GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era global saat ini membawa remaja pada fenomena maraknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia mengalami perkembangan pesat diberbagai bidang di abad ke 21

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

Rina Indah Agustina ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan seksual pranikah umumnya berawal dari masa pacaran atau masa penjajakan.

BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu yaitu merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa merupakan individu yang. bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pornografi, didefinisikan bahwa pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi,

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan tahap akhir pematangan sosio biologis manusia dalam mata rantai tumbuh kembang anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seksualitas merupakan bagian integral dari kepribadian yang tidak dapat

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN. Remaja diidentifikasikan sebagai masa peralihan antara anak-anak ke masa

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Siswa Kelas XI SMAN Y Yogyakarta Tahun 2017 (N=114)

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

Transkripsi:

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017 Risa Devita* 1, Desi Ulandari 2 1,2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah, Jl. Kol. H. Burlian KM. 7,5 1,2 Program Studi D3 Kebidananm STIKES Aisyiyah, Palembang e-mail : risa_devita@yahoo.com 1, desi.ulandari86@gmail.com 2 Abstrak Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran media informasi, pengaruh teman, tempat tinggal dengan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di kota Palembang tahun 2017. Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian remaja usia 10-24 tahun yang berada di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Lanjutan (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi di kota Palembang tahun 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 594 sampel. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik proportional stratified random sampling. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari Juli 2017. Hasil analisis univariat dari 594 responden didapatkan 66.5 % responden memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan kategori baik; 65.2 % dengan kategori terpapar media informasi; 68 % dengan kategori pengaruh teman baik; 78.8 % dengan kategori tempat tinggal baik. Kata kunci : Media Informasi, Pengaruh Teman, Tempat Tinggal, Pengetahuan Kesehatan, Reproduksi Remaja. 1. PENDAHULUAN Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian yang serius bagi orang tua, praktisi pendidikan ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja. Jumlah Penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70 %) dan perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30 %). Jumlah Penduduk di Provinsi 1

Sumatera Selatan pada tahun 2010 berjumlah 7.450.394 sedangkan jumlah remaja usia (15-24) tahun berjumlah 1.396.700 jiwa (709.926 laki laki dan 686.774 perempuan) atau 18,7 % dari total penduduk Sumatera Selatan. Jumlah penduduk di Kota Palembang tahun 2014 adalah 1.580.517 sedangkan jumlah remaja 457.121. Besarnya penduduk remaja akan berpengaruh pada pembangunan dari aspek sosial, ekonomi maupun demografi baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Penduduk remaja (10-24 tahun) perlu mendapat perhatian serius karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja, mereka sangat berisiko terhadap masalah-masalah kesehatan reproduksi yaitu perilaku seksual pranikah, napzah dan HIV/AIDS. Menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dari responden remaja yang ditanya tentang apakah mereka punya pacar, hasilnya menunjukkan bahwa hanya 15 persen remaja yang tidak pernah mempunyai pacar. Perilaku berpacaran pada remaja juga semakin bebas, bahwa aktifitas berpacaran seperti berciuman dan petting (meraba/merangsang bagian tubuh yang sensitif). Perilaku seks pranikah dikalangan remaja memiliki beberapa alasan utama. Rasa ingin tahu merupakan alasan utama melakukan hubungan seksual yaitu 54 persen, alasan berikutnya terjadi begitu saja sekitar 38 persen serta 1 persennya karena alasan akan kawin dan 13 persen responden wanita menyatakan dipaksa oleh pasangan mereka ketika pertama kali berhubungan seksual. Dari hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) yang diselenggarakan BKKBN, remaja pacaran pertama kali pada usia 12 tahun. Sebanyak 92 persen remaja berpegangan tangan saat pacaran, 82 persen berciuman, 63 persen rabaan petting. Perilaku-perilaku tersebut kemudian memicu remaja melakukan hubungan seksual.perilaku seksual di usia belia itu menyebabkan jumlah anak yang menderita HIV/AIDS terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Tahun 2004 kasus HIV/AIDS sebanyak 154 kasus dan pada 2010 angkanya melonjak menjadi 1.119 kasus. Survei yang diadakan oleh Komnas PA (Perlindungan Anak) bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak di 12 kota besar pada tahun 2012 mendapatkan 62,7% remaja SMP mengaku sudah tidak perawan lagi. Data BKKBN juga menunjukkan 2

