BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB III METODOLOGI. rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek output sensor yang berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebelumnya telah dihaluskan dan melalui proses quality control

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB III METODE PENELITIAN. down untuk memberikan tegangan ke seluruh rangkaian. Timer ditentukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis microcontroller ATMega8 dapat dilihat pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

PROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram blok sistem ditunjukkan oleh Gambar 3.1. berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spesifikasi Modul, data pengukuran dan hasil perhitungan. Stirring bar length

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODE PENELITIAN. trafo step down untuk menyuplay rangkaian. Timer dan suhu ditentukan

BAB III METODELOGI. Portable Kalibrator Suction Pump Berbasis Mikrokontroler ATMega16 : Gambar 3.1 Diagram Blok dari Alat

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Gambar 4.1 berikut merupakan gambar dari alat simulasi automatic

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spesifikasi Modul, data pengukuran dan hasil perhitungan.

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan alat. Pada saat saklar berada pada posisi ON, tegangan jala-jala PLN akan masuk ke power supplay. Power supplay digunakan untuk merubah tegangan AC 220V menjadi DC 5V. Disaat power supplay aktif, maka LED indikator akan menyala. Bersamaan dengan LED, LCD juga akan menyala dan akan menampilkan berapa banyak jumlah obat dan pengaturan lama waktu penggerusan. Ketika operator memasukan obat, maka obat akan dideteksi oleh sensor optocoupler dan dihitung oleh microcontroller sebagai data. Pengaturan waktu penggerusan obat diatur secara otomatis oleh microcontroller sehingga apoteker tidak perlu mengatur waktunya. Tombol start berfungsi untuk memulai operasional alat. Ketika operator memutar wadah penggerusan lalu menekan tombol start maka akan memberikan input kepada microcontroller agar memberikan isyarat kepada driver motor untuk bekerja. Dengan bekerjanya driver motor maka akan mengaktifkan relay dan motor. Motor AC terhubung pada relay yang telah terintegrasi dengan pisau penggerus. Bergeraknya pisau penggerus akan menghaluskan obat. Pada saat waktu penggerusan tercapai, microcontroller akan menginteruksi relay untuk berhenti bekerja. Berhenti bekerjanya relay, pada saat yang bersamaan buzzer sebagai indikator penggerusan obat selesai akan berbunyi. Setelah 10 detik buzzer 24

25 berbunyi namun operator tidak mengambil obat maka buzzer akan mati dan menuliskan selesai pada LCD 16x2. Reset digunakan untuk tombol emergency pada saat operasional alat berlangsung serta difungsikan untuk mengembalikan pada posisi awal. Untuk lebih jelas mengenai penjelasan dari blok diagram alat automatic mortar dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini: PLN Power Supplay Power On/Off Driver Motor Relay Sensor Optocoupler Reset Start Mikrokontroler A V R ATmega 8 LCD 16x2 Motor AC Pisau Penggerus Buzzer Program Gambar 3. 1 Blok Diagram Automatic Mortar

26 3.2 Diagram Mekanis Sistem Diagram mekanis yang penulis buat menggunakan bahan dari akrilik yang sebelumnya sudah didesain sedemikian rupa menggunakan aplikasi corel draw sehingga didapatkan hasil bentuk fisik dari box alat automatic mortar seperti pada Gambar 3.2 dibawah ini: 1 2 3 4 Gambar 3. 2 Desain Modul Automatic Mortar Keterangan : 1. Display LCD berfungsi sebagai media penampil jumlah obat dan waktu penggerusan obat pada alat 2. Power ON/OFF berfungsi sebagai saklar untuk menghidupkan dan mematikan alat 3. Tombol start berfungsi untuk memulai proses penggerusan obat 4. Tombol reset berfungsi sebagai tombol emergency apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ketika proses penggerusan berlangsung

27 3.3 Diagram Alir Program Untuk diagram alir dari alat automatic mortar dapat dilihat pada Gambar 3.3 dibawah ini: Begin Inisialisasi LCD Tidak Apakah sensor optocoupler mendeteksi obat masuk? Ya LCD menampilkan jumlah obat dan waktu penggerusan Start Timer ON Motor ON Waktu terpenuhi Motor OFF Buzzer bunyi End Gambar 3. 3 Diagram Alir Program

