Negeri Gresik Nomor 04/Pen Pid Sus Anak/2014/PN Gsk. sebelum memutuskan suatu perkara.

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

RUMAH DUTA REVOLUSI MENTAL KOTA SEMARANG. Diversi : Alternatif Proses Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

TATA CARA PELAKSANAAN DIVERSI PADA TINGKAT PENYIDIKAN DI KEPOLISIAN

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB II PENGATURAN HUKUM TERKAIT DIVERSI DALAM PERMA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DIVERSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

BAB III SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK. sampai dengan tahap pembimbingan setelah menjalani pidana Undang-

: MEDIASI PENAL DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI) OLEH : PUTU ELVINA Komisioner KPAI

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE DI TINGKAT PENYIDIKAN DI TINJAU DARI UU

islam yang mengatur masalah kejahatan yang telah dilarang oleh sayara karena dapat menimbulkan bahaya bagi jiwa, harta, keturunan dan akal.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

: UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KURIR NARKOTIKA. A. Sanksi Yang Dapat Dikenakan Kepada Anak Yang Menjadi Kurir

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA DAN FIKIH JINAYAH TENTANG HUKUMAN KUMULATIF TERHADAP ANAK PELAKU PENCABULAN (PUTUSAN NO.66/PID.B/2011/PN.

BAB IV ANALISIS. keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah. Malah tempatnya diletakkan pada. yang penting, artinya dalam pemeriksaan perkara pidana.

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI HUKUM TENTANG KEJAHATAN TERHDAP ASAL-USUL PERNIKHAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENADAHAN DALAM PUTUSAN NO 376/PID.B/2015/PN.SMG

Al Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN UPAYA DIVERSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA ANAK INDONESIA

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG PENCURIAN. A. Pengertian Pencurian dalam Hukum Pidana Islam

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu. masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan

BAB IV KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF MENGENAI SANKSI PROSTITUSI ONLINE. A. Persamaan Sanksi Prostitusi Online Menurut Hukum Positif dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran Peristiwa Tindak Pidana Pencurian Oleh Penderita

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISA HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN YANG DILAKUKAN OLEH DUKUN PENGGANDAAN UANG

Perbandingan Penghukuman Terhadap Anak dengan Minimal yang Disebut sebagai Anak

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA TERHADAP KLEPTOMANIA. A. Analisis Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah) Terhadap Konsep

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. maupun anak. Penangannanya melalui kepolisian kejaksaan Pengadilan

ANALISIS TENTANG PENYATUAN PENAHANAN ANAK DENGAN DEWASA MENURUT FIKIH JINAYAH DAN UU NO. 23 TAHUN 2002

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan negara Indonesia yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI DIVERSI TERHADAP ANAK PELAKU PEMBUNUHAN BERENCANA (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI GRESIK, TANGGAL 12 NOVEMBER 2014, NOMOR: 03/PID

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB III KEDUDUKAN NOVUM VISUM ET REPERTUM DALAM BAP MENURUT KUHAP DAN TINJAUAN HUKUM ACARA PIDANA ISLAM

BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Syarah Istighfar dan Taubat

BAB II PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM POSITIF. A. Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum Pidana Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat ialah tentang kejahatan. Kejahatan adalah suatu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang

A. Analisis Tentang Fenomena Pemasangan Identitas KH. Abdurraman Wahid (Gus Dur) pada Alat Peraga Kampanye PKB di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjamin, melindungi dan menjaga kemaslahatan kemaslahatan

: TINJAUAN HUKUM DIVERSI PADA ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAKSI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

OLEH ANAK BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN NEGERI GRESIK NOMOR: 04/PEN PID SUS-ANAK/2014/PN GSK A. Analisis Hukum Pidana Islam terhadap Penetapan Pengadilan Negeri Gresik Nomor 04/Pen Pid Sus Anak/2014/PN Gsk. Permasalahan-permasalahan yang dilakukan oleh anak telah sering kali terjadi, dari kategori tindak pidana yang ringan sampai yang berat. Dan semua sudah diatur dalam peraturan perundangan yang ada. Dari dasar hukum yang ada tentunya seorang hakim mempunyai acuan untuk dijadikan pertimbangan hukum sebelum memutuskan suatu perkara. Dalam penetapan pengadilan Gresik tersebut hakim mengacu pada undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak yang membahas tentang diversi. Salah satu poertimbangan hukumannya yaitu proses diversi dilakukan secara musyawarah. "Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang tua/walinya, korban dan/atau orang tua/walinya, PembimbingKemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif" 51 51 Lihat UU Nomor 11 Tahun 2012 60

