TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Nangka (Artocarpus heterophyllus) Nangka memiliki nama latin artocarpus heteropyllus sedangkan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama jackfruit. Dalam dunia botani, nangka termasuk Ordo Urticalles atau Famili moreceae (murbai-murbaian). Hampir semua spesies yang termasuk famili moreceae mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu : bergetah. (Yustina,1993). Buah nangka memiliki bentuk bulat lonjong dan memiliki kulit duri tetapi tidak tajam seperti yang terdapat pada buah durian. Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Dilleniidae : Urticales : Moraceae : Artocarpus : Artocarpus heterophyllus Potensi Biji Nangka Sebagai Bahan Pakan Biji nangka berbentuk bulat sampai lonjong, berukuran kecil lebih kurang dari 3,5 cm, berkeping dua dan rata-rata tiap buah nangka berisi biji yang beratnya sepertiga dari berat buah, sisanya adalah kulit dan daging buah. Jumlah biji per buah 150-350 biji dan panjang biji nangka sekitar 3,5 cm - 4,5 cm. Hingga saat ini 4
5 biji nangka masih merupakan bahan non-ekonomis dan sebagai limbah buangan konsumen nangka. Tabel 1. Perkembangan luas panen, rata-rata hasil dan produksi nangka tahun 2009-2014 Tahun Luas Panen (Ha) Nangka Rata-rata Hasil (Ton/Ha) Produksi (Ton) Peningkatan/Penurunan Terhadap Tahun Sebelumnya Luas Panen Rata-rata Hasil Produksi Absolulut % Abso- % Absolut % 2009 56.936 11,48 653.444 - - - - - - 2010 50.767 11,39 578.372-6.196-10,83-0,09-0,74-75.117-11,50 2011 60.896 10,75 654.808 10.129 19,95-0,64-5,61 76.481 13,22 2013 57.340 11,58 663.930-3.556-5,84 0.83 7,68 9.122 1,39 2013 53.217 11,02 586.356-4.123-7,19-0,56-4,84-77.574-11,68 2014 55.693 11,57 644.291 2.476 4,65 0,55 5,00 57.935 9,88 Sumber: Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Holtikultura (2015) Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Biji berbentuk bulat lonjong sampai jorong agak gepeng, panjang 2-4 cm, berturut-turut tertutup oleh kulit biji yang tipis coklat yang seperti kulit, endocarp yang liat keras keputihan, dan eksokarp yang lunak. Keping bijinya tidak setangkup dan keping biji berkeping dua (dicothyledone). Biji nangka merupakan sumber karbohidrat (36,7 g/100 g), protein (12,9 g/100 g), dan energi (165 kkal/100 g), sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial. Biji nangka juga merupakan sumber mineral yang baik. Kandungan mineral per 100 gram biji nangka adalah fosfor (200 mg), kalsium (33 mg), dan besi (1,0 mg). Selain dapat dimakan dalam bentuk utuh, biji nangka juga dapat diolah menjadi tepung.
6 Kandungan Gizi Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Kandungan gizi biji nangka dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Komposisi kimia tepung biji nangka Komposisi Kimia Nilai Gizi Tepung Biji Nangka Air 12,40 Protein (g) 12,19 Lemak (g) 1,12 Serat Kasar (g) 2,74 Abu (g) 3,24 Bahan ekstra tanpa nitrogen 68,8 Pati 56,21 Sumber: Departemen Kesehatan RI Daftar Komposisi bahan Makanan (2000) Kandungan gizi biji nangka dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Komposisi biji nangka dan sumber karbohidrat lain per 100 gram bahan No Kandungan Unit Biji Gandum Beras Jagung Singkong Gizi Nangka Giling segar 1. Kalori Kal 165,0 365 360,0 140,0 146,0 2. Protein Gr 12,19 8,9 6,8 4,7 1,2 3. Lemak Gr 0,1 1,3 0,7 1,3 0,3 4. Karbohidrat Gr 36,7 77,3 78,9 33,1 34,7 5. Kalsium Mg 33,0 16 6,0 6,0 33,0 6. Besi Mg 200,0 106 140,0 118,0 40,0 7. Fosfor Mg 1,0 1,2 0,8 0,7 0,7 8. Vit.B1 Mg 0,20 0,12 0,12 0,12 0,06 9. Vit.C Mg 10,0 0,0 0,0 8,0 30,0 10. Air % 57,7 12 13,0 60,0 62,5 Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI (1981) Dedak Padi Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan kualitasnya bermacam-macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi adalah hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras. Dedak padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses pemutihan beras. Proses penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65 % dan limbah hasil gilingan sebanyak 35 %, yang terdiri dari sekam 23 %, dedak
7 dan bekatul sebanyak 10 %. Protein dedak berkisar antara 12-14%, lemak sekitar 7-9 %, serat kasar sekitar 8-13 % dan abu sekitar 9-12 % (Murni et al., 2008). Dedak padi digunakan sebagai bahan pakan pada ternak ruminansia dan unggas sehingga sangat dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sementara produk dedak padi merupakan hasil musiman dari pertanian padi. Selain itu dedak padi juga memiliki harga yang cukup mahal sebagai bahan pakan ternak. Harga dedak padi yang selalu mengalami kenaikan harga juga dapat menjadi masalah bagi peternak, dimana dalam kurun waktu tiga bulan mengalami kenaikan harga dari Rp 2.500,00/kg hingga Rp 3.000,00/kg yang cukup memberatkan peternak (Medan Bisnis, Kamis (8/1). Kelemahan utama dedak padi adalah kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi, yaitu 13,0 % dan adanya senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein sehingga sulit dapat dimanfaatkan oleh enzim pencernaan. Inilah yang merupakan faktor pembatas penggunaannya dalam penyusunan ransum. Namun, dilihat dari kandungan proteinnya yang berkisar antara 12-13,5 %, bahan pakan ini sangat diperhitungkan dalam penyusunan ransum unggas. Dedak padi mengandung energi termetabolis berkisar antara 1640-1890 kkal/kg. Kelemahan lain pada dedak padi adalah kandungan asam aminonya yang rendah, demikian juga halnya dengan vitamin dan mineral (Rasyaf, 2004).
