BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya suatu perjanjian berawal dari suatu perbedaan atau

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, matipun manusia masih memerlukan tanah. berbagai persoalan dibidang pertanahan khususnya dalam hal kepemilikan

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan suatu perikatan. Perikatan lahir dari sebuah perjanjian, tetapi ada juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelihatan megah dan bersih sehingga konsumen (pembeli ) berkeinginan. untuk mengunjunginya dan belanja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah. tanah, sehingga setiap manusia berhubungan dengan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan berlaku sejak ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. menentukan bahwa dalam menjalankan tugas jabatannya, seorang

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produknya baik barang atau jasa dapat melakukan dengan berbagai cara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia dan mengingat susunan kehidupan dan pola perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. karena itu terjadilah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa orang lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di karenakan pada diri

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik materiil maupun spiritual. Salah satu cara untuk meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) merupakan perusahaan asing (PMA) yang bergerak dalam bidang produksi alumunium batangan, dengan mutu sesuai standar internasional untuk memenuhi kebutuhan luar negeri dan dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan Menengah khususnya di Sumatera Utara dan di Indonesia pada umumnya. Dalam merekrut tenaga kerja yang trampil dan handal PT. Inalum melakukan kerjasama dengan Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Medan Menurut Wirjono Prodjodikoro, hukum adalah rangkaian peraturanperaturan mengenai tingkah laku orang sebagai anggota suatu masyarakat dan bertujuan mengadakan tata tertib di antara anggota-anggota masyarakat. 1 Subekti mengatakan bahwa, Perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada orang lain atau di mana 2 (dua) orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal 2 Dari peristiwa tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua orang itu dinamakan perikatan sehingga dikatakan bahwa perjanjian menerbitkan dan menimbulkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Perjanjian dalam Kitab 1 Djanianus Djamin dan Syamsul Arifin. Pengantar Ilmu Hukum. 1991. Medan. hal 5 2 R. Subekti. 1980. Hukum Perjanjian. Pembimbing Masa. Jakarta. hal 1.

Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) tidak diatur secara baku dan kaku, bahkan bersifat terbuka. Hal ini berarti bahwa dalam suatu perjanjian, para pihak dapat menyesuaikan dengan apa yang dipikirkan dan tersirat dalam hati masing-masing yang kemudian dimusyawarahkan untuk diwujudkan secara nyata dengan cara merangkumnya dalam klausula isi perjanjian oleh mereka yang mengadakan perjanjian. Dalam perjanjian tidak terdapat hubungan hukum yang timbul dengan sendirinya seperti yang dijumpai pada harta benda kekeluargaan. Hubungan hukum itu tercipta oleh karena adanya tindakan hukum (rechtshandling). Tindakan atau perbuatan hukum menimbulkan hubungan hukum perjanjian sehingga terhadap satu pihak diberi oleh pihak yang lain untuk memperoleh prestasi, sedangkan pihak yang lain itu pun menunaikan prestasi. Jadi satu pihak memperoleh hak (recht) dan pihak lain memikul kewajiban (plicht) untuk menyerahkan atau menunaikan prestasi. Hak dan kewajiban tersebut didasarkan pada sebab tertentu yang membuat terjadinya kesepakatan kedua belah pihak atas semua syarat perjanjian. Hal ini terikat pada Pasal 1337 KUH Perdata yang menyatakan bahwa : Suatu sebab terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang atau apabila berlawanan dengan kesusilaan atau ketertiban umum. Sehingga terdapat keterikatan yang tidak dapat dilepas karena di dalam melakukan perjanjian dibutuhkan hukum untuk mengatur jalannya suatu perjanjian dengan baik antara hukum dan perjanjian. Dalam pelaksanaan akta perjanjian biasanya telah ditentukan segala sesuatu yang menyangkut objek perjanjian tersebut. Prestasi itu adalah objek

