BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai salah satu negara yang menjunjung tinggi pendidikan telah melakukan pembaharuan-pembaharuan untuk memperlancar proses pembelajaran, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik pemerintah telah berusaha membangun infrastruktur yang layak sebagai tempat menuntut ilmu dan melengkapinya dengan berbagai sarana dan prasarana yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari segi non fisik pemerintah juga terus berusaha meningkatkan kualitas pendidik, kepala sekolah dan tenaga kependidikan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat (3) menyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:1) Peningkatan iman dan takwa;2) Peningkatan akhlak mulia;3) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;4) Keragaman potensi daerah dan lingkungan; 5) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional; 6) Tuntutan dunia kerja, Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 7) Agama;8) Dinamika perkembangan global; dan 9) Persatuan nasional dan nilainilai kebangsaan. Sangat diharapkan perubahan kurikulum ini mampu menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Berikut disajikan perbedaan paradigma atau pola pikir dalam penyusunan Kurikulum KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013 (Kemendikbud, Tahun 2013). Secara mendasar perubahan yang dapat dilihat antara kurikulum KTSP (2006) dengan Kurtilas dapat dilihat pada tabel 1. Lahirnya kurikulum 2013 yang lebih dikenal dengan nama Kurtilas tidak lepas dari kenyataan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih relatif rendah dibanding beberapa negara lain yang menjadi tolok ukur mutu (benchmark) pendidikan. Cukup banyak tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan kurtilas ini, padahal pada tahun 2014 semua perangkat yang mendukung agar terlaksananya kurikulum ini sudah disiapkan dan didistribusikan B A B I P e n d a h u l u a n Halaman 1
ke daerah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia untuk masing-masing tingkat pendidikan. Dengan demikian sudah ada sekolah pada tingkatan pendidikan tertentu yang melaksanakan Kurtilas ini, bahkan dari beberapa kali dilakukan observasi dengan tanya jawab kepada para siswa dari berbagai tingkatan pendidikan, diperoleh informasi bahwa kurtilas ini sangat akomodatif, dapat mengembangkan kreativitas anak di bidang sosial, psikomotor dan kognitif. Tabel 1. Perubahan pola pikir pada Kurikulum 2013 No KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi 2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran 3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, 4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas) (Kemendikbud, Tahun 2013) Memperhatikan hal-hal sebagaimana yang diuraikan di atas, bila dikaitkan dengan Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab (Kemendiknas 2003), dengan demikian dirancanglah kurikulum yang dapat memenuhi persyaratan untuk tujuan pendidikan nasional tersebut di atas. B A B I P e n d a h u l u a n Halaman 2
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 1, Ayat 17 dikemukakan Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pasal 1, Ayat 3 dijelaskan Sistem Pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya sebagai petunjuk teknis dari bagian-bagian UU No. 20 Tahun 2003 tersebut, pada tahun 2005 lahir Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada Bab II pasal 2, PP No. 19 Tahun 2005 dijelaskan, Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi : 1. Standar Isi, 2. Standar Proses, 3. Standar Kompetensi Lulusan, 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5. Standar Sarana dan Prasarana, 6. Standar Pengelolaan, 7. Standar Pembiayaan, 8. Standar Penilaian Pendidikan (Kemendiknas, 2005). Kedelapan Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai acuan perencanaan dan pengembangan Pendidikan Nasional diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana yang dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun 2005 Bab II Pasal 3, Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan Pendidikan Nasional yang bermutu (Kemendiknas, 2005). Dengan demikian diharapkan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dicapai, hal ini juga dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun 2005 Bab II Pasal 4 yang menyatakan Standar Nasional Pendidikan bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. (Kemendiknas, 2005). Sehubungan dengan itu maka setiap daerah seharusnya telah melaksanakan dan menerapkan standar nasional pendidikan tersebut di sekolah-sekolah, bagaimana jalannya pelaksanaan standar nasional pendidikan itu perlu di evaluasi dan dipetakan untuk dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan disempurnakan.berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Jaringan Penelitian Bappeda Kota Bukittinggi (2015) dan laporan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi, tentang pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (SNP), memberikan masukan pada pemerintah Kota Bukittinggi untuk dijadikan dasar pengambilan kebijakan pada bidang pendidikan dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas sumberdaya manusia dimasa depan. B A B I P e n d a h u l u a n Halaman 3
