BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 44 : Tablatular Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

KEBERADAAN MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN DALAM PESTA MARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, kita tidak dapat lepas dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

KEBERADAAN MUSIK TRADISIONAL SIMALUNGUN DALAM PESTAMARSOMBUH SIHOL DI KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN. Febi Andreas Manik.

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB II DESKRIPSI UMUM WILAYAH PENELITIAN. penelitian penulis. Namun wilayah dalam hal ini bukan hanya lokasi penelitian

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang dilatarbelakangi kebudayaan yang beranekaragam. Sebagai bangsa besar, Indonesia merupakan negara yang di kawasan nusantaranya memiliki beragam-ragam suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki budaya yang menjadi kekayaan yang tak ternilai bagi bangsa Indonnesia. Kebudayaan yang dimiliki oleh satu suku dengan suku yang lain memilki ciri khas masing-masing. Kesenian adalah salah satu bagian yang tercakup dalam kebudayaan dan seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana dalam menyampaikan berbagai ekspresi yang terjadi dalam kehidupan. Melalui musik manusia dapat mengekpresikan kondisi perasaannya, setiap perasaan yang dirasakan oleh manusia dapat dituang dalam berbagai macam musik maupun lagu atau nyanyian baik dalam bentuk bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur melodi, irama, tempo dan lain sebagainya. Di pulau Sumatera khususnya Sumatera Utara terdapat banyak suku, baik suku asli maupun suku pendatang. Salah satunya adalah suku Simalungun yang merupakan bagian dari lima kelompok etnis Batak lainnya yaitu Toba, Karo, Pakpak, Angkola, Mandailing yang masing masing memiliki kebudayaan tersendiri dari generasi sebelumnya yang memiliki ciri khas yang berbeda. Sebagaimana etnis yang lain masyarakat Simalungun juga memiliki musik tradisi yang secara garis besar, berdasarkan bentuk penyajiannya dapat 1

2 dibagi tiga bagian yaitu musik instrumental, musik vokal, dan penggabungan kedua-duanya. Di dalam musik instrumen Simalungun terdapat alat musik yang digunakan seperti salinggung, ole-ole, sordam, suling, sarune buluh, sarune bolon, tulila, arbab, husapi, hodong-hodong, gonrang bolon, garantung, tengtung, dan ogung. Pada masyarakat Simalungun terdapat juga ansambel musik yakni ansambel yang paling besar yaitu gonrang sipitu-pitu (gondang bolon) dan yang paling kecil adalah gonrang sidua-dua. Beberapa jenis ansambel musik ini dapat dimainkan dalam upacara adat masyarakat Simalungun, baik upacara-upacara hiburan maupun upacara adat misalnya upacara sukacita (malas ni uhur) dan upacara dukacita (pusok ni uhur). Selain itu ansambel ini juga dapat digunakan untuk mengiringi tarian (tor-tor) dalam konteks hiburan misalnya tor-tor sombah. Tor-tor ini ditampilkan pada upacara penyambutan tamu-tamu terhormat dalam acara besar atau zaman dulunya menyambut raja-raja agung. Tor-tor Sombah ini juga berfungsi sebagai menghibur masyarakat sekitar disamping menyambut tamu-tamu terhormat yang datang berkunjung ke suatu acara besar. Selain musik instrumental, Simalungun juga memiliki musik vokal atau sering disebut juga nyanyian, karena secara umum dalam penyajiannya dengan cara menyanyikannya dan yang dikenal dalam istilah Simalungunnya sebagai doding. Nyanyian Simalungun memiliki ciri khas tersendiri yaitu inggou (teknik atau cara bernyanyi yang ditandai irama dan melodi khas Simalungun). Setiap aktivitas dalam siklus kehidupan Simalungun memiliki lagu atau nyanyian seperti lagu menidurkan anak (urdo-urdo), lagu bermain bersama anak (tihtah), lagu

