BAB I PENDAHULUAN. yang berada didalam dan di luar Kabupaten Aceh Tengah. terciptanya keadaan masyarakat yang tertib dan teratur serta demi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-

UU ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU 23 TAHUN 2006 DIPERBAHARUI UU 24 TAHUN 2013

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : Taufiqurrohman, SH, M.Si

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

2 alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Sedangkan Peristiw

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya seorang anak dilahirkan sebagai akibat dari hubungan

rangkaa standar minimal menyeluruh untuk berdasarkan Nomor Kepulauan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mempunyai wewenang untuk mempunyai hak-hak khususnya. wewenang untuk mempunyai hak-hak keperdataan.

Disusun

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sumber informasi yang diperlukan oleh suatu instansi, organisasi, atau

NASKAH AKADEMIS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN UU NO.23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1. Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2. Pasal 5. Huruf a. Cukup jelas. Huruf b...

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU

I. UMUM. Asisten Tata Pemerintahan dan KESRA : Wakil Walikota : Kepala Bagian Hukum SETDA : Sekretaris Daerah :

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 16 TAHUN 2009 TLD NO : 15

. PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

I. PENDAHULUAN. suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati. Hukum

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DALAM KOTA LANGSA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

WALIKOTA TASIKMALAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA METRO Tahun 2011 Nomor 06

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA PENCATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan kependudukan dan pencatatan sipil merupakan urusan wajib bagi Pemerintah Kabupaten dalam rangka memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan, dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk yang berada didalam dan di luar Kabupaten Aceh Tengah. Mengingat begitu pentingnya peristiwa-peristiwa tersebut, maka demi terciptanya keadaan masyarakat yang tertib dan teratur serta demi terjaminnya kepastian hukum, maka diperlukan suatuperaturan untuk mengaturnya. Peraturan yang dimaksud tersebut adalah peraturan dibidang pencatatan sipil yang dilaksanakan oleh lembaga pencatatan sipil yaitu Kantor Catatan Sipil. Pencatatan sipil merupakan hak dari setiap warga negara dalam arti hak memperoleh akta autentik dari pejabat negara. Masih jarang penduduk menyadari betapa pentingnya sebuah akta bagi dirinya dalam menopang hidupnya. 1 Misalnya anak lahir tanpa akta kelahiran, ia akan memperoleh kesulitan pada saat ia memasuki pendidikan. Demikian pula dalam masalah perkawinan, kematian, dan status anak. Banyak manfaat yang membawa akibat hukum bagi diri seseorang 1. Sebuah akta perkawinan yang diterbitkan oleh pejabat Kantor Catatan Sipil, memiliki arti yang sangat besar. 1 Siswosoediro,Hendry S, Mengurus Surat-surat kependudukan Visimedia,Jakarta,2008 hal:21

manakala terjadi sesuatu Misalnya untuk kepentingan menentukan ahli waris, menentukan dan memastikan bahwa mereka adalah muhkrimnya, atau dapat memberi arah ke pengadilan mana ia mengajukan cerai dan lain-lain yang tanpa disadari akta-akta tersebut sangat penting artinya bagi kehidupan seseorang. Catatan Sipil merupakan suatu catatan yang menyangkut kedudukan hukum seseorang. Bahwa untuk dapat dijadikan dasar kepastian hukum seseorang maka data atau catatan peristiwa penting seseorang, seperti : perkawinan, perceraian, kelahiran, kematian, pengakuan anak dan pengesahan anak, perlu didaftarkan ke Kantor Catatan Sipil, oleh karena Kantor Catatan Sipiladalah suatu lembaga resmi Pemerintah yang menangani hal-hal seperti di atas. yang sengaja diadakan oleh Pemerintah, dan bertugas untuk mencatat, mendaftarkan serta membukukan selengkap mungkin setiap peristiwa penting bagi status keperdataan seseorang. Pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan Administrasi Kependudukan yang sejalan dengan tuntutan pelayanan Administrasi Kependuduka n yang profesional, memenuhi standar teknologi informasi, dinamis, tertib, dan tidak diskriminatif dalam pencapaian standar pelayanan minimal menuju pelayanan prima yang menyeluruh untuk mengatasi permasalahan kependudukan, perlu dilakukan penyesuaian terhadap beberapa ketentuan. Dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan secara nasional, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh

