BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belanda. Istilah preman sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu vrijman yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

Bab I. Pendahuluan. Pertumbuhan penduduk yang terus mengalami peningkatan serta tidak

Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis kejahatan yang paling sulit diberantas. Realitas ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Alinea ke-4 Pembukaan (Preamble) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menimbulkan dampak positif, tetapi ada beberapa kebiasaan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dari suatu keadaan dan sifat masyarakat yang tradisional, dengan keadaan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kepadatan penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tegaknya negara hukum menjadi tugas dan tanggung jawab dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terorisme merupakan suatu tindak kejahatan luar biasa yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kasus bullying (tindak kekerasan) di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang menjujung nilai-nilai demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. 1994: 136 ) mengatakan tujuan dari welfere state ( negara kesejahteraan ) pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. langsung merugikan keuangan Negara dan mengganggu terciptanya. awalnya muncul Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan tentang pelanggaran (overtredingen), kejahatan

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DAN HUKUMAN MATI

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hampir tiap hari terjadi kasus terhadap anak berupa eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

Kajian yuridis terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak geng nero (studi kasus di Pengadilan Negeri Pati)

13 ayat (1) yang menentukan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya tingkat pengangguran, mahalnya biaya hidup sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, baik di lingkup domestik (rumah tangga) maupun publik.

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang di dasarkan pada

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Hukum tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian merupakan salah satu lembaga pemerintah yang

I. PENDAHULUAN. Saat ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman sekarang ini membawa pengaruh besar pada negara Indonesia, hal ini berdampak pada perkembangan perilaku dalam masyarakat. Persoalan ekonomi dan moral merupakan sebagian contoh masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan, pengangguran menambah keterpurukan kondisi bangsa ini, yang akhirnya menimbulkan banyak kejahatan. Faktor ekonomi merupakan masalah yang sangat sentral saat ini yang dapat menimbulkan kejahatan, karena banyak orang mengambil jalan pintas dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, hal ini menyebabkan terjadinya kejahatan. Menurut Drs.G.W.Bawengan, S.H latar belakang timbulnya kejahatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan kepribadian 1. Pengertian preman menurut Daryanto S.S, dalam kamus Bahasa Indonesia lengkap adalah Swasta/Partikelir, secara umum pengertian preman adalah seseorang yang berlindung pada swasta atau kelompok atau 1 G.W.Bawengan,1977, Masalah Kejahatan dengan Sebab dan Akibat, PT.Pradnya Paramita, Jakarta,hlm 89, 98, 112

2 organisasi atau lembaga yang melakukan tindakan atau kegiatan yang melawan arus hukum yang syah membuat resah masyarakat atau korban 2. Preman sangat identik dengan dunia kriminal dan kekerasan, karena memang kegiatan preman tidak lepas dari kedua hal tersebut. Beberapa contohnya aksi premanisme antara lain preman di terminal bus yang memungut pungutan liar dari sopir-sopir, yang bila ditolak akan berpengaruh terhadap keselamatan sopir dan kendaraannya yang melewati terminal dan preman di pasar yang memungut pungutan liar dari lapaklapak kaki lima, yang bila ditolak akan berpengaruh terhadap dirusaknya lapak yang bersangkutan. Hal ini menyebabkan preman di Indonesia makin lama makin sukar diberantas karena ekonomi yang semakin memburuk. Kasus-kasus premanisme yang akhir-akhir ini menyebabkan masyarakat resah yang terjadi di Indonesia berdampak pula sampai didaerah-daerah pelosok khususnya di daerah Gunungkidul. Premanpreman di Gunungkidul pada umumnya adalah sebagai timer angkutan umum yang memungut pungutan liar dari sopir-sopir bus dan para preman kampung yang sering mabuk-mabukan dan judi. Dalam KUHP sebenarnya sudah mengatur beberapa pidana yang pantas diberikan bagi pelaku premanisme diantaranya KUHP Pasal 368 Ayat (1) tentang pemerasan dan pengancaman yang berbunyi barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara 2 H.Hadiman,2009, Polri Siap Memberantas Aksi Premanisme dan Mengamankan Pemilu 2009, Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama Bersama, Jakarta,hlm.14

3 melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Meskipun premanisme merupakan akibat langsung dari kemiskinan dan pengangguran, tidak berarti premanisme dibiarkan tumbuh subur dan berkembang 3. Perilaku premanisme itu mengandung beberapa unsur yaitu : 1. Unsur pendukung pada suatu perbuatan aksi premanisme. 2. Risiko yang dikandung dalam pelaksanaan suatu aksi premanisme. 3. Masa lampau yang mengkondisikan seorang individu terlibat. 4. Struktur kemungkinan untuk melakukan suatu aksi premanisme 4. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum dan bukan atas kekuasaaan, sudah sewajarnya hukum ini ditegakkan. Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 aliena keempat yang berbunyi kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang 3 Ibid.hlm 15 4 Ibid.hlm 36

4 berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, berdasarkan dari uraian tersebut maka perlu adanya suatu sikap yang adil dan jujur dalam menegakkan hukum agar tercipta suatu kondisi yang baik di Negara ini. Aparat kepolisian mempunyai peran yang sangat penting dalam mengatasi premanisme. Mengingat peran kepolisian dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, diatur dalam Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia nomor 2 tahun 2002 pasal 13, pasal 14 dan 15. Pada pasal 13 disebutkan bahwa tugas pokok kepolisian adalah : a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. b. Menegakkan hukum. c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Aparat kepolisian diharapkan mampu mengambil tindakan yang tepat dalam menyikapi masalah premanisme yang ada dalam masyarakat. Semua ini tentu saja tidak terlepas dari partisipasi masyarakat untuk membantu pihak kepolisian dalam mengungkap aksi-aksi premanisme

