1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini manusia dituntut dapat berkomunikasi dengan baik untuk memenuhi kepentingan mereka, baik secara individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua bagian, yaitu bentuk (form) dan makna (meaning). Bentuk bahasa merupakan bagian dari bahasa yang terdiri dari unsur-unsur segmental dan unsur-unsur suprasegmental. Unsur-unsur segmental bahasa secara hierarkis terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata, dan morfem. Adapun unsur-unsur suprasegmental terdiri dari intonasi dan unsur-unsur bawahannya, yaitu tekanan (keras-lembutnya), nada (tinggi-rendahnya), dan durasi (panjang-pendeknya). Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa sebagai alat bertukar pikiran. Kridalaksana (dalam Chaer, 2007: 32) mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga memiliki fungsi lainnya. Fungsi tersebut antara lain seperti yang diungkapkan Finocchinario (dalam Lubis, 2011: 4) yaitu membagi fungsi bahasa itu menjadi lima bagian, antara lain; personal, interpersonal direktif, referensial, dan imajinatif. Salah satu bentuk komunikasi manusia adalah melalui sebuah wacana. Wacana merupakan aspek bahasa di atas kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Menurut Darma (2009: 2), wacana disebut sebagai rekaman kebahasaan yang utuh
2 mengenai suatu peristiwa komunikasi. Selain sebagai struktur kebahasaan yang utuh secara internal, wacana juga diartikan sebagai perilaku komunikasi pikiran dengan menggunakan kata-kata, ekspresi ide-ide, konversi atau percakapan (Webster dalam Sobur, 2009: 9). Melalui wacana, manusia meluangkan ide atau gagasannya, baik masalah politik, teori, atau tentang kritik suatu masalah. Manusia memerlukan media dalam meluangkan wacana itu sendiri. Dahulu manusia meluangkan idenya melalui media tulis yg sangat sederhana, namun pada sekarang ini manusia memiliki media yang canggih, cepat, dan mudah diakses oleh semua kalangan. Awalnya pertukaran informasi antara manusia dilakukan secara langsung, yakni pembicara dan pendengar berada di tempat yang sama, namun pada saat ini komunikasi dapat dilakukan oleh beberapa orang secara bersamaan, para partisipan berada di tempat yang terpisah antara satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mulai mencari cara untuk tidak lagi menjadikan jarak dan waktu yang berbeda menjadi halangan dalam melakukan komunikasi jarak jauh. Bentuk komunikasi jarak jauh pertama untuk menyampaikan informasi dilakukan dengan cara membuat asap dari kayu yang dibakar, bunyi-bunyi bel, sandi morse, dan bahkan dengan mengirimkan kurir atau pembawa pesan ke tempat yang akan dituju. Perkembangan teknologi dan informasi saat ini sangatlah pesat, hal tersebut ditandai dengan munculnya media atau jaringan data berupa internet sebagai sarana komunikasi. Internet memudahkan kita dalam mencari informasi dan lebih mudah diterima semua kalangan. Berita dari seluruh penjuru dunia dapat
3 kita akses melalui internet dengan cepat dan mudah. Internet tidak lagi dianggap sebagai kebutuhan sekunder, namun telah menjadi salah satu kebutuhan primer. Hal ini disebabkan karena derasnya arus persebaran informasi dan kebutuhan untuk mengetahui berita terbaru dan peristiwa yang tengah terjadi di belahan dunia lainnya. Selain itu, jika dahulu komunikasi dilakukan secara langsung dalam ruang dan waktu yang nyata, maka pada saat ini hal tersebut dapat dilakukan secara virtual (chatting) atau yang lebih dikenal sebagai dunia maya dengan hanya menggunakan media komputer berjaringan internet maka kita dapat berkomunikasi dengan mudah dan menyenangkan. Percakapan secara virtual dikenal dengan sebutan chatting. Terdapat berbagai jejaring sosial yang menyediakan fasilitas percakapan dalam internet, antara lain adalah Internet Relay Chat (IRC), Yahoo Messenger (YM), AOL, Skype, Line, KakaoTalk, WhatsApp, BBM, Facebook, dan Twitter. Salah satu jejaring sosial yang sedang menjadi trend saat ini adalah twitter. Twitter merupakan suatu layanan jaringan dan micro-blogging sosial yang memungkinkan para pengguna untuk mengirim update status terbaru mereka. Status bisa berupa gagasan mengenai keadaan pengguna (user) pada waktu tertentu kepada publik, apa yang sedang dilakukan dan dirasakan, atau menunjukkan keberadaan pengguna pada saat meng-update status. Penulisan status dibatasi pada 140 karakter dan dapat diposting melalui beberapa cara, yaitu melalui situs (twitter.com), telefon seluler berbasis windows, blackberry, dan android, ataupun program khusus twitter yang disebut tweetdeck dan aplikasi pihak ke tiga lainya. Selain berupa tweet atau pesan-pesan singkat mengenai pengguna itu sendiri,
