BUDIDAYA SEMANGKA DI DUSUN TIRTA MULYA KEC. PELEPAT ILIR. Anika IPS, Darmi susikawati, Elsi febrian Karmila EP, Lina damayanti

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

III. BAHAN DAN METODE

MODUL BUDIDAYA SEMANGKA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

MODUL BUDIDAYA MELON

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

III. BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

SEMANGKA (Citrullus vulgaris)

III. MATERI DAN METODE

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

Cara Menanam Cabe di Polybag

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

BAB III METODE PENELITIAN

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Teknologi Produksi Ubi Jalar

TINJAUAN PUSTAKA Botani

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. melon cabai dan pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek

BUDIDAYA CABAI. B. FASE PRATANAM 1. Pengolahan Lahan

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

Transkripsi:

BUDIDAYA SEMANGKA DI DUSUN TIRTA MULYA KEC. PELEPAT ILIR Anika IPS, Darmi susikawati, Elsi febrian Karmila EP, Lina damayanti Mahasiswa Universitas Muara bungo ABSTRAK Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci. Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman ini merambat namun ia tidak dapat membentuk akar adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai belasan meter. Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil (diameter 3cm). Semangka adalah andromonoeciousmonoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan bunga banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga banci dapat dikenali dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval. Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau kuning. Tanaman ini cukup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pembentukan buah. Pendahuluan Deskripsi Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat. Tanaman ini berasal Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara baik di daerah tropis maupun subtropis, seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena umurnya hanya sampai 6 bulan. Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan sayur-mayur. Biji semangka bisa diolah menjadi makanan ringan yang disebut kuwaci (disukai masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah mentimun atau jenis labu-labuan lainnya. Klasifikasi botani tanaman semangka adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Sub-kelas : Sympetalae Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus : Citrullus Spesies : Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai 1.2 Syarat Tumbuh 1.2.1 Iklim Tanaman semangka merupakan salah satu tanaman hortikultura yang tahan kering. Curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu mudah terserang hama penyakit, bakal buah gugur dan pertumbuhan vegetatif panjang. Semangka memerlukan sinar matahari penuh. Kekurangan sinar matahari menyebabkan sulit berbunga dan bunganya banyak rontok, serta terjadi kemunduran waktu panen. Suhu optimal yang dikehendaki tanaman berkisar 20 30oC. Kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman. 1.2.2 Tanah Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, sedikit berpasir, kaya bahan organik, bukan tanah asam. Keasaman tanah (ph) yang diperlukan antara 6,5-7,2. Jika ph < 5,5 (tanah asam) maka perlu pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah regosol, andosol, latosol dan podsolik. 1.2.3 Ketinggian Tempat Ketinggian tempat yang baik untuk areal penanaman semangka adalah: 0-400 m dpl. Pada ketinggian 400-900 m dpl, pertumbuhan tanaman kurang baik. Pada ketinggian lebih dari 700 m dpl, tanaman menghasilkan buah bermutu rendah dan rasa kurang manis. II. Teknik Budidaya Tanaman Semangka 2.1 Pengolahan Tanah 2.1.1 Pembukaan Lahan Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti ph tanahnya. Lahan yang akan ditanami, dilakukan pembalikan tanah dan perataan tanah Tunggul bekas batang terdahulu dan bebatuan dibuang keluar dari areal. 2.1.2 Pengolahan Lahan Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di bagian tengah, sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan di atas lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm atau mulsa plastik dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8-12 bulan pada areal terbuka (2 3 kali periode penanaman). Plastik berwarna perak akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan hama yang bersembunyi di bawah daun tanaman. 2.1.2 Pembentukan Bedengan Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Lebar bedengan tergantung teknik budidaya yang digunakan. Untuk penanaman sistem turus, lebar bedengan adalah 100-110 m; sistem tanpa turus dengan 1 baris tanaman, lebar bedengan 200 cm; sistem tanpa turus

