SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Sistem Informasi Georafis, Pemetaan, Pabrik Sawit

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Pengertian Sistem Informasi Geografis

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

MEMBUAT SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LAHAN DAN TATA RUANG WILAYAH PETERNAKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR BERBASIS WEB.

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MONITORING KKN POSDAYA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BERBASIS GOOGLE MAPS API

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SMP DI KABUPATEN TEGAL BERBASIS WEB

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB LOKASI BAHAN GALIAN KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA

SISTEM INFORMASI GEORAFIS TATA RUANG KOTA di SAUMLAKI. Rofina Manunwembun ( ) Pembimbing : Didik Tristianto,S.Kom, M.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PROFIL DESA TEMUWUH KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL BERBASIS WEB

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PARIWISATA KOTA KUPANG. Oleh

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

[Type the document title]

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Hutan Rakyat Kabupaten Tasikmalaya Berdasarkan Klasifikasi Sumber Daya Alam

NASKAH PUBLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) TEMPAT PRAKTIK DOKTER SPESIALIS DI KABUPATEN BANTUL BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BUDIDAYA IKAN LELE DIKAWASAN WISATA KAMPUNG LELE KAMPAR RIAU

BAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENGGABUNGAN INFORMASI TEKSTUAL DAN SPASIAL PADA SIG Indriani Putri 1 Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng 2 1 Sistem Informasi, Fakultas Il

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MANADO

SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pondok Pesantren di Sumatera Barat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM INFORMASI PEMETAAN PELANGGAN PDAM TIRTA MUSI UNIT RAMBUTAN PALEMBANG (STUDI KASUS: KELURAHAN SUNGAI PANGERAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Bab 3. Metode Perancangan

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung

Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebaran Calon Legislatif

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS UMUM BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI KOTA YOGYAKARTA)

Peranan Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Pengembangan Pertanian

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar)

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

BAB IV PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Tahap implementasi ini adalah tahap untuk menjelaskan semua modul

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN SMA DAN SMK DI KOTA CIREBON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang

BAB III PEMBAHASAN. Kegiatan selama kerja praktek di tim PISP Bank Indonesia yaitu :

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)

BAB III. PERANCANGAN SISTEM

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI PENDUKUNG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN (RTHKP) KOTA BANJARMASIN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROTOTYPE. 4.1 Perancangan Antarmuka

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di dunia, saat ini telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN TINGKAT EKONOMI POSDAYA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Populasi Hewan Ternak Di. Sumatera Selatan Berbasis Web

Jurnal JARKOM Vol. 2 No. 1 Desember 2014

Transkripsi:

