BAB I PENDAHULUAN. setengah miliar mengalami obesitas. 1. meningkat pada negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RANGE OF MOTION SENDI PANGGUL DAN FLEKSI LUMBAL PADA DEWASA MUDA

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RANGE OF MOTION SENDI PANGGUL DAN FLEKSI LUMBAL PADA DEWASA MUDA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,


BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang belum dapat diselesaikan oleh negara-negara maju. dan berkembang di dunia. Studi pada tahun 2013 dari Institute for

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Disusun Oleh : Nama : Ariyanto Nim : J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia. Keadaan ini dapat berupa defisiensi makronutrien,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. bidang lainnya yang telah memberikan kemudahan dan perubahan pada pola

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu. penyakit tidak menular yang semakin meningkat di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

ROM (Range Of Motion)

BAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT kemudian dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

HUBUNGAN ANTARA LINGKUP GERAK SENDI FLEKSI EKSTENSI SHOULDER TERHADAP UMUR

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

ROM (Range Of Motion)

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat hendak melakukan latihan, terdiri dari sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihnya lemak

DISLOKASI SENDI PANGGUL

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. masyarakat. Peltzer dan Pengpid (2012) melaporkan hasil survey Global School

BAB I PENDAHULUAN. Scottish Health Survey pada anak usia 2-15 tahun didapatkan persentasi anak lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan suatu proses natural dan tidak disadari secara

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan LAKI-LAKI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

MEKANISME GERAK SISTEM MUSKULOSKELETAL. Sasanthy Kusumaningtyas Departemen Anatomi FKUI

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.

BAB 1 PENDAHULUAN. secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan yang akan. menimbulkan berat badan meningkat (Sismoyo, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. polusi, dataran tinggi dan gaya hidup di mana ada yang hidup santai dan ada yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Menurut Renwick dan Brown (1995), seseorang dikatakan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obesitas masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang mendunia. 1,2 World Health Organization (WHO) mendeklarasikan bahwa obesitas merupakan epidemik global. Menurut WHO pada tahun 2014, 39% dari orang dewasa dengan usia lebih dari 18 tahun kelebihan berat badan (39% laki-laki dan 40% perempuan) dan 13% mengalami obesitas (11% laki-laki dan 15% perempuan). Dengan demikian, hampir 2 miliar orang dewasa diseluruh dunia mengalami kelebihan berat badan dan lebih dari setengah miliar mengalami obesitas. 1 Prevalensi obesitas tidak hanya meningkat pada negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi obesitas di Indonesia menjadi 19,7% pada laki-laki > 18 tahun dan 32,9% pada wanita > 18 tahun. 3 Obesitas dapat menjadi faktor risiko beberapa penyakit, seperti gangguan muskuloskeletal, dan gangguan mobilitas. 4,5 Penderita obesitas juga cenderung memiliki aktivitas fisik yang rendah dan lebih banyak duduk sehingga kekuatan ototnya pun juga rendah, hal ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan yang ikut mempengaruhi keterbatasan berjalan. 6 Range of motion (ROM) merupakan kuantitas jarak gerakan ketika sendi digerakkan sampai penuh. Nilai dari ROM menggambarkan 1

fleksibilitas suatu sendi. Semakin besar nilai ROM dari suatu sendi, maka semakin rendah pula kemungkinan sendi dapat mengalami cedera. 7 Fleksi lumbal dan berbagai gerakan sendi panggul diperlukan dalam berbagai aktivitas sehari-hari, oleh karena itu penurunan ROM mungkin akan memiliki implikasi dalam penurunan fungsi mobilitas. 8 Penderita obesitas dilaporkan memiliki keterbatasan fungsional dalam aktivitas sehari-hari, khususnya untuk gerakan yang membutuhkan fleksibilitas yang cukup. 9 Jika ROM berkurang, maka akan mengalami kesulitan dalam aktivitas sehari-hari seperti naik turun tangga, naik turun mobil, duduk di kursi, mempengaruhi gaya berjalan dan keseimbangan yang dapat meningkatkan risiko jatuh hingga fraktur dan apabila menderita osteoarthritis dapat memperberat kondisi penyakit tersebut. 10 Obesitas juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi besarnya gerakan sendi panggul dan lumbal, kemungkinan disebabkan oleh akumulasi lemak berlebih di sekitar persendian yang mengakibatkan hambatan mekanis dalam pergerakan sendi. 6,11 13 Pada penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa obesitas meningkatkan risiko keterbatasan aktivitas sehari-hari seiring dengan rendahnya nilai ROM sendi panggul dan fleksi lumbal pada subjek anakanak usia 6-12 tahun dan subjek perempuan. 14 16 Akan tetapi tidak banyak penelitian terkait subjek perempuan dan laki-laki dewasa muda. Untuk itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hubungan obesitas

3 dengan ROM gerakan sendi panggul dan fleksi lumbal pada dewasa muda baik pada subjek laki-laki maupun perempuan. 1.2 Permasalahan penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah obesitas berhubungan dengan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal pada dewasa muda? 2. Apakah terdapat perbedaan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal pada obesitas kelompok laki-laki dan perempuan dewasa muda? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum 1. Membuktikan hubungan obesitas dengan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal pada laki-laki dan perempuan dewasa muda serta perbedaan ROM antar kedua jenis kelamin tersebut 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mencari hubungan obesitas dengan ROM fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, endorotasi, dan eksorotasi sendi panggul pada dewasa muda 2. Mencari hubungan obesitas dengan ROM fleksi lumbal pada dewasa muda 3. Mengetahui perbedaan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal pada obesitas kelompok laki-laki dan perempuan dewasa muda

