TINGKAT KOHESIVITAS PEMAIN SEPAKBOLA KELOMPOK UMUR (KU) TAHUN DI SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) MARSUDI AGAWE SANTOSA (MAS) YOGYAKARTA E-JOURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

HUBUNGAN KOHESIVITAS TERHADAP PRESTASI TIM SEPAKBOLA PADA PERTANDINGAN ANTAR KELAS. Jurnal. Oleh. Imam Mustopa

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

TINGKAT KOHESIVITAS PEMAIN SEPAKBOLA KELOMPOK UMUR (KU) TAHUN DI SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) MARSUDI AGAWE SANTOSA (MAS) YOGYAKARTA SKRIPSI

TINGKAT KOHESIVITAS TIM BASKET DAN GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TIM BASKET PUTRA PESERTA LIGA MAHASISWA DIY TAHUN 2015

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 GAMPING TAHUN AJARAN 2016/2017

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

TINGKAT KEPUASAN PEMAIN BOLA BASKET TERHADAP KINERJA WASIT PADA PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA UKM TENIS LAPANGAN UNY TERHADAP PERMAINAN TONNIS

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) FITA PEROL KU TAHUN KECAMATAN GANTUNG KABUPATEN BELITUNG TIMUR

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

ANALISIS KEMAMPUAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA PEMAIN USIA 16 TAHUN

MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII SMP. (Jurnal) Oleh THOMAS WAHYU WIDYA SANJAYA

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

MINAT KARYAWAN RS BETHESDA UNTUK MENGGUNAKAN FASILITAS OLAHRAGA DI GYM AND AEROBIC RS BETHESDA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PELATIH SEPAKBOLA DI PUSAT LATIHAN TIM SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA USIA TAHUN SSB BINA SATRIA PURWOREJO PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

TINGKAT KECAKAPAN BERMAIN SEPAKBOLA DAN TEKNIK SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA REAL MADRID FOUNDATION UNY USIA TAHUN

PERBEDAAN KOHESIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SLEMAN

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V DAN VI DI SD N PAKEM TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSENTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP N 1 NGAGLIK E-JOURNAL

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP NEGERI 2 SEWON BANTUL TAHUN 2016

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA SSB BINA NUSANTARA KABUPATEN KLATEN

PENGEMBANGAN BUKU MONITORING KEMAJUAN PEMBINAAN PRESTASI UNTUK SEKOLAH SEPAKBOLA E-JOURNAL

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PEMAHAMAN PEMAIN U 23 PERSATUAN SEPAK BOLA EAGLE SIDOHARJO PACITAN TENTANG PPC (PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA) TAHUN 2015

MOTIVATION OF LEARNERS IN FOLLOWING ARCHERY EXTRACURRICULAR IN SD ISLAM TERPADU AR- RAIHAN SUMBERBATIKAN TRIRENGGO, BANTUL ACADEMIC YEAR 2015/2016

FAKTOR PENGHAMBAT SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL

TINGKAT KEMAMPUAN TEKNIK DRIBBLE DAN PENALTY STROKE PESERTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA HOKI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2016

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

STATUS BIOMOTOR PEMAIN BOLA VOLI SENIOR PUTRA KLUB GARUDA DAN PADMANABA KULON PROGO TAHUN 2012 JURNAL PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. jawab atas dirinya sendiri terutama saat berhubungan dengan kepentingan

TINGKAT KECEMASAN ATLET AEROMODELLING

MINAT SISWA KELAS VII SMP N 1 SENTOLO DALAM MENGIKUTI MATERI BUDAYA HDUP SEHAT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL

Oleh : Watak Putra Wijaya Kusuma, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

TINGKAT MOTIVASI ATLET MENGIKUTI LATIHAN DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) ATLETIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Kata kunci: Motivasi, Futsal, Siswa Kelas Atas. Keywords: Motivation, Futsal, High Grade Students. Motivasi Bermain Futsal (Jefri Handoko) 3

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SISWA ANGGOTA TIM SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 SEWON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

