BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PEMILIHAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 RANTAU. Noor Jannah

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dibagi menjadi 3 tingkat

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran kemudian diterjemahkan oleh guru dalam. sekolah-sekolah sering kita jumpai beberapa masalah. Para siswa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilik. Menurut. Suryonosubroto (2009; 286) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. prasarana, guru, siswa serta model dan metode pengajarannya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Pendidikan merupakan kata yang tidak asing lagi untuk hampir

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu siswa. Metode pembelajaran yang baik kelak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karakter para generasi mudanya. Telah banyak diketahui

BAB I PENDAHULUAN. tradisional. Pendidikan formal, informal dan non-formal merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Anak usia 0-6 tahun berada di

pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kebudayaan R.I. Fuad Hasan berpendapat bahwa, "Sebaik apapun kurikulum jika

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014, disebutkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau diluar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan disekolah atau madrasah (Muhaimin dkk, 2008 : 74). Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah ataupun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler. Pembelajaran bahasa merupakan proses yang ditempuh untuk mengembangkan kecerdasan berbahasa yang setidaknya mencakup dua pertiga bagian dari interaksi belajar-mengajar tradisional yaitu membaca dan menulis (Amstrong, 2005: 19). Salah satu pembelajaran bahasa yang diterapkan dalam pendidikan formal adalah pembelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat empat 1

2 kompetensi yang berusaha dicapai melalui pembelajaran Bahasa Indonesia selain membaca dan menulis yaitu menyimak dan berbicara. Pelaksanaan pembinaan bahasa dan sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang tidak hanya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia atau di dalam kelas melainkan diluar mata pelajaran. Pelaksanaan pengajaran ekstrakurikuler bahasa dan sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta disebut sebagai Bina Bahasa. Bina bahasa yang terdapat di SD Islam Mohammad Hatta mengajarkan bagaimana berbahasa dan bersastra Indonesia. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler ini diperlukan peserta didik sebagai media untuk mengembangkan potensi diri, selain itu diharapkan mampu mengangkat dan mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya. Program ekstrakurikuler termasuk ekstrakurikuler Bina Bahasa dapat dikembangkan di satuan pendidikan sesuai dengan kondisi, kebutuhan, kemampuan, dan kesadaran akan tantangan globalisasi di samping juga memanfaatkan potensi lokal masyarakat yang dimilikinya. Pergaulan atau interaksi dalam pendidikan formal yaitu sekolah dapat dikembangkan secara lebih luas dengan melibatkan masyarakat sekitar. Potensi yang dimiliki masyarakat akan dapat dimanfaatkan untuk membekali peserta didik dalam menghadapi realita di masa mendatang sehingga kesinambungan dan keterkaitan potensipotensi tersebut akan semakin menyempurnakan proses pendidikan sebagai pembentukan manusia seutuhnya. Fungsi tersebut dapat terlihat dalam masyarakat-masyarakat yang memiliki karakteristik yang menonjol. Salah satunya adalah Bina Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan sebuah wadah untuk

3 mengembangkan bakat dan minat terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang. Pembinaan bahasa dan sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta menunjuk salah satu ekstrakurikuler yang kegiatannya berbentuk latihan/olah bakat/prestasi. Selain sebagai bentuk olah bakat, keberadaan bina bahasa ini merupakan bagian dari bina karakter siswa. Bina karakter siswa adalah membiasakan siswa untuk melakukan hal hal yang dapat membentuk karakter siswa SD Islam Mohammad Hatta Malang. Bina karakter siswa merupakan keunggulan dari SD Islam Mohammad Hatta agar membentuk karakter yang unggul pada diri siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini berjalan selama 2 tahun. Permasalahan yang muncul pada saat observasi awal yang dilakukan oleh peneliti adalah kurangnya perhatian atau ketertarikan / minat dari peserta didik di SD Islam Mohammad Hatta. Jumlah peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler bina bahasa masih sangat kurang yaitu berjumlah 18 orang. Terdiri dari peserta didik yang memang memiliki minat pada ekstrakurikuler bina bahasa dan peserta didik dari sekolah tersebut yang diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler bina bahasa dan sastra Indonesia. Usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menjadikan ekstrakurikuler ini sebagai bentuk bina karakter siswa. Adanya bina karakter siswa, diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Selain minat peserta didik terhadap ekstrakurikuler bina bahasa yang sangat kurang, ekstrakurikuler bina bahasa pada SD Islam Mohammad Hatta ini memiliki model pembelajaran klasikal yang kurang diminati sehingga

