurang lebih 5% (Wibowo, 2002). Jika dilakukan deduksi berdasarkan kenyataan dan fakta bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya andropause lebih banyak ditemui di Indonesia, antara lain: polusi lingkungan kerja, beban lingkungan kerja dan gaya hidup maka sangatlah mungkin andropause lebih banyak diderita oleh pria di Indonesia dibandingkan negara barat (Wibowo, 2002). Bedasarkan fenomena tersebut perlu di lakukan penelitian mengenai pengetahuan lansia tentang andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat.
4 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengetahuan Lansia Tentang Andropause Di Desa Alur gadung di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat " 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui secara langsung tentang pengetahuan lansia tentang andropause di Desa Alur Gadung di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat. 1.4.Manfaat penelitian a. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi praktek keperawatan sebagai bahan masukan bagi perawat dan tim kesehatan lainnya untuk mengetahui sejauh mana lansia mengetahui tentang andropause sehingga diharapkan perawat lebih meningkatkan pengetahuan lansia tentang andropause. Hasil penelitian ini dijadikan bahan bacaan bagi yang memerlukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang. b. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi lansia sebagai bahan sumber informasi masyarakat di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak serta pencegahan andropause c. Bagi Peneliti Diharapkan mahasiswa mampu mensintesa ilmu pengetahuan, penerapan proses keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk pelayanan
5 keperawatan professional, baik kepada individu, keluarga, masyarakat, mampu melakukan manajemen keperawatan, juga mampu melakukan menejemen pelayanan keperawatan melalui proses pengorganisasian kegiatan - kegiatan keperawatan secara efektif & efisien dalam pelayanan keperawatan dengan selalu meningkatkan pengelolaan pelayanan keperawatan serta menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penelitian selanjutnya. d. Bagi Keluarga / masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi masyarakat luas dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya selama masa andropause