8 Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung Tabel 4. Kebutuhan nutirisi ayam kampung Minggu 0-12 12-22 22 keatas Energi (%) 2600 2400 2400-2600 Protein (%) 17-20 14 14 Kalsium (%) 0,9 1,00 3,4 Phospor (%) 0,45 0,45 0,34 Methionin (%) 0,37 0,21 0,22-0,30 Lisin(%) 0,87 0,45 0,68 Sumber : Nawawi dan Norrohmah (2002) Sifat khusus unggas adalah mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga jumlah pakan/ransum yang dikonsumsi tiap harinya cenderung berhubungan erat dengan kadar energinya. Bila konsentrasi protein yang tetap terdapat dalam semua ransum, maka ransum yang mempunyai konsentrasi energi metabolis tinggi akan menyediakan protein yang kurang dalam tubuh unggas karena rendahnya jumlah pakan yang dikonsumsi. Sebaliknya, bila kadar energi kurang maka unggas akan mengkonsumsi pakan/ ransum untuk mendapatkan lebih banyak energi akibatnya kemungkinan akan mengkonsumsi protein yang berlebihan (Tillman et al., 1991). Secara umum, kebutuhan gizi untuk ayam paling tinggi selama minggu awal (0-8 minggu) dari kehidupan, oleh karena itu perlu diberikan ransum yang cukup mengandung energi, protein, mineral dan vitamin dalam jumlah yang seimbang. Faktor lainnya adalah perbaikan genetik dan peningkatan manajemen pemeliharaan ayam kampung harus didukung dengan perbaikan nutrisi pakan (Sapuri, 2006). Menurut Scott et al. (1982) kebutuhan energi termetabolis ayam tipe ringan umur 2-8 minggu antara 2600-3100 kkal/kg dan protein pakan antara 18%-21,4%, sedangkan menurut NRC (1994) kebutuhan energi termetabolis dan
9 protein masing-masing 2900 kkal/kg dan 18%. Standar tersebut sebenarnya adalah untuk ayam ras, sedangkan standar kebutuhan energi dan protein untuk ayam buras yang dipelihara di daerah tropis belum ada. Oleh sebab itu, kebutuhan energi dan protein untuk ayam kampung di Indonesia perlu diteliti. Bahan Pakan Penyusun Ransum Bungkil Kedelai Bungkil kedelai adalah kedelai yang sudah diambil minyaknya. Bungkil kedelai merupakan sumber protein yang sangat bagus sebab keseimbangan asam amino yang terkandung didalamnya cukup lengkap dan tinggi. Bungkil kedelai dibuat melalui beberapa tahapan seperti pengambilan lemak, pemanasan dan penggilingan (Boniran, 1999). Bungkil kacang kedelai adalah merupakan sumber asam amino pembantu, disamping tepung ikan. Bungkil kacang kedelai tidak mengandung asam amino selengkap tepung ikan, karena relatif lebih baik daripada sumber nabati lainnya. Karena pembatasan penggunaan tepung ikan, karena harganya mahal, bungkil kacang kedelai menjadi popular sebagai pendamping (Rasyaf, 1989). Bungkil Kelapa Bungkil kelapa adalah limbah dari pembuatan minyak kelapa. Merupakan bahan makanan yang biasa diberikan kepada ayam dan ternak lainnya. Bungkil kelapa di Indonesia masih mengandung energi cukup tinggi dan cukup pula kandungan asam aminonya. Karena kandungan minyaknya masih tinggi penggunaan bungkil kelapa harus hati-hati sebab akan menimbulkan ketengikandan menjadi racun namun pemakaian bungkil kelapa sangat menolong
10 karena harganya yang relatif murah, disamping kandungan energinya yang cukup tinggi dan asam aminonya yang cukup baik (Rasyaf, 1989). Bungkil Inti Sawit Bungkil inti sawit (BIS) merupakan salah satu limbah industri kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Bungkil inti sawit (BIS) adalah hasil ikutan dari ekstraksi inti sawit yang diperoleh melalui proses kimia dan mekanik. Bungkil inti sawit (BIS) cukup potensial digunakan sebagai pakan unggas. Pada saat ini Indonesia menyandang posisi sebagai produsen utama kelapa sawit terbesar di dunia, yang pada tahun 2011 produksi kelapa sawit Indonesia 24,1 juta ton dan pada tahun 2012 memiliki target produksi 25,9 juta ton (BPS, 2011). Bungkil inti sawit (BIS) sebelum fermentasi mengandung protein kasar 16,07%, serat kasar 21,30%, bahan kering 