Sakti Windandari, Sutaryadi, Tri Murwaningsih Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK PAP FKIP UNS

dokumen-dokumen yang mirip
Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak


ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENJAHIT CELANA PANJANG PRIA KELAS XII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

Mahasiswa ** Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

ABSTRACT. Candra Rian Irawan 1 & Slamet Priyanto 2 1 & 2

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Mengaplikasikan Administrasi Perkantoran di Tempat Kerja Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Sakti Windandari, Sutaryadi, Tri Murwaningsih Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK PAP FKIP UNS Email: Saxty_89@yahoo.com Abstract: The purpose of this research was to know whether the application of cooperative learning jigsaw type in applying office administration at work place lesson could improve the student active involvement of class XII C office administration skill program of SMK Wikarya Karanganyar In The Academic Year 2011/2012. The type of the research done by the researcher was clasroom action research which was carried out in two cycles where each cycle was carried out in four steps, theywere: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. The subject of this research was 36 students of class XII C Office Administration Skill Program of SMK Wikarya Karanganyar in academic year 2011/2012. The technique of collecting data was done through the following activities they are: (a) observation, (b) interview, (c) test, and (d) documentation. Based on this research, it can be concluded that the application of cooperative learning jigsaw type in applying office administration at work place lesson can improve the student active involvement class XII C office administration skill program of SMK Wikarya Karanganyar in the academic year 2011/2012. That was reflected in the following indicators: (1) the improvement of the student active involvement by 19,45% (from 80,55% at cycle I became 100% at cycle II), (2) the improvement of the student active involvement in asking question by 16,67% (from 66,66% at cycle I became 83,33% at cycle II), (3) the improvement of the student active involvement in discussion by 16,66% (from 72,22% at cycle I became 88,88% at cycle II), (4) the improvement of the learning result achievement by 13,89% (from 86,11% at cycle I became 100% at cycle II). Key words: Cooperative Learning Jigsaw Type, Student Active. 1. PENDAHULUAN Pemerintah indonesia sedang melaksanakan pembangunan dalam berbagai sektor untuk menuju bangsa yang lebih maju. Salah satu pembangunan ada pada bidang pendidikan. Pembangunan di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, materiil dan spiritual. Melalui pendidikan, manusia dituntut untuk mampu menghadapi era globalisasi. Dengan demikian diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu aspek penting yang mempengaruhi kualitas pendidikan adalah model pembelajaran. Model pembelajaran penting untuk diperhatikan karena dengan model pembelajaran yang tepat dapat membawa dampak positif dalam menciptkan proses pembelajaran yang berkualitas dan hasil belajar yang optimal sehingga berujung pada perbaikan kualitas pendidikan yang lebih baik. Proses pembelajaran merupakan komponen pendidikan. Kegiatan tersebut melibatkan peserta didik dan guru. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya pembelajaran. Tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tidak menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran melainkan sebagai subyek pembelajaran, sehingga siswa tidak pasif dan dapat mengembangkan pengetahuan mereka. Oleh karena itu, guru harus memahami materi yang akan disampaikan kepada siswa serta dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi tersebut.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu dari beberapa lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap diterjunkan kedunia kerja. Lulusan dari SMK tentunya sudah dibekali berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama dibangku sekolah. SMK Wikarya Karanganyar merupakan sekolah swasta yang memiliki siswa yang bervariasi tingkat kemampuannya. SMK Wikarya Karanganyar mempunyai 4 bidang keahlian yaitu administrasi perkantoran, akuntansi, pemasaran, dan tata kecantikan. Mengaplikasikan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Wikarya Karanganyar. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru (teacher centered learning). Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang didominasi oleh metode ceramah. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak pernah mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat padahal guru sering memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya. Kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dalam penggunaan metode ceramah ini adalah guru memberi penjelasan dan siswa mendengarkan serta mencatat penjelasan dari guru, memahami kemudian menjawab pertanyaan dari guru jika ada, memberikan latihan soal atau tugas kemudian memberikan tes akhir, begitulah kegiatan ini berjalan terusmenerus. Rutinitas model pembelajaran yang seperti itu dapat membuat siswa merasa bosan dan menghambat daya kritis siswa karena segala informasi pengetahuan terpusat pada guru. Dengan demikian sulit bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas yang dimilikinya secara optimal. Proses pembelajaran yang demikian membuat sebagian besar siswa kurang aktif. Hal ini dapat menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru kurang optimal sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa yang kurang optimal pula saat diadakan evaluasi. Hasil belajar siswa yang kurang optimal ini ditunjukkan dengan nilai ulangan harian siswa yang masih dibawah Standar KKM Sekolah yaitu 75. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya peningkatan mutu proses pembelajaran melalui sistem belajar siswa aktif. Salah satu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan dan menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar mengajar adalah Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif). Menurut Isjoni (2009: 22) Cooperative Learning adalah Mengerjakan sesuatu secara bersamasama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pada model Cooperative Learning siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator yang berarti guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Dengan diterapkannya Cooperative Learning diharapkan dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi yang positif antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat banyak tipe dalam pembelajaran kooperatif salah satunya adalah tipe jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 2001: 323). Model pembelajaran tipe jigsaw dipilih oleh peneliti karena dengan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kerjasama antar siswa dan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran. Sehingga dalam penerapan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keaktifan siswa. Rumusan Masalah Apakah melalui penerapan model mata pelajaran mengaplikasikan

dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model mata pelajaran mengaplikasikan dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. KAJIAN LITERATUR Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Elliot Arronson di Universitas Texas dan merupakan salah satu metode pembelajaran yang berhasil dikembangkan oleh Robert E. Slavin. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 77). Arends (2001: 323) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Yusar 2005 (Isjoni, 2009: 78-79) menyatakan, dalam pembelajaran kooperatif jenis jigsaw siswa belajar kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang, heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan bagian bahan pelajaran yang mesti dipelajari dan menyampaikan bahan tersebut kepada anggota kelompoknya. Tahap-tahap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dirangkum dari buku Isjoni (2009: 77-81) yaitu: 1) Tahap pertama. Siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembentukkan kelompokkelompok siswa tersebut bersifat heterogen, baik dari segi kemampuannya maupun karakteristik lainnya. 2) Tahap kedua. Setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dan kelompoknya masingmasing bertemu dengan anggotaanggota dan kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Selanjutnya materi tersebut didiskusikan, dipelajari serta dipahami, sehingga perwakilan dari setiap kelompok dapat memahami dan menguasai materi tersebut. 3) Tahap ketiga. Setelah masing-masing perwakilan tersebut kembali ke kelompok masing-masing atau kelompok asalnya, selanjutnya masingmasing anggota tersebut saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru. 4) Tahap keempat. Siswa diberi tes/kuis, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi. Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikembangkan oleh Slavin, dirangkum dari buku Trianto (2010: 73): 1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-6 orang). 2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub topik. 3) Setiap anggota kelompok membaca sub topik yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. 4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub topik yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya. 6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa di kenai tagihan berupa kuis individu. Keaktifan Siswa Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26) keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif. (http://id.shvoong.com/ social-sciences /196162-keaktifan-siswa) Sardiman (2004: 95) berpendapat bahwa belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut Rousseau dalam Sardiman (2004: 96) menyatakan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dari pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Terdapat kegiatan belajar yang mempunyai tingkat keaktifan yang tinggi dan adapula yang rendah. Jadi belajar dapat dicapai melalui proses belajar yang bersifat aktif walaupun dengan kadar yang berbeda. (Hamalik, 2003: 137) Indikator Keaktifan Siswa Menurut Nana Sudjana (2009: 61) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dalam hal: 1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2) Terlibat dalam pemecahan masalah. 3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. 4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. 5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasilhasil yang diperolehnya. 7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis. 8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Sardiman A.M (2004: 101) mengatakan bahwa Keaktifan siswa dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain: 1) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya. Dalam penelitian ini keaktifan siswa yang dimaksud dibatasi pada membaca, bertanya, dan diskusi. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu bahwa penerapan model mata pelajaran mengaplikasikan dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas

XII C SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. 3. METODE PENELITIAN Tempat dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Wikarya Karanganyar pada semester 2, pada bulan Januari 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Siswa tersebut berjumlah 36 siswa. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2006: 58-60). Berdasarkan tujuan penelitian maka jelas bahwa penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kuantitatif, akan tetapi lebih bersifat mendiskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 16), siklus pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni: 1. perencanaan tindakan, 2. pelaksanaan tindakan, 3. pengamatan, dan 4. Refleksi. Teknik Pengumpulan Data Data persentase keaktifan siswa diambil denga pengamatan terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Data tanggapan siswa mengenai model pembelajaran yang diterapkan diambil dari jawaban siswa terhadap pertanyaan dalam wawancara. Data hasil belajar siswa diambil dari hasil tes evaluasi pada tiap akhir siklus dengan menggunakan soal tes berbentuk essai. 4. HASIL PENELITIAN Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan ketuntasan belajar, hanya 11 siswa dikategorikan tuntas belajar sedangkan 25 siswa belum tuntas belajar atau persentase ketuntasan belajar hanya mencapai 30,55%, untuk itu pada kompetensi dasar selanjutnya peneliti mencoba melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Deskripsi Hasil Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan guru dan peneliti pada siklus I diperoleh gambaran tentang keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang membaca materi pelajaran saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sebanyak 29 siswa dengan persentase 80,55%, sedangkan 7 siswa lainnya dengan persentase 19,44% masih ramai sendiri. 2) Siswa yang bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebanyak 24 siswa dengan persentase 66,66%, sedangkan 12 siswa lainnya dengan persentase 33,33% kurang aktif bertanya dalam proses pembelajaran. 3) Siswa yang berperan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok sebanyak 26 siswa dengan persentase 72,22%, sedangkan 10 siswa lainnya dengan persentase 27,77% kurang aktif dalam berdiskusi dan ramai sendiri. 4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I bahwa siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas sebanyak 31 siswa dengan persentase 86,11%, sedangkan 5 siswa lainnya dengan persentase 13,88% belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan dalam memahami materi. Deskripsi Hasil Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan guru dan peneliti pada siklus II diperoleh gambaran tentang keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlagsung, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang membaca materi pelajaran saat kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu sebanyak 36 siswa dengan persentase 100%, semua siswa sudah aktif membaca materi pelajaran. Pada siklus II ini terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu sebanyak 29 siswa dengan persentase 80,55%. 2) Siswa yang bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung

sebanyak 30 siswa dengan persentase 83,33%, sedangkan 6 siswa lainnya dengan persentase 16,66% masih belum bertanya dalam proses pembelajaran. Pada siklus II ini terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu sebanyak 24 siswa dengan persentase 66,66%. 3) Siswa yang berperan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok sebanyak 32 siswa dengan persentase 88,88%, sedangkan 4 siswa lainnya dengan persentase 11,11% belum berdiskusi secara menyeluruh karena ada yang bersendau gurau. Pada siklus II ini terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu sebanyak 26 siswa dengan persentase 72,22%. 4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus II bahwa siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas sebanyak 36 siswa dengan persentase 100%, semua siswa sudah mencapai KKM. Pada siklus II ini terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I yaitu sebanyak 31 siswa dengan persentase 86,11%. Indikator/Aspek yang diamati Keaktifan siswa membaca materi pelajaran Keaktifan siswa bertanya Keaktifan siswa dalam diskusi Ketuntasan hasil belajar Hasil Penelitian Siklus I dan II Indikator Siklus I Siklus II Keberhasilan Siswa Persentase Siswa Persentase Peningkatan 75% 29 80,55% 36 100% 19,45% 75% 24 66,66% 30 83,33% 16,67% 75% 26 72,22% 32 88,88% 16,66% 75% 31 86,11% 36 100% 13,89% 5. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan keaktifan siswa dan hasil pembelajaran mengaplikasikan dengan menggunakan model siswa kelas XII C Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut : 1. Keaktifan siswa membaca materi pelajaran dalam mengikuti pembelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran di tempat kerja dari 29 siswa (80,55%) pada siklus I menjadi 36 siswa (100%) pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 19,45%. 2. Keaktifan siswa bertanya dalam proses pembelajaran dari 24 siswa (66,66%) pada siklus I menjadi 30 siswa (83,33%) pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 16,67%. 3. Keaktifan siswa dalam berdiskusi dari 26 siswa (72,22%) pada siklus I menjadi 32 siswa (88,88%) pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 16,66%. 4. Ketuntasan hasil evaluasi belajar siswa dari 31 siswa (86,11%) pada siklus I menjadi 36 siswa (100%) pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 13,89%. Untuk nilai rata-rata kelas menunjukkan peningkatan pada siklus I nilai rataratanya 80,5 dan pada siklus II menunjukkan peningkatan yakni 88,88. DAFTAR PUSTAKA Arends, Richard. 2001. Learning to teach. New Jersey: The Me. Grawhill Companies, Inc. Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. http://id.shvoong.com/socialsciences/1961 62-keaktifan-siswa.