ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR DAERAH DI KAWASAN PURWOMANGGUNG TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sektor ekonomi yang menyusun PDRB atas harga konstan 2010 menurut

Salah satu komponen esensial dari pembangunan adalah pembangunan ekonomi Penentuan target pembangunan ekonomi perlu melihat kondisi atau tingkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

PENENTUAN POTENSI EKONOMI DI PRABUMULIH DAN OKU BERDASARKAN INDIKATOR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KABUPATEN PACITAN TAHUN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS EKONOMI KOTA TOMOHON TAHUN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TABANAN

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

Pengembangan Sektor Ekonomi Daerah Tertinggal di Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH DAN SEKTOR POTENSIAL TERHADAP PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

SEKTOR PEMBENTUK PDRB

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KEPULAUAN SANGIHE

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

ANALISIS SEKTOR DETERMINAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BANTUL TAHUN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI KABUPATEN BLORA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

ANALISIS PERGESERAN SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN ACEH BESAR. Abstract

DINAMIKA PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI KAWASAN SOLO RAYA

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN PEKALONGAN

Data PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 ( Juta Rupiah) dan Laju Pertumbuhan PDRB Karesidenan Kedu Tahun

DETERMINATION OF THE MAIN SECTOR IN THE ECONOMY OF REGENCY REGION LANGKAT APPROPRIATE SECTOR APPROACH PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol ISSN.:

ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN STRUKTUR EKONOMI DI KOTA PALU (TAHUN )

Analisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB)

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa didukung adanya kegiatan kegiatan yang. indonesia tidaklah mudah, harus ada sinergi antara pemerintah dan

Economics Development Analysis Journal

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar alinea keempat,

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang analisis perekonomian

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA TERNATE

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BONE BOLANGO DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hlm Tulus Tambunan, Pembangunan Ekonomi dan Utang Luar Negeri, Rajawali Pres,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan. yang dimiliki oleh daerahnya. Pembangunan nasional dilakukan untuk

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMBANGUNAN WILAYAH BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA : STUDI KASUS KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal

SEKTOR EKONOMI POTENSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MADIUN TAHUN

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR PROVINSI DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT 14

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

ANALISIS KESENJANGAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Determination of the Regional Economy Leading Sectors in Indonesia. Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah di Indonesia

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2017

SEKTOR-SEKTOR EKONOMI POTENSIAL PADA PEREKONOMIAN KABUPATEN TANAH LAUT. Lina Suherty

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

ANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR DAERAH DI KAWASAN PURWOMANGGUNG TAHUN 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Disusun Oleh : NUR WIDIANINGSIH B300130156 PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR DAERAH DI KAWASAN PURWOMANGGUNG TAHUN 2011-2015 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Disparitas Pendapatan dan Pengembangan Sektor Unggulan Antar Daerah di Kawasan Purwomanggung Tahun 2011-2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisi disparitas pendapatan antar kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung dan mengidentifikasi sektor ekonomi unggulan kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung. Penelitian dilakukan di lima kabupaten/kota: Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kota Magelang dan Kabupaten Temanggung. Analisis data menggunakan Indeks Williamson untuk mengetahui disparitas ekonomi, analisis Location Quotient (LQ), Shift Share dan analisis tipologi klassen sektoral untuk mengidentifikasi sektor unggulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disparitas pendapatan antar daerah di masing-masing kabupaten/kota terkategori rendah (0,325) dan cenderung meningkat. Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ), Shift Share, dan tipologi klassen sektoral menunjukkan bahwa sektor unggulan di Kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung terdapat persamaan, yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Sedangkan Kota Magelang yaitu sektor konstruksi dan sektor perdagangan besar dan eceran. Kata kunci: Disparitas Pendapatan, Sektor Unggulan, Produk Domestik Regional Bruto, Jumlah Penduduk ABSTRACT This study entitled "Analysis Income Disparity and Development Leading Sectors Between Regions in the Region Purwomanggung 2011-2015 years". The purpose of this study are to analyse income disparity among regencies in the Region Purwomanggung and to identify leading economic sectors between regions in the Region Purwomanggung. The study covers five regencies: the region Purworejo, the region Wonosobo,the region Magelang, the city Magelang and the region Temanggung. Data were analyzed using a Index Williamson to determine economic disparity, analysis Location Quotient, Shift share, and Klassen typology sectoral to identify leading economics sectors. The results show that the income disparity among regencies was low (0,325) and tended to increase. Based on there Location Quotient, shift share and klassen typology sectoral show that leading economic sectors in the region Purwomanggung there are equation i.e. : the region Purworejo, the region Wonosobo,the region Magelang, and the region Temanggung is The agricultural, forestry and fisheries sector. While the city Magelang is Construction sector and trade large and retail sectors. Keywords: Income Disparity, Leading Sector, Gross regional domestic product, the population 1

1. PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam daerah tersebut (Arsyad, 1999). Keberhasilan pembangunan suatu daerah bisa dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya. Pembangunan tidak selalu berjalan secara sistemik. Beberapa daerah mengalami pertumbuhan yang cepat, sedangkan daerah lain mengalami pertumbuhan yang lebih lambat. Pertumbuhan yang tidak merata dan distribusi pendapatan yang tidak berpihak pada kesejahteraan masyarakat merupakan kondisi mayoritas pembangunan daerah di Indonesia saat ini. Jawa Tengah merupakan Provinsi di Pulau Jawa yang tidak lepas dari permasalahan ketidakmerataan pertumbuhan. Melalui Perda Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029, Pemerintah Provinsi membentuk delapan kawasan kerjasama antar daerah yang dipandang dapat dimanfaatkan sebagai upaya pemerataan pembangunan di dalam suatu kawasan. Kawasan Purwomanggung merupakan satu dari delapan kawasan kerjasama yang ada di Provinsi Jawa Tengah yang juga memiliki ketidakmerataan dalam pembangunan daerahnya. Tujuan dari dibentuknya kawasan kerjasama ini adalah daerah yang berada dalam satu kawasan saling bekerjasama dan berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Kawasan ini terdiri dari Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kota Magelang dan Kabupaten Temanggung. Berdasarkan data BPS Jawa Tengah, menunjukkan bahwa PDRB kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung setiap tahunnya meningkat. PDRB yang terbesar terdapat pada Kabupaten Magelang sedangkan PDRB yang terkecil terdapat pada Kota Magelang. PDRB Kabupaten/Kota di Kawasan Purwomanggung mempunyai perbedaan yang signifikan. Nilai PDRB Kota 2

Magelang jauh di bawah rata-rata dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lain. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan jika pusat pembangunan dan pusat perekonomian masih terpusat pada satu wilayah-wilayah tertentu yang menyebabkan ketidakmerataan pendapatan antar kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung. Penyebab ketidakmerataan antar daerah ini dapat disebabkan oleh perbedaan potensi antar daerah yang dimiliki baik potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia maupun infrastruktur yang ada di masing-masing daerah tersebut. Ketimpangan harus segera diatasi karena dikhawatirkan ketimpangan akan semakin besar dan dapat menimbulkan ketidakstabilan dalam perekonomian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan perekonomian di suatu daerah adalah dengan menganalisis dan menggali sektorsektor yang memang memiliki keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetetif. Mengetahui sektor unggulan di setiap daerah penting untuk dilakukan, mengingat kontribusi sektor unggulan ini terhadap perkembangan perekonomian suatu daerah cukup memberikan andil yang besar (Oky, 2014). Berdasarkan uraian di atas, studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketimpangan yang terjadi antar kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung serta mengidentifikasi sektor apa saja yang bisa dikembangkan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS Jawa Tengah berupa data PDRB Jawa Tengah dan PDRB kabupaten/kota kawasan Purwomanggung serta data jumlah penduduk. 2.2. Metode Analisis Data 2.2.1. Analisis Indeks Williamson Untuk mengetahui ketimpangan pembangunan antar daerah yang terjadi di Kawasan Purwomanggung dapat dianalisis dengan menggunakan indeks ketimpangan regional (regional Inequality) yang disebut sebagai 3

Indeks Ketimpangan Williamson. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Tambunan, 2003): IW = ( ) Di mana, Yi adalah PDRB per kapita kabupaten/kota i, adalah rerata PDRB perkapita kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung, i adalah Jumlah Penduduk kabupaten/kota i, dan N adalah Jumlah Penduduk kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung. 2.2.2. Analisis Location Quotient Mengidentifikasi sektor unggulan menggunakan analisis Location Quotient. LQ = Keterangan: LQ i vi vt Vi Vt = Location Quotient = Nilai sektor i di Kabupaten/kota = Total nilai PDRB Kabupaten/kota = Nilai sektor i PDRB Provinsi = Total nilai PDRB Provinsi Interpretasi nilai LQ dapat di jelaskan sebagai berikut: 1. Jika nilai LQ > 1 menunjukkan sektor bersangkutan merupakan sektor basis yang menjadi kekuatan kabupaten untuk mengekspor produknya keluar kabupaten. 2. Jika nilai LQ = 1 menunjukan kecenderungan sektor bersangkutan bersifat tertutup karena tidak melakukan transaksi ke dan dari luar kabupaten. 3. Jika nilai LQ < 1 menunjukan sektor bersangkutan menjadi pengimpor atau pangsa sektor bersangkutan lebih kecil dibandingkan dengan pangsa sektor bersangkutan di tingkat Provinsi. 4

