Kelengkapan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Nilai Mutlak

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Eksplorasi Pemahaman Siswa SMA terhadap Konsep-Konsep Matematika

Pemahaman Siswa terhadap Konsep Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Pemahaman Siswa terhadap Konsep Fungsi Eksponen

MEMBANGUN PEMAHAMAN YANG LENGKAP (COMPLETELY UNDERSTANDING) DALAM PEMBELAJARAN KONSEP GRUP

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Putri Dewi Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi matematika (mathematical communication), penalaran. (mathematical problem solving), mengaitkan ide ide (connection), dan

BAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

PROFIL PENGETAHUAN KONSEPTUAL SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

PEMAHAMAN MAHASISWA CALON GURU PADA KONSEP GRUP

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya aljabar, geometri, kalkulus, statistika, dll. Bangun ruang sisi

REPRESENTASI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OLEH SISWA SEKOLAH DASAR. Janet Trineke Manoy

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONFIDENCE DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Problematika dalam Pembuktian Pernyataan Menggunakan Prinsip Induksi Matematika serta Alternatif Penyelesaiannya

Kemampuan Koneksi Matematis Pada Bangun Ruang Sisi Lengkung

PENELUSURAN KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR

Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Intan Cahyaningrum, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar tersebut, sudah dapat dipastikan pengetahuan-pengetahuan

KECAKAPAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

TINJAUAN PUSTAKA. pemahaman dapat dimaksudkan sebagai proses, cara, atau perbuatan memahami.

Kajian Penerapan Teori Polya Dalam Model Pembelajaran Tipe Think Pair Square Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Matematika

JURNAL. Profil Pengetahuan Prosedural dan Pengetahuan Konseptual Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Persamaan Garis Lurus

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

KESALAHAN PENALARAN DALAM PEMBUKTIAN MASALAH STRUKTUR ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia secara global dan

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB II KAJIAN TEORITIK

I. PENDAHULUAN. Karakteristik abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad 21 ini

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK

2015 DESAIN DIDAKTIS UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLE TOPIK PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN Fitri Kumalasari, Toto Nusantara, Cholis Sa dijah. Universitas Negeri Malang 1

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TS-TS PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR

Komunikasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

Kesalahan Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

A. LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

KOMPETENSI STRATEGIS MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OSBORN DI KELAS VII.D SMP NEGERI 51 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

GAYA BERPIKIR MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

03/02/2010. Mari kita renungkan bersama sama!!!

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

Geometri Ruang di Perguruan Tinggi: Kesalahan Mahasiswa Menyelesaikan Soal Berdasarkan Prosedur Newman

ANALISIS KESALAHAN DAN PERBAIKAN PENYAJIAN PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KELAS X

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis menurut Komaruddin (1979) adalah kegiatan berpikir untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

PEMAHAMAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KETAKSAMAAN NILAI MUTLAK

BAB I PENDAHULUAN. dari diajarkannya matematika di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, untuk

Analisis Kesalahan Konten Matematika pada Buku Siswa Tematik Sekolah Dasar Kelas V Semester I Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

ASOSIASI ANTARA KONEKSI MATEMATIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Oleh : Abd. Qohar

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017

Peningkatan Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Think Talk Write (TTW)

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu dalam dunia pendidikan yang

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA melalui Menulis Matematika dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang baik, di antaranya kemampuan pemecahan masalah; kemampuan. penalaran dan bukti; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; dan

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS XI DI MAN RENGASDENGKLOK

PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN SISWA SMP BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KELANCARAN PROSEDURAL SISWA DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP MAKNA VARIABEL DALAM SUATU PERSAMAAN. Linda Vitoria

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Balitbang Depdiknas (2003) menyatakan bahwa Mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIIIPADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

ANALISIS LEARNING OBSTACLES PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN. telah melakukan berbagai macam upaya dalam meningkatkan kualitas

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Symbol Sense Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Memecahkan Masalah Aljabar

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU

KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)

Transkripsi:

