PENGARUH LATIHAN DISTRIBUTE PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MASSED PRACTICE, DISTRIBUTED PRACTICE, DAN KOORDINASI MATAKAKI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING MENDATAR SEPAKBOLA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN SHOOTING PADA MAHASISWA UKM SEPAK BOLA PUTRA

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

Journal of Physical Education and Sports

PENGARUH LATIHAN MULTIBALL

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

Indra Safari. Kata Kunci: teknik dasar, menggunakan net dan tanpa menggunakan net

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

I Made Suarsana, Addriana Bulu Baan. Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Ketepatan Smash dalam Permainan Bola Voli Club Sigma Palu

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : EKO FERI RENDI

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HERU PAMUNGKAS 1) H. ABDUL NARLAN 2)

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. STAD terhadap hasil belajar tinis meja. Maka dalam bab ini akan diuraikan hal-hal

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

SKRIPSI OLEH : IWAN MUSLIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISTRIBUTED

III. METODE PENELITIAN. dihadapi. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:3) penelitian eksperimen adalah

EFEKTIVITAS MODEL RETURN BERPASANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN DROPSHOOT DAN PUKULAN LOB JURNAL. Oleh DODI ALVINDO

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOTHING BOLA BASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MASSED PRACTICE, DISTRIBUTED PRACTICE, DAN KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING MENDATAR

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 3, No.1, Hal , Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

PENGARUH LATIHAN SEPAK SILA TERHADAP KONTROL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan dengan

PENGARUH LATIHAN BOLA LEWAT NET DAN LATIHAN DRILL PASSING

PENGARUH METODE LATIHAN MULTI BALL TERHADAP KETERAMPILAN DRIVE TENIS MEJA SISWA SD NEGERI 15 LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

SKRIPSI. Disusun oleh : SEFI ASIS TRI CAHYANI NPM

PENGARUH METODE PELATIHAN PRAKTIK PADAT DAN PRAKTIK TERDISTRIBUSI TERHADAP HASIL BELAJAR FOREHAND

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

PENGARUH LATIHAN PANTULAN KEDINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURULANGUN RAWAS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

PENGARUH LONCAT KATAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 SINGKAWANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ELFRY APRIENDY NIM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 PLAYEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Kata kunci : Pengaruh Latihan Medicine Ball, Kekuatan, Kemampuan Akurasi Groundstroke.

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

Ejournal JJPKO Volume 08 Nomor 02 Tahun 2017

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN

PERBEDAAN PENGARUH PERMAINAN PERORANGAN DAN BEREGU TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI

PENJASKESREK FKIP UNS JOURNAL OF PHEDHERAL

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seminggu dan dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian.

PENGARUH METODE PART AND WHOLE TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI PADA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMP N 4 PACITAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN. ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas X (latihan dumbell) dan variabel

S K R I P S I. Oleh : RIDZAL DWI SEPTIAWAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