2.2.3. Anallisis Shift-Share Adapun rumus dari analisis Shift Share yang digunakan adalah sebagai berikut (Widodo, 2006): 1) Dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah: Dij = Nij + Mij + Cij 2) Pengaruh pertumbuhan ekonomi referensi: Nij = Eij x rn 3) Pergeseran proporsional (proportional shift) atau pengaruh bauran industri (industry mix): Mij = Eij (rin rn) 4) Pergeseran diferensial (diferential shift) atau pengaruh keunggulan kompetitif: Cij = Eij (rij rin) Dimana: Dij = Dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah Nij = Pengaruh pertumbuhan ekonomi Provinsi Mij = Pengaruh bauran industri Cij = Keunggulan kompetitif Eij = kesempatan kerja di sektor i daerah j Ein = kesempatan kerja di sektor i nasional rij = laju pertumbuhan di sektor i daerah j rin = laju pertumbuhan di sektor i nasional rn = laju pertumbuhan ekonomi nasional 2.2.4. Analisis Tipologi Klassen Digunakan untuk memperoleh klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian wilayah kabupaten/kota. Analisis Tipologi Klassen digunakan dengan tujuan mengidentifikasi posisi sektor perekonomian kabupaten/kota dengan memperhatikan sektor perekonomian Provinsi sebagai daerah referensi. Analisis ini menghasilkan empat klasifikasi 5

sektor dengan karakteristik yang berbeda (Sjafrizal, 2008) sebagai berikut: Tabel 1 Klasifikasi Sektor PDRB Menurut Tipologi Klassen Kuadran I Sektor yang maju dan tumbuh pesat si > s dan ski > sk Kuadran II Sektor maju tapi tertekan si < s dan ski > sk Kuadran III Sektor bekembang cepat si > s dan ski < sk Kuadran IV Sektor tertinggal si < s dan ski < sk Sumber: Sjafrizal (2008) Keterangan: s = laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB Provinsi Jawa Tengah si = laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB di Kawasan Purwomanggung sk = kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah ski = kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB di Kawasan Purwomanggung 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisis Disparitas Pendapatan Berdasarkan perhitungan Indeks Williamson, maka dapat diketahui disparitas pendapatan yang terjadi di Kawasan kerjasama kabupaten/kota Purwomanggung 2011-2015 menunjukkan bahwa disparitas distribusi pendapatan yang terjadi tergolong rendah dengan rata-rata disparitas 0,325. Hal ini menunjukkan ketimpangan ekonomi wilayah di Kawasan Purwomanggunng rendah karena rata-rata disparitas di Kawasan Kabupaten/kota Purwomanggung masih dibawah 0,35. Meskipun disparitas pendapatan di Kawasan Kabupaten/kota Purwomanggung tergolong rendah, namun ada kecenderungan disparitas Kawasan Purwomanggung dari tahun 2011-2015 semakin meningkat. 6

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa Kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung pada tahun 2011-2015 terdapat disparitas. Analisis Indeks Williamson menjelaskan bahwa disparitas yang terjadi masih tergolong rendah, namun Indeks Williamson juga menjelaskan terdapat kecenderungan peningkatan disetiap tahunnya. 3.2. Analisis Sektor Unggulan 3.2.1. Analisis Location Quotion Hasil perhitungan LQ tiap Kabupaten/kota di Kawasan Purwomanggung selama periode tahun 2011-2015 dapat secara rinci hasil analisis LQ, bahwa yang menjadi sektor basis dengan nilai LQ > 1, empat sektor tertinggi pada kabupaten Purworejo adalah sektor Jasa Pendidikan, sektor Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial, sektor Transportasi dan Pergudangan, dan sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Kemudian Kabupaten Wonosobo adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Pengadaan Air, Pengelolaaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Selanjutnya Kabupaten Magelang adalah sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor Jasa Lainnya dan sektor Jasa Pendidikan. Pada Kota Magelang empat sektor basis tertinggi adalah Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan sosial Wajib, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, dan sektor Transportasi dan Pergudangan. Kabupaten Temanggung adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor Transportasi dan Pergudangan, dan sektor Jasa kesehatan dan Kegiatan Sosial. 3.2.2. Analisis Shift-Share Hasil analisis Shift Share di Kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung tahun 2011-2015 menunjukkan bahwa pengaruh pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah (Nij) terhadap perekonomian Kabupaten/kota kawasan purwomanggung menunjukkan nilai positif pada semua sektor ekonomi, sektor 7