4 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Bidang akademik penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan tentang hubungan obesitas dengan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal pada dewasa muda. 1.4.2 Bidang kesehatan Apabila terbukti jelas hubungan obesitas dengan keterbatasan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal pada dewasa muda, maka dapat digunakan sebagai dasar upaya preventif dalam menjaga kesehatan dan mencegah keterbatasan mobilitas yang lebih serius. 1.4.3 Bidang penelitian penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan referensi untuk penelitian berikutnya. 1.5 Keaslian penelitian Penulis telah melakukan penelusuran pustaka dan terdapat penelitian yang mirip, antara lain: Tabel 1. Keaslian penelitian 1. S. João, M. Nishizaki, C. Yamamoto, V. Barbosa, J. Sauer randomized controlled trial. sebanyak 50 individu laki-laki (20 individu obesitas dan 30 Pada kelompok obesitas, didapatkan penurunan ROM yang signifikan secara statistik pada fleksi sendi panggul dan adduksi sendi panggul serta fleksi

5 Tabel 1. Keaslian penelitian (lanjutan) Obesity Effect on Children Hip and Knee Range of Motion 16 International Journal of Clinical Medicine 2014 2. S. Koley, J. Sodhi Correlations of hip and knee range of motion with selected anthropometric variables in Indian obese individuals 15 Scholars Research Library 2014 individu normal) dengan rentang usia 6-12 tahun. Pengukuran meliputi data antropometri, yaitu tinggi badan dan berat badan dan ROM sendi panggul meliputi, fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, endorotasi dan eksorotasi serta fleksi lutut. pendekatan cross sebanyak 299 individu obesitas (152 laki-laki dan 147 perempuan) di India. Pengukuran dilakukan meliputi 3 variabel antropometri yaitu tinggi badan, berat badan dan persentase lemak tubuh, dan range of motion dari 6 gerakan lutut dan juga didapatkan peningkatan ROM pada eksorotasi sendi panggul. 1. Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik (p<0.001) antara laki-laki dan perempuan obesitas pada tinggi badan, berat badan dan persentase lemak tubuh. 2. Terdapat korelasi positif yang signifikan (p<0.05) antara ROM rotasi internal sendi panggul dengan berat badan dan korelasi negatif yang signifikan (p<0.05) antara fleksi sendi panggul dengan tinggi badan.

6 Tabel 1. Keaslian penelitian (lanjutan) 3. S Koley, N Kaur, J Sandhu Relationship of Obesity with Lumbar Range of Motion in School going Children of Amritsar, Punjab, India. 17 The Internet Journal of Biological Anthropology. 2008 4. Park et al. Obesity Effect on Male Active Joint Range of Motion 6 sendi panggul yaitu fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal, rotasi eksternal serta range of motion fleksi sendi lutut. pendekatan cross sebanyak 300 anakanak (150 laki-laki dan 150 perempuan). Data berat badan, tinggi badan, persentase lemak tubuh dan nilai ROM fleksi, ekstensi, fleksi lateral diperoleh secara langsung. rancangan cross terdiri dari 20 lakilaki obesitas dan 20 1. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara IMT dengan fleksi lumbal, ekstensi lumbal dan fleksi lateral lumbal pada laki-laki dan perempuan 2. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara persentase lemak tubuh dengan fleksi lumbal dan ekstensi lumbal pada laki-laki dan perempuan serta fleksi lateral lumbal pada laki-laki. 1. Obesitas pada pria secara signifikan menyebabkan penurunan ROM pada 9 dari 30 sendi, diantaranya ekstensi bahu, adduksi bahu, ekstensi lumbal,

7 Tabel 1. Keaslian penelitian (lanjutan) University of Cincinnati 2010 5. W Gilleard, T Smith Effect of obesity on posture and hip joint moments during a standing task, and trunk forward flexion motion 14 International Journal of Obesity 2007 laki-laki non obesitas yang dipilih secara acak di University of Cincinnati. Pada subjek penelitian diberi kuesioner untuk asesmen kelayakan fisik kemudian dilakukan pengukuran ROM pada 30 sendi. pendekatan cross adalah 10 perempuan obesitas dan kelompok kontrol yaitu 10 perempuan dengan berat badan normal. fleksi lateral lumbal dan fleksi lutut. 2. Penurunan nilai ROM paling besar yaitu 38,9% pada adduksi bahu kiri. 3. Penurunan nilai ROM paling kecil yaitu 11,1% pada fleksi lutut kanan. 1. Terdapat penurunan ROM fleksi tulang belakang segmen thorax dan thoracolumbal pada subjek obesitas, dengan tidak ada perubahan pada segmen pelvis dan ROM sendi panggul. Berdasarkan tabel 1, maka penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal variabel yang diteliti, yaitu ROM sendi panggul dan fleksi lumbal dan subjek yang akan diteliti yaitu kategori usia dewasa muda dan mencakup jenis kelamin laki-laki dan perempuan.