PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG KARDUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK KASIH BUNDA 02

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN HAND PUPPET PADA KELOMPOK B DI TK CEMPAKA MUSUK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TKIT TARUNA TELADAN DELANGGU TAHUN AJARAN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN MELALUI PEMBIASAAN PADA KELOMPOK BERMAIN AL-MUHTADIN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 01 SROYO, JATEN, KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Kependidikan Anak Usia Dini (PG PAUD)

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK PERTIWI CEPORAN I GANTIWARNO KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH II KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A BA AISYIYAH NGALAS II KLATEN SELATAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBERIAN HADIAH (REWARD)

SRI LESTARI A53B111014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN KUDA BISIK DI TK AISYIYAH PABELAN KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI SENI MEMBATIK KELOMPOK B DI TK MASARAN 1 KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI KEGIATAN MEMBACA AISM PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI II CANDEN SAMBI BOYOLALI TAHUN AJARAN

AGUSTINA AYU SAPUTRI A520

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

UPAYA MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA ANAK KELOMPOK A DI TK NAHDLOTUL MUSLIMAT (NDM) SONDAKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

KOLASE DAPAT MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK KREBET KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA KELOMPOK B TK 03 JATIWARNO KECAMATAN JATIPURO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

JURNAL PUBLIKASI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MERONCE PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ISLAM

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini PG PAUD.

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

JURNAL PUBLIKASI. Oleh: TRIWIK MAWARTI A

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN SANDIWARA BONEKA DI TK GENENGAN 2, KELOMPOK B KECAMATAN JUMANTONO, KABUPATEN

PERMAINAN BONEKA TANGAN DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DI KELOMPOK B TK ISLAM UNGGULAN BIRRUL WALIDAIN SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Anak Usia Dini. Oleh : WAHYUNI A53H111012

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BEREMPATI MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PGRI PANDEYAN SEMESTER II TAHUN 2012/2013

2014/2015. Disusun oleh : A

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PUTAT TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: YULI ISTANTI NIM : A53H111088

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

TEMU NIM: A53B090189

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

K A R M I NIM. A53B111043

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK PERTIWI 1

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

PENGARUH SENI MENGGAMBAR TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 1 KEYONGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK WONOREJO KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK GENENGSARI 03 POLOKARTO SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BERGAMBAR SERI PADA MATAPELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KEGIATAN BERMAIN DALAM KELOMPOK PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI 02 NGADILUWIH MATESIH TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN MENJEPTI' KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH X BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE KARYA WISATA PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 2 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 / 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B TK AL IRSYAD TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN AJARAN

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

PENINGKATAN MINAT MEMBACA ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA KARTU KATA DI TK PERTIWI 2 MANGGIS, MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN PERILAKU YANG BAIK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN WAYANG KARDUS, DI KELOMPOK B TK PGRI DUREN 01, TENGARAN TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SRI SURYO EKO PRASETYO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

DALAM (PTK. Persyaratan. Oleh: A PROGRAM FAKULTA

: IRUL KHOTIJAH A

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

NOVI NUR ENDAH RAHAYU A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : DEVI ELVARETASARI L A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE LEARNING CELL

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

Transkripsi:

PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG KARDUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK KASIH BUNDA 02 KARANGPELEM, KEDAWUNG, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NANIK SUKISNI NIM: A520091032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102 Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama : Drs. Hasto Daryanto, M.Pd NIP/NIK : 131394397 Nama : Drs. Ilham Sunaryo, M.Pd NIP/NIK : 354 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa : Nama NIM : Nanik Sukisni : A 520091032 Program Studi : Pendidikan Guru Anak Usia Dini Judul Skripsi : PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG KARDUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK KASIH BUNDA 02 KARANGPELEM, KEDAWUNG, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/ /2013 Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya. Pembimbing I Surakarta, Februari 2013 Pembimbing II Drs. Hasto Daryanto, M.Pd NIP/NIK : 131394397 Drs. Ilham Sunaryo, M.Pd NIP/NIK : 354 2