tersebut memberikan pengaruh positif terhadap perubahan PDRB Kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar empat sektor teratas pada kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Industri Pengolahan, sektor Konstruksi dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, kecuali pada Kota Magelang dimana empat sektor teratas adalah sektor Industri Pengolahan, sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Maka melihat hal itu sektor tersebut berpotensi untuk dikembangkan dari urutan empat teratas. Hasil dari pengaruh bauran industri (Mij) Kabupaten/kota kawasan Purwomanggung, menyatakan pengaruh pertumbuhan sektor akibat adanya bauran industri. Sektor-sektor berpotensi ekonomi yang mendapat pengaruh bauran industri dan mempunyai nilai positif dari tahun 2011-2015 dari kelima kabupaten/kota kawasan Purwomanggung terdapat 11 sektor ekonomi. Namun untuk kota Magelang hanya 10 sektor ekonomi. Dari semua sektor ekonomi yang bernilai positif, sektor Jasa Pendidikan merupakan sektor yang bernilai paling tinggi diantara sektor lainnya. Sektor-sektor yang bernilai positif tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor sejenis di Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Hasil pengaruh keunggulan kompetitif (Cij) Kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung sektor yang strategis pada periode 2011-2015 setiap kabupaten/kota berbeda-beda. Kabupaten Purworejo menunjukkan bahwa, dimana sektor Industri Pengolahan merupakan sektor yang bernilai positif tertinggi dan strategis. Kabupaten Wonosobo sektor yang menunjukkan nilai positif tertinggi adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Selanjutnya untuk Kabupaten Magelang menunjukkan dimana sektor Industri Pengolahan adalah sektor yang bernilai positif tertinggi. Kemudian Kota Magelang sektor Industri Pengolahan merupakan sektor yang bernilai positif terbesar. Kabupaten Temanggung menunjukkan sektor Perdagangan Besar dan Eceran merupakan sektor bernilai positif terbesar. Sektor-sektor yang bernilai positif menunjukkan tingkat 8

kompetitifan yang semakin tinggi dibanding dengan sektor yang sama di tingkat perekonomian Provinsi Jawa Tengah. 3.2.3. Analisis Tipologi Klassen Hasil klasifikasi sektoral Kabupaten Purworejo yang termasuk dalam sektor maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor Real Estate, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa Lainnya. Kemudian sektor maju tapi tertekan adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Pendidikan. Selanjutnya sektor berkembang cepat adalah hanya ada sektor Industri Pengolahan. Sektor tertinggal adalah sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Kontruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan sektor Penyediaan akomodasi dan Makan Minum. Hasil klasifikasi sektoral Kabupaten Wonosobo yang termasuk dalam sektor maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Kemudian sektor maju tapi tertekan adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Jasa Pendidikan dan sektor Jasa Lainnya. Selanjutnya sektor berkembang cepat adalah sektor Konstruksi, sektor Informasi dan Komunikasi, dan sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Sektor tertinggal adalah sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri Pengolahan, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Real Etate, dan sektor Jasa Perusahaan. Hasil klasifikasi sektoral Kabupaten Magelang yang termasuk dalam sektor maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor Pertambangan 9

dan Penggalian, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan akomodasi dan Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi, dan sektor Jasa Pendidikan. Selanjutnya sektor maju tapi tertekan adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Real Estate, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, dan sektor Jasa Lainnya. Kemudian sektor berkembang cepat adalah sektor Industri Pengolahan, sektor Konstruksi, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Jasa Perusahaan dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Sektor tertinggal adalah hanya ada sektor Pengadaan Listrik dan Gas. Pada sektor ini pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dalam menangani sektor-sektor tersebut. Hasil klasifikasi sektoral Kota Magelang yang termasuk dalam sektor maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Informasi dan Komunikasi, dan sektor Jasa Pendidikan. Selanjutnya sektor maju tapi tertekan adalah sektor Kontruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan akomodasi dan Makan Minum, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Real Estate, sektor Jasa Perusahaan, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa Lainnya. Kemudian sektor berkembang cepat adalah hanya ada sektor Industri Pengolahan. Sektor tertinggal adalah hanya sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Hasil klasifikasi sektoral Kabupaten Temanggung yang termasuk dalam sektor maju dan tumbuh pesat periode 2011-2015 adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa Lainnya. Kemudian sektor maju tapi tertekan adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Administrasi 10