dengan 2 baris tanaman, lebar bedengan 400 cm. Panjang bedengan maksimum 12-15 m, tinggi bedengan 30-50 cm, lebar parit 30-50 cm. 2.1.4 Pemberian Pupuk Dasar Pengapuran dilakukan memberikan kapur kapur pertanian yang mengandung unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat di dalam tanah, seperti kapur karbonat atau kapur dolomit. Penggunaan kapur pada ph tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit per 1000 m2, untuk ph 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan ph > 6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg. Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah pengapuran atau sekitar dua minggu sebelum tanam. Kebutuhan pupuk kandang sekitar 12 ton/ha atau 1,5 kg/tanaman. Pemberiannya ditebar rata di atas bedengan atau ditanam dalam lubang. Pemberian pupuk dasar untuk semangka tanpa biji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 85 g ZA, 50 g urea, 30 g SP-36, 85 g KCl dan 2 g Borate. Sedangkan untuk semangka berbiji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan 2 g Borate. 4.2.5. Pemasangan turus Pemasangan turus dilakukan untuk penanaman semangka sistem turus. Pemasangan dilakukan setelah pemasangan mulsa tetapi sebelum penanaman. Pemasangan turus yang umum dilakukan petani ada dua model yaitu menyerupai huruf A dan menyerupai huruf X. Bahan yang digunakan adalah kayu atau bambu. Pada model huruf A, tinggi turus 180 cm, ketinggian 80 cm dibuat para-para, jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm. Pada model huruf X, tinggi turus 195 cm, 75 cm dari atas dan 20 cm dari persilangan dibuat parapara, jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm. 2.2 Pembibitan/ Benih 2.2.1 Syarat Teknis Benih Benih semangka yang baik adalah bentuk tidak keriput, tidak mengapung jika direndam. Ada dua jenis benih semangka yang biasa ditanam yaitu benih 5 semangka tidak berbiji (triploid) dan benih semangka berbiji. Benih semangka tidak berbiji umumnya mempunyai kulit biji yang sangat keras. Jika ingin menanam semangka tanpa biji maka harus juga menanam semangka berbiji di sebelahnya sebagai sumber polinator. 2.2.2. Penyiapan Benih Sebelum disemai, ujung benih semangka dipotong (untuk semangkan tanpa biji) terlebih dahulu menggunakan gunting kuku, untuk mempermudah proses pertumbuhan. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat suhu 20-25oC yang telah ditambah fungisida dan bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi.bibit siap dikecambahkan. 2.2.2 Teknik Penyemaian Benih Sebelum disemai, benih semangka diperam terlebih dahulu. Caranya adalah benih yang telah dikeringanginkan diletakkan di atas kain handuk, kemudian dilipat. Masukkan bungkusan tersebut ke dalam kaleng atau stoples yang dilapisi pasir dan kertas koran basah. Untuk memberikan suasana hangat, kaleng diberi penerangan lampu pijar 15 watt, pada jarak 5-10 cm di atas bungkusan. Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap 4-6 jam sekali perlu pengontrolan kelembaban. Jika kondisi kering, segera semprotkan air menggunakan hand sprayer kecil. Benih yang telah diperam, dimasukkan ke dalam polibag kecil (ukuran 12 x 12 cm) yang telah berisi media tanam yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1). Kedalaman lubang tanam 1,5 cm. Setalah ditanam, lubang ditutup dengan tanah halus yang dicampur abu sekam (2:1). Kemudian polibag-polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari. 2.2.4 Pemeliharaan Persemaian