ABSTRAK PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG KARDUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK KASIH BUNDA 02 KARANGPELEM, KEDAWUNG, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Nanik Sukisni, A 520 091 032, Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 110 halaman. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan anak melalui metode bercerita dengan wayang kardus. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelompok B di Taman Kanak-Kanak Kasih Bunda 02 Karangpelem, Kedawung, Sragen tahun ajaran 2012/2013 dan obyek penelitian ini adalah metode bercerita dengan wayang kardus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan catatan lapangan Teknik analisis data dilakukan secara diskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan anak didik. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kedisiplinan anak sebelum perlakukan tindakan adalah 36%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan melakukan kegiatan menggambar bebas pada siklus I kreativitas anak meningkat menjadi 64% pada siklus II kreativitas anak meningkat menjadi menjadi 77% dan pada siklus III meningkat menjadi 86%. Secara keseluruhan dengan metode bercerita dengan wayang kardus dapat meningkatkan kedisiplinan anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Kasih Bunda 02 Karangpelem, Kedawung, Sragen Kata kunci : kedisiplinan, metode bercerita dengan wayang kardus PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupanya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) 1

menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuanya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda pula. Pendidikan bertujuan untuk memandu (mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (mengembangkan dan meningkatkan) bakat tersebut, termasuk dari mereka yang berbakat istimewa atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan. Pasal 13 butir (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat memperkaya dan melengkapi. Pasal 14 menyatakan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pasal 26 butir (3) menyatakan bahwa pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. 2

Di Indonesia perkembangan pendidikan bagi anak sudah mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 butir (1) yang menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Salah satu usaha untuk menumbuhkembangkan potensi anak, adalah melalui Pendidikan Anak Usia Dini sebagai wadahnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas 2003 (UU RI No.20 Th.2003) Bab I pasal 14 tentang PAUD. PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui perubahan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Salah satu bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini adalah melalui Taman Kanak-kanak, yaitu bentuk pendidikan prasekolah yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun agar anak lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya Taman Kanak-kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendididkan dalam keluarga ke pendidikan sekolah. Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yaitu pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Tujuan TK berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0486/U/92 tentang Taman Kanak-Kanak, adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Kegiatan di Taman Kanak-kanak tentunya sangat berbeda dengan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar. Kegiatan di TK dilaksanakan dengan cara bermain sesuai dengan prinsip TK yaitu "bermain sambil belajar, dan belajar seraya bermain", hal ini merupakan cara yang paling efektif, karena dengan bermain, anak dapat mengembangkan berbagai kreativitasnya, termasuk 3

perkembangan motorik halus anak, meningkatkan penalaran dan memahami keberadaan lingkungan, terbentuk imajinasi, mengikuti imajinasi, mengikuti peraturan, tata tertib dan disiplin. Dengan bermain anak dapat menemukan lingkungan orang lain, dan menemukan dirinya sendiri, sehingga anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan tersebut, anak dapat menghargai orang lain, tenggang rasa terhadap orang lain, tolong menolong sesama teman dan yang lebih utama anak dapat menemukan pengalaman baru dalam kegiatan tersebut. Bermain dapat memotivasi anak untuk mengetahui segala sesuatu secara lebih mendalam, dan secara spontan anak dapat mengembangkan bahasanya, dengan bermain anak dapat bereksperimen. Berkenaan dengan hal diatas, maka salah satu fungsi sekolah sebagai wahana menumbuh kembangkan sikap disiplin ini harus di optimalkan. Guru harus piawai di dalam menyusun skenario pembelajaran. Skenario atau desain pembelajaran yang baik adalah yang memungkinkan anak dapat menerapkan disiplin hidup. Dalam kehidupan ini disiplin perlu dikembangkan sejak usia dini, karena kedisiplinan merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Beberapa nilai penting kedisiplinan dalam kehidupan secara nyata yaitu adanya kemampuan untuk mematuhi peraturan yang telah ditentukan bersama. Prilaku disiplin anak-anak di Kelompok B TK Kasih Bunda 02 Desa karangpelem, Kedawung, Sragen disiplin anak dikelas masih sangat rendah. Anak-anak sulit untuk bersikap diam di dalam kelas, terutama saat pembelajaran mengajar berlangsung. Mereka senang berbicara, bahkan saat mengerjakan tugas yang diberikan guru pun mereka masih sempat mencuri kesempatan untuk bermain, berteriak, berlari dan gaduh. Di lihat dari usia mereka, hal ini merupakan sesuatu yang wajar, akan tetapi bila dibiarkan maka dapat mengganggu ketertiban kelas. Suasana belajar menjadi tidak nyaman, anak sulit berkonsentrasi, bahkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Peneliti sadar bahwa ulah anak tersebut di atas bukan bakat nakal atau sikap melawan anak, namun lebih dikarenakan mereka belum paham tentang 4

