BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan hidup manusia, masa ini disebut masa keemasan

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. dan psikologisnya sehingga menjadi seorang yang unik. Anak mengalami suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

Pendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN. konferensi Jenewa tahun 1979 ( Saputra, 2005: 3) bahwa aspek aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian kelas adalah suatu penelitian dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan bersaing dengan orang lain dan bangsa lain. Dengan kita

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak adalah masa yang sangat potensial, dimana pada masa ini anak sedang mengalami masa perkembangan secara optimal, pertumbuhan otak anak pada masa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, para ahli mengatakan usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia keemasan. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikisnya mulai terlihat meningkat, rasa ingin tahunya yang besar membuatnya senang berpetualang, bereksplorasi dan mencoba tantangan, mereka terus bergerak sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah. Interaksi sosial mulai terjadi dilingkungan keluarga, terutama pada ibu, ayah dan saudaranya. Seiring dengan perkembangan usianya anak semakin ingin berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas, seperti berinteraksi di lingkungan sekolah, Brener dalam Solehudin (1997) mengatakan Tidak ada masa yang lebih potensial untuk belajar daripada masa tahun-tahun awal kehidupannya. Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan anak usia dini, sangat penting keberadaannya karena merupakan ujung tombak pada pendidikan anak selanjutnya, diharapkan menjadi media yang dapat memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dilihat langsung melalui suatu proses pembelajaran serta dapat memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pembentukan perkembangan manusia dalam setiap tahap tugas

2 perkembangannya. Tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Elisabeth B Hurlock: (1978) mengatakan: Sikap dan perilaku sosial yang terbentuk pada usia dini biasanya menetap dan hanya mengalami perubahan sedikit. Perkembangan aspek sosial merupakan aspek penting yang harus dicapai pada pendidikan anak usia dini, fungsi pendidikan tersebut berkaitan dengan lima aspek pengembangan, diantaranya pengembangan sikap perilaku atau keterampilan yang senantiasa dimiliki oleh individu sesuai usia atau fase perkembangannya. Lima aspek perkembangan itu diantaranya: Bahasa, kognitif, motorik, sosial dan emosi (kurikulum TK), apabila anak tidak dapat melewati fase-fase perkembangan secara baik maka anak akan mengalami permasalahan atau hambatan dalam perkembangannya. Hubungan sosialisasi juga dapat mempererat antara hubungan anak dengan guru dan anak dengan anak, melalui bermain dapat menciptakan interaksi akrab dan hangat melalui gaya dan tingkah polos anak sehari-hari. Tentu saja supaya suasana ini tercipta anak perlu diberi kesempatan untuk mencoba, pengalaman demikian sangat penting bagi anak dalam mengembangkan kemampuan keterampilannya, menumbuhkan otot besar dan kecilnya menjadi lebih kuat. Bermain tidak hanya diperoleh anak di sekolah, anak dapat menemukannya di lingkungan tempat ia tinggal, sehingga dalam melatih keterampilan sosialnya

3 yang dapat mendidik, guru harus dapat mengetahui dan memahami cara atau metoda yang dapat mendidik dan mudah dilakukan sehingga anak dapat mengerti dan memahami isi dan muatan yang dapat mendidik dari apa yang disampaikan guru. Sugianto mengatakan dalam Kurniati (2010) Bermain adalah kegiatan yang terjadi secara alamiah pada anak, sehingga anak tidak perlu dipaksa untuk bermain, bermain berguna bagi anak untuk membantu dalam memahami dan mengungkapkan dunianya baik dalam taraf berfikir maupun perasaan. Kondisi demikian menuntut guru untuk memperhatikan dan memperlakukan anak secara khusus dan individual. TK merupakan lingkungan awal untuk mengembangkan kebutuhan sosialnya, karena pada masa ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya dan menuntut kemandirian. Anak usia dini harus ditangani secara serius, hati-hati dan penuh tanggung jawab, karena mereka merupakan asset masa depan bangsa maupun agama. Hildebrand & Moeslihatun dalam Kurniati (2010) Bermain berarti mengeksplolasi, merekayasa, mengulang latihan apapun yang dapat dilakukan untuk mentransformasikan secara imajinatif hal-hal yang sama dengan orang dewasa. Bermain akan merangsang anak untuk melakukan eksplorasi, melatih pertumbuhan fisik dan imanajinasi juga memberikan kesempatan yang luas dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sangatlah penting di dalam memilihkan jenis permainan, karena dalam sebuah permainan terdapat muatan positif dan negatif, dimana hal ini sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku anak yang bisa berpengaruh juga pada pengalaman perilaku perkembangan anak selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan di TK Bakti Asih, keterampilan sosial anak kelompok A masih rendah, kondisi demikian tentu akan berdampak pada kurang