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Kelengkapan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Nilai Mutlak M-68 Muhammad Rawal 1, Jafar 2. Guru SMA Negeri 8 Kendari, Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Halu Oleo Kendari 1 Dosen S2 Pendidikan Matematika Universitas Halu Oleo Kendari 2 Email: rawalmuhammad940@gmail.com Abstrak Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam mengaitkan dan menyelesaikan suatu konsep dari beberapa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Konsep matematika diantaranya adalah persamaan nilai mutlak. Siswa dalam memahami persamaan nilai mutlak harus mampu memahami secara mendalam unsurunsur yang mambangunnya. Unsur-unsur yang membangun konsep persamaan nilai mutlak adalah persamaan dan nilai mutlak. Konsep persamaan nilai mutlak juga sangat penting karena merupakan dasar pembangun beberapa konsep pada kalkulus dasar, khususnya materi limit. Pemahaman konsep secara lengkap terhadap konsep persamaan nilai mutlak yaitu kemampuan dalam mendefenisikan suatu konsep secara tepat, kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur yang membangun konsep persamaan nilai mutlak, kemampuan mengaitkan unsur-unsur yang membangun konsep persamaan nilai mutlak, kemampuan untuk menyelesaikan konsep persamaan nilai mutlak, dan kemampuan mengidentifikasi himpunan penyelesaian konsep persamaan nilai mutlak. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kelengkapan pemahaman siswa terhadap konsep dasar persamaan nilai mutlak. Penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa yang telah mempelajari materi persamaan nilai mutlak dan mampu mengkomunikasikan pendapatnya secara lisan maupun tulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa tersebut belum lengkap pemahamannya terhadap konsep persamaan nilai mutlak. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut belum mampu mengaitkan unsur-unsur yang membangun konsep persamaan nilai mutlak, Kata kunci: Konsep Persamaan Nilai Mutlak, Pemahaman I. PENDAHULUAN Pemahaman konsep sangat penting dan dibutuhkan siswa dalam mengembangkan pengetahuan matematika. Namun, konsep-konsep dalam matematika bersifat abstrak sehingga membutuhkan waktu dan kesabaran dalam memahaminya. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kertertarikan untuk mempelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Pirrie & Kieren bahwa ketertarikan terhadap pengajaran dan pembelajaran matematika dengan pemahaman di pandang penting, yang ditunjukan dengan reformasi kurikulum diberbagai negara [1]. Pembelajaran matematika berlangsung dengan baik apabila diarahkan agar siswa memiliki pemahaman terhadap konsep-konsep matematika secara baik. Menurut Skemp bahwa seseorang dikatakan memahami sesuatu apabila telah terjadi pengintegrasian informasi baru dengan skema yang dimiliki orang tersebut [2]. Pemahaman ini dapat menyebabkan siswa untuk dapat mengaitkan konsep-konsep lain dan menyelesaikan dalam unsur-unsur yang berkaitan. Pemahaman siswa yang tidak lengkap terhadap suatu konsep matematika akan berpotensi menimbulkan kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep tersebut. Brousseau dalam [3] mengidentifikasi beberapa hal penyebab kesalahan-kesalahan siswa dalam melakukan penyelesaian soal matematika sebagai berikut. Pertama, ketidaksesuaian antara pembelajaran yang diberikan dengan tingkat berfikir siswa, sehingga memunculkan kesulitan dalam proses pemahaman materi. Jika level yang diterima siswa terlalu rendah maka siswa tidak akan mengalami proses belajar yang sesungguhnya, sebaliknya jika level yang diterima siswa terlalu tinggi, maka siswa akan mengalami kesulitan bahkan tidak menyenangi matematika karena sulit. Kedua, kesulitan pada proses pembelajaran yang terjadi akibat dari keterbatasan konteks yang siswa ketahui. Dalam hal ini siswa hanya menerima pemahaman konsep secara parsial, sehingga ketika dihadapkan pada konteks yang berbeda siswa PM-461