atau voorwerp dan verbintenis. Hubungan hukum yang dilakukan berdasarkan tindakan hukum sama sekali tidak berarti bagi hukum perjanjian tanpa adanya prestasi. Terhadap suatu perjanjian, segala sesuatu yang menyangkut objek perjanjian tersebut seperti jangka waktu kontrak, pembagian keuntungan, penyelesaian permasalahan, dan lain-lain, biasanya telah ditentukan. Sesuai dengan asas kebebasan berkontrak yang dianut dalam hukum perjanjian. Hukum kontrak mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan dengan hukum perjanjian. 3 Kontrak merupakan suatu kesepakatan yang diperjanjikan (promissory agreement) di antara dua atau lebih pihak yang dapat menimbulkan, memodifikasi, atau menghilangkan hubungan hukum. Tetapi KUH Perdata memberi pengertian pada kontrak sesuai dengan Pasal 1313 KUH Perdata yang berbunyi, yaitu: Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Apabila terjadi wanprestasi maka hukum bertugas memberikan ganti rugi melalui subjek hukum yang terdapat dalam perjanjian dalam hal berkewajiban atas prestasi, terhadap subjek hukum lain yang terdapat dalam perjanjian tersebut dalam haknya atas prestasi. Suatu perjanjian tidak terlepas dari kontrak dan menganut asas kebebasan berkontrak. Asas kebebasan berkontrak mengartikan bahwa para pihak bebas mengadakan perjanjian apa saja dengan berbagai bentuk, dengan ketentuan kontrak yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan Undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Asas kebebasan berkontrak ini dapat disimpulkan berdasarkan pada Pasal 1338 KUH Perdata, yang mengatakan bahwa segala 3 Ibid. hal 68

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Pasal ini dimaksudkan sebagai pernyataan bahwa setiap perjanjian bersifat mengikat kedua belah pihak, disertai adanya asas kebebasan berkontrak. Masyarakat bebas untuk menentukan dan memilih pihak lain dalam melakukan perikatan (perjanjian) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan usaha agar lebih maju, lebih efisien dan lebih mendapatkan keuntungan kerjasama merupakan hubungan kerjasama yang dilandasi oleh prinsip saling menunjang berdasarkan asas kekeluargaan dan asas kebersamaan. Berdasarkan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memberikan syarat sahnya suatu perjanjian yaitu : 1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya ; 2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. suatu hal tertentu; 4. suatu sebab yang halal. Peristiwa hukum menyangkut lahirnya suatu perjanjian tidak terlepas dari kaidah dan asas umum dari suatu perjanjian, yaitu syarat dasar terbentuknya perjanjian itu sendiri dengan adanya asas kebebasan berkontrak sebagai landasan terbentuknya perjanjian. Asas kebebasan berkontrak yang dimaksud antara lain mengindikasikan bahwa dalam suatu perjanjian semestinya ada kesepakatankesepakatan dari masing-masing pihak yang dibentuk secara bebas tanpa paksaan, kebebasan membentuk keinginan para pihak untuk dicantumkan dalam suatu klausula perjanjian sangat penting bagi keabsahan dari perjanjian itu sendiri.

Sebagai alat bukti bagi para pihak, perjanjian kerjasama yang dilakukan secara tertulis ini dilakukan agar para pihak mendapatkan kepastian akan hak dan kepastian untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai atau sesuai dengan ketentuan undang-undang sehingga akan terlindungi oleh hukum apabila ada salah satu pihak yang wanprestasi atau tidak memenuhi kewajibannya, maka sanksinya akan mudah untuk diterapkan karena sudah ada alat buktinya. Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara para pihak adalah suatu hubungan hukum yang resmi dan sah, yang mencakup hak dan kewajiban para pihak secara rinci, yang harus dipatuhi selama masa perjanjian. Pasal-Pasal yang diperjanjikan harus difahami dengan cermat oleh masing-masing pihak, yang kemudian harus dijaga dan dipatuhi sebagaimana kesepakatan orang terhormat dan bermartabat (gentlemen agreement). 4 Dengan memperhatikan masalah-masalah tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Antara Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Sebagai Penyedia Jasa Pelatihan dengan PT. INALUM Sebagai Peserta (Studi Kasus Pada Kantor BBLKI Medan). Kesepakatan kedua belah pihak dalam perjanjian inilah yang kemudian menjadi latarbelakang penulisan skripsi ini, yang sebelumnya telah diuraikan secara umum bahwa setiap ketentuan dalam KUH Perdata agar diartikan sebagai 4 Muki Reksoprodjo, Manajemen Rumah Sakit dan Pihak Pembayar, Seminar Nasional VIII PERSI, Seminar Tahunan I Patient Safety, Hospital Expo XX, Jakarta 5-8 September 2007.

