BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. depan suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepeda Tuhan Yang Maha Esa, Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, penyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonogi ini, pendidikan merupakan hal yang penting dalam upaya membentuk kualitas sumber daya manusia agar memiliki karakter yang unggul. Pendidikan yang berkualitas memiliki peranan penting untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang sejahtera, modern dan berupaya meningkatkan kemajuan bangsa. Karena dengan adanya pendidikan yang berkualitas dapat menciptakan generasi yang kompetitif dan mampu bersaing baik dalam skala nasional maupu internasional. Hal itu semua tidak terlepas dari peran pemerintah, orang tua dan pengelola pendidikan. Dalam proses pendidikan, keterkaitan antara guru, siswa tidak dapat dipisahkan karena keduanya merupakan satu kesatuan. Maka, peran guru sangat penting agar dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif yang dapat menghasilkan siswa sesuai dengan harapan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Siswoyo (dalam Fidiastuti, 2016:82) bahwa Pendidikan dalam arti teknis adalah proses dimana masyarakat, melalui lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi atau lembaga-lembaga lain) dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, dari generasi ke generasi. Dari uraian tersebut bahwa pendidikan memiliki peranan penting dalam menjunjung dan menjadikan manusia sebagai makhluk yang bermartabat dan memiliki manfaat bagi lingkungan sekitar. Bagi suatu negara, pendidikan yang sukses diharapkan mempunyai kontribusi 1

2 terhadap kemajuan pendidikan, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Untuk itu perlu usaha dari pemerintah agar hal tersebut dapat tercapai. Salah satu usaha dari pemerintah untuk dapat mewujudkan itu semua maka diadakannya pendidikan yang dilakukan secara bertingkat mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai Perguruan tinggi negeri maupun swasta. Hal itu sebagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk membentuk siswa menjadi manusia yang berkualitas baik di sekolah maupun di masyarakat secara pengetahuan tapi juga dalam ranah sikap dan keterampilan untuk bekal terrjun di masyarakat. Hal ini menunjukkan cara dari pemerintah agar seseorang terutama generasi muda bangsa indonesia mampu menuju kearah yang dicita-citakan. Dengan adanya pendidikan siswa akan menjadi sadar bahwa dirinya memiliki kelebihan yang harus dikembangkan melalui jenjang pendidikan. Pendidikan di Sekolah Menengah Atas atau dikenal dengan SMA merupakan jenjang pendidikan selama 3 tahun pada masa remaja, setelah pendidikan Sekolah Dasar dan pendidikan Sekolah Menengah Pertama yang memberikan dasar-dasar penting untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama atau yang lebih dikenal dengan SMA ini perlu adanya pemahaman konsep yang benar dan pembentukan pribadi yang profesional sebagai dasar untuk melanjutkan ke dunia kerja atau jenjang perguruan tinggi. Adanya pemahaman konsep dasar ini harus direncanakan dengan baik agar tujuan atau hasil atau output sumber daya manusia yang dihasilkan dapat tercapai dengan maksimal. Pendidikan memiliki tujuan untuk menanamkan nilai luhur terhadap seseorang agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME. Sedangkan fungsi dari pendidikan adalah memberikan arah kepada seseorang untuk menjadi manusia yang berkualitas dan benar yang dapat ikut serta dalam membangun peradapan bangsa. Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

3 peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sasaran dan tujuan dari Sekolah Menengah Atas ini adalah memberikan motivasi dan bekal kedepan bagi siswa-siswi berupa konsep dasar yang disampaikan disetiap pembelajaran. Namun, siswa juga dibekali kemampuan berupa keterampilan yang telah disediakan oleh sekolah, misal: ketrampilan memasak ataupun bidang otomotif sebagai salah satu nilai tambah bagi siswa. Pencapaian tujuan pendidikan memiliki beberapa komponen-komponen yang mana satu dengan lainnya harus dapat berkontribusi dengan baik. Hal itu menjadikan guru menjadi komponen penting dalam upaya peningkata kualitas dan keberhasilan pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengelola lingkungan sekolah agar tercapai tujuan dan fungsi pendidikan sesuai dengan yang diharapkan. Belajar adalah suatu kegiatan membaca, menulis, berinteraksi dengan lingkungan, hal tersebut akan memiliki dampak kesan dari hal-hal yang dipelajari dan sebagainya yang dilakukan oleh semua orang baik masih kecil maupun tua, yang dari belajar itu menyebabkan perubahan perilaku seseorang. Perubahan tersebut menjadikan seseorang menjadi lebih dewasa. Belajar itu sendiri secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya (Djamarah dalam Adawiah dkk, 2016: 973). Oleh karena itu, siswa yang selalu belajar akan memiliki dampak yang menyeluruh terhadap perubahan diri siswa tersebut yang akan tampak pada nilai hasil belajarnya di sekolah terutama pada mata pelajaran ekonomi. Ekonomi merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan dan menjadi bagian penting dalam pendidikan dan masyarakat. Berbagai permasalahan yang terjadi di sekitar kita itu kebanyakan berasal dari tingkat ekonomi yang rendah seperti: orang tidak bisa sekolah itu disebabkan tingkat ekonomi rendah yaitu karena tidak mempunyai uang. Berbagai masalah yang ada kemudian dikaji dan dipelajari di sekolah, yang lebih dikenal dengan mata pelajaran ekonomi. Ekonomi