61 Jika kita melihat dalam hukum pidana Islam dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sebelum diadili akan dilakukan suatu musyawarah, guna bisa menyelesaikan perkara yang ada dengan penyelesaian yang baik, yang adil tetapi tetap akan menimbulkan efek jera bagi yang melakukan tindak pidana. Esensi dari hukuman bagi pelaku suatu jarimah (tindak pidana) Islam adalah pertama, pencegahan serta balasan (ar-rad u wa al-zajru), dan kedua adalah perbaikan dan pengajaran (al-islah wa at-tahzib). Dengan tujuan tersebut, pelaku jarimah diharapkan tidak mengulangi perbuatan jeleknya. Di samping itu juga merupakan tindakan preventif bagi orang lain untuk tidak melakukan hal yang sama. 52 Memang ada sedikit perbedaan dalam hukum pidana Islam dan hukum pidana positif, jika dalam hukum positif keadilan restorative yaitu penyelesaian yang lebih menekankan pemulihan kembali bukan pembalasan, tetapi dalam Islam disebutkan esensi hukumannya merupakan pembalasan. Pembalasan disini berarti seorang yang akan melakukan tindak pidana harus mengerti bahwa hukuman yang diberikan itu sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan. 52 Imron, Ali, Pertanggungjawaban Hukum: Konsep Hukum Islam dan Relevansinya dengan Cita Hukum Nasional Indonesia (Semarang: Walisongo Press, 2009), 108

62 Melihat dari kategori umur anak dalam kasus tersebut anak masih berumur 15 tahun dan dalam hukum positif dilakukan diversi. Jika dalam undang-undang disebutkan: "Anak yang berkonflik dengan hukum yang sekanjutnya disebut anak adalah yang berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas tahun) yang diduga melakukan tindak pidana". 53 Dalam hukum Islam ada banyak pendapat mengenai masalah umur anak yang melakukan tindak pidana. Mazhab Syafi i menyebutkan bahwa kriteria baligh untuk laki-laki dan perempuan 15 tahun. Mazhab maliki menyebutkan bahwa kriteria baligh untuk laki-laki dan perempuan 18 tahun. Mazhab Hanafi menyebutkan bahwa kriteria baligh untuk laki-laki 18 tahun dan perempuan 17 tahun, dan Mazhab Hanbali kriteria baligh sama dengan Syafi iyah. Dengan demikian pandangan hukum pidana Islam terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak bahwa kondisi di bawah umur merupakan sebab hapusnya hukuman sehingga tidak bisa dibebani pertanggungjawaban pidana. Sesuai dengan hadist : ر ف ع ق ل م ع ه ث ال ث ة : ع ه ال ن ائ م ح ت ي ي س ت ي ق ظ و ع ه ال ص ب ي ي ح ت ل م و ع ه الم ج ن و ن ح ت ي ي ف ق )رواه احمد عه عائشة( ح ت ي Artinya: "Diriwayatkan dari Ali, bahwa Nabi SAW bersabda: tidaklah dicatat dari tiga hal: dari orang yang tidur hingga 53 Lihat UU Nomor 11 Tahun 2012

