KEANEKARAGAMAN IKAN DI BATANG LAWAS NAGARI BATU MANJULUR KECAMATAN KUPITAN KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL MERI MARLINA NIM. 11010210 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
Keanekaragaman Ikan di Batang Lawas Nagari Batu Manjulur Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung Oleh: Meri Marlina, Ismed Wahidi, Meliya Wati Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat E-mail: Merrymarlina@gmail.com ABSTRACT Batang Lawas is one or the river that located in Nagari Batu Manjulur, Kupitan, Sijunjung district. Batang Lawas have important role for citizen to irrigated rice held, to ruinning stone, sand, gold and catching the fish. It is caused the river s water becomes cloudy. Rased on the problem above, the researcher want to do the research about the Fish s Variety in Batang Lawas Nagari Batu Manjulur, Kupitan. Sijunjung District. The purposive of this research is to know the variety of fishs and also water condition that looks based on physic and chemistry s factors in Batang Lawas Nagari batu manjulur, Kupitan, Sijunjung district. This research was conducted on June-August 2015 in Batang Lawas Nagari Batu Manjulur, Kupitan, Sijunjung district. This research is using descriptive survey method and purposive sampling technique. The samples were havenby using a casting net, dragnet and scoop net. Samples identified in the laboratory of Zoologi STKIP PGRI SUMBAR. Fish that obtained in Batang Lawas are consists of three ordo they are Cypriniformes, Perciformes and Cypriniformes, 5 families they are Cyprinidae, Bagridae, Cilchidae, Mastacembalidae and Claridae, 10 genera and 11 species that include Hampala macrolepidota, Osteochilus hasseltii, Puntius binotatus, Puntius tetrazona, Rasbora tawarensis, Cycloheilichthus apogen, Mystacoleucus marginatus, Oreochromis nilotica, Mastacembelus unicolor, Clarias leiacanthu and Mystus nemurus. The result of this physical-chermical characteristics in Batang Lawas are DO from 4,26-5,56 ppm, temperature from 26-29 0 C, current speed is about 0,2-0,6 m/s, ph is about 5-8,7 and the brightness of water is about 5-73,5cm. Key Words: Index of diversity, pisces, river PENDAHULUAN Batang Lawas terdapat di Nagari Batu Manjulur dengan lebar sungai 5-10 m, kedalaman 0,3-1,5 m. Batang Lawas dimanfaatkan oleh penduduk untuk penambangan emas, pengambilan pasir, kerikil, irigasi dan pembuangan limbah rumah tangga serta adanya penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan protein dan ekonomi masyarakat. Penambangan emas di Nagari Batu Manjulur dilakukan sejak tahun 1998. Penambangan emas dilakukan dengan menggunakan mesin ekskavator dan mesin diesel dompeng. Hal ini menyebabkan air sungai menjadi keruh dan berminyak serta menyebabkan pendangkalan dan penyempitan daerah aliran sungai. Pencemaran yang ada di Batang Lawas akan mempengaruhi kualitas perairan yang dikhawatirkan akan menimbulkan masalah di masa mendatang, karena selain dapat mengakibatkan perubahan ekologi perairan, juga akan berdampak terhadap keanekaragaman biota yang hidup di perairan tersebut termasuk ikan. Ikan merupakan organisme aquatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan aktivitas manusia mempengaruhi kualitas perairan, baik fisika, kimia maupun biologi. Keragaman jenis yang tinggi di suatu perairan menunjukkan keadaan komunitas yang baik, sebaliknya keragaman yang kecil berarti telah terjadi pencemaran di perairan tersebut (Koesbiono, 1989 cit Siagian, 2009). Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman ikan yang ada di Batang Lawas Nagari Batu Manjulur Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung.
BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni- Agustus 2015 di Batang Lawas Nagari Batu Manjulur Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi PMIPA STKIP PGRI Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel diambil dengan menggunakan jarring, jala dan tangguk. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Batang Lawas dan dilanjutkan dengan pengidentifikasian di Laboratorium Zoologi PMIPA STKIP PGRI Sumatera Barat didapat 11 jenis ikan dari 3 ordo dan 5 famili yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1.Jenis-jenis ikan yang didapat di Batang Lawas Nagari Batu Manjulur Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung. jenis ikan didapat Nama Jumlah ikan tiap Stasiun Ordo Famili Spesies daerah I II III Jumlah Cypriniformes Cyprinidae 1. Hampala macrolepidota Barau 6 7 4 17 2. Osteochilus hasseltii Paweh 3 5 4 12 3. Puntius binotatus Badai Tanah 2 5 0 7 4. Puntius tetrazona Catu 3 0 0 3 5. Rasbora tawarensis Pantau 3 18 0 21 6. Cycloheilichthus apogen Banban 4 3 3 10 7. Mystacoleucus marginatus Mansai 22 21 19 62 Perciformes Cilchidae 8. Oreochromis nilotica Nila 1 9 5 15 Mastacembelidae 9. Mastacembelus unicolor Tilan 0 1 1 2 Siluriformes Clariidae 10. Clarias leiacanthus Kalang 1 7 1 9 Bagridae 11. Mystus nemurus Baung 0 6 1 7 Jumlah 45 82 38 Total 165 Dari tabel 1 dapat dilihat hasil ikan yang tertangkap pada stasiun I yaitu 45 ekor, Indeks keanekaragaman (H ) ikan di Batang Lawas pada stasiun I, II dan III masuk dalam kategori sedang yaitu berkisar 1,58-2,05. Indeks keanekaragamn (H ) tertinggi pada stasiun II yaitu 0,68 dan indeks keanekaraman (H ) terendah pada stasiun III yaitu 0,58. Indeks keseragaman ikan di Batang Lawas pada stasiun I, II dan pada stasiun II yaitu 82 ekor dan pada stasiun III yaitu 38 ekor. Tabel 3: Indeks Keanekaragaman (H ) dan indeks Keseragaman (E) ikan di Batang Lawas Nagari Batu Manjulur Kecamatan Kupitan Indeks Stasiun I Stasiun II Stasiun III Keanekaragaman (H') 1.6828 2.0516 1.575 Keseragaman (E) 0.4421 0.4656 0.4329 III masuk ke dalam kategori keseragaman antar spesies rendah yaitu 0,43-0,47. Pengukuran faktor fisika-kimia yang diukur pada penelitian ini yaitu suhu, ph, DO, kecepatan arus, dan kecerahan air. Hasil pengukuran faktor fisika-kimia pada masingmasing stasiun dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 3. Parameter Fisika-kimia Air di Batang Lawas Nagari Batu Manjulur Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung. Parameter Hasil Pengukuran Stasiun I Stasiun II Stasiun III Suhu C 27.3 27 27.5 Kecepatan arus (m/s) 0.6 0.57 0.32 ph 7.5 7.8 7.8 DO (Ppm) 5.4 4.8 4.3 Kecerahan Air (Cm) 69.7 48.8 30.9
Dari tabel 3 dapat dilihat hasil pengukuran faktor fisika kimia Batang Lawas adalah suhu berkisar antara 27-27,5 0 C, kecepatan arus berkisar antara 0,32-0,6 m/s, ph berkisar antara 7,5-7,8, DO berkisar antara 4,3-5,4 ppm dan kecarahan air berkisar antara 30.9-69,7 cm. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh 11 spesies ikan dengan jumlah total individu 165 ekor. Hasil yang didapat lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian Nurudin (2013) di Sungai Sekonyer Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah dengan memiliki enam stasiun yang berdeba mendapatkan 25 genus dan 43 spesies. Sesuai menurut Bishop (1973) dalam Kottelat & Whitten (1993) semakin luas ukuran sungai semakin besar pula jumlah dan keanekaragaman jenis ikannya. Keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun II yaitu 2,05. Terdapat 10 jenis ikan dengan jumlah individu 82 ekor. Banyaknya jumlah ikan yang ditemukan di stasiun II karena didukung oleh keadaan sekitar yaitu adanya hutan dan vegetasi di sepanjang stasiun II. Sesuai menurut Kottelat & Whitten (1993) bahwa vegetasi dan pohon-pohon di pinggiran sungai menyediakan naungan, menurunkan suhu, mengurangi jumlah lumpur terlarut di dalam sungai dan menyediakan bahan organik seperti daun-daunan, buah-buahan, bunga, ranting dan invertebrata yang merupakan bahan makanan bagi ikan. Keanekaragaman terendah terdapat pada stasiun III yaitu 1,58. Terdapat jenis ikan yang ditemukan 8 jenis dengan total individu 38 ekor. Sedikitnya jumlah ikan yang tertangkap di stasiun III dibandingkan stasiun I dan stasiu II karena ada gangguan oleh aktifitas masyarakat yaitu penambangan emas. Adanya penambangan emas di area sungai tersebut akan mempengaruhi kualitas air terutama menyebabkan kekeruhan. Kondisi susbrat sungai pada stasiun III berpasir dan berlumpur. Sesuai menurut Cahyono (2001) dan Kottelat & Whitten (1993) air yang keruh dapat menghilangkan selera makan ikan karena daya penglihatan ikan terganggu. Sungai yang mempunyai dasar pasir atau berlumpur dengan sedikit bebatuan cenderung memiliki lebih sedikit jenis yang hidup di dasar sungai dibandingkan dengan sungai yang berbatubatu. Keanekaragaman pada stasiun I yaitu 1,68. Terdapat 9 jenis dengan jumlah individu 45 ekor. Pada stasiun I terdapat