sikap belajar yang baik. Dan ciri yang paling menonjol dari anak adalah mereka sangat cepat bosan. Anak belum memiliki kemampuan mengendalikan diri dengan baik, maka secara spontan mereka sering melakukan apa saja yang di inginkannya, di mana pun dan kapan pun. Anak pada usia dini belum mampu menangkap konsep abstrak. Anak masih berada pada fase berpikir konkret. Segala hal yang bersifat teoritis, kaku, banyak nasihat dan monoton membuat mereka kehilangan minat dan tidak segan untuk mengalihkan perhatiannya pada hal lain yang lebih memuaskan hatinya. Namun sebaliknya, mereka akan sangat antusias terhadap segala bacaan atau tontonan yang dapat membangkitkan imajinasi dandaya fantasinya, seperti: menggambar, bermain peran, bermain dan mendengarkan cerita baik cerita tanpa alat maupun dengan pakai alat. Daya tarik cerita bagi anak tidak terlepas dari sifat-sifat dasar anak. Rasa ingin tahu terhadap hal yang baru, aneh, bersifat rahasia bagi anak merupakan dasar berkembangnya daya analisis, kritis dan fantasi mereka. Dalam keseluruhan cerita, aspek-aspek tersebut terkandung dalam suatu keutuhan dan jalinan kehidupan yang lebih mudah mereka tangkap. Anak juga cenderung meniru orang lain. Kecenderungan mencontoh atau meniru orang lain ini merupakan salah satu naluri manusia yang kuat. Tatkala anak berusia 1 5 tahun, dorongan untuk meniru orang lain amatlah kuat. Anak tidak mengetahui hal yang baik dan hal yang buruk bagi dirinya. Kecenderungan meniru ini menjadi aspek utama dan mendasar dari pendidikan awal seorang anak. Dalam hal ini mendidik dan mengajar anak dengan memberi contoh lebih efektif daripada menasihatinya. LANDASAN TEORI 1. Kedisiplinan a. Pengertian Kedisiplinan Kata disiplin berasal dari bahasa Inggris discipline yang berarti training to act in accordance with rules, melatih seseorang untuk bertindak sesuai aturan (Roswitha, 2009). Karena itu anak didisiplinkan 5

(dilatih) supaya berperilaku sesuai aturan (rule) yang berlaku dalam masyarakat. Dalam bahasa Latin disiplin (discere) berarti belajar. Dari kata ini timbul kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Dilihat dari sudut pandang sosiologis dan psikologis, kedisiplinan adalah suatu proses belajar mengembangkan kebiasaan, penugasan diri dan mengakui tanggung jawab pribadinya terhadap masyarakat. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti suatu kegiatan akan menimbulkan dan meningkatkan: sikap tanggung jawab, partisipasi dalam kelas, etika dan sopan santun, dan menyimak dengan sungguh-sungguh setiap pelajaran. b. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Menurut Semiawan (2000: 96-98), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan yaitu: 1) Jenis kelamin, anak laki-laki menunjukkan kedisiplinan yang lebih besar daripada anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Hal ini dikarenakan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki lebih diberi kesempatan untuk mengambil resiko, mandiri dan didorong untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitasnya. Sebaliknya sikap dan perlakuan masyarakat yang membatasi terhadap anak perempuan mempengaruhi perkembangan kedisiplinan dan perilakunya. 2) Status Sosial Ekonomi, anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih disiplin dari anak kelompok yang status ekonominya lebih rendah, karena pada anak yang berstatus sosial ekonominya tinggi cenderung dididik secara demokratis. Kontrol demokratis dapat mempertinggi kedisiplinan, karena memberi kesempatan yang lebih banyak untuk menyatakan individualitasnya, 6