ISBN. 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) mengalami kesulitan dalam menggunakannya. Ketiga, kesulitan yang terjadi akibat pembelajaran yang dilakukan guru. Salah satu konsep matematika yang sulit dipahami siswa adalah persamaan nilai mutlak. Siswa dalam memahami persamaan nilai mutlak harus mampu memahami secara mendalam unsur-unsur yang membangun persamaan nilai mutlak. Unsur-unsur pembangun konsep tersebut adalah konsep persamaan dan nilai mutlak. Konsep tersebut sangat penting karena merupakan dasar pembangun beberapa konsep pada kalkulus dasar, khususnya materi limit. Oleh karena itu, siswa harus diajarkan konsep tersebut secara mendalam sehingga siswa tersebut memiliki pemahaman yang lengkap. Pembelajaran matematika di jenjang pendidikan menengah, khusus materi persamaan nilai mutlak bertujuan agar siswa memiliki pemahaman terhadap konsep tersebut. Artinya, siswa dapat menjelaskan keterkaitan antara unsur-unsur yang membangun konsep persamaan nilai mutlak setelah melalui proses pembelajaran matematika. Selain itu juga, siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian persamaan nilai mutlak. Hal ini berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran matematika. Akan tetapi, tujuan itu belum tercapai karena berdasarkan rata-rata nilai ulangan harian siswa pada materi persamaan nilai mutlak di SMA Negeri 8 Kendari tahun pelajaran 2014/2015 adalah 49,07 dimana angka ini menunjukan bahwa kriteria kentutasan minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu 60, belum tercapai. Permasalahan ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Referensi [4] diperoleh siswa berkemampuan matematika tinggi memiliki pengetahuan konseptual yang baik. Referensi [5] juga menemukan bahwa tingkat pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural yang kurang dan hasil penelitian juga menunjukkan adanya korelasi moderat antara pemecahan masalah berdasarkan pengetahuan konseptual dan prosedural. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kelengkapan pemahaman siswa terhadap konsep persamaan nilai mutlak. Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan matematika terutama berkaitan dengan proses pemahaman siswa terhadap konsep dasar dalam memecahkan masalah persamaan nilai mutlak, yaitu (1) untuk memperoleh informasi tentang proses pemahaman siswa terhadap konsep dasar ketika memecahkan masalah persamaan nilai mutlak, (2) sebagai salah satu rujukan dalam pengembangan bahan ajar, khususnya berkaitan dengan penyelesaian persamaan nilai mutlak, (3) sebagai salah satu bahan rujukan bagi pelaksanaan pendidikan khususnya upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep persamaan nilai mutlak, (4) menambah wawasan peneliti dan pembaca lainnya berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap konsep persamaan nilai mutlak, dan (5) sebagai salah satu bahan bacaan bagi penelitian lanjutan tentang proses pemahaman siswa tergadap konsep persamaan nilai mutlak. Pemahaman berasal dari kata paham. Arti kata paham dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengetahuan banyak, mengerti benar atau pandai dan mengerti benar (tentang suatu hal). Sedangkan, pemahaman artinya proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut [6] pemahaman (understanding) dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Konsep adalah objek matematika yang berupa ide abstrak yang dapat dipergunakan untuk mengklasifikasikan objek-objek [7]. Menurut Kilpatrick& Findell dalam [8], pemahaman konsep adalah kemampuan dalam memahami konsep, operasi, dan relasi dalam matematika. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam mengaitkan dan menyelesaiakan suatu konsep dari beberapa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Pengetahuan ini memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep matematika. Siswa memahami suatu konsep dalam matematika yaitu mampu mengkonstruksi pengetahuan tersebut sesuai dengan pikirannya. Oleh karena itu, pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika sangat diperlukan. Pemahaman seseorang terhadap suatu konsep tidak dapat diobservasi secara tepat (precise), akan tetapi untuk mengetahui apakah seseorang telah memahami suatu konsep atau belum, dapat diamati melalui indikator-indikator berikut. Pertama, memiliki kemampuan menyebutkan definisi konsep tersebut secara lengkap. Kedua, mampu mengidentifikasi unsur-unsur pembangun dari konsep tersebut. Ketiga, mampu menyebutkan sifat-sifat esensial dari konsep. Keempat, mampu menemukan contoh dan bukan contoh bagi konsep dimaksud. Kelima, mampu menerapkan konsep itu untuk men-definisikan konsep lain yang satu genus atau satu keluarga. Keenam, mampu menemukan hubungan konsep tersebut dengan konsep-konsep yang berdekatan, dan ketujuh memiliki kemampuan menggunakan konsep tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan [2]. Konsep persamaan nilai mutlak dibangun oleh konsep persamaan dan nilai mutlak. Persamaan adalah suatu kalimat matematika terbuka yang dihubungkan dengan tanda seperti. Sedangkan, defenisi nilai mutlak adalah jika bilangan real maka nilai mutlak disimbolkan berlaku PM-462

