BAB I PENDAHULUAN. normal dan tidak menimbulkan masalah pasca pencabutan, namun dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

DAFTAR PUSTAKA. 1. Howe L. Geoffrey. Pencabutan gigi geligi. Ed 2. Yuwono L, editor. Jakarta: EGC. 1999:1

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

EFEK HEMOSTATIS EKSTRAK METANOL DAUN SISIK NAGA (Drymoglossum Piloselloides Presl.) PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus L.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minuman yang dikonsumsi sebagian besar terbuang keluar karena tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

I. PENDAHULUAN. kondisi alam Indonesia yang kaya akan sumberdaya hayati yaitu memiliki. diketahui sebagai tanaman berkhasiat obat (Bintang, 2011).

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

mencit dalam menurunkan jumlah rerata koloni Salmonella typhimurium (Murtini, 2006). Ekstrak metanol daun salam juga terbukti mampu menghambat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans, infeksi C.albicans dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

PENGARUH PERASAN KENTANG (Solanum tuberosum. L ) SEBAGAI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit (Schwartz et al.,

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN. suhu yang tinggi, syok listrik, atau bahan kimia ke kulit. 1, 2

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bakteri. Penyakit karena bakteri sering terjadi di lingkungan sekitar, salah

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

benua Amerika yang beriklim tropis pada ketinggian m di atas permukaan laut (Faridah, 2007). Tanaman berduri ini termasuk dalam klasifikasi

I. PENDAHULUAN II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB I PENDAHULUAN. baik pada saat anak-anak maupun dewasa. Diakui dan dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dibandingkan dengan Negara maju. Indonesia dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu tumbuhan yang berpotensi untuk pengobatan adalah tumbuhan

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengobatan tradisional sebagai alternatif lain pengobatan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

PENGARUH PEMBERIAN INFUS SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. kontinuitas jaringan hidup (Nalwaya,et al. 2009). Luka disebabkan oleh trauma fisik

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencabutan gigi dilakukan oleh seorang dokter gigi sebagai pilihan perawatan terakhir yang diambil jika tindakan lain tidak memungkinkan untuk dilakukan. Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar gigi yang utuh tanpa menimbulkan rasa sakit dengan trauma sekecil mungkin pada jaringan penyangganya sehingga bekas pencabutan akan sembuh secara normal dan tidak menimbulkan masalah pasca pencabutan, namun dalam prakteknya terkadang tindakan pencabutan gigi ini dapat menimbulkan komplikasi. 1,2,3 Komplikasi yang biasa terjadi pasca pencabutan antara lain perdarahan, pembengkakan, infeksi, dry socket dan cedera saraf. 1 Perdarahan merupakan suatu proses keluarnya darah dari pembuluh darah akibat rusaknya dinding pembuluh darah karena trauma atau penyakit. Saat terjadi perdarahan, secara alami tubuh akan merespon dengan mekanisme hemostasis untuk menghentikan perdarahan tersebut. Hemostasis adalah penghentian kehilangan darah dari pembuluh darah yang rusak. Sistem hemostasis yang berfungsi normal penting bagi kehidupan, karena jika hemostasis terganggu maka luka yang kecil sekalipun dapat menyebabkan perdarahan yang membahayakan jiwa. 4 Perdarahan normal pasca pencabutan akan berhenti dalam 3-8 menit atau tidak lebih dari 10 menit, tetapi jika perdarahan tidak berhenti dalam waktu 30-60 menit, maka harus dilakukan tindakan untuk mencegah terjadi kehilangan darah 1

2 secara berlebihan. 5 Tindakan lokal biasanya dilakukan untuk menghentikan perdarahan adalah penekanan oklusal menggunakan kasa yang bertujuan untuk mengontrol perdarahan yang dapat merangsang pembentukan bekuan darah yang stabil. 6 Selain tindakan lokal, diperlukan juga penanganan secara sistemik, salah satunya dengan pemberian sediaan hemostatik secara lokal maupun sistemik. Sediaan hemostatik dapat membantu mempertahankan volume plasma dan memperbaiki tekanan darah. 6 Sediaan sistemik yang dapat diberikan seperti vitamin K, asam traneksamat dan asam aminokaproat. Obat-obatan ini memiliki efek samping yang dapat menyebabkan hipertensi, tromboembolik, eritema, hipotensi dan nausea untuk menghindari efek samping dari penggunaan obatobatan vitamin K, asam aminokaproat dan asam traneksamat maka diperlukan obat yang mempunyai efek samping rendah serta ekonomis seperti bahan alam sebagai obat tradisional yang mampu menghentikan perdarahan. 7 Penggunaan obat tradisional dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan obat sintetik dan harganya lebih ekonomis. 8 Beberapa bahan alam yang diteliti memiliki efek hemostasis diantaranya daun andong, daun ungu dan daun sisik saga serta penelitian mengenai ekstrak daun sendok mampu memperpendek bleeding time pada tikus wistar jantan. 9 Kandungan yang memberikan efek hemostasis pada tanaman daun andong, daun ungu, daun sisik saga serta daun sendok yaitu flavonoid dan tanin. Flavonoid berperan penting dalam menjaga permeabilitas pembuluh darah serta meningkatkan resistensi pembuluh darah kapiler. 10 Fungsi tanin yaitu meningkatkan sekresi ADP (Adenosin difosfat) yang akan mempercepat agregasi trombosit.