MOTIVASI ORANG TUA MEMASUKKAN PUTERANYA KE SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) AC PUMA PACITAN 2015 SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Guna

PERBEDAAN KETEPATAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN TENGAH DI KLUB SEPAKBOLA PS KUDA LAUT PACITAN

Journal of Sport Sciences and Fitness

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN KLUB OLAHRAGA TENIS MEJA TERHADAP ATLET TENIS MEJA DI YOGYAKARTA

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA BOLA BASKET PADA KELAS KHUSUS OLAHRAGA (KKO) DI SMA NEGERI 2 NGAGLIK SLEMAN

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

TINGKAT KEMAMPUAN KETEPATAN PASSING KAKI BAGIAN DALAM PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 IMOGIRI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

SURVEI KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTERA USIA TAHUN DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SIRAMAN, WONOSARI, GUNUNGKIDUL

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI PUSAT KEBUGARAN MERAPI VIEW GYM PERUMAHAN PESONA MERAPI SLEMAN YOGYAKARTA

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

E-JOURNAL. Oleh : Luki Ari Winarno NIM

Penggunaan Media Dalam Pembelajaran...(Friza Muhammad)

Kata kunci: persepsi, pelatih sepakbola, mundurnya penyelenggaraan kompetisi

ABSTRAK SKILL BASIC FOOTBALL STUDENT PARTICIPANTS IN EXTRACURRICULAR SMP NEGERI 1 SELOMERTO ABSTRACT

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR FUTSAL SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEBANG RAYA 1 TANGERANG TAHUN 2016

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

NET TRAINING METHOD EFFECT FOR OVERHEAD PASS ABILITY OF BASKETBALL EXTRACURRICULAR MEMBERS IN RANDUDONGKAL SENIOR HIGH SCHOOL, PEMALANG REGENCY

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR DI SMP NEGERI 2 KLATEN

PENGARUH LATIHAN BOLA LEWAT NET DAN LATIHAN DRILL PASSING

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI FUNGSIONAL UMUM DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERSEPSI GURU PENJASORKES TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

Transkripsi:

TINGKAT KOHESIVITAS PEMAIN SEPAKBOLA KELOMPOK UMUR (KU) 14-15 TAHUN DI SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) MARSUDI AGAWE SANTOSA (MAS) YOGYAKARTA E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Moh Ryzka Pratama NIM. 12602241026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017

TINGKAT KOHESIVITAS PEMAIN SEPAKBOLA KELOMPOK UMUR (KU) 14-15 TAHUN DI SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) MARSUDI AGAWE SANTOSA (MAS) YOGYAKARTA LEVEL OF COHESIVENESS FOOTBALL PLAYERS AGE GROUP 14-15 YEARS IN FOOTBALL SCHOOL MARSUDI AGAWE SANTOSA (MAS) YOGYAKARTA Oleh Email : Moh Ryzka Pratama, Pendidikan Kepelatihan FIK UNY : ryzka513@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta. Jenis penelitian adalah deskriptif. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket yang diadopsi dari Instrumen Group Environment Questionare (GEQ). Populasi dalam penelitian ini adalah MAS Yogyakarta yang berjumlah 32 orang, dan diambil menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas pemain sepak bola berada pada kategori sangat rendah sebesar 3,125% (1 pemain), rendah sebesar 34,375% (11 pemain), sedang sebesar 34,375% (11 pemain), tinggi sebesar 21,875% (7 pemain), dan sangat tinggi sebesar 6,25% (2 pemain). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 107,59, tingkat kohesivitas pemain sepak bola dalam kategori sedang. Kata kunci: kohesivitas, pemain sepak bola, SSB MAS Yogyakarta Abstract This study aims to determine how high the level of cohesiveness football players age group 14-15 years in MAS Yogyakarta football school. The type of research is descriptive. The method used in this study is a survey method with data collection techniques using a questionnaire adopted from the Group Environment Environment Questionare (GEQ). The population in this study were football players of the age group 14-15 years in MAS Yogyakarta football school which amounted to 32 people, and taken using total sampling technique. Data analysis using quantitative descriptive as stated in percentage. The results show that the cohesiveness level of 14-15 year old football players in MAS Yogyakarta football school is in the "very low" category of 3.125% (1 player), "low" by 34.375% (11 players), "medium" by 34.375% (11 players), "high" by 21.875% (7 players), and "very high" by 6.25% (2 players). Based on the average score of 107.59, the cohesiveness rate of 14-15 year old football players at MAS Yogyakarta football school is in the "medium" category. Keywords: cohesiveness, football player, football school MAS Yogyakarta 1

PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan olahraga sepak bola di Indonesia sangat pesat. sepakbola merupakan olahraga permainan yang tergolong popular sehingga olahraga ini dengan cepat menyebar dalam masyarakat ke seluruh pelosok tanah air. Dari orang tua hingga anak-anak, dari desa sampai kota, banyak orang yang memainkan sepakbola. Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam melakukan permainan, ada yang bertujuan untuk memperluas pergaulan, kesehatan, rekreasi dan prestasi. Kepopuleran tersebut ditandai dengan banyaknya sekolah-sekolah sepakbola (SSB) yang didirikan di berbagai daerah di Indonesia guna melahirkan bibit-bibit atlet yang berbakat. Salah satunya SSB Marsudi Agawe Santoso (MAS) Yogyakarta. Sekolah Sepak bola (SSB) MAS merupakan salah satu sekolah pendidikan dalam bidang olahraga untuk melatih keterampilan teknik sepak bola. SSB MAS mempunyai tujuan utama antara lain untuk olahraga prestasi. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, kenyataan yang terjadi pada pemain sepak bola di SSB MAS khususnya KU 14-15 tahun, yaitu masih ada beberapa pemain yang bermain lebih individual, pemain terkesan kurang bekerjasama dengan teman satu timnya. Hal tersebut mencerminkan kohesivitas yang buruk dalam tim tersebut. Sepak bola adalah olahraga tim yang membutuhkan kerjasama antar pemain untuk dapat menciptakan sebuah permainan yang menarik dan memenangkan pertandingan. Kohesivitas memiliki banyak pengaruh untuk menjadikan tim tersebut sukses. Semakin tinggi kohesivitas tim, maka semakin tinggi pula level performa atlet dalam tim tersebut (Ramzaninezhad & Keshtan, 2009). Kohesivitas merupakan sebuah proses dalam kelompok yang menggambarkan bahwa para anggotanya dapat tetap bersama-sama dan bertahan dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan bersama (Cox, 1990). Kohesivitas merupakan kondisi dimana para angggota kelompok memiliki perasaan untuk dapat bersama-sama menjadi satu kesatuan, baik dengan bekerja sama, adanya rasa saling memiliki antara satu sama lain, menikmati peranan masing-masing sebagai bagian dari kelompok, hingga mampu membentuk persahabatan antar anggota (Jowett & Chaundy, 2004). Salah satu faktor situasi yang mempengaruhi performa olahraga dalam olahraga tim adalah group cohesion atau kepaduan tim. Kepaduan tim adalah sebuah proses dinamis yang mencerminkan kecenderungan kelompok untuk terikat bersama dan bersatu dalam mencapai sebuah tujuan, serta kepuasan kebutuhan afeksi dari kelompok (Carron, Widmeyer, & Brawley 1985). Setiap individu menemukan suatu kenyamanan dengan bergabung dan berinteraksi dalam suatu kelompok, karena di dalam kelompok seseorang akan merasa bahwa dirinya disukai dan diterima. Kohesivitas kelompok merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjaga keutuhan kelompok. Kelompok dengan kohesivitas yang lemah akan memiliki kemungkinan perpecahan yang tinggi, dibandingkan dengan kelompok dengan kohesivitas yang tinggi. Sebuah tim merupakan sekelompok individu yang memiliki tujuan bersama untuk memenangkan kejuaraan, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan yang didasari oleh interaksi dari para pemain dan dan pelatih. Kohesivitas sangat penting bagi kelompok karena menyangkut beragam anggota yang menjadi satu kelompok. Kohesivitas dalam kelompok membuat para individu-individu yang menjadi anggota di kelompok tersebut akan bersedia melakukan 2

