BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesenian yang ada di Jawa Barat terbagi dalam dua kalangan yaitu

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kusumah Dwi Prasetya, 2014

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

2015 TARI GAWIL GAYA SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Annisa Tri Desiana, 2013 Pembelajaran Tari Di Sanggar Ringkang Gumiwang Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. depan yang lebih baik untuk memperbaiki budaya saat ini. Seperti yang dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

2014 PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Busana bukanlah sebatas persoalan kain yang dikenakan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Utami Lasmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat dalam buku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1.

2017 TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANGDI SANGGAR PESONA WANGKA KOTA SUNGAI LIAT KABUPATEN BANGKA

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

2015 LAGU SINTREN ARANSEMEN YUS WIRADIREDJA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB III METODE PENELITIAN

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

2016 ANALISIS SIMBOL DAN MAKNA PADA TARI GAPLEK KARYA MAS NANU MUDA DI PADEPOKAN KALANG KAMUNING

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya merupakan suatu pola hidup yang menyeluruh. Budaya juga bersifat abstrak, bebas, dan luas. Sehingga berbagai aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Menurut Tylor (2008) dalam Pramesti Fajar wulan dengan judul Citra Wayang Pada Tari Arimbi Karya Iyus Rusliana, bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang komplek, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagi anggota masyarakat. Namun dalam kebudayaan saat ini banyak sekali perubahan-perubahan yang disebabkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, dimana masyarakat dituntut untuk mengikuti situasi dan keadaan saat ini, yang dengan tidak sadar sedikit demi sedikit nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan semakin berubah. Akulturasi menjadi penyebab utama dalam perubahan kebudayaan dimana kedua kebudayaan bercampur antara masyarakat yang mempunyai kebudayaan tertentu dengan kebudayaan lain sehingga terjadi perubahan pola kebudayaan, namun tidak menghilangkan unsur tradisi dari kedua kebudayaan tersebut. Proses akulturasi terjadi pada beberapa kesenian didaerah kita seperti Tari Jaipong, Tari Topeng, Wayang Wong. Jawa Barat merupakan suatu daerah yang terkenal dengan seribu seni dan budayanya, dari berbagai ragam kesenian yang terdapat di Jawa Barat mempunyai ciri dan karakter tersendiri yang sesuai dengan kreativitas para seniman Jawa Barat. Beberapa hal yang menjadi cerminan dari kesenian serta identitas suatu etnis daerahnya yaitu keadaan ekonomi masyarakat, letak geografis, dan pola kegiatan kesehariannya. Seperti kesenian Jaipong Pantura dengan karakteristik lincah dengan latar belakang pantai dan kondisi cuaca yang panas, lalu kesenian Ronggeng Gunung dengan karakteristik kalem dengan alunan musik yang dinamis

menjadi ciri khas kesenian tersebut terlahir di daerah yang jauh dengan keramaian, dan suasana pantai. Dari semua jenis kesenian yang ada di Jawa Barat tentunya tidak terlepas dari keterkaitan tari tradisi yang terlebih dahulu berkembang di masyarakat, sehingga dalam pembuatan atau pencipatan sebah tarian baru ada sebuah pembelajaran yang dapat membedakan antara pencpitaan koreografer satu dengan yang lainnya, Endang Caturwati mengatakan bahwa, Kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas kreativitas individu atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru (2007 : 65). Kota yang terkenal dengan sebutan kota hujan merupakan salah satu daerah yang ragam dengan sejumlah kesenian baru maupun seni tradisi, sejumlah pertunjukan rakyat banyak ditampilkan dalam acara peringatan hari jadi kota Bogor diantaranya kesenian wayang hihid, jipeng, teater rakyat ubrug, dll. Dari beberapa kesenian diatas peneliti akan melakukan penelitian tentang kesenian rakyat Langgir Badong yaitu merupakan seni pertunjukan yang berasal dari daerah Bogor tepatnya di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW 04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor. Keragaman seni dan budaya yang terdapat di kota Bogor menjadikan kota terlahir dengan para seniman yang kreatif. Penciptaan sebuah karya terlihat dari berbagai jenis tarian baru dan berdirinya wadah para seniman di kota ini. Terdapat beberapa sanggar-sanggar tari di kota Bogor yang mengajarkan berbagai jenis tari, mulai dari tari tradisi sampai tari kreasi. Perolehan data tersebut dipeoleh dari Disbudpar kota Bogor dimana terdapat lebih dari puluhan sanggar tari di kota Bogor yang tetap eksistensi dengan karya-karya para koreografernya. Salah astu sanggar tari yang masih tetap eksis dikota Bogor yaitu Sanggar Etnika Daya Sora (EDAS). Sanggar tari ini merupakan wadah bagi para seniman-seniman kota Bogor yang ingin mengekspresikan karya mereka baik di dunia tari maupun musik. Produktivitas dari Sanggar Etnika Daya Sora dalam menciptakan tari-tarian baik musik dan lagu-lagunya mendapatkan respon positif dari masyarakat dengan ciri khas musik yang menggunakan Alunan Musik Bambu (ARUMBA) menjadi