28 Ketika saklar ON ditekan, akan terjadi proses inisialisasi alat IC AVR Atmega 8 melalui LCD. Apabila sensor optocouple mendeteksi adanya obat yang masuk, output dari sensor optocoupler akan diolah oleh microcontroller Atmega 8, kemudian akan dihitung berapa jumlah obat yang masuk. Untuk pengaturan lama waktu penggerusan sudah di setting secara otomatis oleh microcontroller. Jumlah obat dan waktu penggerusan akan diolah oleh IC AVR Atmega 8 untuk di tampikan pada display LCD 16x2. Jika waktu yang dibutuhkan sudah diatur dan operator menekan tombol start, maka secara otomatis timer ON. Dengan aktifnya timer, akan mulai menghitung lama waktu penggerusan. Relay juga bekerja bersamaan dengan aktifnya timer dan menghidupkan motor sehingga motor menggerakan pisau yang terbuat dari bahan stainless. Pisau tersebut akan mulai menggerus obat. Setelah waktu yang ditentukan terpenuhi, timer OFF dan motor berhenti berputar disertai dengan berbunyinya buzzer lalu LCD akan menampilkan tulisan selesai sebagai indikator bahwa penggerusan obat telah selesai. 3.4 Alur Penelitian Dalam alur penelitian alat ini, penulis akan menggambarkan secara garis besar bagaimana penelitian ini dilakukan. Urutan kegiatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari teori teori dan mencari referensi yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. 2. Mempelajari dan merancang teknis pembuatan modul. 3. Membuat blok diagram dengan perencanaan secermat mungkin.

29 4. Membuat diagram alir sebagai urutan cara kerja alat. 5. Mempelajari teknis pembuatan alat automatic mortar serta menentukan paramater pada alat. 6. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu pembuatan alat. 7. Menyiapkan bahan berupa komponen, casing dan peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan modul. 8. Merancang dan menggabungkan seluruh sistem agar dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan rencana. 9. Perancangan sistem kendali pada automatic mortar telah selesai dan dilakukan pengujian terhadap sistem yang dirancang. 10. Menganalisis hasil pengujian untuk mendapatkan kesimpulan. 3.5 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras dilakukan sebagai tata cara untuk menentukan program yang akan dimasukan ke dalam microcontroler yang berfungsi sebagai pengendali perangkat keras. Adapun perangkat keras yang dibutuhkan dalam pembuatan alat automatic mortar ini adalah terdiri dari: Rangkaian minimum sistem, rangkaian power supplay, rangkaian sensor optocoupler, rangkaian driver motor. 3.5.1 Perakitan Rangkaian Minimum Sistem 1. Alat a. Papan PCB b. Solder

30 c. Timah d. Atraktor e. Bor 2. Komponen a. ATMega 8 b. Kapasitor polar 1000 µf c. Kapasitor non polar 22 Pf (2 buah) dan kapasitor non polar 104 pf (1 buah) d. Crystal 12 Mhz e. Variable resistor 100kΩ f. LED g. Push button h. Resistor 1kΩ (7 buah) dan resistor 220Ω 3. Langkah Perakitan Langkah-langkah perakitan pada rangkaian minimum sistem yaitu: a. Membuat rangkaian minimum sistem dengan menggunakan aplikasi proteus yang ada pada laptop. b. Untuk gambar sistematik rangkaian minimum sistem pada aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.4 di bawah ini:

31 Gambar 3. 4 Rangkaian Minimum Sistem c. Setelah sistematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat layout lalu disablon ke papan PCB. Untuk gambar layout minimum sistem pada papan PCB dapat dilihat pada Gambar 3.5 di bawah ini: Gambar 3. 5 Layout Minimum Sistem

32 d. Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder. 4. Gambar Minimum Sistem Untuk gambar minimum sistem dapat dilihat pada Gambar 3.6 dibawah ini: Gambar 3. 6 Minimum sistem Rangkaian minimum sistem pada modul ini berfungsi sebagai kontrol kerja modul secara keseluruhan. Cara kerja dari rangkaian minimum sistem ini dengan memanfaatkan kapasitas penyimpanan yang dimiliki oleh IC ATMega 8. Pada IC ATMega 8 ini diberi program yang akan mengontrol sistem kerja modul secara keseluruhan. Adapun program yang digunakan pada modul ini menggunakan bahasa pemrograman C dengan aplikasi CVAVR. 3.5.2 Perakitan Rangkaian Power Supply 1. Alat a. Papan PCB b. Solder c. Timah

33 d. Atraktor 2. Komponen a. Dioda 1N4007 (4 buah) b. Kapasitor 100 µf c. IC regulator 7805 d. LED e. Trafo 1 A f. Resistor 1kΩ 3. Langkah Perakitan Langkah-langkah perakitan pada rangkaian power supplay yaitu: a. Membuat rangkaian power supplay dengan menggunakan aplikasi proteus yang ada pada laptop. b. Untuk gambar sistematik rangkaian power supplay pada aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.7 di bawah ini: Gambar 3. 7 Rangkaian Power Supplay