kegiatan yang sama seperti melakukan kegiatan latihan. Masing-masing individu merasa bebas untuk mengemukakan pendapat dan saran. Seperti yang pendapat Middlebrook (dalam Pate, McClenaghan, & Rotella, 1993: 66) kekompakan antar anggota tim banyak ditentukan oleh adanya ketertarikan antara anggota dalam tim, hal ini mengisyaratkan adanya kohesivitas kelompok. Kohesivitas dalam tim olahraga mencerminkan rasa kesatuan anggota dalam tim untuk tetap terikat atau menyatu atau tetap tinggal dalam tim dan mencegahnya meninggalkan tim (Walgito, 2003: 92). Apabila kohesivitas kelompok sudah terjalin dengan sangat baik, maka yang terjadi selanjutnya ialah akan terbentuk yang namanya kekuatan kelompok. Cartwright dan Zander (dalam Husdarta, 2011: 106) mengungkapkan kohesivitas kelompok yang tinggi mampu menumbuhkan loyalitas terhadap kelompok dan hal ini bisa menumbuhkan kekuatan kelompok. Agar menjadi sebuah kelompok yang mempunyai kekuatan, maka dalam kelompok tersebut harus mempunyai kohesivitas yang tinggi. Persepsi atlet terhadap kohesivitas timnya akan berpengaruh pada penampilan atlet ketika bertanding. Seperti masalah yang sedang hangat dibicarakan dalam sepakbola Eropa, khususnya klub Paris Saint Germain (PSG), yaitu perseteruan antara anggota tim, yaitu Neymar dan Cavani. Kedua pemain tersebut berebut soal algojo tendangan pinalti dan algojo tendangan bebas, yang akhirnya berdampak pada performa tim. Santer di media diberitakan bahwa Neymar enggan mengoperkan bola kepada Cavani setelah insiden tersebut terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kohesivitas pemain kurang baik. Atlet yang mempersepsikan kohesivitas kelompoknya secara baik cenderung akan memiliki kepercayaan diri pada rekan satu tim ketika bertanding dan mampu menekan egonya. Menumbuhkan rasa percaya terhadap rekan satu tim dapat membuat atlet fokus pada permainan untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok atlet yang mempersepsikan kohesivitas kelompok dengan baik cenderung akan melakukan kerjasama secara terorganisir. Komunikasi yang dilakukan dapat terjalin dengan baik dan mengurangi resiko kesalahan persepsi dalam berkomunikasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dimyati (2001: 139) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kohesivitas tim dengan prestasi tim polo air. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kohesivitas tim mencerminkan nilai prestasi yang tinggi pula. Hasil tersebut sejalan dengan Husdarta (2011: 96), studi kajian ilmiah yang sudah dilakukan mengenai upaya pencapaian prestasi olahraga, biasanya lebih banyak menyoroti masalah kondisi fisik dan teknik. Sementara kajian mengenai aspek psikologis dalam kelompok atau tim terhadap upaya para anggotanya untuk mencapai prestasi belum banyak dilakukan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tingkat Kohesivitas Pemain Sepak bola Kelompok Umur (KU) 14-15 Tahun di Sekolah Sepak Bola (SSB) Marsudi Agawe Santosa (MAS) Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Arikunto (2006: 139), penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya menggambarkan keadaan atau status fenomena. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode survei dengan 3