4 yang diajarkan bukan hanya untuk mengetahui konsep-konsep yang ada dalam ilmu ekonomi tersebut. Tetapi, lebih pada tujuan atau hasil bagaimana seorang membentuk karakter pribadi yang dapat berpikir kritis dalam menyikapi suatu permasalahan yang ada dan diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar. Hasil belajar dapat dikatakan berhasil, jika ada perubahan hal positif dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran ekonomi akan dapat terlaksana secara efektif jika siswa dapat aktif seperti: bertanya, berani untuk menyampaikan hasil diskusi didepan kelas dan menyampaikan pendapat tanpa adanya rasa malu dengan teman belajarnya serta siswa diharapkan tidak menunjukkan sifat pasifnya. Menurut Nana sudjana (dalam Isroah dkk, 2013: 92) bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hal itu ditandai dengan pencapaian nilai hasil belajar yang mampu melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau paling tidak sama dengan KKM. Bentuk penguasaan siswa terhadap ketercapaian pendidikan dapat diketahui melalui penilaian. Mulyasa (dalam Kusmijati 2014: 55) penilaian pada kurikulum 2013 berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses, portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh. Melalui penilaian diharapkan siswa mengetahui benar dan salah hasil belajar dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat melakukan perbaikan dan diharapkan dapat tercapai hasil yang memuaskan. Visi penting dalam pendidikan adalah proses yang dilakukan secara terus menerus untuk menghasilkan informasi tentang hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pendidikan. Dari semua itu tentu harus ada interaksi antar guru dengan siswa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan siswa di sekolah secara teratur dengan berbagai macam metode yang diterapkan untuk mempermudah dalam penguasaan materi. Akan tetapi, pembelajaran itu dilakukan juga untuk dapat

5 memberi, memperbaiki, dan mendidik para siswa untuk memiliki aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sehingga, siswa dapat mempunyai kontribusi terhadap negara. Pada kenyataannya menurut Musyaddad (2013) dalam dunia pendidikan kita melihat kondisi mengenai tingkat pendidikan di dalam negeri ini kurang begitu baik dibandingkan dengan negara tetangga seperti: Korea, Jepang, dan negara maju lainnya. Beberapa fakta dilapangan banyak menyebutkan bahwa pendidikan ternyata belum memberikankan kontribusi maksimal bagi masyarakat melalui tujuan dan fungsi pendidikan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbesar, tapi kualitas lulusan masih rendah yang disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun eksternal. Hal tersebut merupakan bukti bahwa pendidikan belum dikembangkan secara optimal serta masih ada masalah yang muncul dalam praktek pendidikan. Menurut widodo (2015) di Indonesia, peran pendidikan dalam membangun martabat dan peradapan manusia masih sebatas wacana karena dilihat dari sisi capaian dalam pendidikan masih jauh dari harapan semestinya. Menurut menteri pendidikan. Anies Baswedan, dalam silahturahmi dengan kepala Dinas Jakarta pada 1 Desember 2014, bahwa pendidikan di Indonesia berada dalam posisi gawat darurat. Beberapa kasus yang menggambarkan kondisi ini diantaranya:a.75% layanan pendidikan di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan data ini diperoleh dari (Pemetaan kemendikbud terhadap 40.000 sekolah pada tahun 2012),b.Pemetaan akses dan mutu pendidikan di Indonesia pada tahun 2013-2014 yang menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 40 dari 40 negara.c.sedangkan untuk pendidikan tinggi di Indonesia berada pada peringkat 49 dari 50 Negara, dan untuk kemampuan literasi; dalam pemetaan sains dan matematika menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia berada pada posisi 40 dari 42 negara. Hal tersebut menunjukan bahwa kualitas pendidikan masih tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Rendahnya layanan pendidikan menjadikan siswa tidak dapat menerima fasilitas dengan baik, hal tersebut akan berpengaruh terhadap cara belajar siswa di sekolah. Jika fasilitas pembelajaran mendukung hal tersebut