Dengan diberlakukannya kurikulum Tahun 2013 untuk Pendidikan Tingkat Dasar dan Menengah, maka pada Tahun 2013 pemerintah mengeluarkan beberapa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang perubahan Permendiknas menyangkut Standar Nasional Pendidikan, diantaranya Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses dan yang lainnya. Namun urgensi dari Permendikbud tersebut tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Sehubungan dengan itu maka pemetaan Standar Nasional Pendidikan ini nantinya akan mengacu pada PP No 32 Tahun 2013 dan beberapa Permendikbud Tahun 2013 tentang perubahan Permendiknas tahun 2006 dan 2007 Tentang beberapa Standar Nasional Pendidikan. Dasar Kementerian Pendidikan Nasional melakukan perubahan kurikulum pendidikan dari KTSP ke Kurikulum 2013 adalah berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara internasional menunjukkan hal tersebut. PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study, 2006) yang mengkaji tentang kemampuan baca siswa Sekolah Dasar, menunjukkan bahwa Indonesia berada pada urutan kelima dari bawah, diatas Qatar, Kuwait, Maroko dan Afrika Utara, ini menunjukan bahwa dilingkungan ASEAN saja Indonesia tertinggal. PISA (Programme for International Student Assessment) melakukan penelitian secara berkala untuk siswa SMP dan SMA dalam reading literacy, mathematics literacy, dan scientific literacy, dalam ketiga hal tersebut Indonesia berada dalam kelompok bawah, demikian juga penelitian yang dilakukan TIMMS (Trends in International Matematics and Science Study) menunjukan hal yang sama bahwa siswa Indonesia menduduki posisi bawah, bahkan secara relatif menunjukkan penurunan. Agar kurikulum yang dilaksanakan ini mempunyai dampak terhadap karakter siswa/siswi, maka pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional mengeluarkan Pemetaan Standar Nasional Pendidikan (Permendikbud, 2013). Melihat dari Standar Nasional Pendidikan yang sudah digariskan ada delapan (8) standar yang dan harus dicapai oleh suatu sekolah untuk mendapatkan suatu predikat sangat baik. Sementara itu dampaknya bagi siswa perlu juga menjadi bahan kajian bersama. Diantara kedelapan standar yang memiliki dampaknya terhadap karakteristik siswa diantaranya standar isi, proses, Tenaga pendidik dan kependidikan, serta sarana dan prasarana. Standar Isi B A B I P e n d a h u l u a n Halaman 4
menyangkut kepada pola atau pedoman bagi guru yang tergambar dalam kurikulum, di mana sasaran atau tujuan yang ingin dicapai tergambar dengan jelas di kurikulum tersebut. Begitu juga dengan Standar Proses, tanpa dilakukan proses pembelajaran dengan bertatap muka di suatu tempat tentunya siswa/i hanya akan mendapatkan pengetahuan, sementara itu perbaikan sikap dapat dikatakan kurang memiliki dampaknya. Sementara itu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), jelas sekali sangat penting dengan adanya PTK ini maka semua tujuan yang telah digariskan dalam SNP ini dapat dicapai. Hal ini dilakukan karena sudah hampir satu dasawarsa diberlakukannya Permendiknas tahun 2006 dan 2007 Tentang beberapa Standar Nasional Pendidikan, belum terlihat pengaruhnya terhadap karakter siswa/i dalam kehidupan nyata, seperti, masih banyak juga siswa SMP yang merokok pada saat jam pelajaran atau istirahat di luar pekarangan sekolah, banyaknya siswa/i tidak masuk sekolah, sementara itu dari rumah siswa/i tersebut pergi sekolah. Seringnya terjadi tawuran antar sekolah dan kenalan remaja lainnya dimana banyak generasi usia sekolah yang sudah mengkonsumsi Narkoba, Ganja, dan Begal. Melihat kenyataan-kenyataan tersebut di atas perlu melihat karakter siswa terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui Standar Nasional Pendidikan. B. RUMUSAN MASALAH Berlandaskan pada latar belakang masalah sebagaimana yang telah dikemukakan, maka Pemerintah Kota Bukittinggi dalam hal ini Bappeda dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi merencanakan melaksanakan penelitian tentang Pengaruh Standar Nasional Pendidikan yang telah dilaksanakan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap Karakter siswa. Untuk itu dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : Bagaimana pengaruh Standar Nasional Pendidikan terhadap Karakter peserta didik pada tingkat pendidikan SMP dan MTs di Kota Bukittinggi? C. TUJUAN PENELITIAN Berpedoman kepada latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: B A B I P e n d a h u l u a n Halaman 5
1. Untuk melihat pengaruh Standar Isi terhadap Karakter Siswa pada tingkat pendidikan SMP dan MTs di Kota Bukittinggi. 2. Untuk melihat pengaruh Standar Proses terhadap karakter Siswa pada tingkat pendidikan SMP dan MTs di Kota Bukittinggi. 3. Untuk melihat pengaruh Standar Penilaian terhadap karakter Siswa pada tingkat pendidikan SMP dan MTs di Kota Bukittinggi. 4. Untuk melihat pengaruh Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan terhadap karakter Siswa pada tingkat pendidikan SMP dan MTs di Kota Bukittinggi. 5. Secara Umum target yang ingin dicapai terhadap penelitian ini adalah: Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh 4 Standar Nasional Pendidikan tersebut terhadap karakter siswa pada tingkat pendidikan SMP dan MTs. D. RUANG LINGKUP Pelaksanaan penelitian tentang Pengaruh Capaian Standar Nasional Pendidikan pada SMP dan MTs terhadap karakter peserta didik ini, ruang lingkupnya meliputi hasil capaian Standar Nasional Pendidikan pada SMP dan MTs Kota Bukittinggi dan survey tentang karakter siswa pada SMP dan MTs Kota Bukittinggi. E. HASIL YANG DIHARAPKAN Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian, maka hasil yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini nantinya adalah: 1. Tersedianya dokumen Pengaruh Capaian 4 Standar Nasional Pendidikan terhadap karakter siswa pada tingkat pendidikan SMP dan MTs di Kota Bukittinggi. 2. Dapat diketahuinya pengaruh yang dominan dari 4 Standar Nasional Pendidikan terhadap Karakter siswa SMP dan MTs di Kota Bukittinggi. 3. Dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam melaksanakaan Standar Nasional Pendidikan dan peningkatan pendidikan karakter siswa pada tingkat pendidikan SMP dan MTs. B A B I P e n d a h u l u a n Halaman 6
F. DASAR HUKUM PENULISAN Penelitian tentang Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan pada SMP dan MTs Kota Bukitinggi ini, berdasarkan pada: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang terkait dengan Standar Nasional Pendidikan. B A B I P e n d a h u l u a n Halaman 7