TUGAS AKHIR PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGIS ( Studi Kasus: Pabrik Minyak Kayu Putih Krai ) Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: Sarwo Widodo D 600 020 064 02.6.106.03064.5.064 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
HALAMAN PERSETUJUAN PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGIS ( Studi Kasus: Pabrik Minyak Kayu Putih Krai ) Telah diterima dan disahkan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hari/Tanggal : Disusun Oleh: Sarwo Widodo D 600 020 064 02.6.106.03064.5.064 Menyetujui: Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II (Sari Murni, ST.MT) (Siti Nandiroh, ST)
HALAMAN PENGESAHAN PENENTUAN LAMA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGIS ( Studi Kasus: Pabrik Minyak Kayu Putih Krai ) Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada SidangPendadaran Tingkat Sarjana Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Hari/Tanggal : 2008 Jam : WIB Mengesahkan, Dewan Penguji, Tanda Tangan, 1. Sari Murni, ST. MT Ketua 2. Siti Nandiroh, ST Anggota 3. ir. Muhammad Musrofi Anggota 4. Eko Setiawan, ST. MT Anggota Mengetahui:. Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Industri (Ir. H. Sri Widodo, MT) (Munajat Tri Nugroho, ST.MT)
KATA PENGANTAR ب س م االله ال رح م ن ال رح ي م Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul: Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja Dengan Menggunakan Metode Pendekatan Fisiologis. Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu dengan segenap ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Ir. H. Sri Widodo, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Bapak Munajat Tri Nugroho, ST. MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri. 3. Ibu Sari Murni, ST. MT selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia membimbing, mengarahkan serta memberikan petunjuk dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini. 4. Ibu Siti Nandhiroh, ST selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia membimbing, mengarahkan serta memberikan petunjuk dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini 5. Bapak Much. Djunaidi, ST.MT selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran.
6. Bapak Haris Setiana S.si, selaku Asisten Manager PMKP Krai dan Bapak Nyomo selaku Kaur Pabrik, yang telah membimbing penulis, serta para pekerja PMKP Krai yang rela menyediakan waktu buat penelitian ini. 7. Ibuku tercinta, Adikku Kokok, Nisa, Ais, Khansa; terima kasih atas dukungan dan do anya. 8. Temen kos tak bernama, Boz Jack, Kakak Perot, Boz Suko, Yazid, Londo, Tile topik, Umar KEMPIK Isnanto, anak-anak Jack Style sukses buat albumnya, mbolonz, laktong. 9. PLUTO FC One, Ma ruf, Kijan, Kipli, Racoen, Pay, Anom, Lilik, Papink, Benho, Weny, Jafar, Damas, Wa2n, Lutor, Bayu, Saprol, Ntis, Boel. 10. Imapass community; Hatim Plencing, Kris Ucil, Burhan Tele, Arif Jembat, Yanto Kewan, As ad Arab, Huda simbah, Widhi Singo, Eko Adul, Mpok Hegel; Megono Agustin memang mak nyus.... 11. Teman-teman KANTIN 02; PLO, Chikung, Jembat, Samidi, Mblenk, Jacky, Racoen, Udin Kecil, Ntis, Kriyip, Kodo, Cepy, Chemed, Woro, Jenggot, Tegal, Kampret; kebersamaan selalu menyenangkan. 12. Dona, Dony, Omponk, Ro ot, Sodron, Wahyu, Warkam, Komenk, Bogel, Darto, Denggel, Komandan Arif, Kak Kun, Comalia, Ta em, Tiu-tiu, Desti, Nida Al Wafa, Mumun, Sudesti Sri Linuwih Terima kasih atas dukungan dan semangatnya. 13. Teman-teman Teknik Industri angkatan 2002 semuanya. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan didalamnya, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik dan tegur sapa dari para pembaca yang budiman demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan rekan-rekan Teknik Industri serta pembaca pada umumnya. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Surakarta, 2008 Penulis
MOTTO Hidup itu sulit, maka berpikirlah untuk hidup. (Banoe Mieyan.S) Pendidikan bukanlah bekal untuk hidup tapi pendidikan adalah hidup itu sendiri (John Dawey) Jika Hidup Kita tersungkur, ada dua pilihan Tetap Tersungkur atau Bangkit Kembali (Ahmad Muhyidin, ST) Jika kita tidak bisa memberikan kebahagian dengan harta buat orang lain, berilah kebahagian bagi mereka dengan sikap dan senyum ramah kita. (James Dient) Dalam menentukan pilihan kita tidak hanya mengandalkan pikiran, tapi pengalaman adalah yang terbaik. (Penulis)
PERSEMBAHAN Laporan Tugas Akhir ini kupersembahkan sebagai wujud rasa syukur, sayang, hormat, cinta dan baktiku serta rasa tanggung jawabku selama ini terutama kepada: Allah SWT sang pencipta dan pemberi rahmat bagi seluruh alam. Kedua orang tuaku (Alm. Radu Sarwono dan Richanah) Adikku Kokok, Nisa, Khansa, serta saudarasaudaraku terima kasih atas dukungan dan semangatnya. Teman-teman Teknik Industri. Almamaterku.