mengembangkan minat dan kegiatan yang dipilihnya sendiri. Lingkungan anak kelompok sosial ekonomi tinggi lebih banyak berkesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk berdisiplin. 3) Urutan Kelahiran, anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kedisiplinan yang berbeda. Anak yang lahir pertama banyak mengalami penekanan dari orang tua untuk menyesuaikan diri dengan harapan orang tua, sehingga tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi penurut. 4) Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar anak, yang terdiri dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu lingkungan yang berpengaruh adalah lingkungan sekolah, yang salah satu unsurnya adalah guru. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan kedisiplinan anak adalah dengan kegiatan cerita wayang kardus. 5) Intelegensi, anak yang pandai kedisiplinannya lebih tinggi karena selalu ingin cepat bisa dan berhasil. 2. Metode Bercerita dengan Wayang Kardus a. Pengertian Cerita Wayang Kardus Cerita merupakan salah satu bentuk karya sastra. Buku untuk anak biasanya mencerminkan masalah-masalah masa kini. Karena kehidupannya berfokus pada masa kini, masih sukar bagi anak untuk membayangkan masa lalu dan masa depan. Cerita untuk anak adalah cerita yang menempatkan mata anak-anak sabagai pengamat utama dan masa anak-anak sebagai fokus utamanya. (Tarigan, 1995: 5). Sedangkan Cerita dengan wayang kardus merupakan sebuah kesatuan cerita disertai dengan gambar yang berwujud wayang yang menggambarkan si tokoh dalam cerita yang berfungsi sebagai pendukung dalam cerita yang dapat membantu proses pemahaman terhadap isi cerita tersebut.( Ardianto, 2007:6). Melalui wayang kardus ini pencerita memberikan pesan-pesan 7

cerita dari tokoh-tokoh yang sudah ditentukan dan pendengar dapat dengan mudah menerima pesan-pesan tersebut b. Pentingnya Cerita Suyanto dan Abbas dalam Musfiroh (2005: 23) menyatakan cerita dapat digunakan sebagai sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak. Nilai-nilai luhur ditanamkan pada diri anak melalui penghayatan terhadap makna dan maksud cerita. Musfiroh (2005: 24) menyatakan bercerita menjadi sesuatu yang penting bagi anak karena beberapa alasan antara lain: 1) Bercerita merupakan alat perbandingan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak disamping teladan yang dilihat anak setiap hari. 2) Bercerita memberi ruang lingkup pada anak yang bebas untuk mengembangkan kemampuan bersimpati dan berempati terhadap peristiwa yang menimpa orang lain. Hal ini mendasari anak untuk memiliki kepekaan sosial. 3) Bercerita memberikan pelajaran budaya dan budi pekerti yang memiliki retensi lebih kuat daripada pelajaran budi pekerti yang diberikan melalui penuturan dan perintah langsung. 4) Bercerita memberikan ruang gerak pada anak, kapan sesuatu nilai yang berhasil ditangkap akan diaplikasikan. 5) Bercerita merupakan daya tarik bersekolah bagi anak. Cerita memberikan efek reaktif dan imajinatif yang dibutuhkan anak taman kanak-kanak, membantu pembentukan serabut syaraf, respon positif yang dimunculkan memperlancar hubungan antar neuron. Secara tidak langsung, cerita merangsang otak untuk menganyam jaringan intelektual anak. 3. Teknik Bercerita dengan Wayang Kardus Bercerita dengan alat peraga wayang kardus ini guru dapat membuat seindah mungkin sesuai tokoh yang disukai anak-anak. Langkah-lamgkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: a. Guru menyediakan alat peraga sesuai tema yang ada. 8

