BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan merupakan hasil akhir yang diperoleh dari serangkaian tahapan penenlitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian beserta pembahasan yang telah dijabarkan pada bagian bab 5, maka pada bagian ahir ini dapat ditarik beberapa kesimpulansehubungan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku pelaku usaha pengolahan kedelai terhadap pengendalian pencemaran air sungai di sub DAS Gajahwong adalah sebgai berikut. 1. Kegiatan pembuatan tempe, tahu dan kecap menunjukan pengaruh terhadap kualitas air sungai Gajahwong, dibuktikan dengan seluruh sampel air limbah dari kegiatan pengolahan kedelai melebihi baku mutu air limbah yang ditetapkan. Sedangkan parameter kualitas air sungai menunjukan kadar TSS yang melebihi baku mutu berada di penggal tengah dan hilir. Kadar ph sepanjang sungai menunjukan kondisi rata-rata basa, sedangkan kadar COD dan BOD pada penggal hilir jauh melebihi baku mutu air sungai yang ditetapkan.
2. Kondisi pengetahuan pelaku usaha secara keseluruhan menunjukan tingkat pengetahuan pelaku usaha cukup baik, ditunjukan dengan 53% pelaku usaha berada pada kelas pengetahuan sedang, 40% berada pada kelas pengetahuan tinggi dan 7% pelaku usaha yang berada pada kelas pengetahuan rendah. Berbanding terbalik dengan bentuk perilaku pelaku usaha, dimana 47% pelaku usaha menunjukan kelas perilaku buruk, 23% pelaku usaha berada pada kelas perilaku kurang baik dan 30% pelaku usaha berada pada kelas perilaku baik. 3. Strategi peningkatan pengetahuan dan perilaku pelaku usaha di sub DAS Gajahwong haruslah berbentuk strategi yang bersifat persuasif, dengan mendayaupayakan segala kekuatan atau potensi yang dimiliki untuk memanfaatkan pelaung yang ada (Strategi S-O) yaitu dengan penegasan sanksi hukum, kerjasama secara parsitipatif oleh pemerintah,masyarakat dan komunitas pecinta sungai, pemerataan dan penyempurnaan program kalibersih, serta adanya perhatian lebih dari pemerintah baik secraa moril dan materil terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah. 6.2. Saran Berdasarkan Kesimpulan tersebut maka saran yang dapat diberian berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kepada masyarakat khususnya pelaku usaha rumah tangga : 1. Merubah pola pikir bahwa limbah organik dari kegiatan usaha pembuatan tempe, tahu dan kecap sama sekali tidak mengganggu dan mencemari lingkungan perairan sungai. 2. Agar tidak membuang limbah kegiatan industri langsung menuju parit atau sungai tanpa pengelolaan terlebih dahulu. 3. Memanfaatkan limbah hasil produksi untuk berbagai pemanfaatan selain untuk pakan ternak, seperti pembuatan pupuk cair, olahan makanan seperti nata de soya, stik tahu, keripik tahu, kembang tahu, kecap ampas tahu bahkan untuk pemanfaatan biogas. 4. Menerapkan sistem produksi bersih (Clenaner produktion) dan memanfaatakn alat/proses pembuatan yang menghasilkan produk lebih baik dan sedikit menghasilkan limbah. 5. Meningkatkan keaktifan serta berpartisipasi dalam segala program pemerintah baik sosialisasi maupun gotongroyong dalam menyukseskan program kalibersih maupun kerjabakti lingkungan tempat tinggal. 6. Menjaga serta merawat segala infrastuktur pengelolaan air limbah seperti septictank dan IPAL yang disediakan pemerintah.
Kepada pemerintah : 1. Meningkatkan program dan sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat tentangpengelolaan limbah dan pencemaran sungai secara berkala. 2. Menambah sarana dan prasarana penunjang dalam pengelolaan air limbah, seperti membuant jaringan pemipaan air limbah, penambahan bangunan IPAL, maupun septictank komunal. 3. Menginformasikan serta menfasilitasi bentuk pengelolaan limbah yang murah dan mudah diterapkan oleh para pelaku industri rumah tangga. 4. Memfasilitasi adanya media teknologi informasi atau wadah yang bisa diakses para pelaku usaha pengeolahan makanan yang menghasilkan limbah cair, tentang segala informasi berkaitan dengan alternatif pemanfaatan limbah, bentuk pengelolaan,informasi perijinan usaha, speraturan dan sanksi yang tegas dalam kegiatan usaha yang dilakukan serta pemahaman akan arti pentingnya menjaga kelestarian sungai. 5. Aktif dalam melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang menghasilkan limbah cair.
6. Menegakkan peraturan dan sanksi yang tegas terhadap peraturan pengendalian pencemaran dan pengelolaan air limbah bagi pelaku usaha yang melakukan pelanggaran. 7. Meningkatkan upaya dan bentuk pengelolaan serta pengendalian pencemaran air sungai Gajahwong yang disesuaikan dengan karakteristik permasaalahan wialayah (hulu, tengah dan hilir) dengan kebutuhan wilayah masingmasing. 8. Meningkatkan koordinasi antar sektor dan antar wilayah (hulu, tengah dan hilir) terkait pengelolaan DAS secara terpadu.