daya tarik bagi para penikmatnya sekaligus menjadi musik pengiring dari taritarian yang diciptakan oleh sanggar ini, termasuk petunjukan tari Langgir Badong yang menggunakan iringan musik arumba. Awalnya kesenian Langgir Badong merupakan sebuah inovasi dalam komposisi musik yang hadir dikalangan masyarakat yang biasanya dilaksanakan pada acara-acara tertentu seperti perayaan hari jadi Kota Bogor, acara pernikahan, khitanan, bahkan digunakan sebagai acara ritual. Beberapa contoh tarian yang diajarkan oleh Sanggar Etnika Daya Sora adalah tari Lodong Bogor, tari Langgir Badong, tari Gambang Katung, tari Wayang Hihid, dan tari Patok Jajar. Langgir Badong merupakan kesenian asal Kota Bogor yang memiliki karakteristiknya sesuai dengan pendidikan Kita harus bersahabat dengan alam, makanya bambu di Bogor melimpah ruah mudah didapat, gampang dibuat dan fleksibel untuk dibuat menjadi alat seni. Selain itu kita ketahui, mulai dari alat dapur sampai yang mengantar kita kemerdekaan juga terbuat dari bambu yaitu tombak. Filosipi bambu sangat sederhana fleksibelitas, dan multiguna. Sehingga dari kesederhanaan itu anak-anak diberikan pendekatan alam melalui bambu. (Wawancara : Ade Suarsa, pendiri Sanggar Etnika Daya Sora, 15 November 2013). Kesenian Langgir Badong merupakan karya ke 2 ditahun 2009 dari Sanggar Etnik Daya Sora yang diciptakan oleh Tesya Alvionita, sebelumnya Sanggar Etnika Daya Sora telah menciptakan beberapa tarian sampai saat ini diantaranya: 1. Lodong Bogor pada tahun 2008 2. Langgir Badong pada tahun 2009 3. Gambang Katung pada tahun 2009 4. Wayang Hihid pada tahun 2010 5. Patok Jajar pada tahun 2011 Kesenian Langgir Badong adalah sebuah kesenian dengan karakteristiknya sesuai dengan pendidikan sehingga kesenian ini dijadikan bahan ajar disalah satu sekolah di Kota Bogor. Karena dengan latar belakang tarian ini terisnpirasi dari hewan kalajengking sebagia hewan pengurai dan menggunakan bahan dasar bambu baik dari alat musik pengiring, proferti yang digunakan, sampai sebagian