b. Guru mengatur posisi tempat duduk anak sehingga anak bisa fokus pada cerita. c. Guru menunjukkan alat peraga yang telah disiapkan dan kemudian menyebut nama-nama tokoh dalam cerita tersebut. d. Guru merangsang anak agar fokus dalam mendengarkan cerita. e. Guru menyiapkan judul ceritta f. Sambil bercerita guru meletakkan gambar wayang pada debog sesuai adegan yang diceritakan g. Guru menyimpulkan isi cerita dan menanamkan nilai-nilai pendidikan h. Tanya jawab tentang cerita yang baru saja dipaparkan. i. Memberi kesempatan pada anak untuk bercerita secara bergantian j. Memberikan motivasi dan dorongan pada anak yang belum berani maju. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian dilakukan di TK Kasih Bunda 02 Karangpelem, Kedawung, Sragen terletak Kelurahan Karangpelem, Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen kode pos 57292. Penelitian dilakukan pada semester gasal tahun 2012/2013 dan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Subyek penelitian 1. Penerima tindakan yaitu anak kelompok B TK Kasih Bunda 02, kelurahan Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 18 anak terdiri dari 6 anak perempuan dan 12 anak laki-laki. 2. Pemberi tindakan yaitu peneliti berkolaborasi dengan guru dan kepala sekolah untuk bekerja sama dalam proses penelitian. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris disebut dengan classroom action research karena peneliti melakukan suatu tindakan perbaikan untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas. Menurut IGAK Wardani dkk, (2008:1.4) 9

mendefinisikan, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data untuk mengetahui data kedisiplinan anak dengan melakukan pengamatan secara langsung. Observasi yang dilakukan untuk pencapaian indikator yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode bercerita dengan wayang kardus yang digunakan sebagai pedoman dalam pengamatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini ada 2 aspek yang di amati yaitu kemampuan berdisiplin anak dan pelaksanaan cerita wayang kardus. 2. Catatan Lapangan Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk merangkum perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran yang tidak terdapat dalam pedoman observasi, sehingga catatan lapangan hanya sebagai pelengkap data. Catatan lapangan ini berisi nama guru, tempat penelitian, tanggal, waktu, kegiatan guru, dan kegiatan yang diberikan kepada anak. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti melakukan observasi prasiklus yaitu dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan disiplin anak sebelum dilaksanakan tindakan dengan menerapkan kegiatan bercerita dengan gambar. Kegiatan pengamatan disiplin anak dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi yang sama seperti lembar observasi disiplin anak yang akan digunakan pada penelitian ini. Berdasarkan pengukuran awal disiplin anak diperoleh prosentase rata-rata anak dalam satu kelas sebesar 38%. Berdasarkan hasil pengamatan disiplin anak tersebut dapat diketahui bahwa disiplin anak masih kurang karena anak belum menguasai indikator kedisiplinan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti dan guru merasa perlu untuk melakukan 10

tindakan untuk meningkatkan disiplin anak melalui kegiatan bercerita dengan metode wayang kardus. Proses pembelajaran untuk meningkatkan kedisiplinan anak yang telah dilakukan pada siklus 1 pada umumnya sudah baik, tetapi belum memuaskan. Terdapat anak yang kurang memperhatikan dan ada beberapa anak yang kurang antusias mengikuti kegiatan, hasil karya anak juga kurang memuaskan karena anak-anak kurang kreatif dalam berimajinasi. Untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan, maka peneliti dan guru kelas merencanakan untuk melakukan tindakan lagi yang kemudian disebut tindakan siklus 2. Dari hasil analisis siklus 2 sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan, tetapi masih belum memenuhi target yang telah ditentukan sehingga dilanjutkan siklus berikutnya, yang sebelumnya telah didiskusikan terlebih dahulu dengan kepala sekolah maupun guru. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kedisiplinan anak sebelum tindakan sampai dengan siklus ke III menunjukan peningkatan. Sebelum tindakan 38%, siklus I sebesar 64%, siklus II mencapai 77 % dan pada siklus III sebesar 85 %. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti peningkatan kedisiplinan anak dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, motivasi dan reward. Melalui kegiatan bercerita dengan metode wayang kardus anak dapat mengungkapkan ide dan imajinasinya melalui media wayang kardus dan meningkatkan rasa percaya diri anak terhadap kemampuannya untuk berdisiplin. Adapun peningkatan kedisiplinan pada setiap siklus tidak menunjukkan suatu kestabilan. Dimana prosentase peningkatan sebelum tindakan sampai siklus I mencapai 64%, dari siklus I sampai siklus II peningkatan sebesar 77 %. disini diketahui bahwa sebelum tindakan sampai siklus I mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan karena pada awal-awal pertemuan ketertarikan anak masih sangat tinggi, mereka sangat semangat dan antusias terhadap kegiatan bercerita dengan metode wayang kardus yang dilakukan. Adapun untuk peningkatan dari siklus II ke siklus III juga mengalami peningkatan walapun hanya sedikit. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa anak yang 11

