BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Status gizi menjadi indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak.

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisinya baik dalam segi mutu ataupun jumlahnya. Untuk bayi 0-

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan lain seperti antropometri, laboratorium dan survey. lebih tepat dan lebih baik (Supariasa dkk., 2002).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BATITA DI DESA BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

Ummu Muntamah*, Siti Haryani** Keperawatan Anak, Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Telp ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB III METODE PENELITIAN. MP-ASI pada bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

PENGEMBANGAN INTERVENSI MP-ASI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KADER POSYANDU DI DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang terdiri dari 5,7% balita yang gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran makanan sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Pada saat anak sedang melalui tahap pertumbuhan, anak membutuhkan gizi yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan peranan penting yang mempunyai tujuan agar tumbuh kembang anak menjadi adekuat. Kekurangan gizi pada anak akan menimbulkan banyak masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan, dan apabila tidak ditangani secara tepat akan berdampak pada usia dewasa (Lestari,dkk., 2012). Prevalensi jumlah balita dengan kasus gizi buruk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 66 balita, sedangkan untuk Wilayah Sleman kasus balita dengan gizi buruk berjumlah 14 balita dimana wilayah Sleman berada diurutan 2 kasus balita dengan gizi buruk setelah Kota Yogyakarta (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Kemenkes], 2015). Sedangkan status gizi balita menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi jumlah balita buruk dan kurang untuk wilayah D.I Yogyakarta tahun 2013 sebesar 16,3% dengan total jumlah balita sebanyak 264,856. Masalah gizi pada bayi dan balita anak disebabkan 2 faktor yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi dari segi energi, protein, dan penyakit 1

2 penyerta. Sedangkan faktor tidak langsung dilihat dari tingkat pengetahuan, tingkat pola asuh, pendapatan, sosial budaya, ketersedian pangan, pelayanan kesehatan, dan faktor lingkungan (Sulisyaningsih, 2012). Menurut Global Strategy For Infant And Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang penting harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera setelah lahir, kedua memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi atau pemberian ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6-24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai bayi berusia 24 bulan atau lebih. Tumbuh kembang sangat dipengaruhi oleh kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi, maka untuk mengurangi gizi buruk terhadap anak dan balita pemerintah telah membuat program tentang MP-ASI untuk ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia [Depkes RI], 2006). MP-ASI merupakan proses dimana transisi dari yang awal hanya berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Dalam pemberian MP- ASI harus dilakukan secara bertahap baik jumlah maupun bentuk sesuai kemampuan pencernaan bayi/anak. Usia yang ideal diberikan MP-ASI yaitu usia 6-24 bulan (Mufida,dkk., 2015). Cara pemberian MP-ASI pertama kali dengan berbentuk cair dan bertahap menjadi lebih kental. Jadi, MP-ASI harus mencakup dalam hal kuantitas dan kualitas karena bermanfaat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak

3 (Rohmatika, 2011). Dalam memperoleh MP-ASI yang baik harus dibuat secara lokal dan perlu menambahkan vitamin dan mineral kedalamnya. Sedangkan, dalam pemberian MP-ASI terdapat juga faktor yang mempengaruhinya yaitu umur bayi, jenis dan jumlah makanan yang diberikan, waktu dan frewkensi pemberian, kondisi kesehatan bayi, dan berat badan bayi (Handayani,dkk., 2010). Menurut Al- Quran dan Hadist, jiwa manusia sebagaimana tubuh membutuhkan makanan yang baik. Dalam surat Abbasa ayat 24: Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya (mengenai halal dan haram nya) Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa kita sebagai manusia harus selalu mempertimbangkan dalam memilih makanan yang dikonsumsi untuk tubuh baik untuk kesehatan atau tidak. Makanan yang diberikan kepada bayi/anak saat pertama kali sangat berpengaruh terhadap pertumbuhannya, maka agar pemberian MP-ASI berjalan dengan baik diperlukan pengetahuan yang baik tentang MP-ASI (Rohmatika, 2011). Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Rohmatika (2011) pengetahun adalah hasil tahu seseorang terhadap suatu objek baik dilihat melalui panca indra manusia. Pengetahuan merupakan faktor presdiposisi dalam mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Jika pengetahuan tentang MP-ASI baik maka perilaku terhadap MP-ASI juga lebih baik. Berdasarkan hasil studi penelitian terdahulu di Posyandu Karya Mula Jetis Jaten Surakarta tahun 2011 dengan mewawancarai 10