Penduduk dan/atau Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seluruh peristiwa penting yang terjadi dalam keluarga (yang memiliki aspek hukum), perlu didaftarkan dan dibukukan, sehingga baik yang bersangkutan maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai bukti yang outentik tentang peristiwaperistiwa tersebut, dengan demikian maka kedudukan hukum seseorang menjadi tegas dan jelas. Dalam rangka memperoleh atau mendapatkan kepastian kedudukan hukum seseorang, perlu adanya bukti bukti outentik yang sifat bukti itu dapat dipedomani untuk membuktikan tentang kedudukan hukumnya. Dalam meningkatkan pelayanan Administrasi Kependudukan (Adminduk) sesuai dengan tuntutan pelayanan yang profesional, memenuhi standar teknologi informasi, dinamis, tertib, dan tidak diskriminatif, serta mempertimbangkan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum. Salah satu dasar pertimbangan Undang-undang Administrasi Kependudukan diberlakukan adalah untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap status pribadi dan status hukum atas setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk Indonesia. 2 Peristiwa kependudukan menurut Undang-undang Administrasi Kependudukan peristiwa pentingadalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir, mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama. 2 Hukum.Unsrat.ac.id-uu-23_2006.pdf//html diakses tanggal 11 maret 2016

persoalan-persoalan baru. Dengan adanya perubahan kebijakan pemerintah melalui UU no. 24 tahun 2013 ini, merupakan bukti nyata kesungguhan pemerintah untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan dan mendapatkan dokumen kependudukan. Secara umum data dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan berupa angka, lambang atau sifat yang dapat memberikan gambaransuatu keadaan atau persoalan Data juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu objek. Oleh karena itu data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan. 3 Sampai saat ini masih banyak penduduk yang mengabaikan atau kurang paham akan pentingnya akta catatan sipil. Akta catatan sipil yang paling banyak diabaikan adalah akta kematian. Padahal akta kematian tidak kalah pentingnya dengan akta-akta catatan sipil yang lain. Selain itu masyarakat juga cenderung malas untuk mengurus prosedur penerbitannya. Banyak di antara mereka yang beranggapan bahwa mengurus prosedur untuk penerbitan akta-akta catatan sipil sulit,sehingga tidak jarang dari mereka yang hendak mengurus prosedur penerbitan akta catatan sipil menggunakan jasa Calo. Padahal jika dikaji sebenarnya prosedur penerbitan akta catatan sipil tidaklah sulit. 3.hukumonline.com... Pelayanan Kependudukan diakses tanggal 11 maret 2016

Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.diperlukan aturan yang sangat jelas dan tegas mengenai hak-hak penduduk di dalam memperoleh hak-hak keperdataan yang dilaksanakan melalui kegiatan pencatatan sipil aturan yang tegas terkait dengan syarat-syarat yang di perlukan dalam kegiatan pencatatan sipil. Pencatatan sipil sesuai dengan sifatnya mencatat peristiwa penting yang terkait dengan kehidupan seseorang maka aturan seharusnya tidak membatasi bagaimana kegiatan tersebut dapat dilaksanakan. Justru aturan perundang-undangan harus dapat menjembatani kemungkinan-kemungkinan yang terjadi (realitas didalam masyarakat) sehubungan dengan kegiatan pencatatan sipil tersebut. Berkenaan dengan Penggunaan data kependudukan kementerian dalam negeri, Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri yang bersumber dari data kependudukan kabupaten/kota, merupakan satu-satunya data kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan : alokasi anggaran termasuk untuk perhitungan, pelayanan publik, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan hukum, dan pencegahan kriminal. 4 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah sebagai lembaga pemerintah mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pelayanan publik di bidang kependudukan dan akta catatan sipil di Kabupaten Aceh Tengah. Khusus dibidang catatan sipil mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan dalam bidang pencatatan kelahiran, perceraian, kematian, pengakuan pengesahan anak. 4 Rahardjo,Sutjipto Hukum dan Masyarakat,Angkasa,Bandung,2009

