1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra tidak pernah terlepas dari kehidupan masyarakat. sastra sebagai wadah penggambaran permasalahn hidup manusia yang ada di masyarakat. Terbentuknya karya sastra tidak terlepas dari konflik-konflik yang dialami masyarakat. Sastrawan melakukan pemahaman dan perenungan yang mendalam yang dituangkan melalui proses kreativitas dan perenungan sehingga melahirkan sebuah karya. Dari kepekaan terhadap realitas sejarah dalam masyarakat dan wawasan sastra pengarangnya, menggambarkan situasi sejarah pada masa lalu hingga membuat para sastra tercengang. Hal tersebut dapat dilihat dari komentar-komentar yang dikeluarkan oleh para sastrawan di ranah sastra Indonesia. Karya Pramoedya Ananta Toer memberikan suatu gambaran yang sangat jelas dan berani menggungkapkan sejarah di Indonesia. Permasalahan yang cukup dominan pada novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer tentang sejarah kehidupan di masyarakat pribumi pada tokoh perempuan yang bernama Kartini. Novel Panggil Aku Kartini Saja menampilkan seorang perempuan yang menghadapi dan menjawab persoalanpersoalan universal tentang hubungan manusia baik sebagai warga masyarakat maupun sebagai individu. Tokoh perempuan tersebut mengedepankan upaya 1
2 pembebasan kaum perempuan dari intervensi masalah adat, tradisi, dan moral. Tokoh Kartini ditampilkan sebagai pribadi manusia secara utuh menurut eksistensi asasinya tampak kehilangan kodratnya untuk memilih dan melakukan sesuatu yang disukainya. Tokoh perempuan dalam novel ini terasa inkonvensional pada zamannya. Masyarakat belum siap menerima tokoh-tokoh perempuan dengan pribadi jati diri. Dari permasalahan yang diuraikan peneliti berupaya mengkaji novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer yang mengandung sejarah kehidupan pada masa lalu. Historisitas pada masa lalu yang diungkapkan melalui tokoh menggambarkan masalah keadaan pada masyarakat kolonial. Historisitas dapat membongkar secara rinci perjuangan Kartini dalam mencapai hak pendidikan untuk kaum perempuan. Penelitian tentang dekonstruksi sudah pernah dilakukan oleh Sulistiyowati (2013) yang berjudul Telaah Dekonstruksi Sosial dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy. Penelitian tersebut mengungkap tentang wujud dekonstruksi dan dampak dekonstruksi sosial pada tokoh Annisa yang melakukan suatu perubahan serta pemberontakkan kepada hal-hal yang bersifat marginalitas, sehingga seorang perempuan dapat memposisikan dirinya pada pusat-pusat aktivitas, baik secara pribadi maupun secara sosial. Dari hasil penelitian tersebut terdapat beberapa hasil penelitian, di antaranya adalah seorang perempuan yang berusaha untuk melakukan perlawanan dan pemberontakan terhadap kehidupan sosial yang ada di sekitarnya. Perlawanan dan pemberontakkan tersebut terdapat dekonstruksi sosial
3 yang meliputi ide, sikap serta dampak yang dialami tokoh utama. Dekonstruksi sosial tersebut meliputi: (a) adanya keinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, (b) adanya perlawanan terhadap perlakuan yang semena-mena, (c) tidak ingin diperbudak, dan tidak ingin dibedakan, (d) memupuk solidaritas, serta mengikuti organisasi untuk memperjuangkan kaum perempuan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Waluyo (2009) yang berjudul Kajian Dekonstruksi Tokoh Aswata dalam Novel Manyura Karya Yanusa Nugroho. Penelitian Waluyo memfokuskan pada aspek kategori tokoh, peran tokoh, tokoh penokohan, serta gaya penceritaan dalam novel Manyura Karya Yanusa Nugroho. Penelitian ini mendeskripsikan (a)identifikasi oposisi biner di dalam teks, (b) oposisioposisi prevalensi dibalik, dan (c) memperkenalkan gagasan baru yang tidak bisa menerima oposisi lama. Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu sama-sama mengkaji teori dekonstruksi. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistiyowati (2013) yaitu (a) menekankan pada aspek wujud yang memfokuskan ide dan sikap, (2) menekankan pada dampak dekonstruksi sosial psikologi dan sosiologi tokoh Annisa. Sedangkan penelitian Waluyo (2009) menekankan pada dekonstruksi aspek kategori tokoh, peran tokoh, tokoh penokohan serta gaya penceritaan. Perbedaan penelitian dengan peneltian terdahulu yaitu terletak pada fokus masalah, yaitu bentuk dan dampak dekonstruksi historisitas