masih belum percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Antusias anak sendiri lebih besar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan kegiatan bercerita dengan metode wayang kardus. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan anak disetiap siklusnya mengalami peningkatan yang terus menerus pada setiap butir amatan dengan adanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, motivasi dan reward yang diberikan pada anak pada saat kegiatan berlangsung. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peningkatan kedisiplinan anak melalui kegiatan bercerita dengan metode wayang kardus dapat meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan anak dari sebelum tindakan sampai dengan siklus III yakni sebelum tindakan anak sebesar 36%, peningkatan kedisiplinan siklus I mencapai 64 %,peningkatan kedisiplinan pada siklus II mencapai 73% dan peningkatan kedisiplinan anak pada siklus III mencapai 86%. Oleh karena itu kegiatan bercerita dengan metode wayang kardus dapat meningkatkan kedisiplinan anak. Saran 1. Kepada kepala sekolah a. Kepala sekolah dapat menjadi motor penggerak dalam perbaikan terhadap proses pembelajaran. Kepala sekolah sebaiknya menjaga hubungan baik antara kepala sekolah dan guru melalui kerja kolaborasi. b. Pihak sekolah harus dapat menciptakan kondisi belajar yang memadai dengan memperhatikan fasilitas dan sarana prasarana sekolah yang menunjang dalam kegiatan bercerita, penyediaan alat dan bahan yang cukup. 2. Kepada guru kelas yang lain a. Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang lebih menarik, menyenangkan, dan bervariasi agar dapat membuat anak berminat dan antusias terhadap proses pembelajaran tersebut. 12

b. Guru kelas yang lain hendaknya melakukan pendekatan secara sosial emosional terhadap anak, agar anak berani untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri dalam kegiatan bercerita. c. Materi yang diberikan kepada anak hendaklah sesuai dengan konteks kehidupan anak, yang mudah diingat oleh anak dan dapat dijadikan pedoman dalam perilakunya. d. Dalam setiap pembelajaran kedisiplinan hendaknya guru selalu memberi contoh dan konsisten agar anak bisa berdisiplin atas kemauannya sendiri. 3. Kepada orang tua Orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak sejak dalam kandungan sampai dewasa, peran orang tua dalam peingkatan kedisiplinan anak adalah selalu memberikan contoh dan dukungan pada anak untuk berdisiplin di dalam melakukan semua kegiatan. 4. Kepada peneliti berikutnya Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian yang sesuai dengan penelitian ini, tetapi dalam materi dan pendekatan yang berbeda. DAFTAR ACUAN Ardianto Tommy. 2007. Perencanaan Buku Cerita Bergambar Sejarah Doa Selongleng Kediri. Surabaya: Universitas Kristen Petra Arikunto, Suharsimi, Suhardjono. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Pedoman Teknik Penyelenggaraan PAUD. Semarang: CV.Jaya Sakti Mandiri Devi. 2011. Upaya Peningkatan Kedisiplinan di kelas Melalui Cerita. (Penelitian Tindakan Kelas) TKK 11 BPK Penabur Jakarta. Tidak diterbitkan Diknas. 2006. Pedoman Pembuatan Cerita Anak untuk Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Herawati Susilo dan Krisyani Laksono. 2007. Implementasi Penelitian Tindakan Kelas dalam http://akhdsudrajat wordpress.com/2008/03/21/penelitiantindakan-kelas/ diunduh pada tanggal 15 Mei 2012 13

Hurlock, Elizabeth.b. 1978. Perkembangan Anak (Edisi ke enam). Jakarta: Erlangga Munandar, utami. 2004. Mengembangkan kedisiplinan Bakat dan Kreaitfitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Murfiah. 2008. Penanaman Disiplin pada Anak Usia Dini dengan Metode Bercerita dengan Celemek. (Tugas Akhir Pendidikan) UMS. Tidak diterbitkan Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Erlangga Nasir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Susilowati. 2010. Peningkatan Kedisiplinan Anak Usia Dini melalui Cerita Bergambar. (Penelitian Tindakan Kelas) UMS. Tidak diterbitkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Umbara 14