setiap tahun sedikitnya terjadi 2,4 juta kasus aborsi, termasuk 800.000 kasus yang dilakukan kalangan remaja. Remaja puteri dikota-kota besar cenderung sudah tidak perawan. Hal ini berdasarkan hasil survei dari BKKBN yang menyatakan bahwa separuh dari perempuan lajang dikota besar kehilangan keperawanan dan melakukan hubungan seks pranikah.tak sedikit pula yang hamil diluar nikah. Rentang usia yang melakukan seks pranikah berkisar antara 13-18 tahun. Menurut Sarwono (2010), ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seks pada remaja antara lain meningkatnya hasrat seksual (libido seksual), penundaan usia perkawinan, larangan untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah berdasarkan norma agama, penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa, mentabukan pendidikan seks pada anak dan pergaulan yang makin bebas. Hasil penelitian Zulhaini dan Masyitoh (2011) tentang pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah Pada Siswa Kelas XI Di SMA Negeri Di Kota Binjai menjelaskan bahwa ada pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah yakni fantasi seksual yang mereka lakukan diperoleh dari teman sebaya dan diperoleh dari situs porno. [10] Demikian juga hasil penelitian Andriati (2009) tentang gambaran perilaku remaja yang diawasi ibu kost dan yang tidak diawasi ibu kost tentang hubungan seksual di Medan menggambarkan bahwa ada sebagian remaja kost yang diawasi ibu kost dan pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Meskipun banyak faktor yang kemungkinan berhubungan atau mempengaruhi kesehatan reproduksi remaja, namun media informasi, pengaruh teman dan tempat tinggal kemungkinan besar mempunyai hubungan atau pengaruh yang lebih dominan. Untuk itu penelitian akan melihat hubungan antara media informasi, pengaruh teman dan tempat tinggal dengan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di Kota Palembang. 3

2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional di mana variabel independen (media informasi, pengaruh teman dan tempat tinggal) dan variabel dependen (pengetahuan kesehatan reproduksi remaja) diukur dan dikumpulkan secara bersama. Populasi penelitian ini adalah semua remaja (usia 10-24 tahun) yang berada di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Lanjutan (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi di Kota Palembang Tahun 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian remaja usia 10-24 tahun yang berada di SD Negeri 126 Palembang, SMP Islam Terpadu Izzudin Palembang, SMK Aisyiyah Palembang, STISIPOL Chandradimuka Palembang. Sampel di ambil dengan teknik proportional stratified random sampling. Untuk sampel di tingkat SD adalah remaja kelas V dan VI; tingkat SMP adalah remaja kelas VII, VII, IX; tingkat SMA adalah remaja kelas X, XI, XII; tingkat perguruan tinggi mahasiswa semester I-VIII. Pengambilan sampel dilakukan tanpa membedakan jenis kelamin dikarenakan siswa laki laki dan perempuan dianggap sama sehingga jumlah sampel dari SDN Negeri 126 Palembang berjumlah 120 sampel, SMP Islam Terpadu Izzudin berjumlah 100 sampel, SMK Aisyiyah Palembang berjumlah 126 sampel, dan STISIPOL Chandradimuka Palembang berjumlah 248 sampel sehingga total sampel yang di dapat sebanyak 594 sampel. Variabel yang akan diteliti pada pada penelitian ini adalah media informasi, pengaruh teman dan tempat tinggal dengan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Alat ukur yang digunakan adalah menggunakan kuesioner. Metode pengolahan data yaitu editing, koding, skoring, tabulating dan entry data dan analisa dengan menggunakan software. 4

Analisis dilakukan secara analisis univariat untuk melihat gambaran masing-masing variabel. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja, Media Informasi, Pengaruh Teman dan Tempat Tinggal Pengetahuan Kesehatan Jumlah Persentase Reproduksi Remaja Baik 395 66.5 Tidak baik 199 33.5 Total 594 100 Media Informasi Terpapar 387 65.2 Tidak Terpapar 207 34.8 Total 594 100 Pengaruh Teman Baik 404 68 Tidak Baik 190 32 Total 594 100 Tempat Tinggal Baik 468 78.8 Tidak Baik 126 21.2 Total 594 100 Dari tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden (66.5 %) memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan kategori baik; sebagian besar responden (65.2 %) dengan kategori terpapar media informasi; sebagian besar responden (68 %) dengan kategori pengaruh teman baik; sebagian besar (78.8 %) dengan kategori tempat tinggal baik. Berdasarkan Penelitian Darmasih, dkk (2011), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sex pranikah remaja di SMA Surakarta menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, peran keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Surakarta. 5