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v MOTTO... viii PERSEMBAHAN... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi ABSTRAKSI... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Batasan Masalah... 3 1.4 Tujuan Penelitian... 4 1.5 Manfaat Penelitian... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Ergonomi... 7 2.2 Definisi Ergonomi... 8 2.3 Tujuan Ergonomi... 9 2.4 Konsep Keseimbangan dalam Ergonomi... 9 2.5 Beban Kerja... 12 2.6 Pemulihan Energi Saat Istirahat... 19 2.7 Tinjauan Pustaka... 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 27 3.2 Metode Pengumpulan Data... 27 3.3 Identifikasi Data... 28 3.4 Jalannya Penelitian... 29 3.5 Metode Pengolahan Data dan Analisa Data... 30 3.6 Kerangka Pemecahan Masalah... 35 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data... 36 4.2 Pengolahan Data... 36 4.2.1 Penilaian Beban Kerja dengan Metode Tak langsung... 37 4.2.2 Penilaian Beban Kerja dengan Metode Langsung... 51 4.2.3 Penentuan Waktu Istirahat Dengan Pendekatan Fisiologis.. 56
4.3 Analisa Perhitungan... 59 4.3.1 Penilaian Beban Kerja dengan Metode Tak langsung... 59 4.3.2 Penilaian Beban Kerja dengan Metode Langsung... 62 4.3.3 Perbandingan Hasil Penilaian Beban Kerja.... 62 4.3.4 Penilaian Waktu Istirahat Untuk Pendekatan Fisiologis... 64 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 65 5.2 Saran... 65
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung. Tabel 2.2 Tebel 2.3 Tabel 4.1 Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2 max) ml/ (Kg-min) Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL Data Waktu 10 denyut Nadi Kelompok Kerja Bagian Persiapan Bahan Baku. Tabel 4.2 Perhitungan Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Persiapan Metode 10 Denyut Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Rekapitulasi Denyut Nadi Kelompok Kerja Bagian Persiapan Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Bagian Persiapan per 30 Detik Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Bagian Persiapan per Menit Hasil Penilaian Metode Tak Langsung Tenaga Bagian Persiapan Data Waktu 10 denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan Tabel 4.8 Perhitungan Denyut Nadi Tenaga Bagian Pengolahan Metode 10 Denyut Tabel 4.9 Rekapitulasi Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan Tabel 4.10 Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan per 30 Detik Tabel 4.11 Tabel 4.12 Nadi Pemulihan Kelompok Tenaga Pengolahan per Menit Hasil Penilaian Metode Tak Langsung Kelompok Tenaga Pengolahan
Tabel 4.13 Tabel 4.14 Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Persiapan dalam cc Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Persiapan dalam L/Min Tabel 4.15 Hasil Penilaian Metode Langsung Kelompok Tenaga Bagian Persiapan Tabel 4.16 Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan dalam cc Tabel 4.17 Konsumsi Oksigen Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan dalam L/Min Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 5.1 Hasil Penilaian Metode Langsung Kelompok Tenaga Pengolahan Hasil Penilaian Beban Kerja Metode Tak Langsung Hasil Penilaian Beban Kerja Metode Langsung Perbandingan Hasil Penilaian Beban Kerja Resume Penilaian Beban Kerja
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Konsep Dasar Keseimbangan dalam ergonomi Proses Metabolisme Tubuh Kerangka Pemecahan Masalah Grafik Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Persiapan Grafik Denyut Nadi Kelompok Tenaga Bagian Pengolahan Grafik Rerata Denyut Nadi Kerja Grafik Rerata % CVL Pekerja Grafik Nadi Pemulihan
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lembar Konsultasi dan Revisi Surat Keterangan Penelitian
ABSTRAKSI Pemulihan energi sangat penting diperhatikan karena selama proses kerja terjadi kelelahan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemulihan energi adalah istirahat. Pekerja dengan beban kerja berat membutuhkan periode dan frekuensi istirahat yang berbeda dengan pekerja dengan beban kerja yang ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lamanya waktu istirahat berdasar beban kerja pada dua tempat kerja yang berbeda yaitu pada stasiun Persiapan dan stasiun Pengolahan. Pengamatan perbedaan beban kerja berdasarkan denyut nadi dan konsumsi oksigen.. Dari hasil perhitungan untuk rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler ( % CVL) pada stasiun persiapan adalah 99.85 denyut/menit dan 28,64% sehingga tergolong dalam kategori beban kerja ringan,karena (99.85< 100 denyut/menit dan 28.64< 30 %. Dan dari perhitungan total metabolisme diperoleh nilai 392.46 Kkal/jam sehingga masuk dalam kategori beban