teknik pengumpulan data menggunakan angket. Definisi Operasional Variabel Menurut Arikunto, (2006: 118) Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta. Kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun SSB MAS Yogyakarta yaitu satu kesatuan yang terbentuk dari pemain sepakbola yang menginginkan dan memiliki tujuan yang sama dalam melakukan berbagai kegiatan, memiliki waktu yang sama untuk bersama-sama dalam sebuah kegiatan yang terbagi dalam empat faktor, yaitu (1) Ketertarikan individu pada tim secara sosial, (2) Ketertarikan individu pada tim secara tugas, (3) Keterpaduan tim secara sosial, (4) Keterpaduan tim secara tugas dan diukur menggunakan angket. Subjek Penelitian Populasi yang digunakan adalah MAS Yogyakarta yang berjumlah 32 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 109). Menurut Sugiyono (2007: 56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Keseluruhan populasi diambil semua untuk menjadi subjek penelitian, sehingga disebut penelitian populasi atau total sampling. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup. Arikunto (2006: 102-103), menjelaskan angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda check list ( ) pada kolom atau tempat yang sesuai, dengan angket langsung menggunakan skala bertingkat. Instrumen dalam penelitian ini diadopsi dari Instrumen Group Environment Questionare (GEQ) diadopsi dari Carron, Brawley, & Widmeyer (1985). Setelah mendapatkan kisi-kisi instrumen, kemudian peneliti melakukan validasi ahli/expert judgement. Expert judgement/ professional judgment dalam penelitian ini yaitu Bapak Komarudin, M.A., dan Bapak Nawan Primasoni, M.Or. Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Variabel Faktor Tingkat kohesivitas pemain sepakbola KU 14-15 Tahun di Ketertarikan individu pada tim secara sosial Ketertarikan individu pada tim secara tugas Keterpaduan tim secara SSB MAS sosial Yogyakarta Keterpaduan tim secara tugas Jumlah = 45 Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan pemberian angket kepada pemain yang menjadi subjek dalam penelitian. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut: 1. Peneliti mencari data pemain sepak bola. 2. Peneliti menentukan jumlah pemain yang menjadi subjek penelitian. 3. Peneliti menyebarkan angket kepada responden. 4. Selanjutnya peneliti mengumpulkan angket dan melakukan transkrip atas hasil pengisian angket. 5. Setelah memperoleh data penelitian peneliti mengambil kesimpulan dan saran. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif (Sugiyono, 2007: 120). 4

Cara perhitungan analisis data mencari besarnya frekuensi relatif persentase, dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: P = % P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif) F = Frekuensi N = Jumlah Responden (Sudijono, 2009: 58) Pengkategorian menggunakan Mean dan Standar Deviasi. Menurut Azwar (2010: 163) untuk menentukan kriteria skor dengan menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN) dalam tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Norma Penilaian Interval Kategori M + 1,5 S < X Sangat Tinggi M + 0,5 S < X M + 1,5 S Tinggi M - 0,5 S < X M + 0,5 S Sedang M - 1,5 S < X M - 0,5 S Rendah X M - 1,5 S Sangat Rendah Keterangan: M : nilai rata-rata (mean) X S : skor : standar deviasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Distribusi frekuensi data hasil penelitian tentang tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta didapat skor terendah (minimum) 86,00, skor tertinggi (maksimum) 123,00, rerata (mean) 107,50, nilai tengah (median) 104,00, nilai yang sering muncul (mode) 104,00, standar deviasi (SD) 6,95. Tingkat kohesivitas pemain sepak bola dapat disajikan pada gambar 1 sebagai berikut: 10 Gambar 1. Diagram Batang Tingkat Kohesivitas Pemain Sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta Berdasarkan gambar 1 di atas menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas MAS Yogyakarta berada pada kategori sangat rendah sebesar 3,125% (1 pemain), rendah sebesar 34,375% (11 pemain), sedang sebesar 34,375% (11 pemain), tinggi sebesar 21,875% (7 pemain), dan sangat tinggi sebesar 6,25% (2 pemain). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 107,59, tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta dalam kategori sedang. 1. Faktor Ketertarikan Individu pada Tim Secara Sosial Distribusi frekuensi data hasil penelitian tentang tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta berdasarkan faktor ketertarikan individu pada tim secara sosial didapat skor terendah (minimum) 19,00, skor tertinggi (maksimum) 32,00, rerata (mean) 25,94, nilai tengah (median) 26,00, nilai yang sering muncul (mode) 25,00, standar deviasi (SD) 3,04. 5 Tingkat kohesivitas pemain sepak bola berdasarkan faktor ketertarikan individu pada tim secara sosial dapat disajikan pada gambar 2 sebagai berikut: Tingkat Kohesivitas Pemain Sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta 3,125% 34,375% 34,375% 21,875% 6.25% Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 5

