BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lansia di perkirakan lebih dari 629 juta jiwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010).

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

PERKEMBANGAN MASA DEWASA MADYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan, penyakit degeneratif dan menurunnya kualitas hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG ANDROPAUSE DI DESA SAMBI BOYOLALI

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

Ditandai dg penurunan kekuatan fisik & daya ingat Dibagi dlm 2 bagian :

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. namun demikian ternyata tidak semua pasangan dapat mengalami. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kadar hormon seseorang. Aging proses pada pria disebabkan oleh menurunnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

PENGETAHUAN PRIA TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA MASA ANDROPAUSE DI DESA SEKIP KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

DAFTAR PUSTAKA. Hidayat, Aziz Alimul Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tidak selalu diidentikkan semata-mata untuk menghasilkan keturunan (prokreasi),

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia sebanyak 7,4 juta dan terus mengalami peningkatan (WHO, 2012). Hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi global lansia saat ini yaitu setengah dari jumlah lansia di dunia yakni

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara dengan 8,03 dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini di seluruh dunia jumlah lansia di perkirakan lebih dari 629 juta jiwa dan pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia di proyeksikan sebesar 7,28 % dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34 % (BPS, 1992). Penelitian di negaranegara barat menunjukkan bahwa 10-15% pria mulai mengalami andropause pada usia 60 tahun sedangkan 54% pria menunjukkan gejala andropause pada kelompok umur 60-90 tahun, dengan bertambahnya angka harapan hidup, maka jumlah penderita gejala andropause akan meningkat dengan pesat. Pangkahila (2007) menambahkan pada tahap usia transisi (35-45 tahun) dimana testosteron turun sampai 25%, gejala andropause mulai muncul dengan nyata, namun trend yang terjadi usia penurunan produksi testostron ini mengalami percepatan oleh karena adanya faktor eksternal seperti polusi yang berlebih, obesitas, diabetes, serta konsumsi alkohol (Muller, 2003). Andropause seperti juga menopause pada perempuan usia senja, pada kaum laki- laki juga ada istilah andropause yang belum populer di kalangan masyarakat. Secara harfiah andropause diartikan sebagai kejantanan (andro), istirahat (pause), secara awam boleh diartikan mulai istirahatnya kelaki-lakian seseorang laki-laki usia senja, sedangkan secara umum diartikan sebagai berkurangnya produksi hormon laki-laki (testosteron), ada yang memberi istialah andropause sebagai klimakteriaum laki-laki. Seorang laki-laki sedang berada pada tingkat kritis fase kehidupannya, dimana terjadi perubahan fisik, hormon, dan psikis, serta penurunan aktifitas seksual. Di Inggris publikasi tentang andropause sudah ada 1

2 sejak tahun 1952. Dalam publikasi ini disebutkan bahwa andropause terjadi secara alami dan laki-laki yang andropause akan mengalami penurunan kemampuan fisik dan gairah seksual (Yatim, 2002). Bedasarkan penelitian bahwa gejala andropause mulai dapat terjadi pada lakilaki saat memasuki usia 40 tahun. Penurunan kadar testosteron yang terus menurun bertahap seiring usia yang terus menua. Kadar testosteron yang terus menurun tersebut dapat menyebabkan kondisi fisik dan performa seksual laki-laki perlahan merosot. Hal ini akhirnya diikuti dengan keluhan psikis, meski tidak khas gejala fisik misalnya mudah letih dan mengantuk berlebihan, rasa sakit atau kaku pada otot, persendian dan tulang, penis mengecil, penurunan tenaga, kekuatan otot, pertumbuhan kumis, janggut berkurang, dan penurunan frekuensi ereksi pagi hari sehingga menurunnya gairah seksual, akibatnya laki-laki mudah marah, depresi, panik, tegang, gelisah, sulit tidur juga merasa tertekan (Setiawan, 2008). Di seluruh dunia pada tahun 2000 jumlah pria yang masuk dalam kategori usia andropause mencapai 1,5 miliar, dimana yang 1 miliar berada di negara berkembang seperti Indonesia. Diperkirakan negara maju 15% pria yang berusia 40-60 tahun serta 5% pria muda 30 tahunan tercatat menderita andropause dan dari penelitian Profesor Susilo ditahun 2002 kira-kira 288 orang yang mengalami andropause mulai sadar memeriksakan dirinya (Hutapea, 2002). Di Indonesia pada tahun 2000 jumlah pria yang berusia 55 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia andropause adalah sebesar 14,25 juta orang pada tahun 2020 diperkirakan jumlah laki-laki andropause akan mencapai 24,7 juta (Prawirohardjo, 2004).

3 Menurut para ahli lebih dari setengah laki-laki sehat usia >70 tahun mempunyai kadar testosteon 300 mg/dl darah (batas ambang kadar testosteron normal). Sayang sekali laki-laki yang mengalami penurunan gairah seksual akibat penurunan hormon testosterone kebanyakan bersifat pasif (Yatim, 2004). Prevalensi andropause dapat di duga berdasarkan proyeksi jumlah penduduk Jumlah pria yang mengalami andropause di Indonesia belum ada data resmi. Di Amerika data menyebutkan bahwa sindroma andropause dialami oleh sekitar 15% pria usia 40-60 tahun tetapi hanya sekitar 5% yang mendapat pengobatan (Pangkahila, 2007). Sebagian pria bahkan telah mengalami sindroma andropause sejak usia tiga puluhan tetapi dengan jumlah yang relative kecil yaitu kurang lebih 5% (Wibowo, 2002). Jika dilakukan deduksi berdasarkan kenyataan dan fakta bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya andropause lebih banyak ditemui di Indonesia, antara lain: polusi lingkungan kerja, beban lingkungan kerja dan gaya hidup maka sangatlah mungkin andropause lebih banyak diderita oleh pria di Indonesia dibandingkan negara barat (Wibowo, 2002). Bedasarkan fenomena tersebut perlu di lakukan penelitian mengenai pengetahuan lansia tentang andropause di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat.

4 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengetahuan Lansia Tentang Andropause Di Desa Alur gadung di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat " 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui secara langsung tentang pengetahuan lansia tentang andropause di Desa Alur Gadung di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat. 1.4.Manfaat penelitian a. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi praktek keperawatan sebagai bahan masukan bagi perawat dan tim kesehatan lainnya untuk mengetahui sejauh mana lansia mengetahui tentang andropause sehingga diharapkan perawat lebih meningkatkan pengetahuan lansia tentang andropause. Hasil penelitian ini dijadikan bahan bacaan bagi yang memerlukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang. b. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan bagi lansia sebagai bahan sumber informasi masyarakat di Desa Alur Gadung Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak serta pencegahan andropause c. Bagi Peneliti Diharapkan mahasiswa mampu mensintesa ilmu pengetahuan, penerapan proses keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk pelayanan

5 keperawatan professional, baik kepada individu, keluarga, masyarakat, mampu melakukan manajemen keperawatan, juga mampu melakukan menejemen pelayanan keperawatan melalui proses pengorganisasian kegiatan - kegiatan keperawatan secara efektif & efisien dalam pelayanan keperawatan dengan selalu meningkatkan pengelolaan pelayanan keperawatan serta menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penelitian selanjutnya. d. Bagi Keluarga / masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi masyarakat luas dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya selama masa andropause