kostum mengunakan bahan dasar dari alam maka banyak hal yang menjadi bahan edukasi untuk siswa. Sehingga kesenian rakyat Langgir Badong ini dijadikan sebuah bahan ajar dalam pendidikan formal. Keberadaan tari Langgir Badong dapat dikatakaan populer dikalangan Kota Bogor meskipun termasuk karya baru. Karena setiap acara-acara yang diselenggarakan di Kota Bogor tarian ini selalu disajikan dengan harapan dapat diapresiasi oleh masyarakat, karena ini merupakan jenis tari kreasi baru yang dikemas dengan sentuhan dan cita rasa baru sehingga bisa menjadi suguhan bagi para penikmatnya. Seperti yang dikatakan oleh Arthur S Nalan (1996 : 11) dalam skripsi Mega Prawira Utami bahwa: Hasil ciptaan-ciptaan tari yang muncul sekitartahun 1950-an kerap kali disebut dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan wujud garapan tari yang hidup relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi berkembang cukup lama, serta tampak dalam garapan tariannya itu telah ditandai adanya pembaharuan-pembaharuan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut kesenian yang terdapat di Kota Bogor yaitu kesenian Langgir Badong untuk mengetahui sejarah, latar belakang, dan bentuk pertunjukan secara utuh. Peneliti berusaha melihat dan meneliti lebih jauh untuk mendapatkan infomasi serta dokumentasi yang lebih jelas mengenai pertunjukan tari Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor. Berangkat dari hal tersebut peneliti mengangkat topik mengenai salah satu kesenian yang terdapat di Sanggar Etnika Daya Sora denga judul penelitian Tari Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti berupaya untuk membatasi masalah-masalah yang akan diteliti agar lebih terarah dan terfokus dengan merumuskannya dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang tari Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora? 2. Bagaimana bentuk struktur pertunjukan tari Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora?

C. Tujuan Penelitian Menjawab dan memecahkan masalah merupakan tujuan utama yang dilakukan peneliti. Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, Berikut adalah uraian tujuan penelitian yang dilakukan secara rinci. 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui dan menjelaskan tari Langgir Badong sebagai salah satu kesenian dari daerah Kota Bogor yang memiliki ciri khas baik dari latar belakang, struktur pertunjukan, tata busana, tata rias, properti, dan iringan musik serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk peneliti ataupun kegiatan ilmiah lainnya. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : a. Memperoleh data dan mendeskripsikan latar belakang Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora b. Mendeskripsikan pertunjukan Langgir Badong yang meliputi struktur dan makna gerak, tata rias, tata busana, properti, dan iringan musik Langgir Badong. D. Manfaat Penelitian Hasil yang peneliti dapatkan dari penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik berupa manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam pengembangan ilmu, yakni melestarikan kesenian Langgir Badong sebagai salah satu khasanah warisan budaya tradisi di Kota Bogor. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Sanggar Etnika Daya Sora Mudah-mudahan masyarakat dapat mengenal kesenian Langgir Badong karena ini merupakan penelitian pertama kesenian tersebut dan motivasi

untuk lebih berkreasi dan mengembangkan kualitas bagi Sanggar Etnika Daya Sora. b. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Bogor Memberdayakan kesenian Langgir Badong sebagai salah satu aset wisata bagi pemerintah Bogor dan sebagai objek promosi kesenian yang baru diciptakan.. c. Civitas Akademik Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Menambahkan sumber/referensi yang dapat dijadikan bahan kajian dan bahan bacaan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari maupun seluruh civitas akademik UPI Bandung. E. Struktur Organisasi Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima bab yang berisikan urutan penelitian yang dilakukan peneliti dari setiap bab. Adapun rinciannya seperti berikut: BAB I PENDAHULUAN; Bab I merupakan langkah awal yang harus ditempuh oleh peneliti, yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN TEORETIS; Bab II berisikan tentang teori-teori yang menguatkan terhadap penelitian ini, yang terdiri dari teori seni pertujukan, teori bentuk penyajian, teori struktur gerak, teori tata rias, teori tata busna, teori properti, dan teori musik tari Langgir Badong. BAB III METODE PENELITIAN; Bab III memaparkan tentang lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, instrumen penellitian, teknik pengumpulan data. Dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Dan tahap selanjutnya peneliti akan memaparkan penelitian yaitu pra penelitian, pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian. Langgir Badong yang didalamnya terdapat beberapa bagian, yang meliputi pendukung pertujukan, struktur gerak, struktur pertunjukan, rias, busana, properti, dan musik iringan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN; Bab V merupakan bab terakhir yang bersikan kesimpulan dari penelitian serta rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. Bagian akhir terdapat daftar pustaka serta lampiran. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; Bab IV memaparkan hasil dan pembahasan penelitian yang diperoleh dari lapangan, yang meliputi gambaran umum Kota Bogor, tari Langgir Badong, struktur penyajian tari