5 yang terjadi di dalam masyarakat. Kita berharap kondisi masyarakat yang nyaman, aman, dan tertib dapat tercapai. Bertolak dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengajukan judul Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Kejahatan Premanisme Di Wilayah Hukum Polres Gunungkidul. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan suatu masalah yaitu : 1. Upaya apakah yang dilakukan oleh Polri di jajaran Polres Gunungkidul dalam rangka menanggulangi akibat negatif yang ditimbulkan oleh pelaku premanisme? 2. Apakah ada kendala yang dihadapi Polres Gunungkidul dalam rangka menanggulangi premanisme? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai peran kepolisian dan hambatan kepolisian dalam upaya menanggulangi kejahatan premanisme di wilayah hukum Polres Gunungkidul. D. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah :

6 1. Bagi penulis : memperdalam wawasan yang sudah diperoleh dibidang hukum, khusunya hukum pidana. 2. Bagi Masyarakat : hasil penelitian ini diharapkan memberi wacana maupun pengetahuan tentang seluk beluk tentang kepolisian dalam menanggulangi kejahatan premanisme. 3. Bagi ilmu hukum :hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pustaka hukum, khususnya di bidang hukum pidana maupun peradilan dan penyelesaian sengketa hukum. E. Batasan Konsep : Dari judul yang dibuat oleh penulis yakni Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Kejahatan Premanisme Di Wilayah Hukum Polres Gunungkidul maka penulis membuat batasan konsep dalam penelitian ini antara lain : 1. Kepolisian Menurut Undang-Undang No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Nengara Republik Indonesia, Kepolisian adalah segala halihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Premanisme Berasal dari kata vrijman Bahasa Belanda yang artinya adalah Orang bebas, merdeka dan isme adalah aliran. Premanisme adalah sebutan pejoratif yang sering digunakan

7 untuk merujuk kepada kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain 5. 3. Kejahatan Perbuatan yang bertentangan dengan peraturan hukum. 4. Wilayah Wilayah adalah daerah kekuasaan 6. 5. Polres Lembaga kepolisian yang berada di wilayah kabupaten. F. Metode Penelitian 1. Penelitian Hukum Normatif Penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang berfokus pada norma hukum positif berupa peraturan perundang-undangan. 2. Sumber Data a. Bahan Hukum Primer : berupa peraturan perundang-undangan yang tata urutannya sesuai dengan Tata cara Pembentukan Perundang-undangan yang berlaku. b. Bahan Hukum sekunder : Merupakan bahan hukum bahan hukum lain yang memberi pejelasan mengenai bahan hukum 5 http://id.wikipedia.org/wiki/premanisme, 9 Maret 6 http://kamusbahasaindonesia.org/wilayah, 11 Maret

8 primer seperti buku-buku, jurnal, doktrin,dokumen artikel, koran, majalah, internet, hasil penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data Data primer dan data sekunder yang diperlukan diperoleh dengan cara : a. Studi Kepustakaan Pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari bukubuku dan literatur yang sudah ada dan juga melakukan studi kepustakaan terhadap peraturan perundang udangan yang berlaku. b. Nara Sumber Untuk mendukung data yang digunakan dalam penelitian ini maka dilakukan wawancara dengan narasumber yang mengetahui permasalahan yang menjadi obyek yang diteliti, yaitu Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Heru Muslimin. 4. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan terhadap : a. Bahan hukum primer yang berupa peraturan perundangundangan, sesuai dengan tugas ilmu hukum normatif, yaitu deskripsi hukum positif, sestematisasi hukum positif, analisis

9 hukum positif, interprestasi hukum positif, dan menilai hukum positif. b. Bahan hukum sekunder yang berupa pendapat hukum dianalisis (dicari perbedaan dan persamaan pendapat hukum). c. Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder diperbandingkan dan dicari ada tidaknya kesenjangan. d. Proses berfikir dalam penarikan kesimpulan adalah dengan proses berfikir atau prosedur bernalar yang digunakan secara deduktif. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan rencana isi skripsi : BAB I Pendahuluan Dalam bab ini memuat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian. batasan konsep, metedologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Upaya Kepolisian Dalam Menanggulangi Kejahatan Memuat pembahasan mengenai upaya kepolisian untuk menanggulangi kejahatan premanisme dan kendala yang dihadapi kepolisian di wilayah hukum Polres Gunungkidul. Untuk mengetahui secara jelas tentang upaya kepolisian dalam menanggulangi kejahatan premanisme dan kendala yang dihadapi kepolisian Polres

10 Gunungkidul maka dilakukan penelitian peraturan perundangundangan dan penelitian langsung pada anggota kepolisian. Selain itu juga melakukan analisa terhadap peran Kepolisian untuk memberikan rasa aman dalam masyarakat dan juga dalam menjaga ketertiban dalam masyarakat terhadap fenomena aksi premanisme ini. BAB III Penutup Memuat tentang kesimpulan dari penulisan hukum yang diteliti dan saran yang diberikan berdasarkan permasalahan yang diteliti.