4 twitter juga digunakan untuk melakukan percakapan dengan pengguna lain dengan cara saling membalas pesan-pesan singkat yang ditujukan langsung kepada pengguna twitter yang ditandai (mention) hingga menjadi satu percakapan yang utuh. Tweet merupakan ungkapan yang berupa rangkaian kata sehingga membentuk sebuah kalimat. Dalam sebuah kalimat terdapat kohesi yang memberikan wadah kalimat-kalimat yang disusun secara padat dan menghasilkan sebuah tuturan. Seperti yang diungkapkan oleh Gutwinsky (dalam Tarigan, 2009: 93) kohesi merupakan hubungan dalam sebuah kalimat dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu. Senada dengan Tarigan, Djajasudarma (2012: 39) menjelaskan kohesi merupakan keserasian hubungan antarunsur yang satu dengan yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian apik atau kohern. Kohesi memiliki hubungan yang sangat erat dengan strata leksikal dan gramatikal. Chaer, Hallyday dan Hasan (dalam Sumarlam 2003: 34) menggolongkan macam-macam kohesi leksikal menjadi beberapa bagian, antara lain pengulangan (repetisi), sinonim, antonim, hiponim, kalokasi, dan ekuivalensi. Selain itu, kohesi juga memiliki hubungan gramatikal atau sering disebut kohesi gramatikal. Kohesi gramatikal menurut Djajasudarma (2009: 16) sebuah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Penelitian terkait analisis gramatikal dan leksikal pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Kusairi (2011) melakukan penelitian di bidang sastra dengan
5 judul Analisis Gramatikal dan Leksikal Syair Lagu Ciptaan Iwan Fals Album Wakil Rakyat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan (1) pemakaian piranti kohesi gramatikal (referensi, substitusi, elips, konjungsi) pada syair-syair lagu ciptaan Iwan Fals di dalam album Wakil Rakyat, (2) pemakaian piranti kohesi leksikal (repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, kolokasi) pada syair-syair lagu ciptaan Iwan Fals di dalam album Wakil Rakyat. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil penelitian bahwa pemakaian piranti kohesi gramatikal dan leksikal direfleksikan melalui syair lagu dengan judul Emak, Diet, Libur Kecil Kaum Kusam, PHK, Mata Indah Bola Pimpong, Surat Buat Wakil Rakyat, Di mana, Guru Zirah, Potret Panen+mimpi Werreng, Teman kawanku Punya Teman. Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini difokuskan pada analisis wacana kohesi leksikal (repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ekuivalensi) pada akun twitter Presiden Republik Indonesia, yakni Susilo Bambang Yudhoyono @SBYudhoyono. Peneliti memilih SBY, dikarenakan SBY merupakan tokoh penting dan sekaligus Presiden, selain itu SBY aktif dalam jejaring sosial, khususnya twitter. SBY lebih bersifat terbuka, sehingga masyarakat bebas mengutarakan pendapat atau mengkritik kinerja pemerintahan. Sebagai seorang presiden, SBY melakukan pendekatan dengan rakyat bukan hanya komunikasi secara langsung namun juga tidak langsung yakni melalui jejaring sosial twitter. SBY melakukan pendekatan dengan rakyatnya melalui twitter dengan harapan masyarakat khususnya follower yang membaca tweet tersebut mengetahui kegiatan presiden. Tweet tersebut digunakan SBY sebagai
6 media untuk mendekatkan diri kepada masyarakat. Tweet pada dasarnya memiliki keterbatasan 140 karakter, namun SBY mampu memanfaatkan keterbatasan karakter tersebut menjadi rangkaian kata yang mewakili segala aktivitas, inspirasi, dan motivasi yang layak dipublikasikan. Peneliti berusaha memaparkan penggunaan piranti kohesi leksikal serta fungsi kohesi leksikal yang terdapat dalam tweet @SBYudhoyono. Beberapa penjelasan di atas adalah alasan memilih judul penelitian. Hasil deskripsi diharapkan nantinya dapat dipergunakan untuk memperluas ilmu pengetahuan bidang bahasa, khususnya yang berkaitan dengan kohesi leksikal. Penelitian ini memfokuskan pada salah satu akun twitter tokoh di Indonesia, yakni twitter @SBYudhoyono, masalah yang diteliti adalah kohesi leksikal yang digunakan @SBYudhoyono dalam bertweet. Berdasarkan ulasan di atas peneliti mengangkat judul Analisis Kohesi Leksikal Twitter @SBYudhoyono untuk lebih mengetahui kohesi leksikal yang digunakan @SBYudhoyono dalam bertweet. 