irigasi, ladang penduduk dan persawahan yang ada di pinggiran aliran sungai. Arus pada stasiun I lebih deras dari pada stasiun II dan III sehingga dapat menyebabkan reproduksi ikan terganggu karena telur ikan terbawa oleh arus. Ikan yang paling sedikit ditemukan adalah ikan Mastacembelus unicolor (tilan). Ikan ini ditemukan pada stasiun II dan stasiun III dengan jumlah 2 ekor. Menurut masyarakat sekitar ikan tilan merupakan ikan yang paling banyak diburu masyarakat karena memiliki rasa yang gurih dan suka hidup di sungai yang berbatu dan berlumpur. Sebelum terjadinya penambangan emas Batang Lawas merupakan sungai berbatu dan berkerikil, dengan adanya penambangan emas hal tersebut mulai berkurang. Hal ini disebabkan karena penambangan emas dilakukan oleh masyarakat dengan mesin eskavator untuk menggali lubang tambang emas dan hasil galian tersebut di letakkan dipinggiran sungai. Hal tersebut sesuai menurut Samuel et al dalam Yuliani (200 9) akibat dari penggunaan lahan akan memberikan dampak negatif baik secara langsung atau tidak langsung terhadap mutu air sungai. Selanjutnya akan mengakibatkan rusaknya ekosistem perairan yang akan berdampak terhadap kehidupan biota air baik secara kualitas maupun kuantitas. Salah satu ikan yang akan terkena dampaknya adalah ikan tilan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan populasi. Ikan yang paling mendominasi dari semua stasiun adalah Ikan Mystacoleocus marginatus (mansai). Berdasarkan hasil wawancara dari penangkap ikan Mystacoleocus marginatus merupakan ikan yang cepat perkembangan dari pada ikan nila, serta lebih suka hidup di sungai berair deras, jernih, di sungai yang berbatu dan berpasir serta suka hidup di lubuk. Hal ini sesuai menurut Valenciennes, (1842) Mistacoleocus marginatus hidup di sungaisungai, terutama bagian yang dalam (lubuk), waduk atau danau. Makanan ikan ini adalah tumbuhan air dan detritus, bergantung pada kondisi lingkunganya di samping itu ikan
mansai juga memangsa serangga, fitoplankton, zooplankton serta lebih banyak hidup di daerah sungai yang bersubrat berbatu, berkerikil, berpasir dan agak dalam. Suhu air berkisar antara 27-27,5 C. Hal ini sesuai menurut Cahyono (2001) bahwa suhu yang baik untuk pertumbuhan ikan berkisar 25ºC-29ºC, karena pada suhu kisaran ini nafsu makan ikan paling tinggi. Kecepatan arus yang diperoleh berkisar antara 0,32-0,6 m/s. Menurut Odum (1996) bahwa kecepatan arus ditentukan oleh kemiringan, kedalaman dan kelebaran sungai. Kecepatan arus pada stasiun III lambat karena kemiringan dan kelebaran sungai. DO yang diperoleh berkisar antara 4,3-5,2 ppm. Menurut Ciptanto (2010) DO bagi sebagian besar ikan air tawar adalah 5 ppm. Beberapa jenis ikan mampu bertahan hidup pada kosentrasi oksigen terlarut 3 ppm. ph berkisar 7,5-7,8. Menurut Cahyono (2001) bahwa ph untuk mendukung kehidupan ikan berkisar 5-8,7. Kecerahan air pada semua stasiun berkisar antara 35-73,5 cm. Menurut Boyd (1982) dalam Johan perairan yang memiliki kecerahan 0,60 m- 0,90 m dianggap cukup baik untuk menunjang kehidupan ikan dan organisme lainnya. Akan tetapi jika kecerahan <0,30 m, maka dapat menimbulkan masalah bagi ketersediaan oksigen terlarut diperairan. KESIMPULAN DAN SARAN Keanekaragaman ikan di Batang Lawas pada stasiun I adalah 1,68, stasiun II adalah 2,05 dan stasiun III 1,58. Penulis menyarankan untuk melakukan penelitian lanjutan pada waktu yang berbeda untuk mendapatkan tambahan data atau informasi yang diperlukan dan melakukan penelitian lanjutan tentang analisi merkuri (mg) pada ikan. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B. 2001. Budidaya ikan di perairan umum. Kasinius: Yogyakarta. Jurnal ilmu lingkungan. Vol. 5 No. 2: 168-183. Kottelat. M., J. Whitten, S. N. Kartikasari & S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Indonesia: Periplus Edition (HK) and EDMI Project. Nurudin, F, A,. 2013. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Sekonyer Taman Nasional Tanjung Putting Kalimantan Tengah. Skripsi. Jurusan Bilogi FMIPA, Universitas Negeri Semarang. Semarang. Odum, E. P. 1996. Dasar Dasar Ekologi. Terjemahan Samingan T. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Siagian, C. 2009. Keanekaraman dan Kelimpahan Ikan Serta Keterkaitan Dengan Kualitas Perairan di Danau Toba Balige Sumatera Utara. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan. Valenciennes, 1842. Mystacoleucus obtusirostris.http://www.seriouslyfi sh.cm/species/mystacoleucusobtusir ostris/. Diakses pada tanggal 5 September 2015. Yuliani, Dewi. 2009. Kebiasaan Makanan Ikan Tilan (Mastacembelus erythrotaenia, Bleker 1850) Di Musi, Sumatera Selatan. Skripsi. Departemen Menajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Intitut Pertanian Bogor. Bogor. Ciptanto, S. 2010. Top 10 Ikan Air Tawar. Lily Publisher. Yogyakarta. Johan. T. I., 2011. Dampak Penambangan Emas Terhadap Kualitas Air Sungai Singingi Di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.