63 dia bangun, dari anak-anak hingga dia baligh dan dari orang gila hingga waras. 54 (H.R Ahmad dan Aisyah) Anak yang berusia dibawah 7 tahun tidak dikenakan hukuman ataupun pengajaran. Namun jika anak berusia 7-15 tahun tidak dikenakan hukum tetapi dikenakan pengajaran. Jika anak berumur 15 tahun ke atas maka dapat dikenakan pertanggungjawaban pidana. Dengan demikian, dalam syari'at Islam diakui bahwa terhadap anak tidak harus dikenakan pidana, tetapi dapat dikenakan pengajaran perdata, dan pembinaan. Hal ini sudah sangat sesuai dengan pertimbangan hakim yang tertuang dalam penetapan tersebut, karena anak juga masih berumur 15 tahun, dalam hukum pidana Islam anak yang sudah berumur 15 tahun sudah dapat dikenakan hukuman perdata. Yang juga sesuai dengan keputusan hakim bahwa anak telah bertanggungjawab dengan membayar ganti rugi. Dasar pertimbangan hakim: "Kesepakatan diversi untuk menyelesaikan tindak pidana yang berupa pelanggaran, tindak pidana ringan, tindak pidana tanpa korban, atau nilai kerugian korban tidak lebih dari upah minimum setempat sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) dapat dilakukan oleh penyidik bersama pelaku dan/atau keluarganya, Pembimbing Masayarakat serta dapat melibatkan tokoh masyarakat". 55 Dalam kaitannya hukum pidana Islam, kadar melakukan tindak pidana tidak menjadi ukuran seberapa besar anak mendapat 54 Jalal Ad-Din As-Sayuthi, Al Jami Ash-Shaghir, Juz II, Dar Al Fikr, tanpa tahun, hlm. 24, Sebagaimana dikutip dalam Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, hlm. 151 55 Lihat UU nomor 11 tahun 2012

64 hukuman, dan dalam hukum Islam juga tidak disebutkan apa saja tindak pidana dan hukumannya. Jika kita melihat uraian diatas, bila anak tersebut melakukan tindak pidana (jarimah), tampak ada kesesuaian dengan diversi, yaitu bagi pelaku anak yang berusia 7-15 tahun, dimana mereka hanya dikenakan pengajaran dan tidak boleh dikenakan hukuman. Sanksi pengajaran ini sama dengan salah satu jenis program diversi. Selain itu dalam syari'at Islam, bahwa anak yang berumur 7-15 tahun atau 18 tahun tidak dapat dikenakan sanksi pidana, tetapi sanksi pengajaran, baik oleh orang tuanya atau pihak lainnya. Hal inilah yang dapat dinyatakan ada kesesuaian antara diversi dengan pelaku terhadap anak yang melakukan tindak pidana menurut syari'at Islam. B. Tinjauan Hukum Positif terhadap Penetapan Pengadilan Negeri Gresik Nomor 04/Pen Pid Sus Anak/2014/PN Gsk. Dalam pertimbangan hukum hakim terhadap penetapan nomor:04/pen Pid Sus Anak/2014/PN Gsk mengacu pada Pasal 12 UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal 8 ayat 1 disebutkan "Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang tua/walinya, korban dan/atau orang tua/walinya, PembimbingKemasyarakatan, dan

65 Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif" 56 Jika dilihat dari pengertian diversi, diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Dimana anak yang melakukan tindak pidana setelah adanya Undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak memberikan solusi dan penyelesaian terbaru yang bertujuan untuk mencapai perdamaian antara korban dan Anak, menyelesaikan perkara Anak di luar proses peradilan, menghindarkan Anak dari perampasan kemerdekaan, mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dan menanamkan rasa tanggung jawab kepada Anak. Diversi berarti tidak dilakukan melalui cara pidana, melainkan perdamaian dengan mempertemukan korban dan pelaku beserta keluarganya, serta pihak lain beserta penegak hukum. Para pihak ini kemudian secara bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan, yang dikenal dengan keadilan restotatif. Musyawarah yang dilakukan oleh fasilitator hakim sebagai salah satu proses diversi sudah sesuai dengan undangundang yang berlaku, yaitu undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak. karna memang penyelesaian diversi dilakukan secara musyawarah oleh berbagai pihak, tidak 56 Lihat UU nomor 11 tahun 2012

66 hanya fasilitator hakim, keluaarga korban dan pelaku tetapi juga pihak-pihak lainnya dari penegak hukum ikut membantu menyelesaikan proses diversi. Anak dalam undang-undang ini dibatasi dari umur 12 tahun sampai dengan 18 tahun, sesuai dengan pasal 1 ayat 3 undangundang nomor 11 tahun 2012 "Anak yang berkonflik dengan hukum yang sekanjutnya disebut anak adalah yang berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas tahun) yang diduga melakukan tindak pidana". 57 Disamping pertimbangan hukum hakim diatas, terdapat pertimbangan hukum dalam Pasal 10 Undang-undang nomor 11 tahun 2012 "Kesepakatan diversi untuk menyelesaikan tindak pidana yang berupa pelanggaran, tindak pidana ringan, tindak pidana tanpa korban, atau nilai kerugian korban tidak lebih dari upah minimum setempat sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) dapat dilakukan oleh penyidik bersama pelaku dan/atau keluarganya, Pembimbing Masayarakat serta dapat melibatkan tokoh masyarakat". 58 Jadi dalam penyelesaian secara diversi tidak semua tindak pidana yang ada harus dilakukan diversi, disebutkan dalam undangundang-undang harus ada banyak persyaratnnya, salah satunya yang disebutkan dalam pasal 10 diatas, disebutkan juga dalam undangundang nomor 11 tahun 2012 yaitu hukuman tidak lebih dari 7 tahun, dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana. Jika kita 57 Lihat UU nomor 11 tahun 2012 58 Lihat UU nomor 11 tahun 2012