1.2 Fokus Penelitian Tweet pada dasarnya terbatas hanya 140 karakter, sehingga bahasannya ringkas, padat, dan singkat. Kohesi terbagi menjadi dua, yakni kohesi leksikal dan gramatikal. Penggunaan kohesi gramatikal tidak memungkinkan pada tweet @SBYudhoyono, dikarenakan tweet memiliki keterbatasan karakter. Mengingat tweet memiliki keterbatasan karakter, maka untuk menampilkan makna yang utuh digunakanlah kohesi leksikal. Penelitian ini difokuskan pada pengkajian kohesi leksikal twitter @SBYudhoyono yang mengkaji tentang repetisi, sinonim,
7 antonim, hiponim, kolokasi, dan ekuivalensi, serta fungsi kohesi leksikal dalam twitter @SBYudhoyono. Kohesi leksikal berfungsi untuk memberikan penekanan dan penegasan pada kata yang dianggap penting atau perlu ditekankan, sehingga dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kohesi leksikal untuk memberikan penekanan, membatasi topik pembicaraan, membuat teks memiliki harmonisasi, serta sebagai pengikat agar teks tersebut memiliki makna. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dijabarkan sebagai berikut. 1) Bagaimanakah penggunaan penanda kohesi leksikal twitter @SBYudhoyono? 2) Bagaimanakah fungsi kohesi leksikal twitter @SBYudhoyono? 1.4 Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan fokus penelitian dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian secara spesifik adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan penggunaan penanda kohesi leksikal twitter @SBYudhoyono. 2) Mendeskripsikan fungsi kohesi leksikal twitter @SBYudhoyono. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan upaya untuk menjelaskan tentang kegunaan dari penelitian itu sendiri. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua, yakni: (1) manfaat secara teoritis atau manfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan (2) manfaat secara praktis ialah membantu memecahkan masalah yang ada
8 pada objek yang diteliti. Secara lebih rinci manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1.5.1 Manfaat Teoritis 1) Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan khasanah keilmuan dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya pada materi kohesi leksikal sebuah wacana. 2) Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan interdisipliner ilmu Bahasa Indonesia dengan disiplin ilmu lain, khususnya terkait dengan analisis wacana (discourse analysis). 3) Menjadi bahan referensi untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak terkait yang berkepentingan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis ataupun aspek lain yang masih belum terbahas dalam penelitian ini. 1.5.2 Manfaat Praktis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif sajian bahan pengajaran Bahasa Indonesia, khususnya berkaitan dengan materi analisis kohesi leksikal dalam wacana. 2) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis wacana umumnya, dan analisis kohesi leksikal khususnya, dengan tinjauan yang lebih luas.
9 1.6 Penegasan Istilah 1) Wacana Wacana merupakan rentangan ujaran yang berkesinambungan. Wacana tidak hanya tediri atas untaian ujaran atau kalimat yang secara gramatikal teratur rapi. Wacana merupakan aspek bahasa di atas kata, frasa, klausa, dan kalimat. 2) Kohesi Kohesi merupakan keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik atau koheren. Kohesi merujuk pada perpautan bentuk, sedangkan koherensi pada perpautan makna (Djajasudarma, 2012: 39). 3) Kohesi Leksikal Leksikal adalah kajian semantik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem makna yang terdapat dalam kata. Leksikal memperhatikan makna yang terdapat dalam kata sebagai satuan mandiri, kata tersebut dapat dibahas ketika kata tersebut dirangkai menjadi sebuah kalimat (Pateda, 2001: 74). 4) Twitter Twitter merupakan suatu layanan jaringan dan micro-blogging sosial yang memungkinkan para pengguna untuk mengirim update status terbaru. Status bisa berupa gagasan mengenai keadaan pengguna (user) pada waktu tertentu kepada publik, apa yang sedang dilakukan dan dirasakan, atau menunjukkan keberadaan pengguna pada saat meng-update status, penulisan status dibatasi pada 140 karakter.