3 waktu bekerja (ilah), lagu hiburan (doding-doding), lagu keluh kesah (taur-taur, tangis-tangis), lagu mantra (tabas), dan lagu cerita (inggou turi-turian). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa musik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Simalungun. Musik tradisional Simalungun diwariskan secara turun-temurun dengan cara lisan. Tradisi lisan yang berkembang dalam suatu masyarakat tidak akan terlepas dari pengaruh nilai- nilai, gagasan serta keyakinan yang berlaku umum dalam masyarakat yang bersangkutan. Sama halnya seperti suku lainnya, suku Simalungun juga memiliki warisan kebudayaan dimana berkewajiban untuk mempertahankan dan melestarikannya, sehingga dapat menjadi pedoman bagi setiap warganya. Salah satu tradisi lisan yang merupakan warisan leluhur Simalungun adalah taur-taur. Lagu taur-taur ini juga satu lagu rakyat dari beberapa lagu rakyat Simalungun yang sering ditampilkan pada acara pesta besar Simalungun atau pesta budaya Simalungun yang diadakan oleh masyarakat Simalungun. Kata taur secara harafiah berarti panggil kemudian diulang menjadi taur-taur yang berarti memanggil yang dilakukan secara berulang-ulang atau bisa juga saling memanggil (bersahut-sahutan). Hal yang ditaurkan biasanya menungkapkan isi hati atau ungkapan perasaan tentang diri sendiri atau orang lain kepada orang lain yang mendengarkan seperti perasaan sedih, galau, cinta, latar belakang kehidupan, dan lain sebagainya. Secara umum penyajian taur-taur dilakukan secara spontanitas, sehingga kemahiran seseorang dalam mengolah kata-kata dan pengolahannya dengan

4 melodi merupakan bagian yang penting bagi terciptanya taur-taur. Lagu taur-taur berkembang dari segi syair atau teks lagu sedangkan melodinya dapat dikatakan hanyalah perulang-ulangan, sedangkan kemahiran seorang dalam menyajikan taur-taur lebih cenderung dalam pengalaman seorang dalam penyajian taur-taur. Lagu taur-taur biasanya disesuaikan dengan perasaan dan tujuan sipenyajinya, sehingga dapat dipastikan taur-taur yang disajikan seseorang akan berbeda dari segi rangkaian syair dengan taur-taur yang disajikan orang lain, bahkan meskipun taur-taur tersebut disajikan oleh orang yang sama juga akan berbeda dari segi syair dengan taur-taur yang disajikan dilain waktu. Namun ada suatu kecendrungan beberapa bait pertama dari syair taurtaur yang disajikan adalah tetap untuk satu jenis taur-taur, selanjutnya berdasarkan apa yang menjadi maksud, tujuan dan yang ingin disampaikan oleh penyajinya yang biasanya syair berikutnya merupakan dari pantun (umpassa) yang telah umum dimasyarakat, namun bagi penyaji yang kreatif dapat saja menciptakan pantun secara spontan pada saat penyajian. Walaupun secara spontan, tidaklah menggunakan kata-kata yang sembarangan, tetap dalam bentuk pantun dan menggunakan kata-kata yang sopan meskipun yang diungkapkan berupa kesedihan. Dalam penyajiannya, lagu taur-taur tersebut memiliki gaya yang berbeda-beda ada berupa solo, berpasangan, berkelompok, dengan cara bersahutsahutan seperti orang yang berbicara. Sedangkan berdasarkan instrumen pengiringnya, ada tanpa pengiring alat musik (acapella) dan ada juga

5 menggunakan iringan alat musik seperti sordam, sulim, tulila, sarune buluh tergantung jenis lagu taur-taur apa yang dinyanyikan. Berdasarkan isi teks, dan cara atau tempat penyajiannya taur-taur masih dapat terbagi-bagi lagi. Ada beberapa jenis lagu taur-taur yaitu terdiri dari taurtaur Sitarak Galunggung (Si Ranto Alim), Taur-taur Sibuat Gulom, taur-taur Simbandar, taur-taur Simanggei, Taur-taur Palopah-lopah Urung, dan Taur-taur Balog Ganjang. Taur-taur Sibuat Gulom merupakan lagu rakyat Simalungun yang mengungkapkan isi hati tentang percintaan sepasang muda-mudi yang disajikan di sekitar pancuran atau sungai tempat pemandian dan tempat mengambil air. Perubahan dalam kebudayaan yang termasuk perubahan dalam kesenian merupakan hal yang sewajarnya dan terus berlaku sesuai dengan proses dinamika yang dialami masyarakat pendukungnya. Hal ini juga terjadi pada lagu Taur-taur Sibuat Gulom yang mengalami perubahan mulai tempat penyajian dari tempat pancuran air hingga menjadi tempat-tempat yang lebih bebas bahkan disegala aktifitas dan dimana saja masyarakat Simalungun dapat menyanyikan lagu taurtaur ini. Selain itu taur-taur ini juga biasa dinyanyikan apabila seseorang merasa sedih tetapi perkembangan taur-taur sekarang ini, sudah mendapat tempat sebagai bagian dari seni hiburan, jadi motivasi perasaan dan latar belakang tidak lagi menjadi patokan dapat menyanyikan lagu taur-taur ini, sehingga taur-taur dapat ditampilkan juga apabila ada pesta besar rakyat Simalungun misalnya Rondang Bittang dan acara besar lainnya. Namun perkembangan zaman yang terjadi saat ini tidak hanya berpengaruh terhadap perkembangan teknologi tapi juga terhadap kebudayaan