6 dapat berdampak positive terhadap mutu pendidikan saat ini. Akan tetapi, faktor yang paling terpenting dapat meningkatkan mutu pendidikan adalah bagaimana cara guru mengajar dan membuat bahan pembelajaran yang sulit dapat diterima siswa dengan mudah.. Menurut Usulu (2013: 2) Adanya bahan pembelajaran yang sulit akan terasa mudah oleh siswa dengan bantuan guru. Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar mengajar sehingga terjadi interaksi tersebut sudah barang tentu akan mengoptimalkan tujuan yang telah dirumuskan. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan guru dengan metode yang diterapkan. Di setiap sekolah tentu mempunyai berbagai metode pembelajaran yang berbeda untuk memberikan rasa mudah terhadap siswa dalam belajar mengajar dan hasilnya adalah prestasi meningkat. Guru mempunyai berbagai metode pembelajaran yang digunakan agar siswa dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dan menjadikan suasana pembelajaran dikelas akan terasa nyaman. Surakhmad (dalam Sigala, 2016: 465) yaitu metode atau cara mengajar sesuai dengan pengelolaan siswa di kelas, metode mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, metode mengajar sesuai dengan situasi dan waktu pembelajaran, metode mengajar sesuai dengan fasilitas yang tersedia, dan metode mengajar sesuai dengan kemampuan guru. Prestasi siswa dikatakan berhasil juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun salah satunya yaitu metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru. Dalam pembelajaran tentu banyak berbagai materi pembelajaran dengan karakteristik metode pembelajaran yang berbeda-beda. Sebagai seorang guru tentunya harus tau mana metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan

7 diajarkan. Berbagai metode pembelajaran ekonomi tentu mempunyai kelebihan dan kelemahan. Namun, penggunaan Metode pembelajaran yang efektif pada saat proses belajar mengajar tentu akan memberikan dorongan atau motivasi bagi siswa. Jika metode yang digunakan baik maka juga akan mendapat respon positive dari siswa sebaliknya jika metode yang digunakan kurang tepat tentu akan memberikan respon negative bagi siswa. Dalam pembelajaran ekonomi agar dapat terciptanya suasana belajar yang tidak membosankan diperlukan keaktifan siswa untuk pengembangan materi. Hal ini tentunya di dorong oleh metode pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang menjadikan siswa pasif akan menjadi penghambat dalam pemahaman terhadap konsep-konsep yang diberikan. Sebaliknya, proses pembelajaran ekonomi yang aktif sangat diharapkan akan dapat meningkatkan kreativitas sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi dan daya ingat jauh lebih baik, sehingga diharapkan siswa dapat menjadi lebih berkualitas. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yulaika, SE, M.Si, Ak sebagai pengampu mata pelajaran ekonomi dan akuntansi kelas XS2 MA Al-Islam Jamsaren Surakarta pada hari Jum at 23 Desember 2016, menyatakan bahwa salah satu permasalahan yang masih dihadapi saat ini yaitu prestasi siswa masih dibawah nilai KKM yaitu 76. Pola pengajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran ekonomi MA Al-Islam Jamsaren Surakarta adalah metode ceramah. metode yang dilakukan ini masih menjadikan pengajar sebagai teacher centered yaitu guru aktif memberikan materi akan tetapi siswa hanya dibiarkan mendengar begitu saja, hal ini membuat siswa bosan sehingga siswa menjadi malas. Kondisi seperti ini menjadikan siswa bosan dan beranggapan bahwa mempelajari ilmu ekonomi itu sulit sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal ini juga dibuktikan dari jumlah siswa kelas XS2, tidak ada siswa yang memenuhi KKM dan siswa diantaranya masih banyak belum memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun beberapa faktor internal yang menjadikan penurunan prestasi siswa diantaranya: kenakalan siswa yaitu siswa di kelas masih banyak yang berbicara dengan temannya sehingga megurangi perhatian siswa pada penjelasan dari guru.