4 memunculkan metode apa yang tepat untuk kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Hal ini, tentu kegiatan ekstakurikuler bina bahasa dan sastra Indonesia perlu dikelola dengan suatu manajemen ekstrakurikuler bina bahasa yang efektif. Pihak sekolah menginginkan agar peserta didik dapat tampil sesuai dengan bakat yang dimiliki. Solusi dalam menangani masalah yang dihadapkan oleh peserta didik harus ditangani sedini mungkin oleh lembaga pendidikan SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang. Adanya pengelolaan yang efektif melalui perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan kegiatan ekstrakurikuler maka diharapkan dapat mendukung pelaksanaan ekstrakurikuler bina bahasa dan sastra Indonesia. Tujuan pelaksanaan ekstrakuler ini sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.untuk mencapai tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler ini, dibutuhkan kerjasama antar kepala sekolah, guru ekstrakurikuler dan peserta didik. Kepala sekolah memberikan kesempatan untuk peserta didik mengasah bakat dan minat, namun dalam kesempatan yang diberikan terhadap peserta didik ini tidak direspon dengan baik. Sehingga pada kenyataannya peminat dari ekstrakurikuler ini sangat minim. Peminat yang kurang, kepala sekolah berusaha untuk tetap mempertahankan ekstrakurikuler ini, hal inilah yang mendorong untuk dilakukan penelitian apakah tujuan dari sekolah tetap tercapai atau tidak. Menentukan tujuan pelaksanaan dapat tercapai atau tidak, maka diperlukan alat evaluasi. Evaluasi latar dalam kaitannya dengan program pengembangan diri

5 melalui ekstrakurikuler bina bahasa dan sastra Indonesia adalah evaluasi yang meliputi : Visi Misi, kondisi geografis sekolah dan program sekolah berkaitan dengan rencana strategis, program tahunan sekolah. Evaluasi kinerja program merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran kinerja dan pengembangan indikator kinerja, oleh karena itu dalam melakukan evaluasi kinerja harus berpedoman pada ukuran dan indikator yang telah ditetapkan. Evaluasi kinerja program juga merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas di masa datang sebagai suatu proses yang berkelanjutan. Evaluasi kinerja menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya terhadap tujuan dan sasaran. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bina Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang. Hal ini dilakukan agar memperoleh gambaran yang jelas tentang pelaksanaan bina bahasa dan sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang dilihat dari komponen-komponen utama pembelajaran yang meliputi kondisi peserta didik, kondisi guru, tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. 1.2 Batasan Masalah Mengingat luasnya cakupan yang berkaitan dengan pelaksanaan ekstrakurikuler, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian adalah pelaksanaan ekstrakurikuler bina bahasa dan sastra Indonesia di SD Mohammad Hatta Kota Malang yang terkait dengan perangkat pembelajaran berupa RPP,

6 model pembelajaran yang diterapkan, pelaksanaan pembelajaran, suasana pembelajaran dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru. 1.3 Rumusan Masalah Untuk memperjelas arah tujuan dan metodologi penelitan yang digunakan, maka sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu adanya perumusan masalah terlebih dahulu. Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler Bina Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler Bina Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang? 3. Bagaimana evaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler Bina Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan ekstrakurikuler Bina Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang. 2. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler Bina Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Untuk menjelaskan evaluasi di dalam pelaksanaan ekstrakurikuler Bina Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang.

7 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritik dan praktis. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut : 1.5.1 Secara Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dalam meningkatkan mutu pengajaran bahasa Indonesia kepada pihak lembaga terkait pelaksanaan pembinaan bahasa dan sastra indonesia. 1.5.2 Secara Praktis 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan, dan manfaat dari pelaksanaan ekstrakurikuler bina bahasa dan sastra Indonesia sebagai persiapan untuk menjadi guru di Sekolah Dasar. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi guru bahasa terutama guru bahasa Indonesia untuk kepentingan pembinaan bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengevaluasi atau memperbaiki program ekstrakurikuler. 3. Bagi Dinas / Instansi terkait Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait pelaksanaan ekstrakurikuler khususnya ekstrakurikuler bina bahasa dan sastra Indonesia.

8 1.6 Definisi Istilah Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam pemahaman pada judul, maka diperlukan adanya definisi istilah. Adapun definisi istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.6.1 Analisis Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, 2005) 1.6.2 Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau diluar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah ataupun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler (Permendikbud, 2003). 1.6.3 Bina Bahasa dan Sastra Indonesia Pembinaan bahasa Indonesia adalah usaha yang dilakukan dengan sadar, terencana, dan sistematis mengenai peningkatan mutu bahasa Indonesia dengan baik dan benar sehingga masyarakat pemakai bahasa Indonesia memiliki kebanggaan dan kegairahan untuk menggunakannya (Abdul Chaer, 2013:80).

9 1.6.4 Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan membandingkan hasilnya dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, 2010 : 75).