BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dalam rangka menunjang pembangunan pertanian di Timor Leste diperlukan informasi yang menyangkut potensi wilayah. Potensi wilayah dalam bidang pertanian di Timor Leste cukup tinggi, baik ditinjau dari gatra sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam. Timor Leste dalam perspektif sumberdaya manusia memiliki jumlah penduduk 1.066.409jiwadan 59.787 jiwa diantaranya adalah penduduk distrik Lautem yang sebagian besar bergantung pertanian; sedangkan, dari gatra sumberdaya alam distrik ini memiliki luas wilayah 14.954,43 km 2 dan 1.813,11 km 2 di antaranya adalah distrik Lautem (DNE, 2010). Pengembangan pertanian di distrik tersebut pada areal seluas 43.550 ha untuk budidaya padi dan 70.000 ha untuk jagung dengan produksi masing-masing 1.5 t ha -1 dan 0.6 t ha -1 (TLSS, 2001 dalam Anonim, 2002; MAFF, 2006). Produksi padi dapat ditingkatkan lagi menjadi 2,5-3,0 t ha -1, bila dilakukan perbaikan dengan pemupukan dan penggunaan benih unggul (FAO, 2000; 2003 dalam MAFF, 2006). Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk terhadap peningkatan produksi pertanian pangan terutama padi, jagung, kedelai dan kacang tanah, maka perlu diupayakan secara optimal agar dapat memnuhi kebutuhan pangan saat saat ini dan pada saat yang sama dapat mengelola sumberdaya untuk generasi mendatang (berkelanjutan). Salah satu upaya dalam pengembangan pertanian di Timor Leste adalah evaluasi. Pengembangan pertanian melalui evaluasi dalam hal ini adalah upaya peningkatan produksi pertanian dalam arti sempit dengan mempertimbangkan faktor-faktor fisik yang menentukan karakteristik dan kualitas sebagai persyaratan komoditas padi dan palawija. Preferensi komoditas pertanian tanaman padi ( kering) dan palawija (jagung, kedelai, dan kacang tanah) dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh : 1
1. Padi dan jagung pada sebagai sumber bahan pangan pokok di Timor Leste dan menurut Sun dan Richard (2002), jagung banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan utama di distrik Lautem di samping bahan pangan lainnya, namun namun produksi pada umumnya masih rendah. 2. Kedelai dan kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan (leguminosae) yang selain menghasilkan pangan juga mempunyai kemampuan menjaga kerusakan tanah dari bahaya erosi dan menyuburkan tanah. Arsyad (2006) mengatakan bahwa kerusakan tanah ditentukan oleh cara bercocok tanam, intensitas penggunaan tanah, dan jenis tanaman terhadap macam penggunaan pertanian. 3. Tanaman palawija secara agronomis dapat dibudidayakan di antara tanaman pokok sebagai tanaman celah (tumpangsari) pada sebidang dalam waktu yang sama, bila curah tidak memungkinkan untuk menerapkan pola tumpang gilir. 4. Komoditas padi dan palawija selain sebagai sumber bahan pangan di Timor Leste juga merupakan komoditas strategis atau komoditas andalan yang bernilai ekonomis tinggi dalam perdangangan dunia. 1.1.1 Pentingnya evaluasi Penelitian tentang evaluasi sangat penting dalam pembangunan pertanian berkelanjutan, karena sebagai kunci keberhasilan pertanian untuk memecahkan sebagian permasa yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di Timor Leste. Permasa yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di Timor Leste saat ini adalah : 1. Tekanan jumlah penduduk terhadap peningkatan produksi pertanian terutama padi dan jagung disamping sumber bahan pangan pokok lainnya. 2. Kualitas sumberdaya pertanian baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah yang belum diketahui dengan pasti, meskipun kuantitasnya cukup luas. 3. Terbatasnya data dan informasi sumberdaya yang mendukung dalam program 2