4 berkembangnya keterampilan sosial anak. Pola pembelajaran guru yang kurang optimal, kurang bervariasi penggunaan metode yang digunakan oleh guru dalam meningkatkan keterampilan sosial anak, hanya berupa cerita,dengan media pembelajaran yang hanya memanfaatkan ruangan kelas dan pembiasaan saja, tanpa memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah yang notabene adalah bagian dari kebutuhan anak dalam mengembangkan keterampilan sosialnya, kemungkinan akan membentuk anak menjadi pribadi yang egois, individual bahkan sulit diterima lingkungannya. Berdasarkan hasil refleksi awal dan diskusi dengan guru, upaya peningkatan dalam keterampilan sosial anak, maka dirancanglah suatu metode pembelajaran keterampilan sosial melalui permainan tradisional oray-orayan. Kurniati (2010) menyatakan, Permainan tradisional oray-orayan bermanfaat bagi pengembangan keterampilan sosial diantaranya: keterampilan dalam kerjasama, keterampilan dalam menyesuaikan diri, keterampilan dalam berinteraksi, keterampilan dalam mengontrol diri, keterampilan dalam berempati, keterampilan dalam menaati aturan dan keterampilan dalam menghargai orang lain. Syaodih dalam Kurniati (2010) mengatakan bahwa: perkembangan sosial pada masa anak-anak berlangsung melalui hubungan antar teman dalam bentuk berbagai permainan. Permainan ini dipilih karena ada beberpa faktor kegiatan di dalamnya yang sesuai dengan yang dibutuhkan anak dalam masa perkembangannya, permainan ini banyak membantu dan mengarahkan anak dalam mencapai kematangan keterampilan sosialnya, selain mengembangkan potensi lain yang dimiliki anak. Hal demikian sangatlah penting bagi

5 pertumbuhan dan perkembangan anak, karena dalam permainan tradisional orayorayan ini mengandung semua unsur yang dibutuhkan, anak mampu menjalani hubungan dan interaksi dengan lingkungannya, hubungan antar teman sebaya sebagai satu aspek penting dari perwujudan keterampilan sosial maupun kognitif anak. Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan, maka penulis fokuskan penelitian ini pada Meningkatkan keterampilan social anak taman kanak-kanak melalui permainan tradisional oray-orayan (Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok A TK Bakti Asih Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013) B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah di uraikan pada latar belakang, secara umum permasalahan pokok penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan: Bagaimanakah meningkatkan keterampilan sosial anak taman kanak-kanak melalui permainan tradisional oray-orayan pada anak TK Bakti Asih kelompok A Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013? Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kondisi objektif keterampilan sosial kelompok A di TK Bakti Asih Sebelum penerapan permainan tradisional oray-orayan? 2. Bagaimanakah penerapan permaianan tradisional oray-orayan untuk meningkatkan keterampilan sosial anak di TK Bakti Asih?

6 3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan sosial anak di TK Bakti Asih setelah diterapkan permainan tradisional oray-orayan? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian di atas untuk mempelajari bagaimana peningkatan keterampilan sosial anak di TK Bakti Asih pada kelompok A dalam kegiatan dengan teknik permainan tradisional oray-orayan. Sedangkan secara khusus bertujuan untuk: 1. Mengetahui kondisi awal keterampilan sosial anak TK Bakti Asih, 2. Mengetahui proses penerapan kegiatan permainan tradisioanal orayan-orayan di TK Bakti Asih. 3. Mengetahui peningkatan keterampilan sosial anak di TK Bakti Asih setelah diterapkan kegiatan permainan tradisional oray-orayan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun terhadap kemampuan keterampilan sosial anak TK Bakti Asih Kelompok A Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui permainan tradisional oray-orayan. 1. Manfaat Teoritis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang cukup signifikan sebagai masukan literature ilmiah yang dapat di jadikan bahan kajian bagi insan akademik yang sedang mempelajari ilmu pendidikan, khususnya mengenai peningkatan keterampilan sosial anak dengan menggunakan tehnik permainan tradisional oray-orayan di TK Bakti

7 Asih kelompok A kecamatan Cimenyan kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian di TK Bakti Asih Kelompok A Kecamatan Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013 diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawawsan dan pengetahuan tentang dunia anak melalui pembelajaran b. Bagi para guru dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini dengan menggunakan permainan tradisional oray-orayan dan menjadi masukan untuk perbaikan proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan sosial anak TK. c. Sebagai bahan masukan bagi lembaga penyelenggara PAUD pada umumnya dan khususnya untuk TK Bakti Asih untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui kegiatan bermain dalam meningkatkan keterampilan sosial anak. d. Bagi para orangtua untuk dapat memberikan kesempatan kepada putraputrinya dalam meningkatkan keterampilan sosialnya melalui bermain dengan teman-teman sebayanya. E. Struktur Organisasi Penulisan Sususnan penulisan skripsi ini diolah dalam dalam bab I-V terdiri dari Bab I Pendahuluan: latar belakang, rumusan masalah, tuju penuan penelitian, manfaat

8 penelitian dan strukturr organisasi penulisan. Bab II tentang landasan teori: keterampilan sosial anak taman kanak-kanak, permainan tradisional, permainan tradisional oray-orayan. Bab III terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian,definisi operasional dan instrument penelitian. Bab IV terdiri dari :hasil penelitian, kondisi awal sebelum penerapan penelitian, penerapan penelitian, kondisi anak setelah penerapan permainan tradisional orayorayan, dan pembahasan. Dan Bab V yang terdiri dari kesimpulan, rekomendasi,lembar Pusataka dan lampiran.