Pengurusan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan Tidak Dipungut BiayaLarangan untuk tidak dipungut biaya semula hanya untuk penerbitan e-ktp, diubah menjadi untuk semua dokumen kependudukan (KK,e-KTP, Akta Kelahiran, Akta Perkawinan, Akta Kematian, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan lain-lain) danuntuk meningkatkan efektivitas pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat, menjamin akurasi data kependudukan dan ketunggalan NIK serta ketunggalan dokumen kependudukan. 5 Dengan berpedoman pada uraian seperti tersebut di atas, maka yang mendorong penulis untuk menyusun skripsi sebagaimana judul di muka adalah : 1. Mengingat begitu pentingnya kegunaan akta catatan sipil, maka penulis berusaha untuk mengetahui secara mendalam tentang akta catatan sipil, baik itu adalah akta kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan akta pengakuan dan pengesahan anak. 2. Mengingat pada waktu sekarang masih cukup banyak warga masyarakat yang mungkin merasa bingung tentang prosedur dan tata cara memperoleh akta-akta catatan sipil di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, maka penulis mencoba memberikan penjelasan bagaimana prosedur untuk memperoleh akta-akta catatan sipil di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah. Selain itu penulis juga ingin memberikan penjelasan dan penjabaranya secara mendalam tentang berbagai hal yang berkaitan dengan akta-akta catatan sipil beserta permasalahan dan solusi dari permasalahan tersebut. 5 Situmorang Victor M,,Aspek Hukum Akta Catatan Sipil diindonesia,sinar grafika,jakarta 1991

3. Mengingat peranan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang sangat penting, maka penulis ingin mencoba memberikan sedikit penjelasan tentang tugas, fungsi, kewenangan, tanggung jawab dan berbagai hal yang berkaitan dengan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah. Berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas dan mengingat akan maksud serta tujuan dari penulis di atas, maka penulis berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan judul STUDI TENTANG PROSEDUR PENERBITAN AKTA CATATAN SIPIL BERDASARKAN QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NO.9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN. B. Perumusan Masalah Melihat dari latar belakang di atas, maka penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1.Bagaimana Pengaturan Penerbitan Akta Catatan Sipil Berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Tengah No.9 Tahun 2010? 2.Bagaimana Prosedur Penerbitan Akta Catatan Sipil Oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah? 3. Hambatan apa yang dihadapi dalam penerbitan akta catatan sipil di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah dan bagaimana solusinya? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Dalam suatu kegiatan penelitian pasti terdapat suatu tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi arah dalam melangkah

sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan Obyektif a) Untuk mengetahui bagaimana prosedur atau tata cara penerbitan akta catatan sipil, yang meliputi akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan, akta perceraian, serta akta pengakuan dan pengesahan anak di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah b) Untuk mengetahui hambatan atau permasalahan yang timbul pada saat penerbitan akta catatan sipil di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah dan solusi atau cara untuk memecahkan masalah tersebut. 2. Tujuan Subyektif a) Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama dalam menyusun karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan yang diwajibkan dalam meraih gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. b) Untuk menambah, memperluas, mengembangkan pengetahuan dan pengalaman penulis serta pemahaman aspek hukum di dalam teori dan praktek lapangan hukum yang sangat berarti bagi penulis. c) Untuk memberi gambaran dan sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian tersebut. Adapun manfaat yang diharapkan didapat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a) Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan data sebagai bahan penyusunan skripsi guna melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera utara. b) Untuk sedikit memberi pikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya. c) Untuk mendalami teori-teori yang telah penulis peroleh selama menjalani kuliah strata satu di Fakultas Hukum Universitas Sumatera utara serta memberikan landasan untuk penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a) Dengan penulisan skripsi ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai bekal untuk terjun ke dalam masyarakat nantinya. b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. D.Keaslian Penelitian STUDI TENTANG PROSEDUR PENERBITAN AKTA CATATAN SIPIL BERDASARKAN QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NO.9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Telah diperiksa, tidak ada judul yang sama pada arsip perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum / Pusat Dokumentasi dan informasi Hukum Fakultas Hukum. E. Tinjauan Kepustakaan Prosedur adalah Instruksi atau resep, serangkaian perintah yang menunjukkan bagaimana menyiapkan atau membuat sesuatu. Berdasarkan pengertian prosedur menurut para ahli : 1. Menurut M.Ali Prosedur adalah serangkaian titik rutin yang diikuti dalam melaksanakan suatu wewenang fungsi dan operasional. 2. Menurut Kamaruddin, Prosedur adalah suatu wewenang fungsi dan operasional. Berdasarkan pengertian prosedur menurut para ahli di atas menyimpulkan bahwa prosedur sebagai suatu tata cara urutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan urutan waktu dan pola kerja yang tetap dan yang telah di tentukan. 6 Akta adalah surat yang di perbuat demikian oleh atau di hadapan pegawai yang berwenang untuk membuatnya menjadi bukti yang cukup bagi kedua belah pihak dari ahli warisnya maupun berkaitan dengan pihak lainnya sebagai hubungan hukum. Tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan ditandatangani pihak pembuatnya, yang mempunyai kekuatan pembuktian mutlak dan mengikat. 6 Amsyah, Zulkifli, 2005.Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Akta merupakan suatu tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan ditandatangani pihak yang membuatnya. Berdasarkan ketentuan pasal 1867 KUH Perdata suatu akta dibagi menjadi 2 (dua), antara lain: 1. Akta Di bawah Tangan (Onderhands) 2. Akta Resmi (Otentik). 1. Akta Di bawah Tangan Akta yang dibuat tidak di hadapan pejabat yang berwenang atau Notaris. Akta ini yang dibuat dan ditandatangani oleh para pihak yang membuatnya. Apabila suatu akta di bawah tangan tidak disangkal oleh Para Pihak, maka berarti mereka mengakui dan tidak menyangkal kebenaran apa yang tertulis pada akta di bawah tangan tersebut, sehingga sesuai pasal 1857 KUH Perdata akta di bawah tangan tersebut memperoleh kekuatan pembuktian yang sama dengan suatu Akta Otentik.Perjanjian di bawah tangan terdiri dari a. Akta di bawah tangan biasa b. Akta Waarmerken, adalah suatu akta di bawah tangan yang dibuat dan ditandatangani oleh para pihak untuk kemudian didaftarkan pada Notaris, karena hanya didaftarkan, maka Notaris tidak bertanggungjawab terhadap materi/isi maupun tanda tangan para pihak dalam dokumen yang dibuat oleh para pihak. c. Akta Legalisasi, adalah suatu akta di bawah tangan yang dibuat oleh para pihak namun penandatanganannya disaksikan oleh atau di hadapan Notaris,namun Notaris tidak bertanggungjawab terhadap materi/isi dokumen melainkan Notaris hanya bertanggungjawab terhadap tanda tangan para pihak yang bersangkutan dan tanggal ditandatanganinya dokumen tersebut.

2. Akta Resmi (Otentik) Akta Otentik ialah akta yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang yang memuat atau menguraikan secara otentik sesuatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh pejabat umum pembuat akta itu. Pejabat umum yang dimaksud adalah notaris, hakim, juru sita pada suatu pengadilan, pegawai pencatatan sipil, dan sebagainya. 7 Suatu akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna bagi para pihak beserta seluruh ahli warisnya atau pihak lain yang mendapat hak dari para pihak. Sehingga apabila suatu pihak mengajukan suatu akta otentik, hakim harus menerimanya dan menganggap apa yang dituliskan di dalam akta itu sungguh-sungguh terjadi, sehingga hakim itu tidak boleh memerintahkan penambahan pembuktian lagi. 8 Suatu akta otentik harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1.Akta itu harus dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat umum. 2.Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang. 3.Pejabat umum oleh atau di hadapan siapa akta itu dibuat, harus mempunyai wewenang untuk membuat akta itu. Qanun Adalah Yang berlaku di seluruh wilayah Provinsi Aceh Qanun Aceh disahkan oleh gubernur setelah mendapat persetujuan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. Dan merpakan peraturan perundang-undangan sejenis peraturan daerah yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan masyarakat di provinsi Aceh. 7 Mertokusumo,Sudikno, Hukum Perdata Indonesia edisi kelima Liberty Yogyakarta 2002 8 http://disdukcapil./produk-layanan/akta-pencatatan-sipil/ diakses tanggal 13 maret 2016