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 apabila dan apabila [9]. Secara geometris, nilai mutlak adalah jarak suatu bilangan dengan angka nol pada suatu garis bilangan real. Penyelesaian persamaan nilai mutlak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan pemahaman siswa pada konsep secara geometris maupun secara aljabar. Artinya, pemahaman siswa terhadap persamaan nilai mutlak diselesaikan dengan menggunakan jarak pada suatu bilangan maupun dengan menggunakan defenisi nilai mutlak. Kaitan unsur-unsur pembangun konsep persamaan nilai mutlak dapat dilihat pada gambar 1. GAMBAR 1. SKETSA PENGAITAN ANTAR UNSUR-UNSUR PEMBANGUN KONSEP PERSAMAAN NILAI MUTLAK Penelitian ini dibatasi pada pemahaman siswa dalam mendefinisikan konsep persamaan dan nilai mutlak, mengidentifikasi unsur-unsur yang membangun konsep persamaan nilai mutlak serta keterkaitannya untuk menemukan penyelesaian konsep persamaan nilai mutlak. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian pendahuluan untuk mendapatkan gambaran secara langsung pemahaman siswa terhadap konsep persamaan nilai mutlak. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang siswa kelas XI SMA Negeri 8 Kendari yang telah mempelajari materi persamaan nilai mutlak. Selain itu, subjek yang dipilih juga berdasarkan pertimbangan kemampuannya dalam mengkomunikasikan ide-ide matematis baik secara lisan maupun tulisan. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Informasi-informasi dari penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif model Miles & Huberman [10] yaitu reduksi data, penyajian data, dan membuat kesimpulan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi pemahaman secara lengkap terhadap konsep persamaan nilai mutlak. Berikut ini, disajikan petikan hasil wawancara penulis (P) dengan siswa (S) kelas XI yang berkaitan dengan materi persamaan nilai mutlak. P : Apa itu persamaan? S : Persamaan adalah sebuah pernyataan matematika yang menyatakan bahwa dua hal adalah sama dan dua hal tersebut dihubungkan dengan simbol =. (S1) Contohnya: (S2) P : S : GAMBAR 2. HASIL JAWABAN SISWA MENYELESAIAKAN SOAL PERSAMAAN Apa yang anda ketahui tentang nilai mutlak? Menurut saya, nilai mutlak adalah nilai suatu bilangan yamg dihitung dari jarak bilangan dengan nol. Nilai mutlak juga selalu bersifat bernilai positif. (S3) Yang saya tau juga defenisi nilai mutlak yaitu apabila dan apabila. (S4) PM-463

ISBN. 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) Contoh nilai mutlak misalkan seperti 6 = 6, 20 = 20, 100 =100. (S5) P : Jika -6 berapa hasilnya? S : 6 (S6) P : Kenapa -6 = 6? S : -6 = 6. Karena, kan dalam garis bilangan. Yang saya jelaskan tadikan nilai mutlak adalah jarak suatu bilangan dengan nol. Jarak -6 jika dihitung dari angka nol adalah 6. (S7) GAMBAR 3. HASIL JAWABAN SISWA TENTANG JARAK BILANGAN -6 DAN 0 P : Coba kaitkan dengan defenisi nilai mutlak, apa kamu pikirkan tentang 5? S : Berdasarkan definisi nilai mutlak, (S8) GAMBAR 4. HASIL JAWABAN SISWA TENTANG 5 P : Dengan menggunakan defenisi nilai mutlak, apa yang kamu pikirkan x 3? S : Berdasarkan definisi nilai mutlak, (S9) P : S : GAMBAR 5. HASIL JAWABAN SISWA TENTANG DEFENISI X 3 Menurut anda apa itu persamaan nilai mutlak? Menurut saya persamaan nilai mutlak adalah sebuah persamaan yang bernilai positif. Oh persamaan nilai mutlak adalah sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa dua hal adalah sama dan selalu bernilai positif. Contohnya persamaan nilai mutlak x 3 = 5. Pertama kita masukkan dulu kedalam Defenisi nilai mutlak, (S10) (S11) GAMBAR 6. HASIL JAWABAN SISWA TENTANG PERSAMAAN NILAI MUTLAK Jadi, penyelesainnya yaitu x = 3. Berdasarkan kutipan hasil wawancara dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut: PM-464