kerja berat karena (392.46>350 500 Kkal/jam) Sedangkan Pada stasiun pengolahan diperoleh rerata denyut nadi kerja dan beban kardiovaskuler ( % CVL) 99.89 denyut/menit dan 25.23 % yang tergolong dalam kategori beban kerja ringan. Sedangkan dari perhitungan total metabolisme diperoleh nilai 383.645 Kkal/jam yang masuk dalam kategori beban kerja berat. Penentuan waktu istirahat berdasarkan beban kerja ditentukan dengan pendekatan fisiologis. Berdasarkan pendekatan fisiologis menyatakan bahwa waktu istirahat saat ini sudah cukup memadai, sehingga tidak dibutuhkan waktu penambahan waktu istirahat pada kedua sistem kerja tersebut. (Rt=0). Waktu istirahat saat ini sebesar 60 menit.. Kata Kunci : waktu istirahat, beban kerja, konsumsi energi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor diantaranya adalah faktor kerja fisik (otot). Kerja fisik ( beban kerja) mengakibatkan pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan pengeluaran energi pemulihan energi selama proses kerja berlangsung. Faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran energi selama bekerja antara lain adalah cara pelaksanaan kerja, kecepatan kerja, sikap kerja dan kondisi lingkungan kerja. Faktor yang mempengaruhi pemulihan energi antara lain adalah lamanya waktu istirahat, periode istirahat, dan frekuensi istirahat. Faktor pemulihan energi sangat penting diperhatikan karena selama proses kerja terjadi kelelahan. Hal ini diakibatkan oleh dua hal yaitu kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologis. Yang dimaksud kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan faal tubuh. Perubahan faal tubuh dari kondisi segar menjadi letih akan mempengaruhi keoptimalan kinerja pekerja. Pemulihan kondisi faal tubuh untuk kembali pada kondisi segar selama beraktivitas merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemulihan energi adalah istirahat. Pekerja yang bekerja
dengan beban kerja berat tentunya membutuhkan periode dan frekuensi yang berbeda dengan pekerja yang bekerja dengan beban kerja ringan. Apabila lamanya waktu istirahat tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan akan menyebabkan pekerja berada dalam kondisi yang tidak optimal. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan dampak yang negatif, seperti waktu pengerjaan yang lebih lama, terjadinya produk cacat, timbulnya kecelakaan kerja dan sebagainya. Pabrik Minyak Kayu Putih Krai di bawah koordinasi Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Non Kayu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah adalah sebuah industri yang menghasilkan produk berupa minyak kayu putih. Proses pengolahan ini terdiri dari beberapa proses, diantaranya adalah proses pengisian daun kedalam ketel daun, kemudian dilakukan proses destilasi, pendinginan, dan yang terakhir adalah proses pemisahan air dan minyak kayu putih. Penelitian ini difokuskan pada bagian stasiun persiapan dan stasiun pengolahan. Kondisi yang nyata pada stasiun persiapan adalah pekerja bekerja berada dalam lingkungan yang panas dengan posisi berdiri, sedangkan pada stasiun pengolahan bekerja pada ruangan yang berventilasi kurang baik, sehingga dari penelitian ini dapat mengetahui tingkat beban kerja dari masing-masing pekerja di kedua stasiun dari faktor lingkungan kerja tersebut. Menurut Manuaba (2000) dalam Tarwaka, dkk (2004) bahwa secara umum beban kerja seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks, baik internal maupun eksternal. Faktor interal beban kerja
meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, dan status gizi,) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, kepuasan,). Sedangkan faktor eksternal beban kerja meliputi, tugas-tugas (kompleksitas pekerjaan, tanggung jawab dan sebagainya, organisasi kerja (waktu kerja, shift kerja, sistem kerja dan sarana kerja) dan kondisi lingkungan kerja (lingkungan kerja fisik, kimia, biologis dan psikologis) Berdasar kedua tempat kerja tersebut, dimana beban kerja dan lingkungan kerja berbeda, dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk menentukan lamanya waktu istirahat berdasar beban kerja dan lingkungan kerja tersebut, sehingga diperoleh penentuan waktu istirahat optimal untuk kedua tempat kerja tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana beban kerja pekerja di Pabrik Minyak Kayu Putih Krai? 2. Berapa waktu istirahat yang optimal berdasarkan beban kerja dari pekerja? 1.3 Batasan Masalah Agar dalam pembahasan masalah ini tidak melebar jauh dari fokus permasalahan, maka perlu batasan masalah, antara lain : 1. Penelitian dilakukan pada pekerja di stasiun persiapan dan stasiun pengolahan di PMKP Krai Gundih.