pedoman dalam kaitannya terhadap ketentuan lain yang terdapat dalam hukum perdata dengan tidak mengartikannya secara individual atau parsial. Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan (Pasal 9 Undang-Undang Ketenagakerjaan untuk selanjutnya disingkat UUK. Pasal 10 UUK pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik didalam maupun diluar hubungan kerja ayat (1), pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja ayat (2), pelatihan kerja dapat dilakukan secara berjenjang ayat (3), ketentuan mengenai tata cara penetapan standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud ayat (2) diatur dengan keputusan menteri. Di dalam Pasal 13 UUK ayat (1) pelatihan kerja diselenggara oleh lembaga pelatihan kerja pemerintah dan/atau lembaga pelatihan kerja swasta ayat (2) pelatihan kerja dapat diselenggarakan ditempat pelatihan atau tempat kerja ayat (3) lembaga pelatihan kerja pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam menyelenggarakan pelatihan kerja dapat bekerjasama dengan swasta. Dari latar belakang di atas penulis tertarik memilih judul TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI (BBLKI) SEBAGAI PENYEDIA JASA PELATIHAN DENGAN PT. INALUM SEBAGAI PESERTA (Studi Kasus Pada Kantor BBLKI Medan)

B. Permasalahan Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik beberapa permasalahan yang akan menjadi batasan dalam pembahasan: 1. Apakah perjanjian kerjasama antara BBLKI sebagai penyedia jasa dengan PT. Inalum sebagai peserta telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Hukum Perdata? 2. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama antara BBLKI sebagai penyedia jasa pelatihan dengan PT. Inalum sebagai peserta? 3. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak yang membuat perjanjian? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perjanjian kerjasama antara BBLKI sebagai penyedia jasa dengan PT. Inalum sebagai peserta telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Hukum Perdata. 2. Untuk menegetahui pelaksanaan perjanjian kerjasama antara BBLKI sebagai penyedia jasa pelatihan dengan PT. Inalum sebagai peserta 3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak yang membuat perjanjian. D. Manfaat Penelitian Penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa : 1. Secara teoritis

Penulis berharap hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan hukum khususnya mengenai hukum perjanjian. 2. Secara praktis Selain manfaat secara teoritis, hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan juga mampu memberikan sumbangan praktis yakni : a. Diharapkan para pihak yang ada dalam perjanjian kerjasama operasional tersebut dapat mengetahui kedudukan, hak dan kewajibanserta tanggungjawabnya dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama BBLKI dengan PT. Inalum tersebut, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama tersebut. E. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan adalah metode yuridis normatif dan empiris. Pendekatan yuridis normatif dan empiris digunakan untuk menganalisis berbagai peraturan perundang-undangan, khususnya di bidang hukum perjanjian. Sedangkan pendekatan secara normatif dan empiris dipergunakan untuk menganalisis hukum bukan semata-mata sebagai seperangkat aturan perundang-undangan yang bersifat normatif belaka, akan tetapi hukum dilihat sebagai perilaku masyarakat yang menggejala dan mempola dalam kehidupan masyarakat, selalu berinteraksi dan berhubungan dengan aspek kemasyarakatan, seperti politik, ekonomi, sosial

dan budaya 5. Berbagai temuan laporan individual, akan dijadikan bahan utama dalam mengungkapkan permasalahan yang diteliti, dengan berpegang pada ketentuan yang normatif. Pendekatan yuridis, yaitu pendekatan yang berkaitan dengan segi-segi hukum positif (hukum yang berlaku saat ini), berupa ketentuan perundangundangan dan ketentuan lainnya yang dalam hal ini adalah ketentuan dalam Buku Ketiga Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang perikatan, sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan normatif, yaitu suatu pendekatan yang memberi kerangka pembuktian atau kerangka pengujian untuk memastikan suatu kebenaran. Jadi pendekatan yuridis normatif, adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu, untuk kemudian dilanjutkan dengan meneliti data primer yang ada di lapangan. 6 2. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu menggambarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan dalam penulisan skripsi ini, terutama masalah Perjanjian Kerjasama Antara Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Sebagai Penyedia Jasa Pelatihan dengan PT. Inalum Sebagai Peserta 5 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1986, hal 1 6 Ibid. hal 2

