III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Bioteknologi Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

Gambar 6. Kerangka penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian A. Penentuan Tingkat Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Pilot. Plant, dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung, Laboratorium Jasa Analisis Universitas Brawijaya Malang dan Politeknik Negeri Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai Februari 2014. B. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah kulit buah manggis dengan tingkat kematangan 5 yaitu berumur 114 hari yang diperoleh dari Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung dan putih telur. Bahan pembantu yang digunakan adalah dekstrin yang diperoleh dari CV Yona Kimia Bandar Lampung dan air. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain timbangan analitik dua digit (Mettler PJ 3000), pisau stainless stell kiwi, panci email (bima), kompor gas (Rinai), blender merek Phillips, Mixer merek Phillips, sendok, baskom plastik, loyang alumunium, panci, kain saring (Hero), oven vakum, ph meter, refraktometer, spektrofotometer dan colorimeter.

30 C. Metode Penelitian Penelitian berupa perlakuan tunggal disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan tunggal adalah konsentrasi putih telur sebagai foam agen yang terdiri dari 6 taraf yaitu P 0 (tanpa putih telur), P1 (konsentrasi putih telur 5%), P2 (konsentrasi putih telur 10%), P3 (konsentrasi putih telur 15%), P4 (konsentrasi putih telur 20%) dan P5 (konsentrasi putih telur 25%). Data dianalisis kesamaan ragam dengan uji Bartlet dan kemenambahan data dengan uji Tukey. Selanjutnya dilakukan analisis ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh yang nyata, data dianalisis lebih lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5 %. D. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahapan pertama adalah pembuatan tepung kulit manggis, pada tahap kedua dilakukan pembuatan sari kulit manggis, sedangkan pada tahap ketiga dilakukan pembuatan bubuk instan kulit manggis. Setiap ulangan pada proses pembuatan bubuk instan kulit manggis terdiri dari enam satuan percobaan yang berasal dari banyaknya perlakuan. Setelah diperoleh enam satuan percobaan dilakukan pengamatan sifat fisik, kadar antosianin dan aktivitas antioksidan bubuk instan kulit manggis. Ulangan kedua, ketiga dan keempat dilakukan dengan cara yang sama seperti ulangan pertama tetapi dilakukan pada hari yang berbeda.

31 1. Pembuatan Serbuk Kulit Manggis Proses pembuatan serbuk kulit manggis adalah dengan cara memisahkan daging buah manggis dengan kulit manggis menggunakan pisau stainles sebanyak 20 kg. Selanjutnya kulit buah manggis tersebut dikerok dengan sendok untuk memisahkan daging kulit dengan lapisan luar kulit buah manggis yang keras. Setelah dikerok selanjutnya dilakukan pengecilan ukuran dan dilakukan penghancuran menggunakan cuper selama 3 menit dengan kecepatan tinggi (skala 3). Sehingga diperoleh serbuk kulit manggis sebanyak 2,4 kg dengan kadar air 76,2%. Proses pembuatan serbuk kulit manggis dapat dilihat pada Gambar 3. Buah Manggisbu Pembelahan kulit manggist Daging Buah Pengerokan kulit manggis dengan sendok Daging kulit manggis Pengecilan ukuran dengan blender kering Serbuk Kulit ManggisT Gambar 3. Pembuatan serbuk kulit manggis 2. Pembuatan Filtrat Kulit Manggis Proses pembuatan filtrat kulit manggis dimulai dengan penambahan air sebanyak 300% dari bahan berupa serbuk kulit manggis dan direbus selama 30 menit selanjutnya disaring sehingga diperoleh filtrat sebasar 50%. Ampas kulit

32 manggis selanjutnya ditambah air sebanyak 300% kemudian direbus kembali selama 30 menit sehingga diperoleh filtrat kulit manggis. Filtrat kulit manggis perebusan pertama dan kedua digabung kemudian diendapkan selama 12 jam lalu disaring hasilnya adalah filtrat kulit manggis yang siap untuk dibuat bubuk ekstrak kulit manggis. Diagram alir proses pembuatan sari kulit manggis dapat dilihat pada Gambar 4. Serbuk Kulit Manggis Penimbangan Serbuk Kulit Manggis dan Air (1 : 3) Perebusan (30 menit) Penyaringan Filtrat Ampas Kulit Manggis Penambahan Air (1 : 3) Perebusan (30 menit) Penyaringan Penggabungan Filtrat Penyaringan dengan kain saring Filtrat Ampas Kulit Manggis Pengendapan (12 Jam) Filtrat Gambar 4. Diagram alir proses pembuatan filtrat kulit manggis Sumber : Tari (2007) yang telah dimodifikasi

33 3. Pembuatan Bubuk Instan Ekstrak Kulit Manggis Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 4 ulangan (kelompok). Setiap ulangan pada proses pembuatan bubuk instan ekstrak kulit manggis terdiri dari 6 taraf yaitu konsentrasi putih telur sebagai foam agen. Setelah diperoleh 6 satuan percobaan, selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap parameter yang diuji pada ke 6 satuan percobaan tersebut. Ulangan kedua, ketiga dan keempat dilakukan dengan cara yang sama seperti ulangan pertama, namun perlakuan perlakuan percobaan dilakukan pada hari yang berbeda. Proses pembuatan bubuk instan ekstrak kulit manggis adalah sebagai berikut : Memisahkan putih telur dan kuning telur, selanjutnya menimbang filtrat kulit buah manggis dan putih telur dengan perbandingan (1) 230 g : 0 % ; (2) 230 g : 5% ; (3) 230 : 10% ; (4) 230 g : 15%; (5) 230 g : 20%; dan (6) 230 g : 25% dan menimbang dekstrin sebanyak 10 % dari berat bahan atau sebesar 23 g. Setelah bahan ditimbang sesuai dengan perlakuan selanjutnya mencampur filtrat kulit manggis, dekstrin, dan putih telur dengan menggunakan mixer selama 7 menit. Setelah semua bahan tercampur dan membentuk busa kemudian dituangkan pada loyang pengering dengan ketebalan 3 mm kemudian dikeringkan pada oven dengan suhu 55 o C selama 7 jam hingga diperoleh ekstrak kulit manggis. Selanjutnya dilakukan penghancuran ekstrak kulit manggis dengan blender kering selama 30 detik, kemudian dilakukan pengayakan dengan ayakan 60 mesh. Diagram alir proses pembuatan bubuk instan kulit manggis dapat dilihat pada Gambar 5.

34 Filtrat Kulit Manggis (230 g) Putih telur 0%, 5%, 10 %, 15 %, 20%, 25% Pemasukan ke dalam Loyang Pengocokan dengan mixer (7 menit) Dekstrin 10 % Pemasukan ke loyang stainles dengan ketebalan 3 mm Pengeringan dengan oven (T 55 O C, t 7 jam) )UAH Ekstrak Kulit Manggis Kering Penghancuran (blender kering 30 detik) Pengayakan 60 mesh Bubuk Instan Kulit Manggis Gambar 5. Diagram alir pembuatan bubuk instan kulit manggis Sumber : Tari (2007) yang telah dimodifikasi.

35 E. Pengamatan 1. Rendemen Pengamatan terhadap rendemen bubuk sari kulit buah manggis dengan metode (AOAC, 1996) adalah dengan membandingkan antara berat bahan baku dibagi dengan berat hasil ekstrasi dikalikan 100 % sehingga diperoleh hitungan dengan menggunakan rumus: Berat bubuk ekstrak kulit manggis Rendemen % = -------------------------------------------- x 100 %. Berat filtrat kulit manggis 2. Tingkat Kelarutan Pengujian tingkat kelarutan menggunakan metode Yuwono dan Santoso (1988). Pengujian tingkat kelarutan didasarkan pada prinsip mengukur jumlah sampel yang tidak larut dalam waktu dan kondisi yang telah ditentukan. Kertas saring whatman 41 di oven pada suhu 105 0 C selama 10 menit, didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai konstan (a), sampel produk sebanyak 3,5 g (berat awal) ditimbang dan dimasukkan ke dalam 150 ml air bersuhu 25 0 C. Setelah itu disaring dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya, kemudian kertas saring tersebut dioven kembali pada suhu 105 0 C selama 3 jam. Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai didapatkan berat konstan (b) Perhitungan : Berat akhir = (b-a) (berat awal berat akhir) Kelarutan = ------------------------------- x 100 % Berat awal

36 3. Kecepatan Larut Penentuan kecepatan larut digunakan metode Yuwono dan Susanto (1998). Penentuan kecepatan larut dilakukan dengan menyiapkan 100 ml air dingin dengan suhu kurang lebih 25 0 C. Sampel yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam 100 ml air tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan seluruh sampel dihitung dengan menggunakan stopwatch. Kemudian kecepatan larut ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Berat sampel (g) Kecepatan larut = ---------------------- Waktu larut (dtk) 4. Kadar antosianin Pengujian kadar antosianin dilakukan menggunakan metode Giusti dan Wrolstad (2000). Persiapan bahan: - Dibuat larutan buffer ph 1 dengan cara mencampurkan KCl 0,2 M 14,9 g diencerkan dalam 1000 ml dalam labu ukur (larutan A) dan HCl 0,2 M (larutan B), buffer ph 1 (50 ml larutan A + 97 ml larutan B diencerkan sampai 200 ml) diukur ph sampai mencapai ph 1 - Dibuat larutan buffer ph 4,5 dengan cara mencampurkan asam asetat 0,2 M 11,55 ml asetat dalam 1000 ml (larutan A) dan larutan Na-asetat 0,2 M 16,49 g dalam 1000 ml (larutan B), buffer ph 4,5 (28 ml larutan A + 22 ml larutan B diencerkan sampai 100 ml) diukur ph sampai mencapai ph 4,5

37 Preparasi sampel padat : - Sampel dihancurkan kemudian ditimbang sebanyak 20 g - Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, kemudian diekstrak dengan menambahkan pelarut HCl 1% dalam metanol sampai tanda batas - Diekstrak dan dihomogenkan, kemudian dimaserasi selama 4 jam dan disaring dengan menggunakan kertas saring wathmant no 1 ekstrak kembali sampai antosianin tersekstrak semua - Filtrat disentrifuse selama 10 menit pada putaran angka 7 (4000 rpm) - Jika sampel mengandung lemak tinggi maka diekstrak terlebih dahulu dengan petroleum ether - Dan jika mengandung gula tinggi maka tambahkan serbuk bentonit pada saat sampel disaring Preparasi sampel cair : - Hasil preparasi sampel (filtrat) dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan dalam labu ukur 10 ml, kemudian diencerkan dengan menggunakan larutan buffer ph 1,0 sampai tanda batas - Diambil 1 ml larutan hasil preparasi dan dimasukkan dalam labu ukur 10 ml, kemudian diencerkan dengan menggunakan larutan buffer ph 4,5 sampai tanda batas - Diukur absorbansi tiap sampel pada λ maks dan λ 700 nm Dihitung absorbansi sampel dengan rumus : A = (A λ max A λ 700 nm )ph 1,0 (A λ max A λ 700 nm )ph 4,5

Dihitung antosianin : Keterangan: (A x BM x FP x 1000) Total antosianin (mg/l) = ε x 1 A = (A λ max A λ 700 nm )ph 1,0 (A λ max A λ 700 nm )ph 4,5 ε = koefisien absorbsivitas antosianin (Peonidin-3-5-diglusida = 36654 L/mol)BM = Berat Molekul antosianin (Peonidin-3-5-diglusida = 463,2) FP = Faktor Pengenceran V = Volume larutan W = Berat sampel awal λ max = menunjukkan serapan paling tinggi pada sampel = menunjukkan serapan Peonidin-3-5-diglusida λ 700 nm 38 5. Aktivitas antioksidan Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (Kubo et al, 1963 ( 1,1- diphenyl-2-picrylhydrazil radical-scavenging). a. Absorbansi kontrol Larutan DPPH dengan konsentrasi 0,07mM dalam etanol 96 % diambil 10 ml, kemudian diinkubasi pada suhu 37º C selama 30 menit. Setelah itu diukur absobansinya pada panjang gelombang 517 nm. b. Absobansi Sampel Masing masing sampel dicentrifuge dengan kecepatan 3500 rpm selama 15 menit. Setelah terpisah sampel cair dengan padatan diambil sampel cair sebanyak 7,5 ml dan ditambahkan larutan DPPH 0,07 mm dalam etanol 96 % v/v sebanyak 2,5 ml. Setelah itu diinkubasi pada suhu 37º C selama 30 menit, kemudian dimasukan kedalam duvet untuk diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm. Nilai % aktivitas antioksidan diperoleh dengan rumus (Molyneux, 2004)

39 (Ak-As) % Aktivitas Antioksidan =------------------ x 100 % Ak Keterangan : Ak = Absorbansi Kontrol As = Absorbansi Sampel 6. Warna (Pomeranz, et al., 1978) Intensitas warna diukur dengan menggunakan kromameter CR-200 merek Minolta. Pada kromameter ini digunakan sistem warna x, y, Y. Kemudian dari koordinat warna x, y, Y diubah menjadi L, a, b. L menunjukkan kecerahan, a dan b adalah koordinat-koordinat kromatis dimana a untuk warna hijau (a negative) ke merah (a positif) dan b untuk biru (b negatif) sampai kuning (b positif). Semakin tinggi nilai L, maka semakin tinggi tingkat kecerahan warnanya. Selanjutnya dari nilai a dan b dapat dihitung 0 Hue dengan rumus: 0 Hue = tan-1 b/a Tabel 2. Perhitungan nilai Hue Hasil Perhitungan Warna 18 0 54 0 Merah 54 0 90 0 Merah-Kuning 90 0 126 0 Kuning 126 0 162 0 Kuning-Hijau 162 0 195 0 Hijau 195 0 234 0 Hijau-Biru 234 0 270 0 Biru 270 0 306 0 Biru-Ungu 360 0 342 0 Ungu 342 0 18 0 Ungu-Merah Sebelum dilakukan pengukuran terhadap bubuk instan kulit manggis, kromameter CR-200 dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan Calibration Plate dengan Y = 94.1 ; x = 0.3134 ; y = 0.3211. Setelah alat dikalibrasi, bubuk instan

40 kulit manggis dianalisis dengan diukur tingkat kecerahannya serta intensitas warna merah dan kuning dari masing-masing produk dengan nilai Y, x, dan y. Pengukuran tiap produk dilakukan sebanyak 3 kali.