67 cermati hukuman yang lebih dari 7 tahun tergolong tindak pidana berat, yang pasti telah memenuhi semua unsur tindak pidana, dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana, yaitu anak baru pertama kalinya melakukan tindak pidana, jika anak telah melakukan tindak pidana lebih dari sekali bahwa ada indikasi anak tersebut sudah menjadi kebiasaan melakukan tindak pidana. Dimana anak pada kasus yang penulis teliti baru pertama kalinya melakukan tindak pidana, yang mana juga merupakan tindak pidana ringan, jadi keputusan hakim untuk melakukan diversi terhadap kasus tersebut juga sangat tepat sesuai dengan perundangundangan yang berlaku. Dimana terkait masalah umur anak yang masih berumur 15 tahun dan masih menyandang status pelajar ini memang sangat harus diperhatikan kondisi psikis dan psikologis anak, apabila anak tersebut diperlakukan secara pidana. Mental yang belum terbentuk kuat, akan menjadikan anak menjadi sosok yang penakut dengan proses pidana yang dijalaninya. Tetapi dengan adanya proses penyelesaian perkara anak di luar peradilan ini atau disebut juga dengan diversi merupakan penyelesaian yang terbaik untuk anak, dimana sangat mengedepankan kepentingan anak, dan tetap mengajarkan tanggung jawab kepada anak. Karena anak adalah generasi penerus bangsa, jadi anak harus dibimbing dan dibina sejak dini, agar dewasa nanti dapat mengerti nilai-nilai kemanusiaan.

68 Diversi bertujuan untuk mencapai perdamaian antara korban dan Anak, menyelesaikan perkara anak di luar proses peradilan, menghindarkan Anak dari perampasan kemerdekaan, mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dan menanamkan rasa tanggung jawab kepada Anak. 59 Aparat hukum wajib mengupayakan diversi dalam sistem peradilan pidana anak, yakni pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Anak yang berkonflik dengan hukum ditangani secara terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan restorative justice. Proses diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan anak dan orang tua/walinya, korban dan/atau orang tua/walinya, pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja sosial profesional berdasarkan pendekatan keadilan restoratif. Selain itu juga, dalam hal diperlukan, musyawarah tersebut juga dapat melibatkan tenaga kesejahteraan sosial, dan/atau masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa harus ada keaktifan dari korban dan keluarganya dalam proses diversi, agar proses pemulihan keadaan dapat tercapai sesuai dengan keadilan restorative. 60 Hasil kesepakatan Diversi dapat berbentuk, antara lain: a. Perdamaian dengan atau tanpa ganti kerugian; 59 Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia: Pengembangan Konsep Diversi dan Restorative Justice, (Bandung: Refika Aditama, 2009), 56 60 Nasir Djamil, Anak Bukan untuk Dihukum (Catatan Pembahasan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak ), (Sinar Grafika : Jakarta Timur, 2013), 236

69 b. Penyerahan kembali kepada orang tua/wali; c. Keikutsertaan dalam pendidikan atau pelatihan di lembaga pendidikan atau LPKS paling lama 3 (tiga) bulan; atau d. Pelayanan masyarakat. Dimana dalam proses diversi yang dilakukan oleh Hakim ini banyak pertimbangan diantaranya karena anak juga masih sekolah, dari pihak orang tua juga menyanggupi untuk lebih meningkatkan pengawasan bimbingan kepada anak, dan anak juga sudah bisa bertanggungjawab atas perbuatannya, jadi keputusan Hakim untuk melakukan proses diversi dengan mengembalikan anak kepada orang tuanya, sudah sesuai dengan undang-undang yang berlaku.