Polibag-polibag diberi disungkup plastik transparan serupa rumah kaca mini dan salah satu sisi yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan naungan paranet. Bibit yang masih muda diberi sinar matahari pagi saja, maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari sebelum pindah tanam, sungkup harus dibuka total, sehingga bibit mendapatkan matahari penuh. Penyiraman dilakukan rutin untuk mempertahankan kelembaban. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan 6 pupuk daun, untuk memacu perkembangan bibit, dicampur dengan fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali. 2.2.5 Pemindahan Bibit Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah. 2.3 Teknik Penanaman/ Jarak Tanam 2.3.1 Populasi dan Jarak Tanam Untuk penanaman sistem turus, jarak tanam yang digunakan adalah 80 x 70 cm dengan populasi 8.000 tanaman/ha. Untuk penanaman sistem tanpa turus, dengan 1 baris dan 2 baris tanaman, jarak dalam barisan 70 cm dengan populasi 3.500-4.000 tanaman/ha. 2.3.2 Penyiapan Lubang Tanam Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan dengan jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa plastik, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang. Kaleng tersebut diberi arang yang kemudian dibakar. Setelah arang menjadi bara, alat siap diganakan. 2.3.3 Penanaman Penanaman bibit semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3 lembar. Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal sampai air menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman dalam air yang berisi larutan pupuk NPK 2 g/l, sebagai Starter Solution. Urutan penanaman adalah sebagai berikut: kantong plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak; bibit dimasukkan ke dalam lubang yangtelah disiapkan; lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu dengan tanah. 2.4 Pemeliharaan Tanaman 2.4.1 Penyulaman Tanaman Semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau tanaman mati dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan. Penyulaman tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada kegiatan penyulaman, perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila disebabkan oleh bakteri atau jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya, agar tidak menular ke bibit lain yang sehat. 2.4.2 Penyiangan Adanya gulma di sekeliling tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan mengurangi produksi. Gulma juga dapat dijadikan inang bagi hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau membuang gulma yang tumbuh di bedengan atau parit. Bila menggunakan sistem mulsa 9 plastik hitam perak (MPHP), penyiangan hanya dilakukan di tepi-tepi parit karena praktis gulma tidak dapat tumbuh di dalam bedengan. Penyiangan ini dilakukan rutin. 2.4.3 Pembumbunan

Pembubunan tanah dilakukan dengan menimbun kembali tanah yang tererosi karena penyiraman, agar akar-akar tidak muncul ke permukaan tanah. Pembumbunan hanya dilakukan untuk penanaman sistem tanpa mulsa. 2.4.4 Penyiraman Tanaman Semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air. Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan Frekuensi pemberian air pada musim kemarau adalah 4-6 hari. Penyiraman juga bisa dilakukan dengan pompa air, dengan bantuan selang plastik. 2.4.5 Pemupukan Pemupukan susulan semangka dilakukan mengikuti pola seperti pada tabel berikut: Jenis Pupuk Daun *) Dosis/ Konsentrasi Aplikasi 10 17 20 25 30 40 45 55 Gandasil D (g/l) 1.5 2-1.5 - - - Mikro (ml/l) - - 1.5-2 - - Gandasil B - - - - 2 2 2 2 Kocoran **) NPK mutiara (g/l) 10-15 - 15 20 20 20 KNO 3 (g/l) 15 - - - - - 15 15 Mikro (g/l) 10 - - - - - - - *) Disemprotkan sampai membasahi seluruh daun **) 250 ml/ tanaman 2.4.6 Pemangkasan Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama atau cabang sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama saja. Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10 hari setelah 10 tanam. Biasanya pada umur ini tanaman baru memiliki 4-5 helai daun. Hal ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang. Cabang-cabang yang tumbuh dibiarkan sampai berumur 3 minggu. Pada usia 3 minggu, dipilih lagi dua cabang utama yang pertumbuhannya baik. Pada umur 6 minggu, cabang sekunder dipangkas. Cabang sekunder yang dipangkas adalah cabang sekunder di bawah ruas ke-14 dan disisakan masingmasing hanya dua daun. Alat pangkas yang digunakan harus dalam keadaan steril. Sebelum dan sesudah pemangkasan, alat direndam fungisida dengan konsentrasi 2 ml. 2.4.7 Pengikatan Cabang Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada penanaman sistem turus, agar tanaman dapat tumbuh merambat pada turus-turus yang telah disediakan. Pengikatan dimulai ketika tanaman