2. Di penelitian ini faktor yang mempengaruhi beban kerja hanyalah faktor internal yaitu umur. 3. Penilaian beban kerja dilakukan berdasarkan metabolisme tubuh yang meliputi asupan oksigen, denyut nadi atau jantung. 4. Penentuan lama waktu istirahat menggunakan pendekatan fisiologis dan pendekatan psikologis. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menilai beban kerja pekerja dan mengklasifikasi beban kerja dengan membandingkan dengan beban kerja standar.. 2. Mengetahui tingkat konsumsi energi bagi pekerja pada stasiun persiapan dan pengolahan. 3. Menentukan lama waktu istirahat bagi pekerja pada stasiun persiapan dan stasiun pengolahan. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi bagi perusahaan untuk menentukan lama waktu istirahat yang sesuai bagi pekerja. 2. Sebagai masukan kepada perusahaan dalam menentukan langkah perbaikan dalam penentuan lama waktu istirahat.
1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan masalah maka dibuat suatu sistematika yang dapat menggariskan secara jelas dan menegakkan arah serta gambaran mengenai laporan penelitian, sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Merupakan pengantar dalam menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Memuat penjelasan tentang konsep dan dasar untuk memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk pembahasan masalah, antara lain konsep ergonomi,, beban kerja, perhitungan konsumsi energi, pemulihan waktu istirahat dan penentuan waktu istirahat dengan menggunakan metode pendekatan fisiologis dan psikologis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menggambarkan tata cara pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada, seperti objek penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, kerangka pemecahan masalah.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Memuat data-data hasil penelitian yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan pengolahan data yang berkaitan dengan teori yang ada, serta analisa dari pengolahan data. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran yang ditunjukkan bagi pihak perusahaan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Ergonomi Untuk dapat mempermudah pemahaman terhadap ergonomi, kita dapat menggunakan konsep umum dari cara berfikir yang rasional yang biasa kita gunakan. Mengadopsi istilah (5W + 1H) dapat mempermudah kita berfikir secara sistematis di dalam memahami dan menerapkan ergonomi (Tarwaka, dkk, 2004 : 5). a. What is ergonomics? Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang tediri dari dua kata yaitu ergos berarti kerja dan nomos berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. b. Why is ergonomics? Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomi akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat pada penurunan efisiensi dan daya kerja.
c. Where is ergonomics? Secara umum penerapan ergonomi dapat dilakukan dimana saja, baik dilingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan sosial maupun di lingkungan di tempat kerja. d. When is ergonomics applied? Ergonomi dapat di terapkan dimana saja dan kapan saja sehingga kita dapat merasa sehat, aman da nyaman dalam melakukan aktivitas. e. Who must apply ergonomics? Setiap komponen masyarakat baik masyarakat pekerja maupun masyarakat sosial dalam upaya menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. f. How is ergonomics applied? Untuk dapat menerapkan ergonomi secara tepat dan benar, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomi secara detail. 2.2 Definisi Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala aktivitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, dkk, 2004 : 6). Sedangkan menurut Nurmianto (1996 : 1), definisi ergonomi adalah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau
secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan serta evaluasi dari sebuah produk. 2.3 Tujuan Ergonomi Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka, dkk (2004 : 7) adalah sebagai berikurt: a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang tinggi. 2.4 Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi.
Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload). Karena keduanya, baik underload maupun overload akan menyebabkan stress. Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1 berikut. Material Characteristics Task/Work Place Characteristics Personal Capacity Physicological Capacity TASK DEMANDS WORK CAPACITY Organizational Characteristics Environmental Characteristics Pysicological Capacity Biomechanical Capacity PERFORMANCE Quality Fatique Discomfort Injury Stress Accident Disease Productivity Gambar 2.1 Konsep Dasar Keseimbangan dalam Ergonomi (sumber: Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004 : 8) a. Kemampuan Kerja (Work Capacity) 1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi); meliputi faktor usia, jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan. 2. Physicological Capacity (Kemampuan Fisiologis); meliputi kemampuan dan daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca indera.