3 Tumbuhan lain yang juga memiliki kandungan flavonoid dan tanin yaitu umbi sarang semut. Tumbuhan sarang semut dengan nama latin Myrmecodia sp, banyak ditemukan di Kepulauan Mentawai, Sumatera, Papua, Kalimantan, Jawa, Malaysia, Papua Nugini dan Filipina. Umbi tumbuhan sarang semut banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan bagi masyarakat. Jenis spesies yang sering digunakan sebagai bahan pengobatan di masyarakat adalah Myrmecodia pendens dan Myrmecodia tuberosa. 11 Tumbuhan umbi sarang semut yang banyak ditemukan di Mentawai adalah Myrmecodia tuberosa. 12 Tumbuhan ini dipercaya masyarakat setempat dapat menyembuhkan luka, masyarakat menggunakan tumbuhan sarang semut secara tradisional dengan cara menumbuk umbi sarang semut kemudian mengoleskannya kedaerah yang luka untuk menghentikan perdarahan. Tumbuhan sarang semut terbukti secara empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti mimisan, ambeien, menghilangkan pegal linu, sakit kepala, asam urat, kolesterol, sakit maag, asam urat, jantung koroner, tuberkulosis, migrain, rematik dan leukemia. 13,14 Kandungan dalam umbi sarang semut selain flavonoid dan tanin yaitu golongan polifenol dan mineral seperti kalsium, seng, fosfor, natrium, kalium dan magnesium. 13,14 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack) seperti penelitian Dani (2008) mengenai kandungan senyawa flavonoid pada tumbuhan sarang semut mampu menurunkan radang dengan daya antiinflamasi paling optimal. 15 Yuli (2013) juga melakukan penelitian mengenai aktivitas antimikroba ekstrak etanol Myrmecodia tuberosa Jack terhadap Candida albicans, Eschericia coli, dan

4 Staphylococcus aureus dengan KHM masing-masing secara berurutan 0,8% b/v; 1,6% b/v; dan 0,8% b/v. 16 Penelitian yang dilakukan oleh Harun (2014) mengenai fraksi n-heksan dan air dari ekstrak etanol sarang semut memperlihatkan persentase kematian sel kanker lidah SP-C1 yang signifikan. 17 Penelitian Dini mengenai ekstrak air tumbuhan sarang semut juga mampu mengatasi diare dan meningkatkan konsistensi feses. 18 Penelitian Triana (2010) fraksi etil asetat Myrmecodia tuberosa Jack menunjukkan aktivitas yang paling tinggi terhadap proliferasi limfosit. 19 Penelitian lain yang dilakukan Taufik (2017) menunjukan fraksi etil asetat sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack) pada dosis 40 mg/kg BB, 63,2 mg/kg BB, 100 mg/kg BB menunjukan efek antianafilaksis kutan aktif pada mencit betina. 20 Berdasarkan latar belakang diatas, belum ditemukan penelitian mengenai efektivitas ekstrak etanol umbi sarang semut terhadap bleeding time dan clotting time, maka perlu dilakukan penelitian mengenai uji efektivitas ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) terhadap bleeding time dan clotting time pada mencit putih (Mus musculus) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu : 1. Apakah ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) efektif terhadap bleeding time? 2. Apakah ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) efektif terhadap clotting time?