34 c. Setelah sistematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat layout lalu disablon ke papan PCB. Untuk gambar layout power supply pada papan PCB dapat dilihat pada Gambar 3.8 di bawah ini : Gambar 3. 8 Layout Power Supplay d. Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder. 4. Gambar Power supply Untuk gambar power supply dapat dilihat pada Gambar 3.9 bawah ini: Gambar 3. 9 Power Supplay Rangkaian power supply pada modul ini berfungsi sebagai supplay tegangan ke semua rangkain yang menggunakan tegangan DC. Prinsip kerja

35 power supplay adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC dengan menggunakan transformator sebagai penurun tegangan dan dioda sebagai komponen yang berfungsi sebagai penyearah tegangan. Pada modul ini power supplay akan mengubah tagangan AC menjadi DC sebesar 5 VDC dengan mengunakan IC regulator 7805. Tegangan 5 VDC digunakan untuk rangkaian minimum sistem dan kontrol driver motor. 3.5.3 Perakitan Rangkaian Sensor Optocoupler 1. Alat a. Papan PCB b. Solder c. Timah d. Atraktor 2. Komponen a. Laser b. Photodiode c. Resistor 4k7Ω dan resistor 1kΩ 3. Langkah Perakitan Langkah-langkah perakitan pada rangkaian sensor optocoupler yaitu: a. Membuat rangkaian sensor optocoupler dengan menggunakan aplikasi proteus yang ada pada laptop. b. Untuk gambar sistematik rangkaian sensor optocoupler pada aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.10 di bawah ini:

36 Gambar 3. 10 Rangkaian sensor optocoupler c. Setelah sistematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat layout lalu disablon ke papan PCB. Untuk gambar layout rangkaian sensor optocoupler pada papan PCB dapat dilihat pada Gambar 3.11 di bawah ini: Gambar 3. 11 Layout Sensor Optocoupler d. Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder. 4. Gambar Rangkaian Sensor Optocoupler Untuk gambar sensor optocoupler dapat dilihat pada Gambar 3.12 di bawah ini:

37 Gambar 3. 12 Sensor Optocoupler Rangkaian sensor optocoupler pada modul ini berfungsi untuk mendeteksi serta menghitung berapa jumlah obat yang masuk ke ruang penggerusan yang memanfaatkan laser dan photodiode sebagai transmitter dan receiver. 3.5.4 Perakitan Rangkaian Driver Motor 1. Alat a. Papan PCB b. Solder c. Timah d. Atraktor e. Bor 2. Komponen a. Relay b. LED c. Transistor BD129

38 d. Resistor 330Ω dan resistor 1kΩ e. Diode 1N4007 3. Langkah Perakitan Langkah-langkah perakitan pada rangkaian driver motor yaitu: a. Membuat rangkaian driver motor dengan menggunakan aplikasi proteus yang ada pada laptop. b. Untuk gambar sistematik rangkaian driver motor pada aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.13 di bawah ini: Gambar 3. 13 Rangkaian Driver Motor c. Setelah sistematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat layout lalu disablon ke papan PCB. Untuk gambar layout driver motor pada papan PCB dapat dilihat pada Gambar 3.14 di bawah ini: Gambar 3. 14 Layout Driver Motor

39 d. Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder. 4. Gambar Driver Motor Untuk gambar driver motor dapat dilihat pada Gambar 3.15 di bawah ini: Gambar 3. 15 Driver Motor Rangkaian driver motor pada modul ini berfungsi sebagai saklar untuk menghidupkan dan mematikan motor. Rangkaian ini mengambil logika berdasarkan microcontroller. Dimana microcontroller memiliki tegangan kerja 5 VDC sedangkan motor membutuhkan tegangan kerja 220 VAC, sehingga diperlukan relay untuk memberikan logika yang sesuai dengan kontrol. Dengan demikian akan terjadi kesamaan logika antara microcontroller dengan motor. 3.6 Rangkaian keseluruhan Rangkaian ini tersusun dari beberapa blok-blok PCB yang sudah terpasang komponen-komponen sesuai fungsi dari blok tersebut dan di jadikan satu secara elektrik agar menjadi sebuah sistem yang dapat digunakan sesuai maksud perancang modul. Ada beberapa blok dan rangkaian komponen yang terpasang dalam satu sistem ini antara lain adalah :

40 1. Blok rangkaian minimum sistem. 2. Blok rangkaian power supplay. 3. Blok rangkaian sensor optocoupler. 4. Blok rangkaian driver motor. Di bawah ini adalah Gambar 3.16 modul rangkaian secara keseluruhan : Gambar 3. 16 Rangkaian Keseluruhan 3.7 Perancangan Perangkat Lunak Untuk pembuatan program pada modul ini menggunakan aplikasi CVAVR dengan bahasa C. Program yang digunakan ialah program setting timer sebagai pewaktu dan counter sebagai program untuk menghitung jumlah obat yang masuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada listing program 3.1 dibawah ini:

41 while (1) { menuawal(); menu(); kerja: TCCR0=0x05; motor=1; waktu(); lcd_gotoxy(2,0); lcd_putsf( PENGHALUSAN ); delay_ms(20); if (detik==0) { TCCR0=0x00; motor=0; detik=10; goto bzzer; } goto kerja; bzzer: lcd_clear(); TCCR0=0x05; bzz=1; waktu(); lcd_gotoxy(4,0); lcd_putsf( SELESAI ); delay_ms(20); if (ok==1 detik==0) { TCCR0=0x00;

42 bzz=0; goto jeda; } goto bzzer; jeda: lcd_clear(); lcd_gotoxy(4,0); lcd_putsf( SELESAI ); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf( PENGHALUSAN OBAT ); delay_ms(20); if(ok==1) { lcd_clear(); detik=0; goto balik_menu; } goto jeda; balik_menu: delay_ms(300); } } Listing 3.1 Program Rutin Penjelasan program : Program diatas adalah program rutin yang akan dijalankan oleh alat automatic mortar, dimana pada saat operator menghidupkan alat akan muncul tulisan WELCOME pada titik kordinat LCD 0,0 dan tulisan TUGAS AKHIR pada titik kordinat LCD 0,1. Setelah itu ada delay sebanyak 1000ms dan pada layar

43 LCD akan menghapus tulisan welcome tugas akhir tadi. Lalu LCD kembali menuliskan pada titik kordinat 0,0 tulisan AUTOMATIC MORTAR dan RAHMANISA INDAH pada titik kordinat 0,1 selama 1000ms. Kemudian LCD akan menampilkan tulisan mohon tunggu dan menghitung dari 1-5 sebagai proses loading sebelum masuk ke menu selanjutnya. Pada titik kordinat 0,0 akan menuliskan tulisan sambung USB selama 20ms, jika opto berlogika 1 maka masukan ditambah 1. Setelah itu pada titik kordinat 1,0 akan menuliskan masukan obat lalu akan menghitung berapa jumlah obat yang masuk ke ruang penggerusan, untuk 1 obat lama waktu penggerusanya adalah selama 3 detik. Jika motor mendapatkan logika 1 maka motor akan bekerja dan memulai proses penggerusan obat selama waktu yang telah ditentukan. Pada titik kordinat 2,0 akan menuliskan penghalusan selama 20ms, jika motor mendapatkan logika 0 maka motor akan berhenti bekerja dan buzzer akan menyala selama 10 detik. Kemudian LCD akan menuliskan selesai guna untuk mengetahui bahwa waktu penggerusan obat telah selesai pada titik kordinat 4,0 lalu akan kembali ke menu awal. 3.8 Pengujian dan Pengukuran Modul Setelah membuat modul maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Untuk itu penulis melakukan pengambilan data melalui proses pengukuran dan pengujian. Tujuan dari pengukuran dan pengujian adalah untuk mengetahui ketepatan dari pembuatan modul yang penulis lakukan atau untuk memastikan apakah masing-masing bagian (komponen) dari rangkaian modul yang dimaksud telah bekerja sesuai dengan fungsinya seperti yang telah kita rencanakan.

44 Langkah-langkah pengukuran dan pengujian modul ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Membaca basmallah 2. Menyiapkan obat yang akan di gerus 3. Menyiapkan stopwatch yang akurat 4. Membuat tabel pengukuran 5. Melakukan pengecekan terhadap masing-masing jalur rangkaian pada PCB tentang ketepatan komponen, koneksi pin-pin pada IC 6. Melakukan pengukuran lama waktu penggerusan pada alat automatic mortar dan pada mortir manual 7. Melakukan pengujian kehalusan obat dengan menggunakan media ayakan sebagai parameter tingkat kehalusanya 8. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel yang sudah disediakan 9. Melakukan perhitungan terhadap hasil pengukuran untuk mengetahui tingkat error, simpangan, rata-rata dan standar deviasi 10. Menganalisa data hasil pengujian untuk memperoleh kesimpulan 11. Membaca hamdalah. 3.9 Teknik Analisis Data Untuk pengukuran lama waktu penggerusan obat dilakukan sebanyak 6 kali pengambilan data dengan jumlah obat yang berbeda-beda. Dalam pengambilan titik pengukuran lama waktu penggerusan dilakukan pada jumlah obat 5, 6, 7, 8, 9 dan 10. Kemudian hasil dari pengukuran tersebut dicatat lalu dicari nilai rata-rata, simpangan, standar deviasi dan persentase error.

45 3.10 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian eksperimental yang artinya meneliti, mencari dan menjelaskan serta membuat instrument dimana dapat langsung dipergunakan oleh pengguna. Variable yang diamati dan diteliti yaitu membuat alat Automatic Mortar Berbasis Microcontroller AVR Atmega 8.