3. Jenis dan Sumber Data Jenis sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data sekunder, adalah data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan guna mendapatkan landasan teoritis berupa pendapat atau tulisan para sarjana atau pihak yang berwenang 7 Adapun data sekunder terdiri dari : 1) Bahan Hukum Primer a) Akta Perjanjian Kerjasama Antara Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Sebagai Penyedia Jasa Pelatihan dengan PT. Inalum Sebagai Peser b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2) Bahan hukum Sekunder Adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. 8 Penjelasan ini dilakukan melalui cara : Studi Pustaka, dengan mempelajari bahan-bahan pustaka yang berhubungan dengan obyek penelitian. b. Data Primer Adalah data relevan dengan pemecahan masalah, data ini diperoleh dari sumber utama yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dikumpulkan langsung oleh peneliti dari obyek penelitian. Dalam pemecahan permasalahan ini, penulis menggunakan wawancara untuk 7 Ibid. hal 10 8 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, 1988, hal. 48

mendapatkan keterangan yang diperlukan yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 4. Metode Analisis Data Data yang diperoleh pada dasarnya merupakan data tataran yang dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu data yang terkumpul dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis yang menghubungkan fakta yang ada dengan berbagai peraturan yang berlaku. Analisis didasarkan atas interpretasi dan analisis kasus yang memadukan elemen-elemen interpretasi terhadap peraturan perundangundangan yang ada, dokumen serta penelitian di lapangan sehingga menghasilkan suatu kajian strategis bagi kalangan umum dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. F. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Skripsi dengan berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Antara Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) sebagai penyedia jasa pelatihan dengan PT. Inalum sebagai peserta (Studi Kasus Pada Kantor BBLKI Medan) memiliki kesamaan dengan judul skripsi antara lain : 1. Aspek hukum perjanjian kerjasama antara perushaan pengguna jasa tenaga kerja dan perusahaan penyedia jasa pekerja ( Studi Penelitian di PT. Gunung Garuda Group).

2. Beberapa fasilitas dalam pajak pertambahan nilai (PPN) dengan studi kasus di PT. Inalum Kuala Tanjung. Meskipun salah satu dari skripsi di atas mengenai perjanjijan kerjasama, akan tetapi dalam pembahasan dan permasalahannya memiliki sudut pandang yang berbeda, juga setelah melihat media elektronik yang didasari tidak terdapat kesamaan dalam pembahasan permasalahan tinjauan yuridis terhadap perjanjian kerjasama antara Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) sebagai penyedia jasa dengan PT. Inalum sebagai peserta yang dibahas dalam skripsi. Maka dengan demikian secara akademis keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan penelusuran kepustakaan dan studi kasus sepanjang yang diketahui belum dilakukan penulisan, oleh karena itu penulisan ini asli. Bila ternyata terdapat skripsi yang sama dengan skripsi ini sebelum dibuat penulis bertanggungjawab sepenuhnya. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam kegiatan penelitian tentang Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Antara Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Sebagai Penyedia Jasa Pelatihan Dengan PT. Inalum Sebagai Peserta (Studi Kasus Pada Kantor BBLKI Medan) adalah, sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan membahas Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, Sistematika Penulisan

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA Pada bab ini akan membahas tentang pengertian perjanjian, syarat sah terjadinya perjanjian, asas-asas perjanjian dan akibat hukum dalam perjanjian. BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA Bab ini membahas mengenai ketentuan mengenai perjanjian kerjasama, hal-hal yang diatur dalam perjanjian kerjasama dan proses pelaksanaan perjanjian kerjasama. BAB IV PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BALAI BESAR LATIHAN INDUSTRI (BBLKI) SEBAGAI PENYEDIA JASA PELATIHAN DENGAN PT. INALUM SEBAGAI PESERTA. Pada bab ini akan menguraikan tentang Perjanjian kerjasama antara BBLKI sebagai penyedia jasa dengan PT. Inalum sebagai peserta telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Hukum Perdata, Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara BBLKI sebagai penyedia jasa pelatihan dengan PT. Inalum sebagai peserta serta hak dan kewajiban para pihak yang membuat perjanjian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan.