BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik menyebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK LABA AKUNTANSI TERHADAP PEMBAGIAN DIVIDEN KAS PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TELAH GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik. menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua perusahaan dipengaruhi oleh siklus seperti masa ekspansi dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menanamkan dananya terhadap emiten tersebut yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. efek. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan keuangan tahunan. Investor memerlukan informasi

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadi demi memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengembalikan dana yang diperoleh tersebut. melakukan penerbitan dan penjualan saham di Pasar Modal atau Bursa Efek.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern),

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. agar tercapainya tiga tujuan utama yaitu kesinambungan hidup (going concern),

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. motif profit, mempunyai tujuan utama untuk memperoleh laba seoptimal mungkin dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

KEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen :

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham, sehingga bursa saham terjun bebas. para ahli ekonomi menilai kecil kemungkinan krisis ini menjelma menjadi krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

Dividen dan Pembelian Kembali Saham. Rita Tri Yusnita, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP KESEJAHTERAAN PEMEGANG SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

KEBIJAKAN DEVIDEN. Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham.

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan yang dialami perusahaan, perusahaan semakin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendapatan (return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. berasal dari bahasa latin effectus yang kalau dianggap kata benda berarti pelaksana,

BAB I PENDAHULUAN. sedang tumbuh pasti akan meningkatkan investasi untuk masa mendatang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Devidend Payout Ratio. being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

Tipe dan Cara Pembayaran Dividen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan. satu dengan yang lainnya (Martono dan Agus, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat, membuat perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemilik saham semakin meningkat. (Djabid, 2009). perusahaan perbankan. (M. Sudhahar dan T. Saroja, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang


BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi, warrant, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaannya. Modal tersebut berasal dari dalam perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara. Banyak sekali informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dana tersebut, semakin banyak orang yang mendirikan suatu

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

SESUDAH PENGUMUMAN DIVIDEN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kekayaan yang dimiliki saat ini untuk digunakan di masa

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal ini terbukti dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelola perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaannya, semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana maka berarti semakin baik bagi perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber dana. Sumber dana dapat dipilih atau di tentukan apakah dari modal sendiri atau dari modal luar. Perusahaan besar umumnya mencari dana tambahan permodalan dengan cara melepas kepemilikan atau menerbitkan surat hutang kepada masyarakat (go public) di pasar modal ataupun di pasar uang. Keputusan ini dianggap tepat sebagai upaya mengantisipasi dampak lebih lanjut dari perkembangan ekonomi dan pesatnya kemajuan teknologi. Melalui go public, perusahaan dapat melakukan pembenahan dalam manajemen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja atau melaksakan 1

2 ekspansi usaha dalam rangka mengoptimalkan pangsa pasar yang berpotensial serta memperoleh keunggulan kompetitif guna mempertahankan going concern perusahaan dalam persaingan yang semakin ketat. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu alternatif perolehan dana yang semakin lama semakin banyak digunakan oleh perusahaan, seperti data yang didapat pada situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id yang menunjukkan bahwa pada tahun 1988 terdapat hanya 24 perusahaan yang go public di BEI, pada tahun 1989 meningkat menjadi 43 perusahaan, pada tahun 1995 meningkat menjadi 224 perusahaan, pada tahun 1999 meningkat menjadi 288 perusahaan, pada tahun 2004 telah terdaftar 317 perusahaan dan data terakhir yang didapatkan sampai dengan per bulan Maret 2010 telah terdaftar 405 perusahaan di BEI. Dari 405 perusahaan yang telah terdaftar di BEI, terdapat 19 perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman (Food and beverages). (sumber : www.idx.co.id.) Di Indonesia perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman semakin lama semakin meningkat jumlahnya karena barang konsumsi makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan primer manusia selain pakaian dan tempat tinggal, maka dari itu perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman merupakan peluang usaha yang mempunyai prospek yang baik. Hal ini diiring pula dengan perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin membaik. Perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman pada umumnya melakukan go public untuk memperoleh modal tambahan. Berikut ini

3 tabel daftar peningkatan perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman yang listing di BEI. Tabel 1.1 Daftar Peningkatan Perusahaan Barang Konsumsi Makanan dan Minuman yang Listing di BEI Tahun Jumlah Perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman yang Listing 1980 3 perusahaan 1990 8 perusahaan 2000 19 perusahaan Sumber : www.idx.co.id Di Indonesia persaingan perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman semakin lama menjadi semakin ketat sejak disahkannya organisasi perdagangan dunia (WTO / World Trade Organization) pada konfrensi tingkat mentri di Marakesh pada tanggal 15 April 1994 yang salah satu tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada pemasok negara asing memasuki pasar lokal dan hal itu akan dimulai pada tahun 2020. Untuk itu perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman di Indonesia memerlukan dana tambahan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta mampu bertahan di persaiangan global. Perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman memperoleh dana tambahan salah satunya dengan cara menerbitkan dan menjual saham di BEI melalui pialang sebagai perantara antara emiten dan investor. Saham yang terjual

4 akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar dividen kepada para investor atau pemegang saham yang merupakan proporsi laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki investor tersebut. Menurut Parthington yang dikutip oleh Tsaniyah (2009:48) mengemukakan bahwa "Investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dapat meningkatkan kepercayaan investor pada perusahaan". Terdapat beberapa macam dividen, salah satunya adalah dividen kas yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai. Pembayaran dividen kas lebih banyak disukai oleh para investor karena dapat membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya pada perusahaan demikian pula stabilitas dividen yang dibayarkan juga akan mengurangi ketidakpastian dari profitabilitas perusahaan, maka kebijakan dividen sangat penting bagi perusahaan, apakah keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen atau sebaliknya. Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen perusahaan adalah besarnya laba akuntansi yang dihasilkan perusahaan Laba akuntansi dijadikan sebagai ukuran kinerja akuntansi perusahaan, sering kali perusahaan juga mempertimbangkan laba bersih yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah diperhitungkan dengan beban-beban non kas seperti beban penyusutan dan amortisasi. Investor umumnya menginginkan pembagian dividen relatif stabil, karena stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor

5 terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan. Namun tidak semua laba yang dihasilkan akan dibagikan sebagai dividen kepada semua pemegang saham dan laba yang tidak dibagikan itu disebut laba ditahan (retained earning). Berikut ini adalah tabel laba ditahan dan laba akuntansi yang diperoleh pada lima perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yang mengeluarkan dividen kas selama tiga tahun berturut yaitu tahun 2006, 2007 dan 2008 dimana menurut Prof. Dr. Mubyarto seorang pakar ekonomi kerakyatan yang mengemukakan bahwa pada tahun tersebut Indonesia mengalami peningkatan ekonomi rata-rata 6% pertahun. (Sumber : www.tokohindonesia.com/2010/01/19) TABEL 1.2 Laba akuntansi dan laba ditahan Perusahaan Industri Barang Konsumsi Makanan dan Minuman di BEI (Dalam Rupiah) NO Nama Perusahaan Tahun Laba akuntansi Laba ditahan 2006 43.284.214.000 32.034.987.000 1 PT. Delta Djakarta, Tbk 2007 47.330.712.000 26.513.577.000 2008 83.754.358.000 61.335.905.000 2006 52.884.100.000 49.629.249.000 2 PT. Tunas Baru Lampung, Tbk 2007 97.227.232.000 65.646.998.000 2008 63.336.773.000 (22.161.157.000) 3 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 2006 661.210.000.000 618.568.000.000 2007 980.357.000.000 715.971.000.000

6 2008 1.034.389.000.000 667.659.000.000 2006 93.575.798.388 74.411.198.388 4 PT. Mayora, Tbk 2007 141.589.137.703 114.758.697.703 2008 196.203.049.693 165.539.669.693 2006 73.581.000.000 (29.451.000.000) 5 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 2007 84.385.000.000 (738.000.000) 2008 222.307.000.000 146.455.000.000 Sumber : www.idx.co.id Pada tabel diatas terlihat bahwa semakin meningkat jumlah laba akuntasi maka semakin naik pula laba ditahan maka penulis memprediksi dividen kas yang dibagikan juga akan meningkat begitu pula sebaliknya jika laba akuntansi menurun maka laba ditahan pun menurun dan diprediksikan bahwa dividen kas yang dibagikan perusahaan juga akan menurun. Seperti yang telah dikemukakan oleh Martono dan Agus Harjito (2008: 3) bahwa "Perusahaan harus bijak dalam membagi laba yang dihasilkannya untuk kegiatan perusahaannya dan untuk dividen bagi pemegang sahamnya, jika laba meningkat maka dividen dan kas perusahaan pun akan meningkat". Tetapi berdasarkan tabel diatas, pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Laba akuntansi di perusahaan ini terus meningkat setiap tahun dari tahun 2006 hingga tahun 2008 walaupun demikian, perusahaan ini mengalami penurunan jumlah laba ditahan antara tahun 2006 dan tahun 2007 bahkan angkanya dibawah minus yaitu dari (Rp 29.451.000.000) menurun menjadi Rp (738.000.000) dan meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2008 sebesar Rp. 146.455.000.000.

7 Angka minus ini terjadi karena perusahaan tersebut tidak menyisihkan laba akuntansinya untuk laba ditahan pada tahun 2006 dan 2007 bahkan perusahaan mengambil laba ditahan yang didapat tahun lalu untuk kegiatan perusahaannya dan pembagian dividen kas. Begitu pula dengan perusahaan yang lain, pembagian laba akuntansi untuk laba ditahan berubah ubah dan tidak proposional hal ini tentu akan berpengaruh pada stabilitas dividen kas yang dibagikan dan akan mempengaruhi kepercayaan investor dalam berinvestasi. Seharusnya semakin tinggi laba ditahan maka semakin besar pula dividen yang dibagikan kepada pemegang saham karena dividen dan laba ditahan berasal dari laba perusahaan yang dihasilkan dalam satu periode termasuk laba akuntansi dan perusahaan pun harus mampu secara bijak dan proposional dalam membagikan laba akuntansi yang dihasilkannya untuk dividen kas dan untuk laba ditahan yang nantinya akan dipakai dalam pendanaan kegiatan perusahaan. Namun pada kenyataanya perusahaan selalu mengalami kebimbangan dalam pembagian besar kecilnya dividen Hingga saat ini masih belum ada teori yang kuat tentang kebijakan dividen yang bisa dijadikan acuan bagi perusahaan dan investor karena semua teori kebijakan dividen yang pernah dikemukakan tidak memiliki bukti empiris yang kuat. Terdapat beberapa pendapat yang pro dan kontra dari para ahli tentang masalah pembagian dividen, seperti yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (MM) yang dikenal dengan teori dividen tidak relevan yang berpendapat bahwa "Nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividen, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak ( EBIT ) dan kelas risiko

8 perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan", ada juga pendapat dari Gordon dan Lintner yang dikenal dengan teori The Bird in the Hand yang menyatakan bahwa "Pendapatan dividen mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal, karena dividen lebih pasti dari pada pendapatan modal", Pendapat dari Litzenberger dan Ramaswamy yang dikenal dengan teori perbedaan pajak yang menyatakan bahwa "Karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak", serta pendapat yang disebut teori Signaling Hyipothesis yang menyatakan bahwa "Kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains", dan yang terakhir teori yang disebut Clientele Effect yang menyatakan bahwa " Kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan tergantung dari kondisi perusahaan dan pemegang saham yang menginginkan besar atau kecilnya pembagian dividen". Terlepas dari pro dan kontra para ahli tentang pembagian dividen, keputusan akhir perusahaan dalam pembagian dividen tunai dan berapa besar yang dibagikan serta berapa besar laba yang akan ditahan oleh perusahaan tergantung pada pemegang saham perusahaan yang tidak terlepas dari pertimbangan matang atas

9 banyak faktor termasuk laba akuntansi yang dianggap sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk membayar dividen Elizabeth (2007) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas, dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank, penelitian ini menganalisa 25 perusahaan yang go public di BEJ pada tahun 2000, 2001 dan 2002. Berdasarkan penelitiannya terdapat konsistensi hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas serta disimpulkan bahwa laba akuntansi lebih mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibagikan dari laba tunai. (Sumber Jurnal Akuntansi Universitas Tarumanegara, Juli, 2007, hal. 53-79) Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan laba akuntansi terhadap dividen kas dengan melihat seberapa kuat pengaruhnya antara variabel-variabel tersebut. Periode penelitian yang dilakukan yaitu pada tahun 2006 sampai dengan 2008. Penelitian ini memilih populasi pada 5 perusahaan industri barang konsumsi yang telah go public di BEI yang mengeluarkan dividen kas pada tahun tersebut secara berturut-turut. Dari uraian tersebut di atas, terlihat bahwa laba akuntansi dapat mempengaruhi dengan deviden kas pada. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengajukan judul : Dampak Laba Akuntansi Terhadap Pembagian Deviden Kas Pada Industri Barang Konsumsi yang Telah Go Publik.

10 1.2 Identifikasi Masalah Untuk menyelesaikan masalah yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya, perlu adanya pengidentifikasian masalah sehingga hasil analisa selanjutnya dapat terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dilihat dari uraian latar belakang penelitian diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Laba akuntansi yang diperoleh 5 perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman yang telah go publik di BEI pada tabel 1.2 setiap tahun meningkat namun pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk laba akuntansi yang dihasilkan tidak dibagi secara proporsional hal ini terbukti dengan laba ditahan yang menurun. 2. Dividen kas yang dibagikan perusahaan pada tabel 1.2 tidak stabil hal ini terlihat dari pembagian laba akuntansi dan laba ditahan yang tidak proposional. Hal ini disebabkan perusahaan selalu menghadapi kebingungan dalam kebijakan dividen. 3. Perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman yang telah go publik di BEI tidak proporsional dalam membagikan laba akuntansi yang telah dihasilkan dan hal ini berdampak pada dividen kas yang dibagikan. Hal ini akan memberikan pengaruh ketidakpercayaan investor dalam investasinya pada perusahaan.

11 1.3 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah seperti telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana laba akuntansi pada perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman yang telah go publik di BEI? 2. Bagaimana dividen kas pada perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman yang telah go publik di BEI? 3. Bagaimana dampak laba akuntansi terhadap dividen kas pada perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman yang telah go publik di BEI? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maksud penelitian ini adalah untuk melihat adanya dampak laba akuntansi terhadap dividen kas pada perusahaan barang konsumsi yang telah go publik di BEI. 1.3.2 Tujuan Penelitian Dari fenomena pada latar belakang penelitian diatas tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui laba akuntansi pada perusahaan barang konsumsi yang telah go publik di BEI. 2. Untuk mengetahui dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan barang konsumsi yang telah go publik di BEI.

12 3. Untuk mengetahui sebesar apa dampak dari laba akuntansi terhadap dividen kas pada perusahaan barang konsumsi yang telah go publik di BEI. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Kegunaan akademis dalam penelitian ini untuk menambah wawasan tentang laba akuntansi dan dividen kas pada perusahaan barang konsumsi yang telah go publik di BEI. 1.4.2 Kegunaan Praktis Sedangkan penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : 1. Investor maupun calon investor, sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menjual atau menahan saham bedasarkan harapan atas dividen kas yang dibagikan menggunakan informasi laba akuntansi dan laba tunai yang dilaporkan perusahaan. 2. Emiten maupun calon emiten, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dividen agar memaksimumkan nilai perusahaan. 1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penulis melaksanakan penelitian pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat di Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1. Jl. Jend. Sudirman Kav,

13 52-53 Jakarta. Adapun waktu pelaksanaan penelitian, yakni dari mulai tanggal 1 Maret 2010. Tabel 1.3 Jadwal Penelitian Tahap Prosedur Bulan : Feb Mar Apr Mei Jun Jul I Tahap Persiapan : 1. Membuat outline dan proposal skripsi 2. Mengambil formulir penyusunan skripsi 3. Menentukan tempat penelitian II Tahap Pelaksanaan : 1. Mengajukan outline dan proposal skripsi 2. Meminta surat pengantar ke perusahaan 3. Penelitian di perusahaan 1. Sidang Usulan Penelitian 5. Penyusunan skripsi III Tahap Pelaporan : 1. Menyiapkan draft skripsi 2. Sidang akhir skripsi 3. Penyempurnaan laporan skripsi 4. Penggandaan skripsi