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi) Abstrak Permasalahan pangan menjadi permasalahan dunia saat ini, harga pangan meningkat tajam beberapa tahun terakhir. Krisis pangan yang melanda dunia saat ini membutuhkan solusi-solusi kongkrit. Beberapa cara untuk membantu menekan krisis pangan adalah adanya peran aktif dari pemerintah setempat, seperti menjamin tanah pertanian rakyat dengan memberikan pinjaman modal untuk mengelola pertanian. Perkembangan teknologi akan membawa angin segar dalam upaya mengatasi krisis pangan. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul menjadi tempat penelitian pembuatan Sistem Informasi Geografis yang berkaitan dengan produktifitas tanaman padi dan palawija, upaya pembuatan aplikasi ini jelas merupakan usaha nyata untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perkembangan dibidang pertanian. Pengimplementasian kondisi lahan, irigasi, curah hujan, kemiringan wilayah, jenis tanah, dan produktifitas padi pada masa panen ke dalam sebuah sistem informasi, yakni sistem informasi geografis. Output dari sistem ini selain berbentuk alpha numerik, juga berbentuk grafis (peta) yang memudahkan pengguna dalam mencari dan menganalisis informasi potensi daerah yang ada. Informasi yang disajikan dapat dijadikan bahan analisis awal untuk mengevaluasi perkembangan tanaman padi di Kabupaten Bantul. Dengan melihat tren panen yang disajikan dalam aplikasi ini diharapkan pemerintah Kabupaten Bantul Khususnya dinas Pertanian dengan menggunakan Aplikasi ini lebih optimal dalam melayani masyarakat khususnya para petani dalam mengelola pertanian padi. Aplikasi ini juga dapat dijadikan bahan diskusi dikarenakan pengembangannya menggunakan faktor pendukung pengaruh produktifitas tanaman, misalnya jika hujan terlalu sering turun juga tidak baik bagi tanaman atau factor lain yang mungkin diluar prediksi Kata kunci: Padi, Sistem Informasi, Sistem Informasi Geografis. 1. PENDAHULUAN Permasalahan pangan menjadi permasalahan dunia saat ini, harga pangan meningkat tajam beberapa tahun terakhir, yang menyebabkan protes di beberapa negara termasuk Mesir, Pantai Gading, Ethopia, Filipina, dan Indonesia. Kepala Bank Dunia Robert Zoellick mengatakan bahwa kenaikan harga pangan yang berlangsung cepat mendorong 100 juta orang di negara miskin makin menderita [1]. Krisis pangan yang melanda dunia saat ini membutuhkan solusi-solusi kongkrit. Beberapa cara untuk membantu menekan krisis pangan adalah adanya peran aktif dari pemerintah setempat, seperti menjamin tanah pertanian rakyat dengan memberikan pinjaman modal untuk mengelolah pertanian, seperti yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Berkembangnya masalah pangan yang berkaitan erat dengan pertanian inilah yang menjadi latar belakang penelitian, yaitu penyediaan informasi terkait produktifitas tanaman padi yang menjadi komoditas utama pangan dalam negeri. Iklim suatu daerah sangat menentukan hasil produktifitas tanaman. Pengairan cukup bagus, jenis tanah subur, kemiringan wilayah, dan kelembaban udara, sangat mempengaruhi hasil tanaman. Informasi produktifitas ini dapat di dihasilkan menggunakan Sistem Informasi Geografis Dalam bidang pertanian Kabupaten Bantul merupakan salah satu kawasan yang memiliki pengelolaan pertanian yang baik. Selain itu kabupaten Bantul juga memiliki objek wisata sebagai penunjang perekonomian masyarakat. Perkembangan teknologi informasi sangat membantu manusia untuk mengakses informasi lebih cepat dan lebih baik lagi, tidak terkecuali pemerintah daerah juga memanfaatkan fasilitas ini, dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul menjadi tempat penelitian pembuatan Sistem Informasi Geografis yang berkaitan dengan produktifitas tanaman padi dan palawija, upaya pembuatan aplikasi ini jelas merupakan usaha nyata untuk Sistem Informasi Geografis...( Agus) 35

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perkembangan dibidang pertanian. 2. Landasan Teori 2.1. Kabupaten Bantul Luas wilayah Kabupaten Bantul 506,85 Km2 dengan penduduk sebanyak 909.812 jiwa yang terdiri dari 434.837 laki-laki dan 474.975 perempuan dengan jumlah rumah tangga 226.797. Bila dihitung tingkat kepadatan penduduk tahun 2008 adalah 1.795 jiwa/km2. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 Kecamatan, 75 Desa, dan 933 Dusun. [2] Kabupaten Bantul merukan salah satu dari lima daerah Kabupaten kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagian tengah terdiri dataran rendah dan bagian timur serta barat terdiri dari perbukitan. Secara geografis Kabupaten Bantul terletak pada 1100 12 34 110 0 31 08 bujur timur dan 070 44 04 lintang selatan [2]. 2.2. Sistem Informasi Geografis Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya [3]. Sistem informasi geografis (SIG) merupakan alat bantu manajemen berupa informasi berbasis komputer yang berkaitan erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwaperistiwa yang terjadi dimuka bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisai yang khas. Berbagai keuntungan yang ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya. Kemampuan tersebut membuat SIG berbeda dengan sistem informasi pada umumnya dan membuat berharga bagi pemerintah dan perusahaan swasta untuk memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat ramalan kejadian dan perencanaan strategis lainnya Subsistem merupakan pendukung terbentuknya Sistem Informasi Geografis. Subsistem ini berhubungan antara satu dan yang lainya, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam menkonversi atau mentransformasikan format-format data asli ke dalam format yang digunakan oleh SIG. 2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain. 3. Data Managament Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut kedalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di update, dan di edit. 4. Data Manipulation dan Analisis Subsistem ini menentukan informasiinformasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan 2.3. Model Format Data Sistem Informasi Geografis Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan berikut ini : [4] 1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. 2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Perancangan Data Flow Diagram 3.1.1. Diagram Konteks Dalam proses pengembangan desain sistem informasi geografis produktifitas pertanian padi sawah Kabupaten Bantul, digunakan model berupa metode berarah aliran data menggunakan Data Flow 36 Jurnal BAPPEDA, Vol. 3 No. 1, April 2017

