BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini adalah pada bulan Maret 2015 bulan Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN. pertumbuhan sedangkan variabel dependentnya adalah sruktur modal.

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipaparkan, maka model penelitian ini sebagai berikut: H1 (+) H2 (+) H3 (+) H4 (-) H5 (+) H6 (+)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis dan memperoleh jawaban atau hipotesis yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahun 2010 sampai tahun Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah pengaruh faktor-faktor internal bank tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini terdiri atas perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan, dan tata kelola perusahaan yang baik terhadap tax avoidance yang

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan tahunan perusahaan. keuangan tahunan perusahaan yang dimuat di Indonesia Capital Market

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode kuantitatif yaitu data sekunder dan didapat dari laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2012). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah terdaftar di BEI mulai

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu juga terdapat rasio keuangan perusahaan-perusahaan non sektor keuangan dan perbankan yang berturut-turut terdaftar dalam indeks kompas 100 periode 2009-2013. Kompas 100 adalah indeks yang terdiri dari 100 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas, kapitalisasi pasar, dan kriteria-kriteria lain yang sudah ditentukan dengan review yang dilakukan setiap 6 bulan. Selain itu diperkirakan saham-saham yang masuk ke dalam indeks kompas 100 mewakili sekitar 70-80% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEI. Sehingga dengan adanya indeks kompas 100 dapat membantu investor dalam mengamati kecenderungan pergerakan harga saham. Terdapat beberapa kriteria yang diperlukan perusahaan untuk masuk ke dalam indeks kompas 100 salah satunya minimal perusahaan tersebut telah tercatat di BEI selama 3 bulan. Kemudian terdapat beberapa seleksi untuk menetapkan 100 saham yang dapat masuk ke dalam perhitungan indeks kompas 100, pertama perusahaan tersebut harus masuk dalam 150 saham tertinggi berdasarkan nilai transaksi di pasar reguler. Dari 150 29

saham tersebut sebanyak 60 saham dengan nilai transaksi terbesar akan otomatis masuk dalam perhitungan indeks kompas 100. Sisanya sebanyak 90 saham akan dipilih 75 saham berdasarkan hari transaksi pasar reguler. Kemudian dari 75 saham tersebut akan dipilih lagi sebanyak 60 saham berdasarkan frekuensi transaksi di pasar reguler. Dan terakhir sebanyak 40 saham akan dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar, sehingga akan didapat 100 saham untuk perhitungan indeks kompas 100. Terdapat beberapa kriteria dan seleksi dalam proses pengambilan sampel pada penelitian ini, diantaranya : 1. Saham perusahaan yang diambil merupakan saham perusahaan yang berturut-turut masuk dalam indeks kompas 100 periode 2009-2013 dan bukan merupakan perusahaan perbankan atau keuangan. Tidak dipilihnya saham perusahaan perbankan atau keuangan dikarenakan untuk analisis debt to equity ratio perusahaan yang bergerak di bidang keuangan seperti perbankan, asuransi, dan investasi cenderung memiliki debt to equity ratio yang sangat tinggi. Tingginya debt to equity ratio disebabkan oleh sebagian besar dana yang dikelola oleh perusahaan merupakan dana pihak ketiga dan dalam laporan keuangan dana ini akan dianggap sebagai hutang oleh perusahaan. Setelah proses seleksi penulis mendapatkan sebanyak 44 perusahaan yang berturut-turut termasuk dalam indeks kompas 100 periode 2009-2013 dan bukan merupakan perusahaan perbankan atau keuangan. 30

2. Ketersediaan data dan kelengkapan data selama periode 2009-2013 setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria tersebut maka penulis mendapatkan sampel sebanyak 25 perusahaan untuk diuji dalam penelitian ini. 3.2 Model Penelitian H1 Current Ratio H2 Return on Equity H3 Debt to Equity Ratio Return Saham H4 Interest Rate H5 Foreign Exchange Rate 3.3 Hipotesis Penelitian Berikut adalah hipotesis atau dugaan sementara dari permasalahan penelitian ini : H1 : Terdapat pengaruh Positif antara Current Ratio terhadap Return Saham. H2 : Terdapat pengaruh Positif antara Return on Equity terhadap Return Saham. 31

H3 : Terdapat pengaruh Positif antara Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham. H4 : Terdapat pengaruh Negatif antara Interest Rate terhadap Return Saham. H5 : Terdapat pengaruh Negatif antara Foreign Exchange Rate terhadap Return Saham. H6 : Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Interest Rate, Foreign Exchange Rate secara bersama-sama berpengaruh terhadap Return saham. 3.4 Variabel Penelitian Variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Variabel terikat sendiri merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas, sedangkan variabel bebas merupakan variabel penyebab atau diduga memberikan suatu pengaruh terhadap persitiwa lain. Dalam penelitian ini dikarenakan penulis ingin mengukur tingkat keuntungan dalam berinvestasi saham maka variabel dependen yang penulis gunakan adalah return saham. Return saham yang dimaksud adalah berupa capital gain yield yakni selisih antara harga saham periode t dikurangi harga saham periode t-1 dibagi harga saham periode t-1. Adapaun variabel bebas penelitian ini ada lima yakni Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Interest Rate, dan Foreign Exchange Rate. 32