PENGARUH METODE LATIHAN TEKNIK DISTRIBUSI TERHADAP KETERAMPILAN DRIBBLING ZIG ZAG PERMAINAN FUTSAL

SKRIPSI. Oleh : Yolanda Einstean Shodiq K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN DISTRIBUTE PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA Zusyah Porja Daryanto 1, Heri Rustanto 2, Awang Roni Effendi 3, Mira Fuzita 4 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Jalan Ampera No.88 Telp. (0561)748219 Fax. (0561) 6589855 1 e-mail: Porja_daryanto@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) pengaruh metode latihan distributed practice terhadap kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa putra semester III penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. (2pengaruh metode latihan massed practice terhadap kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa putra semester III penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. (3) perbedaan pengaruh metode latihan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa putra semester III penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa Semester III tahun 2015 penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak yang berjumlah 24 orang mahasiwa. Teknik pengumpulan data dengan teskemampuan Pukulan Forehand Tenis Meja.(1) Metode latihan distributed practice memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa putra semester III penjaskesrek FPOK-IKIP PGRI Pontianak. (2) Metode latihan massed practice memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa semester III penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. (3) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan distributed practice dan massed practice. Metode latihan massed practice lebih baik dibandingkan metode latihan distributed practice dalam meningkatkan kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa putra semester III penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. Kata Kunci: Distribute Practice, Massed Practice, Forehand. Abstract The purpose of this study to determine: (1) the effect of exercise methods distributed practice of the ability of a forehand on the third semester male students penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. (2 effect of exercise methods massed practice of the ability of a forehand on male students the third semester penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. (3) the effects of training methods distributed practice and massed practice on the ability of a forehand on male students the third semester penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak this.penelitian using the experimental method. the sample in this study is the Student Semester III 2015 penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak consisting 24 students. the data collection technique to the test and the ability Punch table Tennis forehand.result: there are significant differences between the test group 1 and group 2. upgrading forehand table tennis at 5.14187%. While group 2 had an increased ability forehand table tennis at 12.1890. It is concluded that (1) There are significant differences between the methods of distributed practice and massed practice on the ability of a forehand on student Student Semester III Men Penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. (2) Method of massed practice lebik to influence students' ability forehand at Putra Student Semester III Penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. Group 1 (group treated with the method of distributed 71

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 practice) have an increased 5.14187% smaller than group 2 (group treated with the method of massed practice) is 12.1890%. Keywords: Distribute Practice, Massed Practice, Forehand. PENDAHULUAN Olahraga sudah dikenal sejak zaman dulu, namun pada saat itu masih dikenal dengan tradisi dan kebiasaan permainan dalam masyarakat terutama kalangan masyarakat atas. Beberapa tahun berlalu dan olahraga pun semakin dikenal hingga memunculkan ide untuk membuat pertandingan olahraga. Olahraga pertama kali diadakan di yunani kuno, namun olahraga pada zaman dulu masih sedikit dan hanya beberapa bangsa yang dapat mengikutunya seperti : mesir, romawi kuno, yunani dan lain-lainnya. Zaman pun berlalu, pada saat ini sudah banyak olahraga yang dikenal tingkat dunia. Salah satu olahraga yang sudah dikenal adalah olahraga tenis meja. Tenis meja merupakan permainan gerak cepat yang menyenangkan. Olahraga ini mengutamakan kecepatan, ketangkasan dan tentunya kesehatan. Untuk dapat berprestasi dengan baik, seperti halnya olahraga yang lain, dalam permainan tenis meja juga harus diperlukan pembinaan yang baik dan benar. Pembinaan yang dilakukan harus mencakup empat aspek, yaitu pembinaan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat aspek ini saling mempengaruhi, artinya keempat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan atau ditinggalkan pada proses pembinaannya. Dalam pembinaan tenis meja, penguasaan teknik dasar sangat diperlukan agar dapat bermain dengan baik dalam satu permainan. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dalam pelaksanaan permainannya menggunakan bet sebagai pemukul dan bolasebagai obyek yang dipukul. Hal yang mendasar agar dapat bermain tenis meja yaitu menguasai macam-macam teknik dasar. Dengan menguasai teknik dasar tenis meja maka akan dapat mendukung penampilannya menjadi lebih baik sehingga prestasi yang lebih tinggi dapat dicapai. Adapun macam-macam teknik dasar tenis meja menurut Hodges (1996: 17) mengklasifikasi teknik dasar tenis meja menjadi lima macam, yaitu (1) Teknik memegang dan mengontrol bet, (2) Posisi siap, 72