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian dan contoh persamaan (S1-S2). Namun, siswa dalam menjelaskan penyelesaian persamaan masih terdapat kesalahan konsep yaitu menggunakan kalimat pindah ruas berubah tanda seperti penyelesaian pada Gambar 2 (S2). 2. Siswa mampu menjelaskan pengertian nilai mutlak secara geometris serta contoh-contohnya (S3, S5- S7). Selain itu juga, siswa dapat dapat menghubungkan pengertian nilai mutlak secara geometris dengan contoh yang dikemukankan seperti pada gambar 3. 3. Siswa dapat mengemukakan definisi nilai mutlak secara aljabar (S4). 4. Siswa dapat mengemukakan contoh-contoh yang berkaitan dengan defenisi nilai mutlak sesuai dengan pemahamannya seperti pada Gambar 4 dan Gambar 5 (S8-S9). Akan tetapi, siswa keliru dalam mendeskripsikan contoh seperti gambar 4 berdasarkan defenisi nilai mutlak. 5. Siswa mengemukakan pengertian persamaan nilai mutlak sesuai dengan kalimatnya sendiri secara geometris (S10). 6. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persamaan nilai mutlak yaitu siswa belum mampu mengaitkan antara konsep persamaan dan nilai mutlak seperti pada Gambar 6 (S11). Siswa telah memiliki pemahaman yang baik dalam menjelaskan konsep persamaan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam pemahaman siswa terhadap penyelesaian contoh persamaan seperti pada Gambar 2. Siswa harus diajarkan penggunaan konsep yang benar dan sesuai dengan teori-teori dalam matematika. Jika hal ini berlanjut, siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berbeda dengan contoh yang diketahui. Siswa memahami konsep nilai mutlak dengan pendekatan geometris dan aljabar. Secara geometris, siswa dapat memahami pengertian nilai mutlak dengan menggunakan kata-kata sendiri. Namun, siswa dalam memahami konsep nilai mutlak secara aljabar masih terdapat kesalahan. Siswa tersebut tidak memahami contoh berdasarkan defenisi nilai mutlak seperti pada Gambar 4. Siswa hanya mampu memahami contoh nilai mutlak yang mengandung suatu variabel seperti pada Gambar 5 karena proses penyelesaiannya sama persis dengan definisi nilai mutlak. Siswa belum memahami secara lengkap konsep persamaan nilai mutlak. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep persamaan nilai mutlak disebabkan karena siswa belum dapat menjelaskan secara detail tentang defenisi nilai mutlak. Selain itu juga, siswa kurang memahami dalam mengaitkan unsur-unsur pembangun persamaan nilai mutlak. Hal ini berdasarkan pendapat Brousseau dalam [3] bahwa keterbatasan konteks yang siswa ketahui sehingga tidak mampu mereprentasikan konsep nilai mutlak. Pembentukan pemahaman siswa juga berasal dari penerimaan pembelajaran matematika di kelas. Pembelajaran matematika yang difokuskan kepada siswa, berdampak positif dalam pembelajaran. Siswa dapat menemukan konsep yang akan dipelajarinya. Hal ini berakibat fatal pada siswa apabila dalam pembelajaran di kelas, guru tidak mempertegas dan memperdalam konsep itu. Oleh karena itu, pembelajaran matematika difokuskan kepada siswa juga melakukan latihan soal-soal yang bervariasi. Akan tetapi, berdasarkan kenyataan yang terjadi masih ada siswa yang belum memahami secara lengkap konsep persamaan nilai mutlak. Pemahaman konsep persamaan nilai mutlak yang dibangun siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan proses pembelajaran di kelas. Siswa menemukan suatu konsep apabila guru membimbingnya agar dapat membentuk pemahaman yang lengkap terhadap konsep tersebut. Siswa sendiri dapat membentuk pemahaman konsep melalui proses pembelajaran di sekolah maupun hasil belajar sendiri melalui buku teks matematika dan sumber-sumber lain yang berasal dari internet. Di sisi lain juga, guru harus berperan penting dalam mengatisipasi kesalahan-kesalahan konsep yang dibangun sendiri oleh siswa. Jika guru tidak berperan penting dalam membentuk pemahaman konsep akan mengakibatkan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika hingga akan terbawa sampai di perguruan tinggi. Pembentukan pemahaman konsep persamaan nilai mutlak terhadap siswa maka dalam proses pembelajaran harus dilakukan beberapa hal berikut. Pertama, penjelasan secara mendalam tentang unsurunsur yang membangun persamaan nilai mutlak. Kedua, mempertegas kaitan-kaitan unsur-unsur tersebut dalam rangka menemukan solusi yang benar. Ketiga, pengecekan kembali jawaban siswa untuk menemukan hasil-hasil yang benar. Keempat, membiasakan siswa untuk terus mencoba menyelesaikan soal dari tingkat mudah sampai tingkat yang sukar. IV. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian dari hasil dan pembahasan dalam penelitian ini maka simpulan dan saran adalah sebagai berikut. PM-465