8 Menurut permasalahan di atas, peneliti akan berusaha mencari berbagai metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan pemahaman siswa. Maka, peneliti akan mengadakan penelitian tindakan kelas untuk memberikan solusi dari permasalahan yang ada. Untuk mengatasi permasalahan yang ada maka perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan bagi para siswa untuk dapat bertukar pemikiran, menumbuhkan kreatifitas, memunculkan pertanyaan dan siswa akan dilatih untuk bebicara didepan banyak siswa yang lain Sehinga diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa, salah satunya melalui penerapan metode Student Team Achievement Divisions (STAD). Metode STAD (Student Teams-Achievement Division) adalah salah satu dari sekian banyak model pembelajaran yang bersifat kelompok dan dapat meningkatkan kerjasama serta kepekaan antar individu di dalamnya sehingga menciptakan hubungan antar kelompok yang baik. (Julianto dalam Hidayat dkk, 2014: 42). Salah satunya di MA AL-Islam Jamsaren Surakarta merupakan Sekolah Menengah Atas berbasis Islam memiliki tiga hal yang di junjung tinggi diantaranya: 1. Smart hal ini ditunjukkan dengan adanya keikutsertaan siswa dalam olimpiade tingkat MA (Madrasah Aliyah). Jadi setiap diadakannya lomba cerdas cermat atau olimpiade diharapkan siswa dapat turut aktif ikut serta, namun hal itu tentu saja harus diimbangi dengan semangat belajar yang tinggi, 2. Entrepeneur yaitu suatu bentuk keterampilan yang di adakan oleh sekolah agar siswa selain cerdas juga diharapkan memiliki berbagai nilai tambah untuk menunjang ketika mereka nantinya telah lulus. Pihak sekolah memfasilitasi kegiatan entrepeanur dengan di buatnya kelas keterampilan seperti: tata busana yang ditujukan terhadap siswa perempuan dan otomotif yang ditujuan terhadap siswa laki-laki, dan 3. Religious merupakan bentuk usaha dari sekolah untuk mendidik siswa agar menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dalam kegiatan ini setiap 5-10 menit sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung siswa diharapkan membaca alqur an yang akan di dampingi oleh guru kelasnya masingmasing. Kegiatan ini bertujuan ketika telah lulus, siswa diharapkan selain cerdas dan memiliki keterampilan juga dapat membaca al-qur an agar memiliki pribadi yang santun dan berbugi luhur saat berkehidupan di masyarakat.

9 Berdasarkan uraian diatas maka peneliti sangat tertarik dan akan mengadakan penelitian tentang PENINGKATAN KUALITAS HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS X S2 MA AL-ISLAM JAMSAREN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017. B. Perumusan Masalah Penelitian ini memaparkan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan metode Student Team Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas XS2 MA Al-Islam Jamsaren Surakarta tahun ajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah atau sasaran peneliti agar tercapai hasil belajar sesuai yang diinginkan. Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan diatas, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah meningkatkan apakah penerapan metode Student Team Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas XS2 MA Al-Islam Jamsaren Surakarta tahun ajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini berjudul peningkatan kualitas hasil belajar ekonomi melalui metode Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas X S2 MA Al-Islam Jamsaren Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Peneliti berharap dapat memberikan manfaat bagi semua pihak diantaranya: 1. Bagi Guru a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya peningkatan hasil belajar, khususnya mata pelajaran ekonomi. b. Sebagai salah satu pertimbangan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Fff 10 c. Salah satu strategi untuk memodifikasi dan memperbaiki kualitas pembelajaran. 2. Siswa a. Membiasakan siswa untuk saling bertukar pendapat di dalam kelompok diskusi. b. Menjadikan siswa lebih berupaya untuk menerima berbagai masukan yang ada. 3. Sekolah a. Sebagai perbaikan pembelajaran di sekolah. b. Sebagai usaha peningkatan mutu pendidikan. 4. Bagi Peneliti a. Sebagai upaya mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian dalam pembelajaran ekonomi. b. Sebagai bahan masukan dan saran dalam penelitian lebih lanjut. c. Sebagai bekal ketika menjadi seorang guru.