Diagram (DFD). Desain ini dimulai dari bentuk yang paling umum digunakan yaitu diagram konteks. Diagram konteks ini kemudian akan di turunkan sampai bentuk yang paling detail. Dalam pembuatan diagram konteks perlu di analisis sistem yang akan di bangun, sumber data dan tujuan ataupun hasil akhir yang di inginkan. Dari hasil analisis tersebut, di peroleh diagram konteks sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar 3 Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Kecamatan Gambar 1 Diagram Konteks (DFD Level 0) Aliran data bersumber dari admin, yang memasukan data dan mengolah data sehingga kemudian data yang diolah tersebut disajikan ke dalam system informasi geografis, diantaranya: informasi kecamatan, informasi Curah Hujan (CH), informasi irigasi, informasi jenis tanah, informasi kemiringan dan informasi panen. Sehingga isi dari masukan admin dapat dilihat oleh user 3.1.4. Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Curah Hujan (CH) data curah hujan (CH) terdiri dari empat buah proses. Prosesnya antara lain ubah data CH, hapus data CH, tambah data CH dan lihat data CH. DFD Level 2 pengolahan data CH dapat dilihat sebagai berikut: 3.1.2. Data Flow Diagram level 1 Data Flow Diagram level 1 merupakan pengembangan dari diagram konteks yang terdiri dari dua proses yaitu proses login dan proses pengolahan data. Data Flow Diagram Level 1 ini ditampilkan sebagai berikut: Gambar 4 Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Curah Hujan (CH) Gambar 2 Data Flow Diagram Level 1 3.1.3. Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Kecamatan data kecamatan terdiri dari empat buah proses. Prosesnya antara lain ubah data kecamatan, hapus data kecamatan, tambah data kecamatan dan lihat data kecamatan. DFD Level 2 pengolahan data kecamatan dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. 3.1.5. Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Irigasi data irigasi terdiri dari empat buah proses. Prosesnya antara lain ubah data irigasi, hapus data irigasi, tambah data irigasi dan lihat data irigasi. DFD Level 2 pengolahan data irigasi dapat dilihat pada berikut. Sistem Informasi Geografis...( Agus) 37

Gambar 5 Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Irigasi 3.1.6. Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Jenis Tanah data jenis tanah terdiri dari empat buah proses. Prosesnya antara lain ubah data jenis tanah, hapus data jenis tanah, tambah data jenis tanah dan lihat data jenis tanah. DFD Level 2 pengolahan data jenis tanah dapat dilihat sebagai berikut. Gambar 7 Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Kemiringan Wilayah 3.1.8. Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Panen data panen terdiri dari empat buah proses. Prosesnya antara lain ubah data panen, hapus data panen, tambah data panen dan lihat data panen. DFD Level 2 pengolahan data panen dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 6 Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Jenis Tanah 3.1.7. Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Kemiringan Wilayah data kemiringan wilayah terdiri dari empat buah proses. Prosesnya antara lain ubah data kemiringan, hapus data kemiringan, tambah data kemiringan dan lihat data kemiringan. DFD Level 2 pengolahan data kemiringan wilayah dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 8 Data Flow Diagram Level 2 Pengolahan Data Panen 4. IMPLEMENTASI SISTEM 4.1. Batasan Implementasi Implementasi merupakan tahap dimana sistem siap dioperasikan pada tahap yang sebenarnya, sehingga akan diketahui apakah sistem yang telah dibuat benar-benar sesuai dengan yang direncanakan. Batasan implementasi sistem ini adalah proses menampilkan peta interaktif beserta informasinya, pemasukan data non-spasial baru, pengubahan data non-spasial, penghapusan data non-spasial dan proses menampilkan data non-spasial. 4.2. Implementasi Sistem 38 Jurnal BAPPEDA, Vol. 3 No. 1, April 2017