ISBN. 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) A. Simpulan Pemahaman secara lengkap dalam menyelesaikan konsep persamaan nilai mutlak apabila siswa telah memiliki hal-hal berikut. Pertama, kemampuan dalam mendefenisikan suatu konsep secara tepat. Kedua, kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur yang membangun konsep persamaan nilai mutlak. Ketiga, kemampuan mengaitkan unsur-unsur yang membangun konsep persamaan nilai mutlak. Keempat, kemampuan untuk menyelesaikan konsep persamaan nilai mutlak. Kelima, kemampuan mengidentifikasi himpunan penyelesaian konsep persamaan nilai mutlak. Namun, kenyataan di sekolah setelah siswa telah belajar dalam pembelajaran di kelas masih ada siswa yang mengalami ketidakpahaman konsep-konsep dalam matematika. Ketidakpahaman konsep tersebut diantaranya adalah siswa dapat mengemukakan defenisi nilai mutlak secara aljabar akan tetapi belum sempurna dalam memahami contoh-contoh nilai mutlak berdasarkan defenisi nilai mutlak, siswa belum memahami secara lengkap penyelesaian soal-soal yang berkaitan dengan persamaan nilai mutlak, dan siswa belum mampu mengaitkan konsep-konsep yang membangun persamaan nilai mutlak. Untuk mengatasi ketidakpahaman tersebut, kegiatan proses pembelajaran perlu diadakan evaluasi. Tujuan evaluasi pembelajaran agar dapat membentuk pemahaman siswa secara lengkap. Pembentukan pemahaman konsep persamaan nilai mutlak terhadap siswa maka dalam proses pembelajaran harus dilakukan beberapa hal berikut. Pertama, penjelasan secara mendalam tentang unsur-unsur yang membangun persamaan nilai mutlak. Kedua, mempertegas kaitan-kaitan unsurunsur tersebut dalam rangka menemukan solusi yang benar. Ketiga, pengecekan kembali jawaban siswa untuk menemukan hasil-hasil yang benar. Keempat, membiasakan siswa untuk terus mencoba menyelesaikan soal dari tingkat mudah sampai tingkat yang sukar. B. Saran Pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika masih membutuhkan perhatian dalam proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, guru harus mengajarkan suatu konsep dengan benat dan tepat. Selain itu juga, guru harus menguasi materi yang diajarkan saat proses pembelajaran berlangsung. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Koordinator Program Studi (Koord. Prodi) S2 Pendidikan Matematika Universitas Halu Oleo dan Kepala SMA Negeri 8 Kendari yang telah memberikan izin dan dukungannya dalam penelitian ini. Kami juga ucapkan terima kasih kepada subjek penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk mengkomunikasikan pendapatnya tentang pemahaman terhadap konsep persamaan nilai mutlak. DAFTAR PUSTAKA [1] J. D. Godino, Mathematical Concept, Their meanings, and Understanding, Proceedings of XX Conference of The International Group for The Psychology of Mathematics Education, 2, 417-425, 1999. [2] Jafar, Membangun Pemahaman yang Lengkap (Completely Understanding) dalam Pembelajaran Konsep Grup, Prosiding Konferensi Nasional Pendidikan Matematika (KNPM) V, Malang Indonesia, pp. 87-95, 2013. [3] S. M. Rohimah, Analisis Learning Obstacles Pada Materi Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Matematika, 10.1, 2017. [4] W. E. Suryanti, Profil Pengetahuan Konseptual Siswa Kelas VII SMP dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Linear Satu Variabel Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika, Mitra Sains, 3.2, 2015. [5] J. Surif, N. H. Ibrahim, M. Mokhtar, Conceptual And Procedural Knowledge In Problem Solving, Procedia-Social And Behavioral Sciences, 56, 416-425, 2015. [6] Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010. [7] Soedjadi. Kiat Pendidikan Matematika: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000. [8] B. Sinaga, Et Al, Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa SMP Swasta Trisakti 2 Medan, Inspiratif: Jurnal Pendidikan Matematika, 1.1, 2015. [9] B. Sinaga dkk, Matematika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2016. [10] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2011. PM-466