10 Gambar 2. Diagram Batang Faktor Ketertarikan Individu pada Tim Secara Sosial Berdasarkan gambar 2 di atas menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas MAS Yogyakarta berdasarkan faktor ketertarikan individu pada tim secara sosial berada pada kategori sangat rendah sebesar 6,25% (2 pemain), rendah sebesar 21,875% (7 pemain), sedang sebesar 37,50% (12 pemain), tinggi sebesar 25,00% (8 pemain), dan sangat tinggi sebesar 9,375% (3 pemain). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 25,94 tingkat kohesivitas pemain sepak bola berdasarkan faktor ketertarikan individu pada tim secara sosial dalam kategori sedang. 2. Faktor Ketertarikan Individu pada Tim Secara Tugas Distribusi frekuensi data hasil penelitian tentang tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta berdasarkan faktor ketertarikan individu pada tim secara tugas didapat skor terendah (minimum) 18,00, skor tertinggi (maksimum) 32,00, rerata (mean) 26,72, nilai tengah (median) 27,00, nilai yang sering muncul (mode) 24,00, standar deviasi (SD) 3,67. 5 Faktor Ketertarikan Individu pada Tim Secara Sosial Tingkat kohesivitas pemain sepak bola berdasarkan faktor ketertarikan individu pada tim secara tugas dapat disajikan pada gambar 3 sebagai berikut: 6.25% 21,875% 37.50% 25.00% 9,375% Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 10 5 Gambar 3. Diagram Batang Faktor Ketertarikan Individu pada Tim Secara Tugas Berdasarkan gambar 3 di atas menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas MAS Yogyakarta berdasarkan faktor ketertarikan individu pada tim secara tugas berada pada kategori sangat rendah sebesar 9,375% (3 pemain), rendah sebesar 21,875% (7 pemain), sedang sebesar 31,25% (10 pemain), tinggi sebesar 37,50% (12 pemain), dan sangat tinggi sebesar 0% (0 pemain). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 26,72 tingkat kohesivitas pemain sepak bola berdasarkan faktor ketertarikan individu pada tim secara tugas dalam kategori sedang. 3. Faktor Keterpaduan Tim Secara Sosial Distribusi frekuensi data hasil penelitian tentang tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun SSB MAS Yogyakarta berdasarkan faktor keterpaduan tim secara sosial didapat skor terendah (minimum) 18,00, skor tertinggi (maksimum) 31,00, rerata (mean) 26,59, nilai tengah (median) 27,00, nilai yang sering muncul (mode) 27,00, standar deviasi (SD) 3,08. Tingkat kohesivitas pemain sepak bola berdasarkan faktor keterpaduan tim secara sosial dapat disajikan pada gambar 4 sebagai berikut: Faktor Ketertarikan Individu pada Tim Secara Tugas 9,375% 21,875% 31.25% 37.50% Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 6

