BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional. Posyandu adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan dengan sasaran utamanya adalah kelompok bayi, anak balita, ibu hamil, ibu meneteki serta wanita usia subur (WUS), dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu. Pelaksanaan kegiatan Posyandu merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan kesehatan primer. Semakin tinggi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat diharapkan akan semakin meningkat derajat kesehatan masyarakat (Depkes, 1996). Posyandu merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas yang dilaksanakan di tiap-tiap Rukun Warga (RW). Kegiatannya dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat dengan menggunakan prinsip lima meja yaitu dari pendaftaran, penimbangan bayi dan anak, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan gizi (terutama pada anak dengan berat badan jauh dibawah berat badan seharusnya dan kelainan klinis, ibu hamil, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta pelayanan tenaga profesional meliputi pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), Keluarga Berencana
2 (KB), imunisasi, dan pengobatan seperti pemberian obat-obatan, vitamin A, tablet zat besi (Fe) atau pemberian rujukan ke Puskesmas dan Rumah Sakit jika ditemukan kasus-kasus luar biasa pada Posyandu (Muninjaya, A.G, 2004). Pada anak sampai usia lima tahun seharusnya dibawa ke Posyandu setiap bulan. Kegiatan pelayanan Posyandu seharusnya dimanfaatkan oleh ibu-ibu khususnya yang memiliki balita dengan sebaik-baiknya, karena di Posyandu ada pemantauan tumbuh kembang balita dengan cara melakukan pengukuran berat badan sebagai cara terbaik untuk menilai status gizi balita tiap bulannya, sehingga tumbuh kembang anak akan terpantau. Disamping itu ibu balita akan diberikan penyuluhan tentang kesehatan seperti pengetahuan makanan yang bergizi, cara memberikan makanan yang bervariasi agar berat badan anak menjadi normal. Di Posyandu anak-anak mendapatkan makanan tambahan, dan jika ditemukan gangguan atau kelainan pada anak balita, kader Posyandu akan mengirim atau merujuk balita tersebut ke pelayanan kesehatan misalnya puskesmas atau Rumah Sakit (Hendrawan, 1997). Di Kabupaten Jepara rata-rata pengaruh ketidakaktifan ibu balita akhir 2006 sebesar 67 persen dari jumlah total ibu balita di Jepara yang memiliki balita yang untuk tingkat kecamatan Kedung adalah 68 persen dari jumlah total 300 balita dimana yang aktif ke Posyandu sebanyak 205 balita, dan di Desa Sowan lor tempat penelitian akan dilakukan, mempunyai pengaruh ketidakaktifan ibu balita lebih rendah yaitu 43,8 persen, dimana masih di bawah target kabupaten yaitu 80 persen (Pemkab Jepara, 2006), jika hal ini berlanjut secara terus menerus tiap tahunnya, dimungkinkan semakin bertambah kejadian gizi kurang pada balita, maka perlu dibutuhkan perhatian
3 dari tenaga kesehatan setempat untuk lebih banyak memberikan penyuluhan tentang manfaat posyandu. Ibu-ibu di Wilayah Posyandu Desa Sowan Lor kecamatan Kedung belum semuanya melaksanakan kunjungan aktif ke Posyandu, walaupun kegiatan posyandu telah lama dilakukan. Ketidakaktifan ibu-ibu yang memiliki balita dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendorong yaitu ketidaktahuan ibu balita tentang manfaat dari penimbangan di Posyandu, pengetahuan ibu tentang pertumbuhan balitanya, tidak adanya minat ibu balita untuk memonitoring pertumbuhan balitanya ke Posyandu, tidak adanya penyuluhan dari tenaga kesehatan dalam meningkatkan minat ibu balita terhadap pelayanan kesehatan dikarenakan membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada meningkatkan pengetahuan, memerlukan perhitungan waktu, faktor ekonomi (kemiskinan), status bekerja yang mempengaruhi kesibukan ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu dengan alasan bekerja, tingkat pendapatan yang rendah yang mempengaruhi keaktifan ibu ke Posyandu dikarenakan faktor jarak tempuh yang membutuhkan biaya, umur balita yang biasanya berumur 12 sampai 35 bulan merupakan umur yang paling berpengaruh terhadap kunjungan ke Posyandu serta jumlah balita dalam sebuah keluarga. Menurut penelitian dari Soekartijah (1998) hal ini akan mempengaruh ketidakaktifan ibu balita untuk kunjungan ke Posyandu dan pemanfaatan pelayanan kesehatan lainnya (Sri Poedji, 2006). Posyandu merupakan pelayanan yang mudah dijangkau oleh masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu yaitu pendidikan, status pekerjaan, tingkat
4 pendapatan, tingkat pengetahuan, umur balita, dan jumlah balita. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakaktifan ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu di Desa Sowan Lor B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah peneliti yang dapat dirumuskan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan ketidakaktifan ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu di Desa Sowan Lor Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakaktifan ibu balita untuk kunjungan ke Posyandu di Desa Sowan Lor Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan karakteristik ibu yang memiliki balita yang meliputi umur, pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan, umur balita, jumlah balita untuk kunjungan ke Posyandu. b. Menggambarkan ketidakaktifan ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu. c. Menganalisis hubungan pendidikan ibu dengan ketidakaktifan ibu yang
5 memilki balita untuk kunjungan ke Posyandu di Desa Sowan Lor d. Menganalisis hubungan status pekerjaan ibu dengan ketidakaktifan ibu yang memilki balita untuk kunjungan ke Posyandu di Desa Sowan Lor e. Menganalisis hubungan pendapatan ibu dengan ketidakaktifan ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu di Desa Sowan Lor f. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan ketidakaktifan ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu di Desa Sowan Lor g. Menganalisis hubungan umur balita dengan ketidakaktifan ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu di Desa Sowan Lor h. Menganalisis hubungan jumlah anak dengan ketidakaktifan ibu yang memiliki balita untuk kunjungan ke Posyandu di Desa Sowan Lor D. Manfaat Penelitian 1. Profesi Keperawatan Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang ketidakaktifan ibu balita untuk kunjungan ke Posyandu, hal ini perlu dilakukan penyuluhan bagi ibu-ibu yang memiliki balita yang bertujuan untuk menambah
6 informasi, keterampilan serta menumbuhkan minat dalam keaktifan ibu untuk kunjungan ke Posyandu. 2. Kesehatan Bagi Pengelola Program yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara dan Puskemas Kedung yang berfungsi sebagai data atau fakta (evident based) tentang berbagai faktor yang berhubungan dengan tingkat keaktifan ibu balita di Posyandu 3. Puskesmas Memberikan inforasi tentang angka kunjungan ibu dan faktor-faktor yang mempengaruhi, sehingga dapat membantu Puskesmas dalam perencanaan program mengaktifkan peran serta masyarakat. 4. Masyarakat Memberikan dukungan moral ataupun material dalam bentuk fasilitas yang memadai untuk mengaktifkan minat masyarakat terutama ibu balita untuk kunjungan ke Posyandu. 5. Kader Menambah informasi sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan peran dalam masyarakat dalam bentuk pemberian suport atau motivasi untuk melakukan kunjungan ke Posyandu. E. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk penelitian dalam bidang keperawatan komunitas.