Antarmuka SIG Produktifitas Tanaman Padi Sawah di Kabupaten Bantul ini dibuat dengan bahasa pemrograman ArcVenue 4.2.1. Halaman Utama Halaman utama ini merupakan halaman map dari SIG Produktifitas Padi Sawah di Kabupaten Bantul. Halaman ini merupakan halaman peta interaktif berbasis ArcView GIS 3.3 dengan beberapa menu pilihan. Tampilan dari halaman peta dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 11 Form Informasi Produktifitas Bentuk analisis tematik produktifitas tanaman padi dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 9 Halaman Utama Map 4.2.2. Halaman Login Sebelum masuk ke program, terlebih dahulu user diharuskan untuk login dengan mengisi username dan password. Tekan tombol login untuk masu k keaplikasi. Tampilan dari halaman login user dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 12 Analisis Tematik Produktifitas 4.2.4. Informasi Irigasi Didalam informasi irigasi ini ditampilkan informasi tingkat irigasi dikabupaten bantul. Pada form ini menampilkan informasi kecamatan, jenis irigasi serta luas daerah irigasi. Form informasi irigasi dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 10 Halaman Login User 4.2.3. Informasi Produktifitas Didalam informasi produktifitas ini ditampilkan informasi tingkat produktifitas tanaman padi sawah dikabupaten bantul. Form informasi produktifitas dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 13 Form Informasi Irigasi Bentuk analisis tematik irigasi tanaman padi dapat dilihat pada Gambar berikut: Sistem Informasi Geografis...( Agus) 39

tanah, dan luas daerah. Form informasi jenis tanah dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 17 Form Informasi Jenis Tanah Gambar 14 Analisis Tematik Irigasi 4.2.5. Informasi Curah Hujan Didalam informasi curah hujan ini ditampilkan informasi tingkat curah hujan dikabupaten bantul. Pada form ini menampilkan informasi kecamatan, tahun, bulan, dan tingkat curah hujan. Form informasi curah hujan dapat dilihat pada Gambar berikut: Bentuk analisis tematik jenis tanah dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 18 Analisis Tematik Jenis Tanah Gambar 15 Form Informasi Curah Hujan Bentuk analisis tematik curah hujan dapat dilihat pada Gambar berikut: 4.2.7. informasi kemiringan wilayah Didalam informasi kemiringan wilayah ini ditampilkan informasi kemiringan wilayah dikabupaten bantul. Pada form ini menampilkan informasi kecamatan, kemiringan wilayah, dan luas daerah. Form informasi kemiringan wilayah dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar 19 Form Informasi Kemiringan Wilayah Gambar 16 Analisis Tematik Curah Hujan (CH) Bentuk analisis tematik kemiringan wilayah dapat dilihat pada Gambar berikut: 4.2.6. Informasi Jenis Tanah Didalam informasi jenis tanah ini ditampilkan informasi jenis tanah yang ada dikabupaten bantul. Pada form ini menampilkan informasi kecamatan, jenis 40 Jurnal BAPPEDA, Vol. 3 No. 1, April 2017

4892.stm, diakses pada tanggal 21 Desember 2009 [2] Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, 2011 [3] Prahasta Eddy. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Bandung. Informatika: 2005 [4] Modul Pelatihan Dasar ArcGIS 2007, UNDP-Tim Teknis Nasional 2007. Gambar 20 Analisis Tematik Kemiringan Wilayah 5. KESIMPULAN Setelah melalui tahapan pengumpulan data, analisis, perancangan, implementasi dan pengujian maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa Sistem Informasi Geografis Produktifitas Tanaman Padi Kabupaten Bantul akan dapat membantu pengguna untuk mendapatkan informasi tentang produktifitas tanaman dan penunjang pengaruh produktifitas tanaman padi tersebut dengan cepat dan mudah, diantaranya : 1. Pengimplementasian kondisi lahan, irigasi, curah hujan, kemiringan wilayah, jenis tanah, dan produktifitas padi pada masa panen ke dalam sebuah sistem informasi, yakni sistem informasi geografis. Output dari sistem ini selain berbentuk alpha numerik, juga berbentuk grafis (peta) yang memudahkan pengguna dalam mencari dan menganalisis informasi potensi daerah yang ada. 2. Informasi yang disajikan dapat dijadikan bahan analisis awal untuk mengevaluasi perkembangan tanaman padi di Kabupaten Bantul. Dengan melihat tren panen yang disajikan dalam aplikasi ini diharapkan pemerintah Kabupaten Bantul Khususnya dinas Pertanian dengan menggunakan Aplikasi ini lebih optimal dalam melayani masyarakat khususnya para petani dalam mengelola pertanian padi. 3. Aplikasi ini juga dapat dijadikan bahan diskusi dikarenakan pengembangannya menggunakan faktor pendukung pengaruh produktifitas tanaman, misalnya jika hujan terlalu sering turun juga tidak baik bagi tanaman atau faktor lain yang mungkin diluar prediksi. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim. Worid Bank tackles food emergency, terdapat di http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/734 Sistem Informasi Geografis...( Agus) 41