pukulan forehand dan backhand), (3) Spin dan sudut bet (permainan spin), (4)Servis permulaan, (5) Penempatan dan pengaturan kaki. Seluruh permainan tenis meja dilakukan dengan memukul bola. Pukulanpukulan dalam permainan tenis meja di antaranya pukulan service, lob, forehanddrive, backhand drive, chop, spindan smash.pukulan forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan kearah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Backhand adalah pukulan yang dilakukan dengan menggerakan bet ke arah siku kiri bagi yang menggunakan tangan kanan dan sebaliknya jika tangan kanan. Chop adalah pukulan yang dilakukan perlahan dan biasanya backhand. Smash adalah pukulan yang keras dan bertenaga, sehingga lawan tidak bisa mengembalikannya. Service adalah pukulan yang dilakukan untuk memainkan bola pertama kali di awal poin. Teknik pukulan memegang peranan sangat penting bagi pemain, namun tidak mengurangi pentingnya teknik-teknik dasar yang lain. Seorang pemain yang baik adalah apabila saat memukul bola dapat melakukan, menguasai dan menerapkan serta mengontrol dirinya terhadap bola dengan teliti. Untuk itu dibutuhkan adanya unsur-unsur gerak dan keterampilan, adapun unsur-unsur dalam pukulan forehand tenis meja antara lain: kekuatan, koordinasi, ketepatan, kelincahan dan waktu reaksi. Semua unsur gerak mempunyai pengaruh terhadap pukulan forehand tenis meja. Namun untuk menguasai teknik memukul yang baik diperlukan latihan yang terprogram, teratur, dan menggunakan belajar yang tepat, karena latihan adalah kondisi belajar yang diperlukan untuk usaha menampilkan pada keterampilanyang kompleks. Pada mahasiswa putra penjaskesrek masih menggunakan bentuk-bentuk program latihan yang digunakan masih dalam keadaan yang belum terprogram, sehingga pada saat latihan pembinaan tenis meja latihan yang digunakan belum maksimal. Hal itu berdampak pada prestasi yang masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan antara lain: Pertama, kemampuan pukulan forehand siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan, Pukulan forehand yang dilakukan sering tidak sesuai dengan harapan, misalnya bola yang dipukul 73

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 sering keluar lapangan, menyangkut net. Kedua, pelaksanaan latihan kurang maksimal (2 kali dalam 1 minggu), Misalnya waktu yang tersedia tidak dimanfaatkan untuk melakukun pengulangan pukulan secara maksimal, mahasiswa hanya melakukan pengulangan beberapa kali, kemudian berhenti dan kelihatan lelah, pengaturan antara waktu latuhan dan istirahat kurang diperhatikan. Jika ambang rangsang telah dicapai dan waktu istirahat terlalu lama, maka kondisi tersebut akan pulih kembali dan keterampilan akan lambat dicapai. Upaya menguasai teknik dasar pukulan forehandharus dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu. Untuk mencapai hasil latihan yang optimal dibutuhkan metode latihan yang baik dan tepat. Metode latihan merupakan suatu cara yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bagi atlet yang dilatih. Tuntutan terhadap metode latihan yang efektif dan efisien didorong oleh kenyataan-kenyataan atau gejala-gejala yang timbul dalam pelatihan. Banyaknya macam-macam metode latihan, maka dalam pelaksanaan latihan harus mampu menerapkan metode latihan yang baik dan tepat. Untuk meningkatkan kemahiran dan keterampilan pemain dalam pukulan forehand dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai, ada beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan pukulan forehand. Diantaranya adalah dengan latihan Distributed Practice dan Massed Practice. MenurutSuhendro (2004: 3.56) bahwa, Metode latihan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan teknik di antaranya dengan metode massed practice dan distributed practice. Metode distributed practice merupakan metode latihan yang pada pelaksanaan praktiknya diselingi dengan waktu istirahat diantara waktu latihan. Sedangkan metode massed practice adalah pengaturan giliran latihan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat. Baik metode distributedpractice maupun massed practice memiliki karakteristik yang berbeda dan masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui efektifitasnya terhadap peningkatan kemampuan pukulan forehand dalam permainan tenis meja. Untuk mengetahui dan menjawab permasalahan yang muncul, maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam melalui penelitian eksperimen pada mahasiswa Penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. 74

METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (1998: 207) Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan pada subjek selidik. Design atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah One- Group Pre test-post test Design. Desain ini dilakukan dengan mengukur subyek penelitian(pre-test) sebelum diadakanya perlakuan (treatment) dan melakukan pengukuran kembali setelah diberi perlakuan (post test). Sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa Semester III tahun 2014 penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak yang berjumlah 24 orang mahasiwa.teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan pengukuran.untuk mengetahui tingkat ketelitian dan ketepatan testee didalam melakukan pukulan forehand tenis meja dari Nurhasan (2001:163-167).Testee berdiri dibelakang atau lanjutan bagian meja yang mendatar,dengan sebuah bed dan bola ditangan Pada aba-aba ya testee menjatuhkan bola diatas meja dan kemudian memukul bola tersebut ke bagian meja yang didrikan tegak lurus terhadap bagian meja yang horizontal. Setelah bola menyentuh meja datar testee berusaha memntulkan bola kepapan tengah itu diats pita sebanyak-banyaknya dalam waktu 30 detik dan diberikan tes tiga kali dengan istirahat selama 10 detik setiap melakukan tes. Bila testee tidak dapat menguasai bola, ia dapat mengambil bola yang tersedia dikotak dan seperti prosedur awal, ia menjatuhkan bola dimeja dan berusaha memukul bola sebanyak-banyaknya dalam waktu yang tersedia. Seorang pembantu mengambil bola yang tidak dikuasai testee dan memasukkan kembali ke kotak. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian dapat tercapai dengan pengambilan data pada sampel yang telah ditentukan.data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok dan dilakukan tes 75

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 akhir pada masing-masing kelompok.rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 1. Diskripsi data Tes Awal dan Tes Akhir Pukulan Forehand pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 Kelompok Tes N Max Min Mean SD Kelompok Awal 12 45 27 21.36842 4.951278 1 Akhir 12 45 30 22.52632 4.677477 Kelompok Awal 12 41 28 21.15789 4.16697 2 akhir 12 44 32 23.73684 4.209472 Sebelum dilakukan analisis data,perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data tes awal kemampuan pukulan forehand tenis meja. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai beriku Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok N Mean SD L hitung L tabel 5% Kelompok 1 12 4.06 4.951 0.15686 0.242 Kelompok 2 12 2.371 0.462 0.13286 0.242 Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1diperoleh hilai L hitung = 0.15686. Nilai tersebut lebih kecil dari angka penerimaan hipotesis nol pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.242.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2diperoleh hilai L hitung = 0.132286. Nilai tersebut lebih kecil dari angka penerimaan hipotesis nol pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.242.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 termasuk berdistribusi normal. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua kelompok.jika kedua kelompoktersebut memiliki kesamaan varians, maka apabila nantinya kedua kelompok memilki perbadaan, maka perbedaan tersebut 76

disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut: Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Kelompok N SD 2 F hitung F tabel 5% Kelompok 1 12 1167.02339 Kelompok 2 12 1138.046086 1.02546 2.69 Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai F hitung = 1.02546. Sedangkan db= 12 lawan 12, angka F tabel = 2.69, ternyata nilai F hitung = 1.02546 lebih kecil dari F tabel5% = 2.69. Karena F hitung < F tabel5%, maka hipotesis nol diterima.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen. Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibetuk dalam penelitian diuji perbedaannya telebih dahulu.hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut: Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan kelompok 2 Kelompok N Mean t hitung T tabel 5% Kelompok 1 12 21.36842 Kelompok 2 12 21.15789 0.86689 1.796 Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test anatara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0.86689 dan t tabel 5% dengan N= 12, db =12-1 = 11 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1.796. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol diterima. Hal ini artinya antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pukulan forehand tenis meja pada awalnya. Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan dengan metode distributed practice dan kelompok 2 latihan dengan metode massed 77

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 practice, kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini hasilnya sebagai berikut: Tabel 5. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1 Kelompok N Mean t hitung t tabel 5% Tes Awal 12 21.36842 Tes Akhir 12 22.52632 2.40408 1.796 Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 1 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 2.40408 dan t tabel dengan N=12, db=12-1 = 11 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1.796. Hal ini menunjukkkan bahwa t hitung > t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara hipotesis nol ditolak.berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan yang signifikan. Tabel 6. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2 Kelompok N Mean t hitung T tabel 5% Tes Awal 12 21.15789 Tes Akhir 12 23.73684 2.79639 1.796 Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 2 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 2.79639 dan t tabel dengan N=12, db=12-1 = 11 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1.796. Hal ini menunjukkkan bahwa t hitung > t tabel, sehingga dapat disimpulkan hipotesis nol ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 Kelompok N Mean t hitung t tabel 5% Kelompok 1 12 22.52632 Kelompok 2 12 23.73686 2.04478 1.796 78