Variabel pertama adalah current ratio merupakan ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo. Adapun rumus current ratio adalah : Current Assets Current Liabilities Variabel kedua adalah return on equity disebut juga dengan laba atas equity. Dibeberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset turnover atau perputaran total aset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Adapun rumus return on equity adalah : Earning After Tax (EAT) Shareholders Equity Variabel ketiga adalah debt to equity ratio merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Adapun rumus debt to equity ratio adalah : Total Liabilities Total Shareholders Equity Variabel keempat adalah Interest Rate yang diukur dengan nilai BI Rate pada akhir periode berturut-turut selama periode 2009-2013. Data tersebut dapat diperoleh dari situs resmi BI yakni (www.bi.go.id). Variabel kelima adalah Foreign Exchange Rate, dalam penelitian ini Foreign Exchange Rate yang digunakan adalah nilai tukar Rupiah dari nilai tengah antara kurs jual dan beli rupiah terhadap Dollar US yang 33

digunakan oleh Bank Indonesia pada setiap akhir periode 2009-2013. Data tersebut dapat diperoleh dari situs resmi BI yakni (www.bi.go.id). 3.5 Teknik Pengambilan Data dan Sampel Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder yakni merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data historis dari return saham perusahaan pada periode 2009-2013, Interest Rate (BI Rate), Foreign Exchange Rate atau nilai tengah antara kurs jual dan beli Rupiah terhadap Dollar US, dan terakhir merupakan rasio-rasio keuangan perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut dalam indeks kompas 100 selama periode 2009-2013. Data-data tersebut diperoleh dengan metode dokumentasi dengan cara mengakses situs BEI dan berkunjung secara langsung ke gedung Icamel. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yakni pengambilan sampel secara bertujuan di mana terdapat beberapa persayaratan dalam memilih sampel disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Beberapa kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham perusahaan harus terdaftar secara berturutturut pada indeks kompas 100 selama periode 2009-2013, selanjutnya saham perusahaan yang diambil bukan merupakan saham dari sektor perbankan dan keuangan. 34

3.6 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Gujarati (2009), analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Dikarenakan terdapat lebih dari satu variabel bebas maka pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Berikut bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e Keterangan : Y = Return Saham α = Konstanta β1 β2 β3 β4 β5 : X1 = Current Ratio X2 = Return on Equity X3 = Debt to Equity Ratio X4 = Interest Rate X5 = Foreign Exchange Rate e = error Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa teknik analisa data guna mendapatkan hasil analisis regresi linier berganda yang baik. Berikut beberapa teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini : 35

1. Analisis Deskriptif Dalam sebuah penelitian data yang diteliti harus dapat memberikan gambaran yang mudah dimengerti oleh pihak lain oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan statistik deskriptif. Menurut Ghozali (2012), statisitik deskriptif merupakan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). 2. Uji Normalitas Ghozali (2012), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Ghozali (2012), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel-variabel independen (bebas). Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi salah satunya adalah dengan melihat nilai 36

tolerance dan lawannya dan juga dapat dilihat dari nilai variance inflation factor. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresikan terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur varibilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Pada umumnya nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance kurang dari 0.10 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Misalnya nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat kolonieritas 0.95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi tetap saja masih tidak dapat diketahui variabel-variabel independen mana saja yang saling berkolerasi. b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2012). Jika terjadi korelasi, maka dalam model regresi terdapat masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini 37

timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (antar kategori), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi berasal dari individu dan kelompok yang berbeda. Model regresi dikatakan baik apabila tidak terdapat masalah autokorelasi. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah satunya dengan uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r 0) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tolak No decision 0 < d < dl dl d du 38

Tidak ada korelasi Tolak 4 dl < d < 4 negatif Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 du d 4 dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 - du c. Uji Heteroskedastisitas Ghozali (2012), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi disebut homoskedastisitas apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi dikatakan baik apabila model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas atau merupakan model regresi homoskedastisitas. Kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Terdapat beberapa cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi salah satunya dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Terjadinya heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola 39

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di-studentsized. Terdapat 2 dasar analisis yang digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah model regresi terdapat gejala heteroskedastisitas atau tidak : 1). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Menilai Goodness of Fit Suatu Model Ghozali (2012), mengatakan ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fit. Secara statistik, Goodness of fit suatu model dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statisitik tersebut dapat dikatakan signifikan atau meyakinkan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya perhitungan statisitik dikatakan tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. a. Uji Statisik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen (simultaneous) dalam model mempunyai pengaruh secara 40

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012). Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : H0 : b1 = b2 =... = bk = 0 Menunjukan apakah semua variabel independen dalam model secara simultan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : Ha : b1 b2... bk 0 Menunjukan semua variabel independen dalam model secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Untuk menguji apakah semua variabel independen dalam model regresi memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dapat ditentukan dengan membandingkan antara nilai probabilitas atau p- value dari hasil uji F dengan tingkat signifikan (α) yang telah ditetapkan sebelumnya dan dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% menunjukan jika peluang kesalahan yang ditolerir dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Sehingga apabila nilai p-value α sebesar 5% maka menunjukan terdapat cukup bukti untuk menolak H0 yang berarti semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila nilai p-value α sebesar 5% maka belum terdapat cukup bukti untuk menolak H0 sehingga semua 41

variabel independen secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. b. Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2012). Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau : H0 : bi = 0 Menunjukan apakah suatu variabel independen secara individual tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau : Ha : bi 0 Menunjukan variabel independen secara individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Untuk menentukan apakah variabel independen dalam penelitian secara individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dapat dengan menggunakan perbandingan antara nilai probabilitas atau p- value dari hasil uji-t dengan tingkat signifikan (α) yang telah ditetapkan sebelumnya yakni sebesar 5%. Sehingga apabila nilai p- value α sebesar 5% maka menunjukan terdapat cukup bukti untuk menolak H0 yang berarti variabel independen secara individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila nilai p-value α sebesar 5% maka belum terdapat cukup bukti untuk 42

menolak H0 sehingga variabel independen secara individual tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. c. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2012). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Terdapat beberapa kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi yakni bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2, nilai adjusted R 2 dapat naik turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan nilai adjusted R 2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka nilai adjusted R 2 dianggap bernilai 0. 43