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, dan sektor Jasa Pendidikan. Selanjutnya sektor berkembang cepat adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Konstruksi, sektor Informasi dan Komunikasi, dan sektor Jasa Perusahaan. Sektor tertinggal adalah sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri Pengolahan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minium, dan sektor Real Estate. 4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan Analisis Disparitas dengan menggunakan Indeks Williamson menunjukkan adanya ketimpangan antar Kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung tahun 2011-2015. Analisis Indeks Williamson menjelaskan bahwa ketimpangan yang terjadi tergolong rendah (0,325), namun Indeks Wllamson juga menjelaskan terdapat kecenderungan disparitas pendapatan yang meningkat di setiap tahunnya. Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ), Shift Share, dan tipologi klassen sektoral menunjukkan bahwa sektor unggulan di Kabupaten/kota Kawasan Purwomanggung terdapat persamaan, yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Sedangkan Kota Magelang yaitu sektor konstruksi dan sektor perdagangan besar dan eceran. 4.2. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengatasi tingkat disparitas pendapatan yang terjadi antar daerah di kawasan Purwomanggung, kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah dalam pembangunan ekonomi adalah dengan memperhatikan aspek pemerataan distribusi pemerataan. Pemerintah perlu memperbaiki infrastruktur dan sarana yang menjadi faktor-faktor pada pemerataan pendapatan daerah agar lebih baik. 2. Untuk pemerintah Kabupaten/kota di kawasan Purwomanggung perlu mempertahankan sektor-sektor potensial yang telah menjadi sektor basis di 11

masing-masing daerah dan meningkatkan sektor-sektor yang tertinggal agar dapat menjadi sektor unggulan. 3. Kebijakan pembangunan yang memprioritaskan pada sektor yang relatif tertinggal (kuadran IV) tanpa mengabaikan sektor yang sudah maju dan tumbuh pesat pada kuadran I. DAFTAR PUSTAKA Abipraja, Soedjono, 2002. Perencanaan pembangunan di Indonesia : konsep, model, kebijaksanaan, instrumen serta strategi, Airlangga University Press, Surabaya. Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Regional. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Aswandi, H. dan Kuncoro M. 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Struktur Empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Volume 17 Nomor 1. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Website BPS: http://jateng.bps.go.id/. diakses tanggal 9 September 2016. Badan Pusat Statistik. 2014. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/kota Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah: Jawa Tengah. Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Cahyono, S. Andy dan Wahyu Wisnu Wijaya.2014. Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan Dan Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten Di Sub Das Bengawan Solo Hulu. JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Vol. 11, No. 1. Dewi, Oky Nirmala. 2014. Analisis Disparitas Pendapatan dan Pengembangan Sektor Unggulan di Pulau Jawa Tahun 2008-2012. Jurnal Surakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret. Glasson, J. 1990. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul Sitohang. Jakarta: LPFEUI. Insani, Khairul. 2014. Analisis Disparitas Pendapatan dan Pengembangan Sektor Unggulan Antar Wilayah di Kawasan Bregas Tahun 2007-2011. Jurnal Surakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret. 12

Iswanto, Denny. 2015. Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten/Kota Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Timur. Yayasan Al-Kahfi Kota Tangerang Selatan. Signifikan Vol. 4 No. Khairunnisa, Astari dan Paidi Hidayat. 2014. Analisis Disparitas Pembanngunan Ekonomi Antar Kecamatan di Kota Medan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol. 3. No. 7. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Erlangga. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Analisis Spasial dan Regional. Yogyakarta: AMP YKPN. Rachbini, Didik J. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Restiatun. 2009. Identifikasi Sektor Unggulan Dan Ketimpangan Antarkabupaten/Kota Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat. Vol. 10, No. 1. Ratnasari, Emma Dewi. 2014. Sectors Analysis and Determination of GDP Forming Leading Sector in District Kebumen. Jurnal Fokus Bisnis. Volume 13, Nomor 1. Soebagiyo, Daryono dan Arifin Sri Hascaryo. 2015. Analisis Sektor Unggulan Bagi Pertumbuhan Ekonomi Daerah Di Jawa Tengah. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media. Sjafrizal. 2012. Ekoonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Tambunan, Tulus. 2014. Perekonomian Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. Trenggonowati, Dr. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis edisi pertama. BPFE: Yogyakarta. Widodo, Tri. 2014. Perencanaan Pembangunan Aplikasi Komputer. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yasa, I Komang Oka Artana dan Sudarsana Arka. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas Pendapatan Antardaerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Bali. Jurusan Ekonomi 13

Pembanginan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana. Vol.8, No.1. Handayani, Yuni Mastuti. 2012. Analisis Sub-Sektor Unggulan di Kabupaten Pemalang Tahun 2001-2010. Ekonomi Regional. Vol. 7. No. 2. 14