6 Simalungun, sehingga mengalami perubahan yang mehilangkan karakterisitik kebudayaan itu sendiri. Maka dengan sendirinya suku Simalungun akan kehilangan karakter dari segi keseniannya dan beberapa tahun kemudian akan hilang. Hal ini terlihat bahwa sudah semakin sedikit masyarakat Simalungun yang menguasai lagu taur-taur khususnya lagu Taur-taur Sibuat Gulom, bahkan hampir punah karena di zaman sekarang ini sudah jarang dinyanyikan oleh kaum pemuda-pemudi. Kini masyarakat lebih suka menyanyikan lagu-lagu modern yang lebih disukai dan disenangi. Perkembangan situasi dan kondisi ini, membuat penulis tertarik untuk mengangkat dan melakukan penelitian deskriptif kepada lagu Taur-taur Sibuat Gulom. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Tinjauan Bentuk dan Makna Lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada Masyarakat Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun. Pendeskripsian ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan salah satu lagu rakyat Simalungun. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang

7 dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi beberapa bagian, antara lain: 1. Bagaimana latar belakang terbentuknya lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada masyarakat Simalungun? 2. Bagaimana keberadaan lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada masyarakat Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun? 3. Bagaimana tanggapan masyarakat Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun terhadap lagu Taur-taur Sibuat Gulom? 4. Bagaimana bentuk lagu dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom? 5. Bagaimana makna yang terkandung dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom? 6. Bagaimana proses penggarapan teks dan melodi lagu Taur-taur Sibuat Gulom? 7. Bagaimana karakteristik lagu Taur-taur Sibuat Gulom dari aspek melodi, ritme dan cara bernyanyi? C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan penyelesaian masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiono (2008:286) mengatakan bahwa Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu.

8 Pembatasan masalah ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penelitian, akan tetapi juga menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam memecahkan masalah tenaga, waktu, biaya dan sebagainya yang timbul dari rencana tertentu. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana latar belakang terbentuknya lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada masyarakat Simalungun? 2. Bagaimana bentuk lagu dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun? 3. Bagaimana makna yang terkandung dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun? D. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan. Hal ini sependapat dengan Sugiono (2008:288) Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Berdasarkan uraian latar belakang identifikasi masalah dan batasan masalah, maka permasalahan di atas dapat dirumuskan, yaitu sebagai berikut : bagaimana tinjauan bentuk dan makna dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada

9 masyarakat Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan manusia selalu berorientasi kepada tujuan. Salah satu keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan penelitian selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Bungin (2007 : 75) yang menyatakan, tujuan penelitian adalah dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam suatu penelitian. Berhasil tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian. Dalam penelitian ini penulis merumuskan tujuan penelitian yaitu, 1. untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Taur-taur Sibuat Gulom pada masyarakat Simalungun. 2. untuk mengetahui bentuk lagu dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada masyarakat Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun. 3. untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lagu Taur-taur Sibuat Gulom pada masyarakat Simalungun di Desa Hinalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun.

10 F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang dapat dijadikan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukankan peneliti ini diharapkan dapat member manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut, 1. menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan maupun ide ke dalam karya tulis, 2. sebagai bahan informasi kepada masyarakat Simalungun untuk lebih mengenal dan mengetahui lebih mendalam mengenai Taur-taur Sibuat Gulom, 3. salah satu upaya pemeliharaan lagu rakyat Simalungun sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional, 4. sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada peneliti yang relevan di kemudian hari yang berhubungan dengan lagu rakyat Simalungun khusunya Taur-taur Sibuat Gulom, 5. sebagai bahan tambahan kepustakaan dalam analisis musik vokal tradisional Simalungun, 6. menambah sumber kajian bagi kepustakaan di jurusan Sendratasik Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 7. bahan motivasi bagi pembaca, khususnya yang menekuni atau mendalami pengetahuan seni musik.