pengembangan pertanian. 1.1.2 Perumusan masalah penelitian Substansi permasa umum yang dihadapi dalam pengembangan komoditas pertanian di Timor Leste adalah 1. Belum adanya kajian evaluasi sebagai dasar pengembangan pertanian berkelanjutan. 2. Belum adanya kajian evaluasi kesesuaian sebagai dasar pegembangan komoditas pertanian terutama padi dan palawija (jagung, kedelai, dan kacang tanah) dan potensi masa tanam serta pola tanam dalam sistem usahataninya. 3. Belum adanya kajian evaluasi kesuburan tanah sebagai dasar penilaian potensi dan kendala serta alternatif pemecahannya untuk meningkatkatkan produktivitas tanah dan tanaman. 1.1.3 Keaslian penelitian Evaluasi sebagai dasar pengembangan pertanian tanaman semusim di Raumoco, sub-distrik Lautem adalah asli, karena belum pernah diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu. Penenlitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Lemepada tahun 1961berjudul Kajian Singkat Tentang Geologi di Propinsi Timor (Breve Ensaio Sobre a Geologia da Provincia de Timor)pada skala1:500.000 (skala tinjau) dan Da Costa A (2010) tentang kajian metode evaluasi kesesuaian untuk beberapa tanaman pangan di sub-distrik Cristo Cristo Rei, Timor Leste pada tingkat detil (skala 1:10.000) adalah berbeda dengan penelitian sekarang. Perbedaan hasil penelitian kedua peneliti tersebut dengan penelitian sekarang secara ringkas disajikan dalam Tabel 1 3
Tabel 1. Ringkasan hasil penlitian evaluasi terhadulu dengan sekarang Peneliti Leme (1961) Daerah Penelitian Propinsi Timor Tujuan Mengetahui formasi geologi Propinsi Timor Data Dasar Peta : - Geologi - dminis- Trasi Metode Evaluasi Data Interpretasi deskriptif berdasarkan hubungan antara faktor-faktor Skala Hasil 1:500.000 Formasi geologitimor -Pra-autocthonous, -Autochhonous -Alloccthonous. DaCosta A. (2010) Sub-distrik Cristo Rei Menentukan kesesuaian untuk tanaman palawija (jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau) Peta: - iklim - geologi Tanaman (persyaratan tanaman) Matching : kualitas dan karakteristik dengan persyaratan tanaman 1:10.000 Kesesuaian untuk palawija di dominasi kelas Kelas S2 (cukup sesuai) dengan faktor pembatas ketersediaan air (w, curah hujan 936 mm tahun -1 ). Da Costa A. (2015) Sub-distrik Lautem dan Luro Mengkaji potensi tiap satuan untuk pengembangan tanaman padi dan palawija (jagung, kedelai dan kacang tanah) Peta : -iklim, -tanah -litologi Tanaman (persyaratan tanaman) Matching : kualitas dan karakteristik dengan persyaratan dan kesuburan tanah 1:50.000 -Tingkat kesuburan tanah sedang dengan kendala utama kekeringan kelengasan tanah -Kesesuaian untuk padi dan palawija di dominasi kelas N1 (tidak sesuai untuk saat ini) dengan faktor pembatas utama potensi mekanisasi (m, lereng, batuan) dan erosi (e). 4
1.1.4 Kebaruan penelitian Kebaruan dalam penelitian menyangkut menyangkut kebaruan penelitian bagi ilmu pengetahuan dan pembangunan bangsa Timor Leste. Kebaruan penelitian menyangkut ilmu pengetahuan adalah pola pengembangan pertanian tanaman padi dan palawija di sub-distrik Lautem dan Luro setelah memperhatikan keadaan tanah, iklim dan ketersediaan, sedangkan, kebaruan penelitian bagi pembangunan bangsa Timor Leste adalah menyangkut kewilayahan. Wilayah sub-distrik Lautem dan Luro adalah salah satu dari sejumlah wilayah di Timor Leste yang baru pertama kali dievaluasi kesuburan tanah dan kesesuaian untuk pengembangan pertanian tanaman pangan terutama padi dan palwija, selengkapnya diuraikan lebih lanjut pada bagian kebaruan dalam Bab IV. 1.2 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. mengkaji karakteristik dan kualitas untuk menilai kesuburan tanah dan kesesuaian sebagai dasar pengembangan pertanian tanaman padi dan palawija di sub-distrik Lautem dan Luro 2. mengkaji potensi tiap satuan di sub-distrik Lautem dan Luro melalui evaluasi kesuburan tanah dan kesesuaian. 3. menyusun rencana pengembagan pertanian tanaman padi dan palawija berbasis evaluasi. 1.3 Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 1. memuat informasi spesifik dan upaya pengelolaan yang diperlukan untuk mendukung pengembangan pertanian di sub-distrik Lautem dan Luro secara lestari dan berkelanjutan. 5
2. mengatur potensi dan kendala yang disajikan dalam peta kesuburan tanah dan kesesuaian peruntukan tanaman padi dan palawija. 3. Sebagai dasar dalam penyusunan rencana pengembangan pertanian tanaman semusim untuk meningkatkan produksinya melalui evaluasi. 6