4 1.2 Fokus Penelitian Masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasipadadekonstruksi historisitas yang diungkapkanpengarang melalui novel. Novel Panggil Aku Kartini SajakaryaPramoedyaAnantaToeryang berkaitan dengan historisitas mendeskripsikan perjuangan Kartini dalam halpendidikan perempuan di Indonesia. Dekonstruksi historisitas mencakup berbagai hal,dalam penelitian ini akan ditelusuri bagaimana bentuk dan dampak dekonstruksi. Bentuk dan dampak merupakan pemikiran tokoh utama dalam menggambarkan keadaan masyarakat kolonial.hal ini dapat dicermati melalui tokoh Kartini dalam mendekonstruksi, menanamkan, memperjuangkan pendidikan serta kebebasan berpendapat kaum perempuan. Selain itu, novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toermenggambarkan dampak dekonstruksi tokoh Kartini yang mampu memberikan perubahan pola pikir dan mengangkat derajat kaum perempuan pribumi. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembahasan masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan: 1. Bagaimana bentuk dekonstruksi historisitas tokoh perempuan pada novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer?
5 2. Bagaimana dampak dekonstruksi historisitas tokoh perempuan pada novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer terhadap perempuan pribumi? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan bentuk dekonstruksi historisitas tokoh perempuan pada novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. 2. Mendeskripsikan dampak dekonstruksi historisitas tokoh perempuanpada novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer terhadap perempuan pribumi 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Secara Teoretis 1) Bagi pembaca, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai wahanauntuk lebih memahami dan mengapresiasi hasil karya sastra, khususnya karya-karya Pramoedya Ananta Toer. 2) Bagi penikmat sastra, hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana mengembangkan sikap kritis para pembaca dalam mengamati perkembangan zamannya, sejalan dengan kedudukan sastra itu sendiri sebagai salah satu kreasi manusia sehingga mampu berpikir kritis tentang perkembangan zaman di masa yang akan datang.
6 1.5.2 Secara Praktis 1) Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai kajian studi interdisiplin ilmu sastra dengan bidang ilmu yang lainnya seperti dekonstruksi. 2) Bagi pemembaca dapat menambah informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan tentang dekonstruksi historisitas dalam karya sastra melalui novel. 1.6 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini digunakan untuk menghindari kesalahan dalam penefsiran yang terdapat istilah-istilah yang digunakan, maka perlu adanya definisi operasional. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh kesamaan pengertian terhadap istilah yang digunakan definisi operasional yang dimaksud antara lain. 1) Dekonstruksi Dekonstruksi adalah penolakkan terhadap aturan maupun budaya yang telah ada pada masyarakat, sehingga dapat mengubah kebiasaan yang memarginalkan perempuan.
7 2) Dekonstruksi kesejarahan (historisitas) Dekonstruksi kesejarahan adalah peristiwa yang mungkin terjadi dan terstruktur di masa yang akan datang yang terlepas dari antisipasi yang dilakukan saat ini. 3) Pendidikan Pendidikan adalah proses pembentukkan karakter. Pendidikan dapat disebut juga sebagai proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang melalui upaya pengajaran maupun pelatihan. 4) Dampak Dampak adalah akibat dari perubahan baik positif maupun negatif. Dampak positif merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang positif. 5) Dampak Perubahan Pemikiran Dampak akibat perubahan perempuan melalui pendidikan adalah kemajuan pesat kaum perempuan dalam berpikir dan berperilaku. Perubahan tersebut dapat dikaji melalui aspek psikologi. 6) Dampak Bagi Masyarakat Dampak bagi masyarakat adalah akibat dari perilaku tokoh kepada masyarakat. Dampak tersebut dapat dilihat dari aspek sosiologi. Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala yang terjadi dalam ruang lingkup masyarakat sosial.