Sejalan dengan hasil penelitian Zulhaini dan Masyitoh (2011) tentang pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah Pada Siswa Kelas XI Di SMA Negeri Di Kota Binjai menjelaskan bahwa ada pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah yakni fantasi seksual yang mereka lakukan diperoleh dari teman sebaya dan diperoleh dari situs porno. Kemudian dari hasil penelitian Andriati (2009) tentang gambaran perilaku remaja yang diawasi ibu kost dan tidak diawasi ibu kost tentang hubungan seksual pranikah di Padang Bulan Medan dari 78 remaja di lingkungan IV kelurahan Padang Bulan Medan yang memiliki pengetahuan baik tentang hubungan seksual pranikah pada remaja yang diawasi sebanyak 23 (59,0%) orang, sedangkan remaja yang tidak diawasi dan memilki pengetahuan baik tentang hubungan seksual pranikah sebanyak 19 (48,7%) orang, sikap remaja kost yang diawasi terhadap hubungan seksual pranikah dengan kategori baik tidak melakukan hubungan seks pranikah sebanyak 32 (82,1%) orang, dan tidak diawasi ibu kost sebanyak 9 (23,1%) orang, tindakan remaja yang diawasi ibu kost dan pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 7 (17,9%) orang sedangkan remaja yang tidak diawasi dan pernah melakukan hubungan seksual pranikah ada 13 (33,3%) orang. Penelitian Oktaria (2012), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku sekual remaja di SMA Negeri 10 Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin terdapat hubungan signifikan antara paparan media pornografi dengan perilaku seksual remaja. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi remaja akan sangat di pengaruhi oleh media informasi, pengaruh teman dan tempat tinggal. Dalam hal ini kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan remaja dikarenakan remaja memiliki kondisi yang labil sehingga mudah sekali untuk di pengaruhi oleh teman terdekatnya. Selain itu, remaja sangat ingin diterima dan di pandang sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik disekolah maupun diluar sekolah. Oleh karenanya mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok teman sebayanya sehingga remaja selalu ingin meniru apa yang dilakukan teman nya. 6

4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa sebagian besar 395 responden (66.5 %) memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan kategori baik; sebagian besar 387 responden (65.2 %) dengan kategori terpapar media informasi; sebagian besar 404 responden (68 %) dengan kategori pengaruh teman baik; sebagian besar 468 (78.8 %) dengan kategori tempat tinggal baik. 5. SARAN Perlunya penambahan variabel penelitian dan penambahan tempat penelitian sehingga dapat lebih menggali data dari variabel lain sehingga semakin mengakuratkan data hasil penelitian. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Kepala SD Negeri 126 Palembang, Kepala SMPIT Izzudin Palembang, SMK Aisyiyah Palembang dan Ketua STISIPOL Chandradimuka Palembang yang telah memberikan izin penelitan, Kemenristekdikti yang telah mendanai penelitian, Kopertis Wilayah II dan Civitas STIKES Aisyiyah Palembang serta semua rekan yang telah membantu selesainya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Andriati, Nining. 2009. Gambaran perilaku remaja yang diawasi ibu kost dan yang tidak diawasi ibu kost tentang hubungan seksual di padang bulan medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Tarwoto, dkk. 2012. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika. BKKBN. 2011. Kajian profil penduduk remaja (10-24 tahun) (online). (http:// www. bkkbn. go. id/ litbang/ pusdu/ hasil % 2520 penelitian / karakteristik % 2520 demografis / 2011 /), diakses pada tanggal 28 Mei 2016 Pukul 11:00 WIB. 7

BKKBN, 2011. Profil Remaja dan KB di Sumatera Selatan (online).(http://www.slideshare.net / ia hakim / policy-brief remaja-dan-kb-disumatera -selatan-edit-n-posting), diakses pada tanggal 28 Mei 2016 Pukul 12.00 WIB. BKKBN, 2011. Seks bebas dikalangan remaja (online). (http://kepri.bkkbn.go.id/lists/artikel/dispform.aspx?id=130&contcontententtyp eld=0x01003dcababco487084595da364423d37897 bkkbn, 2011. Seks bebas dikalangan remaja), diakses pada tanggal 29 Mei 2016 Pukul 17.35 WIB. BKKBN. 2014.Trend pacaran dan pengalaman seksual remaja (online). (http://sulbar. bkkbn. go.id/viewartikel.aspx?artikelid=134), diakses pada tanggal 29 Mei 2016 pukul 21:00 WIB BKKBN, 2014. program genre bkkbn logika salah kaprah (online).(http://www.arrahmah.com/kontribusi/program-genre-bkkbn -logikasalah kaprah.html),diakses pada tanggal 29 Mei 2016 pukul 21:00 WIB. Darmasih, Ririn. (2009). Faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammmadiyah Surakarta. Dinkes, 2014. Data dasar kesehatan kota Palembang (online). (http://www.dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen- 88-121.pdf), diakses pada tanggal 29 Mei 2016 pukul 12: 30 WIB. Ningtyas, Ika. 2012. Pacaran pertama anakindonesiaumur 12 tahun (online).(http://www.tempo.co/read/news/2012/06/06/174408718/kpaipacaran-pertama anak-indonesia - umur-12-tahun), diakses pada tanggal 23 april 2016 pukul 17.40 WIB. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Oktaria, Raden Ayu Nurhidayah. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja Di SMA Negeri X Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2012. Skripsi. Depok. Universitas Indonesia Sarwono, Sarlito W. 2013. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers Saryono, Ari setiawan. 2011. metode penelitian kebidanan. Yogyakarta :Nuha medika. Zulhaini dan Masyithah Nasution. (2011). Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Kelas XI Di Sma Negeri 6 Binjai. Intelektual Vol.6 No,iv:49. 8