4 orang ibu yang mempunyai anak/bayi usia 6-24 baik, didapatkan hasil 2 orang ibu (20%) memiliki pengetahuan baik tentang MP-ASI, 3 orang ibu (35%) dengan pengetahuan cukup, dan 5 orang ibu (45%) berpengetahuan kurang (Rohmatika, 2011). Hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Yogyakarta pada tanggal 20 Januari 2016 bahwa total jumlah ibu ibu yang memiliki balita / batita usia 6-24 bulan yang datang rutin di Posyandu tersebut sebanyak 48, dari jumlah tersebut tidak ada balita / batita yang mengalami gizi buruk. Menurut hasil wawancara dengan 5 orang ibu ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan diperoleh bahwa diantara 5 orang ibu hanya 3 yang memahami tentang MP-ASI dengan baik, sedangkan 2 ibu lainya kurang memahami dengan baik tentang MP-ASI. Maka berdasarkan uraian diatas penulis mengambil judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di latar belakang diatas maka dirumuskan pertanyaan sebagai berikut : bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi?

5 C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan usia. c. Untuk mengetahuai tingkat pengetahuan berdasarkan pendidikan. d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan. e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan agama. f. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan jumlah anak. g. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan usia anak. D. Manfaat Penelitian 1. Ilmu Keperawatan Hasil penelitian diharapkan dapat membantu dalam mengembangkan ilmu keperawatan khususnya tentang pemberian intervensi MP-ASI pada ibu yang mempunyai anak usia6-24 bulan. 2. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan bisa dilanjutkan untuk penelitian selanjutnya serta bermanfaat untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan

6 E. Keaslihan Penelitian 1. Penelitian yang dilakukakan Sulistyaningsih (2012), judul: Evalusi Program Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Terhadap Perbaikan Status Gizi Balita di Kelurahan Saigon dan Parit Mayor Kecamatan Pontianak Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan paradigma penelitian kuantitatif. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang mempunyai gizi dibawah garis merah dan ibu balita yang mengikuti program MP-ASI di Kelurahan Saigon dan Parit Mayor. Instrument penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang berisi status gizi anak dan ditambahkan instrumen tentang pengukuran berat badan dan tinggi badan balita. Instrument kuesioner tersebut juga diberikan kepada ibu yang mengikuti program MP-ASI. Hasil penelitian yang didapatkan dari pengukuran setiap bulannya didapatkan status gizi balita terdapat perbedaan hasil sesbelum dan sesudah dilakukan program MP-ASI. Perbedaan dengan peneliti ini adalah tempat penelitian, variabel penelitian yang digunakan, metode penelitian, dan analisa data yang digunakan. 2. Penelitian yang dilakukan Rohmatika (2011), judul: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Bayi Umur 6-24 bulan Di Posyandu Karyamula Jetis Jaten Surakarta. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan

7 cross sectional. Lokasi penelitian di Posyandu Karyamula Jetis Jaten Surakarta. Populasi penelitian ini sebanyak 30 responden dengan teknik pengambilan data dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan bentuk ceklist dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang memberikan MP-ASI dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 66,7%, responden dengan pengetahuan cukup 16,7%, dan responden dengan pengetahuan kurang 3,3% dan didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-ASI umur 6-24 bulan. Perbedaan dengan peneliti adalah tempat dan metode penelitian yang diambil serta cara pengambilan sampel. 3. Penelitian yang dilakukan Handayani, dkk. (2010), judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu menyusui dengan Perilaku Pemberian MP- ASI pada Bayi Usia 6-24 Bulan di Rumah Bersalin Adella Pangkah Tegal. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Analisis data yaitu dengan analisa univariat dan analisa bivariat. Instrument yang digunakan yaitu berupa kuesioner. Data diuji dengan Chi Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan MP-ASI baik sebesar 60%, dan pengetahuan kurang sebesar 40%. Terdapat hubungan antara perilaku dan pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI.

8 Perbedaan penelitian adalah tempat dan teknik sampel yang digunakan, variabel penelitian, dan metode yang digunakan.