berumur 3 minggu. Bahan pengikat dapat berupa tali rafia atau tali dari pelepah pisang batu. Model pengikatannya menyerupai angka 8. 2.4.8 Penyerbukan Buatan Penyerbukan buatan hanya dilakukan kalau semangka yang ditanam sebagian besar merupakan jenis tidak berbiji. Penyerbukan buatan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 06.00-10.00, saat bunga betina dalam kondisi mekar. Umur tanaman yang dapat dilakukan penyerbukan buatan sekitar 21-28 hari setelah tanam. Untuk penanaman sistem turus, penyerbukan hanya dilakukan pada bunga betina yang berada pada ruas ke-13 dan ke 20, hal ini disebabkan bunga pada ruas-ruas tersebut yang kelak menjadi buah dapat pas dengan para-paranya. Sedangkan penanaman tanpa turus tidak ada ketentuan tersebut. Cara penyerbukan buatan ini diawali dengan pengambilan dan pengumpulan bunga jantan dari semangka berbiji. Selanjutnya, dipilih bunga betina yangakan diserbuki, yaitu bentuknya sempurna dan tidak cacat. Setelah dipilih, oleskan bunga jantan pada putik bunga betina. Bunga yang sudah diserbuki ditandai dengan tali rafia yang diikat longgar. 2.4.8 Seleksi buah Seleksi buah bertujuan untuk memperoleh ukuran dan bentuk buah yang seragam dan besar. Seleksi buah dilakukan setelah tanaman berumur 40 HST. Buah yang dipilih adalah buahyang pertumbuhannya baik, sedangkan yang jelek dibuang dengan menggunakan gunting. Banyaknya buah yang dipelihara masksimal 2 buah per tanaman agar didapat buah yang besar. 2.4.9 Penempatan Buah Untuk penanaman sistem turus, buah diletakkan pada para-para. Penempatan buah dilakukan setelah buah sudah berukuran bola tenis, kira-kira 10-14 hari setelah penyerbukan. 4.4.10. Pemberian alas dan pembalikan buah Dalam proses pembesaran, diantara buah dan para-para perlu diberi serasah dari jerami atau alang-alang. Tujuannya agar nantinya kulit buah tetap mulus hingga saat panen. Selain pemberian alas, buah perlu dibalik agar bagian bawahnya terkena sinar matahari. Pembalikan buah dilakukan minimal sekali hingga buah siap panen, yaitu pada umur 44-51 HST. 2.4.10 Pengendalian Hama/Penyakit Penyemprotan campuran obat (fungisida, insektisida dan pupuk daun) dilakukan rutin setiap minggu, untuk tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan hama atau penyakit, maka waktu penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali dengan bahan yang sesuai dengan hama atau penyakit tersebut. Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman semangka adalah: Hama: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) Penyebab: hama berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Hama ini juga sebagai vektor virus. Cara penularan, hama mengembara di malam hari, menetap dan berkembang biak. Gejala serangan: daun-daun muda atau tunastunas baru menjadi keriting. Tanaman keriting dan kerdil (yang kemungkinan disebabkan virus) serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata. 1. Ulat perusak daun (Spodoptera litura) Ulat ini berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi. 1. Tungau Tungau merah merah: Tetranychus cinnabarinus Boisduval atau tunga kuning: Polyphagotarsonemus latus Ciri-cirinya adalah binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan mengisap cairan tanaman, membelah diri dengan menggigit dan menyengat. Hama ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan: tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan

daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan akarisida. 1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.) Hama ini mempunyai ciri yaitu berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian secara kimiawi, dengan insektisida sesuai dengan aturan penanaman buah semangka. 1. Kutu aphids (Aphids gossypii Glover) Aphids muda berwarna kuning, sedangkan aphids dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Kutu ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan adalah daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi keriting akibat cairan daunnya dihisap hama. Ciri lainnya adalah adanya getah cairan yang mengandung madu dan mengkilap dari kejauhan. Pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan insektisida secara rutin. Tanaman yang telah terserang virus, dicabut dan dibakar. Penyakit: 1. Layu Fusarium Penyebab: Fusarium oxysporum. Gejala: tanaman tampak layu seperti kekurangan air. Pada pagi dan sore hari tanaman tampak segar. Bila tidak ditanggulangi, dalam waktu 2-3 hari saja tanaman akan mati kering, berwarna coklat dan batangnya mengerut. Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan agar tidak terlalu lembab, menanam pada areal baru yang belum pernah ditanami semangka; (2) secara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan fungisida secara periodik, menanam benih yang sudah direndam fungisida. 1. Bercak daun Penyebab: spora Pseudoperenospora cubensis Rostowzew terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: (1) secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium; (2) tanaman disemprot dengan fungisida. 1. Antraknosa Penyebab: Colletotrichum lagenarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia seperti pengendalian penyakit layu fusarium; (2) menggunakan fungisida. 1. Busuk semai Penyebab: cendawan Pythium ultimum Trow. Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, rebah kemudian mati. Pengendalian: benih direndam di dalam fungisida, penyemprotan fungisida secara periodik. 1. Busuk buah Penyebab: Phytophthora capsici Leonian. Jamur menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari ketika tidak berawan/hujan. Tanaman dan buah disemprot fungisida secara periodik. 2. Virus Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul

rekahan membujur pada batang. Pengendalian: serangan vektor virus dicegah dengan menggunakan insektisida. Belum ditemukan obat yang tepat untuk mengendalikan virus, sehingga tanaman yang terlanjur terkena harus dicabut dan dibakar. 2.5 Panen dan Pasca Panen 2.5.1 Ciri dan Umur Panen Menentukan saat panen dapat melaui tiga cara yaitu pengamatn visual, pengamatan dari suara saat buah diketuk, dan umur tanaman. Secara visual, buah semangka yang sudah siap panen dicirikan oleh warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat berisi, dan sulur di belakang tangkai buah sudah berubah warna menjadi coklat tua. Warna buah menjadi terang karena lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah sudah hilang. Suara buah dapat digunakan sebagai tanda tingkat ketuaan buah. Suara buah ini muncul setelah buah diketuk. Bila nyaring, buah tersebut masih muda. Sebaliknya, bila agak berat dan sedikit bergetar, buah tersebut sudah masak atau tua. Varietas tanaman dan ketinggian tempat mempengaruhi umur panen tanaman. Pada ketinggian tempat antara 700-900 m dpl, semangka dapat dipanen pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah buah dapat dipanen pada umur 85 hari. 2.5.2 Cara Panen Cara panen buah semangka adalah dengan memotong tangaki buah. Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan diletakkan langsung ke dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi kering, agar tahan selama dalam penyimpananan. GAMBAR 1. Bersama pak Kusmani Salah seorang petani semangka sukses di dusun Tirta Mulya

GAMBAR 2. Panen semangka pak Kusmani 2.5.3 Pengumpulan Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah. Kerusakan saat pengumpulan buah akan mempengaruhi mutu buah dan harga jualnya. Dalam penampungan buah, hendaknya tidak terjadi persinggungan langsung antar buah. Untuk itu, perlu diberi serasah jerami padi atau kertas yang dipotong kecil-kecil pada ruang antar buah. 2.5.4 Sortasi Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan permintaan pasaran. Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam beberapa klas antara lain: Kelas A: berat > 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak; Kelas B: berat 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak; Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak. 2.5.5 Penyimpanan Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut: Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4oC, dan kelembaban udara antara 80-85%; Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2) dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi; Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi alas dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering 2.5.6 Pengemasan

Untuk mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pada tujuan akhir, dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang benar dan hati-hati. Kemasan dapat berupa kardus yang dilubangi, peti kayu atau keranjang plastik. Setiap kemasan dapat diisi maksimum hanya enam buah. Untuk memperkecil gesekan pada kulit buah, bagian dasar, ruang antar buah, tepi kiri-kanan dan atas kemasan diberi jerami kering atau potongan kertas. 2.5.7 Distribusi Buah semangka di Indonesia didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor, sehingga distribusinya menggunakan angkutan darat, laut dan udara. Yang paling penting diperhatikan adalah pengepakan yang sempurna dan perhitungan lama di perjalanan. Berdasarkan grade mutu buah, maka mutu A dengan ukuran besar diperuntukkan bagi ekspor, hotel dan supermarket dalam negeri sedangkan mutu B dan C dengan ukuran kecil untuk pasar tradisional. DAFTAR PUSTAKA http://blog.ub.ac.id/kristyaphinenara/2013/09/28/makalah-budidaya-semangka/ http://1001budidaya.com/budidaya-buah-semangka/ https://id.wikipedia.org/wiki/semangka dok pribadi pak Kusmani