Qanun Terdiri Atas : 1.Qanun Aceh,yang berlaku di seluruh wilayah provinsi Aceh. Qanun Aceh disahkan oleh gubernur setelah mendapat persetujuan dengan dewan perwakilan rakyat Aceh. 2.Qanun Kabupaten/kota,yang berlaku di Kabupaten/Kota Tersebut. Qanun kabupaten/kota disahkan olehbupati/wali kota setelah mendapat persetujuan bersama dengan DPRK (Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten atau Dewan Perwakilan Rakyat Kota). F. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Menurut bidangnya penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat Yuridis Normatif yaitu pendekatan yang bertumpu pada penelitian data sekunder. 2. Sifat Penelitian Penelitian yang penulis susun adalah termasuk penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah Suatu penelitian yang dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. 9 Maksudnya adalah tertutama mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu memperkuat teori- teori lama, atau di dalam kerangka penyusun teori baru. 9 Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Metode penelitian dan penulisan hukum sebagai bahan ajar(medan:fakultas hukum, 2009),hlm,54.

Dalam pelaksanaan penelitian deskriptif ini tidak terbatas hanya sampai pengumpulan dan penyusunan data saja, tetapi juga meliputi analisa dan interprestasi data yang pada akhirnya dapat diambil kesimpulan- kesimpulan yang dapat didasarkan penelitian data itu. 10 3. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan metode pendekatan yang di gunakan dalam penelitin ini yaitu yuridisnormatif, maka teknik pengumpulandata yang digunakan dalam penulisan iniberupa studi kepustakaan untuk memperoleh data sekunder yang terdiri dari : 1. Bahan Hukum Primer Adalah bahan-bahan yang berhubungan dengan peraturan perundang-undangan. 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Sekunder yang akan digunakan adalah yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer guna membantu menganalisis serta memahami, akan terdiri dari bukubuku hasil pendapat para sarjana, hasil-hasil penelitian dan seminar atau kegiatan ilmiah lainnya. 3. Bahan Hukum Tertier Bahan Hukum Tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yang terdiri dari kamus hukum dan kamus lainnya, Ensiklopedia yang erat relevansinya dengan materi penelitian ini. 10 Johny ibrahim,teori penelitian hukum normatif, malang : banyumedia publishing,2005),hal47

Teknik Analisis data Analisis, yaitu kegiatan berpikir dalam mempelajari bagian-bagian, komponen-komponen atau elemen-elemen dari suatu keseluruhan untuk mengenal tanda-tanda masing-masing bagian, komponen atau elemen itu, hubungan mereka satu sama lain dan fungsi mereka dalam keseluruhan yang terpadu.sehubungan dengan metode pendekatannya yaitu yuridis normatif, maka teknik analisis yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif.metode Analisis Kualitatif ini, adalah prosedur dalam menelaah data sekunderdisajikan sekaligus menganalisanya dengan mengarah pada unsur-unsur khusus guna melihat tujuan penelitian. G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan dan penjabaran tulisan ini, maka penelitian ini akan dibagi menjadi 5 (lima) bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini mengemukakan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II : Pengaturan Penerbitan Akta Catatan Sipil Berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Tengah No.9 Tahun 2010 Didalam Bab ini akan dibahas mengenai pengertian tentang catatan sipil, tujuan dan manfaat akta catatan sipil, instansi yang berwenang menerbitkan akta catatan sipil berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Tengah No.9 Tahun 2010

BAB III : Prosedur Penerbitan Akta Catatan Sipil Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah Dalam bab ini akan dijabarkan mengenai Gambaran umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah, Mekanisme penerbitan akta catatan sipil Kabupaten Aceh Tengah, Peristiwa penting yang dicatatkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Aceh Tengah Berdasarkan Qanun No.9 Tahun 2010 BAB IV : Hambatan yang timbul dalam penerbitan akta catatan sipil oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah Bab ini akan membahas mengenai Hambatan yang di hadapi dalam penerbitan akta catatan sipil oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah, Solusi Dalam mengatasi hambatan yang timbul dalam penerbitan akta catatan sipil Kabupaten Aceh Tengah BAB V : Penutup Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini yang akan memuat kesimpulan dan saran.