BAB I PENDAHULUAN. dengan atau tanpa bahan tambahan (PP no 19, 2003).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tembakau merupakan salah satu komuditas perkebunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2011) telah mengeluarkan suatu. program yang disebut MPOWER, program tersebut meliputi pemantauan

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu berlebihan dalam

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Mendis et al, 2011). Berdasarkan data The World Health Organization. mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Hardjojo, 2012; WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol, dan disertai proliferasi miosit. Hal tersebut dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB I PENDAHULUAN. lemak yang seimbang adalah satu banding satu antara asupan lemak jenuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

I. PENDAHULUAN. kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan rokok akan membunuh 1 miliar orang sepanjang abad ke-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh. terjadinya penyakit jantung dan stroke (Davey, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (PP no 19, 2003). Pada tahun 2011 WHO (World Health Organization) melaporkan bahwa perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah China dan India. World Bank memperkirakan, dengan pola merokok saat ini, 500 juta orang terancam nyawanya. Di indonesia sendiri, menurut data dari Departemen Kesehatan (2003), 57.000 orang meninggal per tahun akibat berbagai penyakit disebabkan oleh asap rokok (Nevi, 2004). Dalam satu batang rokok yang dibakar akan mengeluarkan sekitar 7000 bahan kimia seperti nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hydrogen cyanide, ammonia, acrolein,acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin,4-ethylcatechol, ortocresol, perylene dan lain-lain (How Tobacco Smoke, 2010). Pada sistem kardiovaskuler, rokok menyebabkan kerusakan langsung endotel pembuluh darah. Nikotin pada rokok menyebabkan peningkatan sirkulasi LDL (Low Density Lipoproteins) aterogenik melalui akselerasi transfer HDL (High Density Lipoproteins) dan penghambatan pembersihan LDL dari plasma kompartemen sehingga meningkatkan pengendapan LDL di dinding arteri. Selain itu, zat radikal bebas pada rokok membuat LDL menjadi LDL teroksidasi 1

(Ox-LDL). Ox-LDL ini bersifat sitotoksis dan berfungsi sebagai kemotaksis faktor bagi monosit yang mengakibatkan penumpukan sel-sel radang. Peradangan terjadi karena Ox-LDL mengaktifkan faktor transkripsi Nuclear Factor Kappa Beta (NF- NF- yang teraktifasi akan menginduksi terbentuknya protein-protein sistem imun dan molekul/zat perantara yang pada akhirnya meningkatkan progresifitas aterosklerosis atau memicu ruptur dari plak aterosklerosis dan mengakibatkan pembuntuan arteri koroner (infark miokard), pembuluh darah otak (stroke) dan lain-lain (Collins, et al., 2001). Berdasarkan fatwa terbaru Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid no. 6/sm/mtt/iii/2010, merokok menurut syariat agama Islam dikategorikan haram. Haramnya merokok karena merokok dikategorikan perbuatan khabaais (sesuatu yang buruk), sebagaimana ditegaskan dalam al- Artinya: (QS Al- Kerugian dari merokok yaitu merugikan diri sendiri yang termasuk ke dalam kategori bunuh diri pelan-pelan dan merupakan perbuatan mubadzir yang tidak ada gunanya. Sebagaimana ditegaskan dalam al- Artinya: (QS An-Nisa : 29). (Fatwa Muhammadiyah, 2010). 2

3 World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan kebijakan tentang rokok yang disebut MPOWER (Monitor tobacco use and prevention policies, Protect people from tobacco smoke, Offer help to quit tobacco use, Warn about the dangers of tobacco, Enforce bans on tobacco advertising, promotion and sponsorship, dan Raise taxes on tobacco) (Global Tobacco Epidemic, 2008). Berdasarkan kebijakan WHO tersebut peneliti lebih menekankan pada Protect people from tobacco smoke dan Offer help to quit tobacco use. Salah satu bentuk nyatanya adalah dengan pemanfaatan tanaman herbal untuk mengurangi dampak negatif rokok. Rosella (Hibiscus sabdariffa L) merupakan tanaman herbal yang dapat dibudidayakan baik dari daun, batang, maupun bunganya. Bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) mengandung nutrisi yang cukup tinggi, jumlahnya melimpah namun pemanfaatannya masih terbatas di Indonesia (Sarbini, 2007). Telah diteliti oleh Sekolah Farmasi ITB bahwa salah satu kandungan dari bunga rosella adalah antosianin (Dyah,2005). Berbagai studi mengatakan bahwa zat antosianin dapat menurunkan profil lipid, yaitu kadar kolesterol, trigliserid, dan kolesterol LDL darah serta menaikkan kadar kolesterol HDL. Kemampuan bunga rosella dalam meningkatkan kadar HDL diperantarai oleh pectin, niasin, dan anthocyanin. Pectin meningkatkan kolesterol HDL diduga melalui pengikatan asam empedu dan kolesterol yang secara tidak langsung merangsang sintesis HDL di dalam hepar. Sedangkan niasin dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL karena mampu menurunkan katabolisme APO (Apolipoprotein) A-1 yang merupakan penyusun utama HDL. Anthocyanin memiliki kemampuan untuk menginhibisi

4 CETP. Dengan menekan aktivitas CETP, maka dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL (Pratama, 2010). Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Kadar HDL Plasma pada Perokok Setelah Pemberian Teh Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L). B. RUMUSAN MASALAH Bagaimanakah kadar HDL plasma pada perokok setelah pemberian teh kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teh kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap kadar HDL plasma pada perokok. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat memberikan gambaran kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada perokok dan efeknya setelah pemberian teh kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) 2. Dapat meningkatkan dan memajukan tanaman obat tradisional yang ada di Indonesia, khususnya bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.). E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, antara lain : 1. Pengaruh Pemberian Seduhan Kelopak Kering Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Tikus Sprague Dawley

5 Hiperkolesterolemik oleh Pratama,dkk (2010). Hasil penelitian ini adalah pemberian seduhan kelopak kering bunga rosella selama 6 minggu dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL secara bermakna, yaitu pada dosis 125 mg/kgbb/hari sebesar 30,25%, 250 mg/kgbb/hari sebesar 41,44%, dan 500 mg/kgbb/hari sebesar 61,74%. Dosis yang diberikan sebesar 125 mg/kgbb, 250 mg/kgbb, dan 500 mg/kgbb 2. Effect of Rosella Extract on Development of Fatty Streaks Lesions In Female Rats oleh Al-Kennany, et al., (2010). Hasil penelitian ini adalah penurunan signifikan pada profil lipid seperti Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserid, Very Low Density Lipoprotein (VLDL), indeks aterogenik dan peningkatan signifikan pada High Density Lipoprotein (HDL) pada beberapa hewan yang diobati dengan H 2 O 2 dan ekstrak rosella. Secara histopatologi, terdapat pengurangan pada vakuola lipid dan proliferasi di sel otot polos vaskular intima setelah 40 hari pengobatan. Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah subjek penelitian peneliti adalah perokok dan diberikan seduhan teh rosella serta bukan perokok sebagai kontrolnya.