5 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menentukan efektivitas ekstrak umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack) terhadap bleeding time 2. Untuk menentukan efektivitas ekstrak umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack) terhadap clotting time 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dengan diketahuinya efektivitas ekstrak etanol umbi sarang semut terhadap bleeding time dan clotting time. 1.4.2 Manfaat Aplikasi Apabila terbukti bahwa ekstrak etanol umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) efektif terhadap bleeding time dan clotting time, maka diharapkan penelitian ini menjadi langkah awal untuk penelitian lebih lanjut dan penggunaannya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari.

6 1 Howe L. Geoffrey. Pencabutan gigi geligi. Ed 2. Yuwono L, editor. Jakarta: EGC. 1999:1 2 - Randy B, JK.Krista VS. Gambaran Faktor Risiko dan Komplikasi Pencabutan Gigi di RSGM PSPDG-FK UNSRAT. e-j Gigi. 2015;3(2):477 3 Tedjasulaksana R. Ekstrak Daun Etit Asetat dan Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) Dapat Memperpendek Waktu Perdarahan Mencit (Mus musculus). Jurnal Kesehatan Gigi. 2013;1(1):32±9. 4 Rahayu I, Hadi K, Arsyik I. Efek Hemostasis Ekstrak Metanol Daun Sisik Saga (Drymoglossum Piloselloides Presl.) pada Tikus Jantan (Rattus norvegicus L.).J Trop Pharm.2013;2(3):153 5 Hoffbrand AV, Petit JE,Moss PAH. Kapita Selekta Hematologi ed 6. Jakarta: EGC; 2005 6 Wuisan Jane,Bernat H,Wellys L. Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pinang (Areca Catechu L.) Terhadap Waktu Perdarahan Pasca Ekstraksi Gigi Pada Tikus Jantan Wistar (Rattus Norvegivus L.Jurnal Ilmiah Sains ;2015;15(2) 7 Nafrialdi ; Setawati, A., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. 8 Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat Bagi Pecinta Alam. Jakarta : Bhratara Karya Aksara.1981 9 Kainde RA, Damajanty HC, Bernart SP. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Sendok (Plantago major L.) terhadap Waktu Perdarahan pada Tikus Wistar Jantan (Rattus norvegicus). Jurnal e-gigi;2016;4(2) 10 Hasan H, Wenni R. Differences in Effectiveness of Water Stepping from Green Tea Leaf and Black Tea Leaf as Hemostasis Effect on Wound Cut-Tail Mice (Mus Muscullus). J Dentomaxillofacial Science. 2016;1(3) :333-336 11 Subroto, M.A dan H. Saputro. Gempur penyakit dengan sarang semut. Penebar Swadaya. Jakarta. 2006

7 12 Hamidah S, Budi S. Kadar Ekstraktif Sarang Semut (Myrmecodia sp) dari Kabupaten Barito Timur. Jurnal Hutan Tropis ; 2011;12 (31) 13 Utami, Prapti. (2013). Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta. Hal.6 14 Roslizawaty. Hamdani B. Higmah L. Herrialfian. Pengaruh Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia sp.) Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Mencit (Mus musculus) Jantan yang Hiperurisemia. Jurnal Medika Veterinaria ; 2013 ; 7 (2) : 116 15 Kristina, D. 2008. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendans Merr. & Perry) pada Tikus (Rattus novergicus L.). Skripsi. Jurusan BIologi FMIPA. Universitas Surakarta. 16 Efendi, Y. N., Hertiani, T. (2013). Antimicrobial Potency of Ant-Plant Extract (Myrmecodia tuberosa Jack.) Againts Candida albicans, Escherichia coli, and Staphylococcus aureus. Traditional Medicine Journal. 18(1). 53-58. 17 Achmad, H., Armyn.S, Supriatno, Singgih.M. 2014. Anti-Cancer Activity And Anti-Proliferation Ant Nests Flavonoid Fraction Test (Myrmecodya Pendans) Human Tongue Cancer Cells In Sp-C1. Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS). 13. 1-5 18 Defrin, D. P., Rahimah, S. B., Yuniarti, L. 2010. Efek Anti Diare Ekstrak Air Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Pada Mencit Putih (Mus musculus). Prosding SNaPP2010 Edisi Eksakta. 70(18), 2089-3582 19 Hertiani, T., Sasmito, E., Sumardi. Ulfah, M. (2010). Preliminary Study on Immunomodulatory Effect of Sarang Semut Tubers Myrmecodia tuberosa and Myrmecodia pendens. Online Journal of Biological Sciences. 10(3). 136-141. 20 Salam T. Uji efek antianafilaksis kutan aktif fraksi etil asetat sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack) terhadap mencit betina. Skripsi. Padang : Universitas Andalas ; 2017