3. Biomechanical Capacity (Kemampuan Biomekanik) berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon dan jalinan tulang. b. Tuntutan Tugas (Task Demand) 1. Task and Material Characteristic (Karakteristik tugas dan Material); ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan dan irama kerja. 2. Organization Characteristic; berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat, shift kerja, cuti dan libur, manajemen. 3. Environmental Characteristic; berkaitan dengan teman setugas, kondisi lingkungan kerja fisik, norma, adat kebiasaan dan sosiobudaya. c. Performansi (Performance) 1. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) > Kapasitas kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: ketidaknyamanan overstress, kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit dan tidak produktif. 2. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) < Kapasitas kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: undertress, kebosanan, kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif. 3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan dinamis (task demand = Work capacity) sehingga tercapai kondisi lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan produktif.
2.5 Beban Kerja Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai satu tujuan hidup. Dipihak lain, bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan. 2.5.1 Faktor faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Menurut Rodhal (1989), Adiputra (1998) dan Manuaba (2000) dalam Tarwaka, dkk (2004 : 95), bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan kapsitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor internal maupun faktor eksternal
a. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja, meliputi: 1. Tugas-tugas (task) Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya. 2. Organisasi Kerja Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem kerja dan sebagainya. 3. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi, lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis. b. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Internal Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stressor, meliputi: 1) Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan, dan sebagainya) 2) Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan sebagainya).
2.5.2 Penilaian Beban Kerja Fisik Menurut Astrand and Rodhal (1977) dalam Tarwaka, dkk bahwa penilaian beban kerja dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung. a. Metode Penilaian Langsung Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang mahal. Berikut adalah kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme, respirasi suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991) pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, respirasi, Suhu Tubuh dan denyut Jantung Kategori Beban Kerja Konsumsi Oksigen (l/min) Ventilasi paru (l/min) Suhu Rektal ( o C) Denyut Jantung (denyut/min) Ringan 0,5 1,0 11 20 37,5 75 100 Sedang 1,0 1,5 20 30 37,5 38,0 100 125 Berat 1,5 2,0 31 43 38,0 38,5 125 150 Sangat Berat 2,0 2,5 43 56 38,5 39,0 150 175 Sangat Berat 2,5 4,0 60 100 > 39 > 175 Sekali Sumber: Christensen (1991:169). Encyclopedia of occupational Health and Safety
Tabel 2.2 Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2 max) ml/(kg-min) Kategori Umur (tahun) < 30 30-39 40-49 > 50 Sangat buruk < 25.0 < 25.0 < 25.0 - Buruk 25.0 33.7 25.0 30.1 25.0 26.4 25.0 Biasa 33.8 42.5 30.2 39.1 26.5 35.4 25.0 33.7 Baik 42.6 51.5 39.2 48.0 35.5 45.5 33.8 43.0 Sangat baik > 51.6 > 48.1 > 45.1 > 43.1 Sumber: Konz (1996). Phsyiology of Body Movement. Kansas State University Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut: E = 1,80411 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X 2... (2.1) Dimana: E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit) a. Metode Penilaian Tidak Langsung Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut: Denyut Nadi (Denyut/Menit) = 10Denyut WaktuPenghitungan x 60... (2.2) Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil dan murah juga tidak diperlukan peraltan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.
Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu: 1) Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai 2) Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja 3) Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja. Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. % HR Reverse = DNK DNI DN DNI Max x 100... (2.3) Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah: (220 umur) untuk laki-laki dan (200 umur) untuk perempuan Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. % CVL = 100x( DNK DNI ) DN DNI Max... (2.4)
Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 2.3 Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL % CVL Klasifikasi % CVL < 30 % Tidak terjadi kelelahan 30 % - 60 % Dipelukan perbaikan 60 % - 80 % Kerja dalam waktu singkat 80 % - 100 % Diperlukan tindakan segera > 100 % Tidak diperbolehkan beraktivitas Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi menguunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal dengan Metode Brouba. Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak menganggu atau menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukan setelah subjek berhenti bekerja. Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik menit pertama, kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan dengan total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika P1 P3 10 aau P1, P2, P3 seluruhnya < 90, nadi pemulihan normal 2) Jika rerata P1 yang tercatat 110, dan P1 P3 10, maka beban kerja tidak berlebihan (not excessive) 3) Jika P1 P3 < 10 dan Jika P3 > 90, perlu redesaian pekerjaan Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolue denyut nadi pada ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran (individual fitness) dan pemaparan lingkungan panas. Jika pemulihan nadi tidak segera tercapai maka diperlukan redesain pekerjaan untuk mengurangi