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test antara kelompok 1 dan kelompok diperoleh nilai sebesar 2.04478 dan t tabel dengan N=12, db=12-1 = 11 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1.796. Hal ini menunjukkkan bahwa t hitung > t tabel, sehingga dapat disimpulkan hipotesis nol ditolak.berdasarkan hasil tersebut bahwa hasil tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan. Perbedaan persentasi peningkatankelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan pukulan forehand tenis meja dalam persen kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut: Kelompok Tabel 8. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pukulan Forehand Tenis Meja antar Kelompok 1 dan Kelompok 2 N Mean Pretest Mean Postest Mean Different Persentase Peningkatan Kelompok 1 12 21.326842 22.52632 1.15789 5.14187% Kelompok 2 12 21.15789 23.73686 2.57894 12.1890% Berdasarkan hasil perhitungan persentase peningkatan kemampuan pukulan forehand tenis meja diketahui bahwa kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 5.14187%. Sedangkan kelompok 2 memilii peningkatan sebesar 12.1890%.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki persentase peningkatan kemampuan pukulan forehand tenis meja yang lebih baik daripada kelompok 1. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil t hitung sebesar 2.04478, sedangkan t tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1.796. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes kelompok 1 dan kelompok 2.Perbedaan hasil tersebut karena kedua metode latihan tersebut memilki larakteristik yang berbeda. Metode distributed practice merupakan bentuk latihan yang mempertimbangkan waktu istirahat juga sama 79

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 penting dengan waktu pengulangan gerakan, sedangkan massed practice menitikberatkan pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan waktu istirahat. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara metode distributed practice dan masser practice terhadap kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa Putra Semester III Penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak, dapat diterima kebenarannya. Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan kemampuan pukulan forehand tenis meja diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai persentasi peningkatan kemampuan pukulan forehand tenis meja sebesar 5.14187%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan pukulan forehand tenis meja sebesar 12.1890. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 2 memiliki persentase peningkatan kemampuan pukulan forehand yang lebih besar daripada kelompok 1. Metode latihan massed practice menitikberatkan pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyakbanyaknya tanpa mempertimbangkan waktu istirahat. Disamping itu latihan secara terus-menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan dan akan dapat membentuk pola gerakan forehand tenis meja pada waktu latihan serta akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan untuk mencapai prestasi yang lebih baik, sehinggap penguasaan terhadap pola gerakan teknik pukulan forehand akan lebih cepat tercapai. Selain itu dapat meningkatkan daya tahan fisik, sehingga akan mendukung penampilannya dalam bermain tenis meja. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan metode latihan massed practice lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan pukulan forehand tenis meja pada mahasiswa putra Semester III Penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak dapat diterima kebenarannya. SIMPULAN Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Metode latihan distributed practice 80

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa putra semester III penjaskesrek FPOK-IKIP PGRI Pontianak; (2) Metode latihan massed practice memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa semester III penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak; dan (3) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan distributed practice dan massed practice. Metode latihan massed practice lebih baik dibandingkan metode latihan distributed practice dalam meningkatkan kemampuan pukulan forehand pada mahasiswa putra semester III penjaskesrek FPOK IKIP-PGRI Pontianak. Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi kata yang ditimbulkan, maka kepada guru olahraga di sekolah-sekolah disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan kemampuan pukulan forehand tenis meja, harus diterapkan metode latihan yang tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal; dan (2) Untuk meningkatkan kemampuan pukulan forehand tenis meja seorang pelatih atau asisten dapat menerapkan metode latihan massed practice. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta. Hodges, L. 1996. Tenis Meja Tingkat pemula. Jakarta: PT Raja grafindo Persada. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka. Suhendro. 2004. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. 81