87,30%, lemak kasar 8,23%, Ca 0,27%, P 0,94% dan Cu 48,04 ppm (Mirnawati et al., 2008). Bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstrasi inti sawit. Bahan ini dapat diperoleh dengan proses kimia atau dengan cara mekanik (Davendra, 1997). Zat makanan yang terkandung dalam bungkil inti sawit cukup bervariasi, tetapi kandungan yang terbesar adalah protein berkisar antara 18-19% (Satyawibawa dan Widyastuti, 2000). Pada BIS terdapat 14-21% protein kasar. Tingkatan ini adalah terlalu rendah untuk digunakan dalam awal pertumbuhan pada itik, tetapi protein cukup untuk pertumbuhan unggas yang sudah dewasa. Nwokolo et al. (1986) menyatakan bahwa rata-rata ketersediaan dari asam amino untuk unggas adalah
11 63.3% untuk glisin sekitar 93.2% yang rendah adalah valin dan methinonin pada BIS. Tepung Jagung Jagung dimanfaatkan sebagai sumber energi yang utama dalam penyusunan ransum ayam kampung. Ada tiga jenis jagung yaitu jagung kuning, jagung putih dan jagung merah. Di Indonesia tepung jagung yang populer untuk ransum ayam kampung adalah jagung kuning. Dalam susunan ransum ayam kampung, para ahli nutrisi ternak menyarankan agar jagung digunakan dengan kisaran 40-45 % (Nawawi dan Nurrohmah, 2002). Tepung Ikan Dalam kegiatan industri pengalengan ikan selalu menghasilkan limbah ikan yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan untuk membuat tepung ikan, karena kandungan protein masih cukup besar selain itu juga terdapat calsium. Tepung ikan dapat dimanfaatkan untuk campuran makanan ternak seperti unggas, babi dan makanan ikan. Tepung ikan mengandung protein, mineral dan vitamin B. Protein ikan terdiri dari asam amino yang tidak terdapat pada tumbuhan. Kandungan gizi yang tinggi pada tepung ikan dapat meningkatkan produksi dan nilai gizi telur, daging pada ternak dan ikan (Martsiano, 2008). Usaha pembuatan tepung ikan dapat menggunakan limbah ikan karena relatif murah dan mudah didapat. Limbah ikan jika tidak dikelola akan menimbulkan pencemaran karena proses pembusukan protein ikan. Selain itu bisa menjadi sumber penyakit menular terhadap manusia yang ditularkan lewat lalat (misalnya muntaber). Pengolahan sumber buangan tersebut secara terencana dapat memberi keuntungan ganda berupa pemanfaatan limbah perikanan sebagai
12 sumber protein khususnya sebagai komponen bahan makanan ternak serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Selain sebagai sumber protein dengan asamamino yang baik, limbah ikan juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Tetapi perlu diketahui bahwa kandungan gizi limbah ikan ini berbeda, sesuai dengan jenis ikan yang diolah di industri perikanan, setelah proses pengolahan (produksi). Konsumsi Ransum Gelatin digunakan sebagai bahan makanan tambahan (food aditif), yang berfungsi untuk pertumbuhan otot precursor dari keratin sebagai penambah rasa enak, dengan kandungan lemak yang bebas (rendah), sehingga dapat mengurangi energi yang dikonsumsi tubuh tanpa ada pengaruh yang negatif karena gelatin dapat mengikat sejumlah besar air dan dapat membantu memberi rasa kenyang setelah mengkonsumsi dapat juga menggantikan kalori yag biasanya berlebihan. Gelatin merupakan bahan yang mampu mengembang di dalam air dan membentuk gel, gelatin juga berfungsi sebagai pengental, pembuat elastis dan pengikat air (Fauzi et al., 2007). Ransum disebut sempurna apabila kombinasi beberapa bahan makanan yang bila dikonsumsi secara normal dapat mensuplai zat-zat makanan kepada ternak dalam perbandingan jumlah dan bentuk sedemikian rupa sehingga fungsi fungsi fisiologis tubuh berjalan dengan normal. Dalam mengkonsumsi ransum ternak di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat energi, keseimbangan asam amino, tingkat kehalusan ransum, keaktifan ternak, berat badan kecepatan pertumbuhan dan suhu lingkungan (Parakkasi, 1995).