10 Faktor Keterpaduan Tim Secara Sosial Faktor Keterpaduan Tim Secara Tugas 5 6.25% Sangat Rendah 25.00% 40,625% 28,125% Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 10 8 6 4 2 6.25% Sangat Rendah 21,875% 31.25% 40,625% 9,375% Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Gambar 4. Diagram Batang Faktor Keterpaduan Tim Secara Sosial Gambar 5. Diagram Batang Faktor Keterpaduan Tim Secara Tugas Berdasarkan gambar 4 di atas menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas MAS Yogyakarta berdasarkan faktor keterpaduan tim secara sosial berada pada kategori sangat rendah sebesar 6,25% (2 pemain), rendah sebesar 25,00% (8 pemain), sedang sebesar 40,625% (13 pemain), tinggi sebesar 28,125% (9 pemain), dan sangat tinggi sebesar 0% (0 pemain). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 26,59 tingkat kohesivitas pemain sepak bola berdasarkan faktor keterpaduan tim secara sosial dalam kategori sedang. 4. Faktor Keterpaduan Tim Secara Tugas Distribusi frekuensi data hasil penelitian tentang tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta berdasarkan faktor keterpaduan tim secara tugas didapat skor terendah (minimum) 22,00, skor tertinggi (maksimum) 33,00, rerata (mean) 28,34, nilai tengah (median) 29,00, nilai yang sering muncul (mode) 31,00, standar deviasi (SD) 2,90. Tingkat kohesivitas pemain sepak bola berdasarkan faktor keterpaduan tim secara tugas dapat disajikan pada gambar 5 sebagai berikut: Berdasarkan gambar 5 di atas menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas MAS Yogyakarta berdasarkan faktor keterpaduan tim secara tugas berada pada kategori sangat rendah sebesar 6,25% (2 pemain), rendah sebesar 18,75% (6 pemain), sedang sebesar 31,25% (13 pemain), tinggi sebesar 40,625% (10 pemain), dan sangat tinggi sebesar 3,25% (1 pemain). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 28,34 tingkat kohesivitas pemain sepak bola berdasarkan faktor keterpaduan tim secara tugas dalam kategori sedang. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta berdasarkan faktor (1) Ketertarikan individu pada tim secara sosial, (2) Ketertarikan individu pada tim secara tugas, (3) Keterpaduan tim secara sosial, (4) Keterpaduan tim secara tugas. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta berada pada kategori sedang. Kategori paling tinggi yaitu pada kategori rendah dan sedang sebesar 34,375% atau ada 11 pemain dari 32 pemain mempunyai kohesivitas yang cukup. Diikuti kategori tinggi yaitu sebesar 21,875% (7 7

pemain). Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta belum maksimal, artinya sikap individual pemain masih sangat menonjol. Dalam dunia olahraga, baik atlet, pelatih, official, maupun orang yang terlibat dalam olahraga semuanya saling berinteraksi, berhubungan, berkomunikasi dan bekerja sama karena dalam olahraga semua saling berhubungan dan membutuhkan serta saling mempengaruhi, meskipun olahraga yang dilakukan bersifat olahraga individu. Menurut Awaluddin (2013 1) dalam tulisannya mengemukakan bahwa Olahraga sepak bola adalah permainan yang menekankan kerjasama antar anggota tim yang terdiri atas penjaga gawang, striker, defender, gelandang. Kerjasama yang dilakukan didukung oleh kemampuan individu dengan teknik berkualitas, taktik, strategi, dan mental bermain yang baik. Menurut Soedjono (1985: 16) dalam jurnal Mustopa (2015: 5) menyatakan bahwa Pada dasarnya Sepakbola ialah suatu permainan beregu, oleh karena itu kerjasama regu merupakan tututan permaian sepakbola yang harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Senada dengan yang dikemukakan oleh Alan Gibbon dan John Cartwright dalam jurnal Mustopa (2015: 5) bahwa Sepak bola adalah suatu permainan passing dan running dari pola yang sukar diramalkan dan selalu berubah-rubah, menuntut kesadaran yang tinggi dari pemainpemain dan menuntut suatu kemampuan untuk membuat keputusan yang cepat dan bertindak cepat tanpa menunda-nunda. Diperkuat oleh pendapat Ibrahim & Komarudin (2007: 22) dikutip dari Awaluddin (2013: 1) menyatakan bahwa Kelompok yang sudah terorganisasi menunjukkan kelebihan. Permainan sepak bola adalah permainan yang lebih mengutamakan permainan kerjasama. Lebih lanjut s eperti yang kemukakan oleh Usli et.al., (2008: 21) bahwa Seorang pemain sepak bola harus memenuhi syarat yang baik sebagai individu maupun sebagai anggota tim. Kohesivitas atau yang secara sederhana disebut dengan kekompakan sangatlah dibutuhkan dalam olahraga beregu salah satunya dalam sepakbola. Kekompakan menjadi hal pokok bagi sebuah tim untuk mencapai prestasi maksimal Cohesiveness atau kohesivitas dapat diartikan sebagai bekerja sama secara teratur dan rapi, bersatu padu dalam menghadapi suatu pekerjaan yang biasanya ditandai adanya saling ketergantungan. Mangkuprawira (2009) menyatakan bahwa kekompakan (cohesiveness) adalah tingkat solidaritas dan perasaan positif yang ada dalam diri seseorang terhadap kelompoknya. Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa kohesivitas merupakan suatu keadaan dari sekumpulan individu-individu yang menggambarkan keeratan hubungan diantara mereka di dalam sebuah tim atau kelompok. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan, bahwa tingkat kohesivitas pemain sepak bola berada pada kategori sangat rendah sebesar 3,125% (1 pemain), rendah sebesar 34,375% (11 pemain), sedang sebesar 34,375% (11 pemain), tinggi sebesar 21,875% (7 pemain), dan sangat tinggi sebesar 6,25% (2 pemain). 8

Saran Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain: 1. Bagi Klub Bagi pihak klub untuk dapat lebih meningkatkan tingkat kohesivitas pemain agar lebih baik untuk ke depannya, sehingga prestasi dapat lebih baik. 2. Bagi Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya penelitian di bidang olahraga, selain itu menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kohesivitas pemain. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Agar mengembangkan penelitian lebih dalam lagi tentang tingkat kohesivitas MAS Yogyakarta. b. Agar melakukan penelitian tentang tingkat kohesivitas pemain sepak bola KU 14-15 tahun di SSB MAS Yogyakarta dengan menggunakan metode lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT Bina Aksara. Awaluddin, Y.Z. (2013). Kontribusi keterampilan juggling kaki dan agility terhadap dribbling pada cabang olahraga sepakbola (Studi Pada UKM Sepakbola UPI Band ung). Diambil pada S_KOR_0609709_ chapter1.pdf. Diakses pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 18.44 wib. Azwar, S. (2010). Sikap manusia teori dsn pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Carron, A. V., Widmeyer, W. N., & Brawley, L. R. (1985). The development of an instrument to assess cohesion in sport teams: The Group Environment Questionnaire. Journal of Sport Psychology, 7, 244-266. Cox, H. R. (1990). Sport psychology concepts and applications. Dubuque: WMC Brow Publisher. Dimyati. (2001). Analisis hubungan antara kohesivitas tim, efikasi diri dengan prestasi tim polo air peserta PON XV di Surabaya. Tesis magister, tidak diterbitkan. FIP UGM, Yogyakarta. Husdarta. (2011). Psikologi olahraga. Bandung: Alfabeta. Jordan. (1994). Social psychology of sport. New York: Wilcox Press, Inc. Jowett, S & Chaundy, V. (2004). An investigation into the impact of coach leadership and coach-athlete relationship on group cohesion. Group Dynamics: Theory, Research, and Practice, Vol 8, PP. 302-331. Mangkuprawira, S. (2009). Manajemen sumber daya manusia strategik. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mustopa, I. (2015). Hubungan kohesivitas terhadap prestasi tim sepakbola pada pertandingan antar kelas SMP Negeri 11 Kotabumi. Bandar Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Diambil pada http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index. php/jupe/article/view/8014/4943. Diak ses pada tanggal 10 Maret pukul 08.38 WIB. Ramzaninezhad, Rahim, Misagh Hoseini. 2009. The relationship between collective efficacy, group cohesion and team performance in professional volleyball teams. Brazilian Journal of Biomotricity. V.3, n. 1, p. 31-39. 2009. Sudijono. (2009). Pengantar statistika pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfa Beta. Walgito, W. (2007). Psikologi kelompok. Yogyakarta: Penerbit Andi. 9