ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BENTUK FONOLOGI DAN LEKSIKON DIALEK BAHASA JAWA DESA JOGOPATEN KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA BUNGA TANJUNG DENGAN DIALEK DESA PASAR BANTAL KECAMATAN TERAMANG JAYA KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA SUNGAI LINTANG DENGAN DIALEK DESA TALANG PETAI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya masing-masing. Setiap wilayah

GEOGRAFI DIALEK BAHASA MELAYU LOLOAN DI KABUPATEN JEMBRANA BALI SKRIPSI. Oleh : ZIHAN SAFITRI

ANALISIS FONOLOGI DAN LEKSIKOLOGI BAHASA JAWA DI DESAPAKEM KECAMATAN GEBANGKABUPATEN PURWOREJO

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

DESKRIPSI PENGGUNAAN METODE CERAMAH UNTUK PEMBELAJARAN MORFOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGGUNAAN MORFEM PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII A

Asep Jejen Jaelani & Ani Indriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak di antara bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Jawa digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pendukungnya. Dalam perubahan masyarakat Indonesia telah terjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMEROLEHAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PENUTUR MULTIBAHASA SERTA STRATEGI PEMERTAHANANNYA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BUDAYA BANGSA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Variasi bahasa Minangkabau merupakan sebuah fenomena yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

VARIAN SEMANTIK PADA BENTUK DUPLET YANG TERSEBAR DI WILAYAH PEMAKAIAN KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan hakikat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam aktivitas sehari-hari, termasuk dalam aktivitas di sekolah, di

PEMETAAN PERBEDAAN Isolek di KABUPATEN INDRAMAYU. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB 1 PENDAHULUAN. biasanya dalam wilayah yang multilingual, dipertentangkan dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antar

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengucapan bunyi bahasa sebagai alat interaksi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Anggota masyarakat bahasa biasanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS. Dialek merupakan khazanah kebudayaan suatu bangsa yang perlu dipelajari, dikaji, serta

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

Buku ini memuat kumpulan tulisan penulis dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa adalah suatu alat yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi

BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KONJUNGSI DALAM WACANA DESKRIPSI SISWA KELAS V SD NEGERI 51 BANDA ACEH. RahmiArianti, Adnan, M.Yamin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata (Subroto, 2007:5). Hal ini sejalan dengan pendapat Frankel (1998:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain, letak geografis, sosial, dan sejarah. Kontak dengan bidang politik,

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kajian yang luas. Salah satu bidang kajian tersebut merupakan variasi fonologis. Penelitianpenelitian

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

ANALISIS KONTRASTIF KOSAKATA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA MALAYSIA PADA FILM ANIMASI BOBOIBOY

Review Buku. Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi. Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

Pengertian Universal dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang beragam pula. Walaupun telah ada bahasa Indonesia sebagai bahasa

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang membahas tentang dialek sudah sudah ada beberapa

SEMINAR KESUSASTERAAN MELAYU ANTAR BANGSA ( INDONESIA, BRUNEI DARUSSALAM, THAILAND DAN MALAYSIA ) 21 MEI 2001 DI LABORATORIUM PARIWISATA USU O L E H

Transkripsi:

47-51 ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH Asriani, Harunnun Rasyid dan Erfinawati Universitas Serambi Mekkah Email : asrianiusm82@gmail.com Diterima 14 Oktober 2017/Disetujui 15 November 2017 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis makna dalam ragam dialek lokal Aceh Besar dalam bahasa Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pencatatan atau pendaftaran korpus data yang diperoleh dari wawancara langsung dan terarah, rekaman, dan observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar kecamatan yang menjadi lokasi penelitian yang ada di kabupaten Aceh Besar dan Aceh Utara yaitu masyarakat Kecamatan Lhoknga, Kecamatan Indrapuri dan kecamatan Krueng Raya dan Aceh Utara yaitu kecamatan Tanah Jambo Aye, Samtalira Bayu dan Gereudong Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam dialek Aceh Besar terdapar variasi yang meliputi bidang fonetik atau fonolagi, morfologi, semantik dan sintaksis. Perbedaan ini terjadi karena perubahan fonem-fonem yang diucapkan, variasi morfem, perbedaan dan persamaa lokasi sehingga terjadi ragam bahasa dalam bahasa Aceh Besar Perbedaan itu terjadi disebabkan tidak adanya pengaruh dari bahasa daerah lain, Dialek bahasa Aceh Utara dan Aceh Besar pada dasarnya memiliki perbedaan dalam penulisan dan pelafalan namun memiliki arti yang sama. Mengingat kecamatan di Aceh Besar dan Aceh Utara yang letaknya berjauhan sehingga menhasilkan diealek yang berbeda baik secara fonologi, morfologi dan semantik. Tiap daerah memiliki dialeknya masing-masing sehingga menimbulkan keragaman dalam berbahasa. Kata kunci : analisis, ragam dialek dan Bahasa Aceh. PENDAHULUAN Bahasa Aceh merupakan salah satu bahasa daerah yang masih hidup di Nanggroe Aceh Darussalam dan dipakai oleh sebagian besar penduduk di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam sebagai alat pengungkapan pikiran, perasaan dan kehendaknya.kedudukan bahasa Aceh sebagai bahasa daerahberfungsi sebagai lambang kebanggaan daerah, lambang identitas daerah dan alat penghubung dalam keluarga dan masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas, bahasa Aceh selain berfungsi sebagai lambang kebanggaan daerah atau lambang identitas daerah dan alat komunikasi dalam keluarga dan masyarakat, bahasa Aceh juga berfungsi sebagai pendukung bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia (Wildan, 2005:3-4). Bahasa Aceh sebagaibahasa yang hidup, tumbuh, dan berkembang sejalan dengan gerak hidup masyarakat pemakainya, sudah pasti bahasa ini juga mengalami perubahan-perubahan. Perubahan itu terdapat baik pada aspek fonologis, morfologis, sintaksis, maupun pada aspek semantisnya, yang sifatnya sangat kecil sehingga tidak mengalami perubahan makna. Hal itu terjadi karena pemakai bahasa tidak menyadari bahwa mereka menggunakan bahasa yang sedikit berbeda dengan pemakai lainnya dalam wilayah atau daerah yang sama. Perbedaan itu dikenal dengan istilah dialek. Bahasa merupakan identitas atau jati diri yang menunjukkan pada ciri-ciri yang melekat pada seseorang atau kelompok masyarakat. Maka tidak heran, bahasa adalah identitas yang mudah diketahui dan dipahami dalam menentukan daerah asal seseorang.selain itu, bentuk bahasa (intonasi) juga memperlihatkan salah satu ciri kelompok masyarakat pesisir dan pegunungan serta

48-51 yang membedakan masyarakat kota dengan desa. Ragam merupakan kebiasaan-kebiasaan tertentu dalam berbahasa yang digunakan dalam kelompok masyarakat pemakai bahasa.sedangkan dialek merupakan logat atau bahasa yang dipakai di suatu tempat atau daerah yang berbeda dengan bahasa daerah tempat lain. Di kabupaten Aceh Besar dan Aceh Utara ragam dialek bahasa sangat meluas, bahkan nyaris tidak terkontrol dengan pemakaian bahasa yang pada umumnya digunakan oleh masyarakat.oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang ragam dialek lokal Aceh Besar dan Aceh Utara dalam Bahasa Aceh. Definisi bahasa dari beberapa pendapat para ahli terlihat ada kesamaan, namun Chaer, (2003:30) mendefinisikan bahasa sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang kemudian lazim ditambah dengan yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Dapat disimpulkan semua bahasa di dunia ini ada kesamaan dan keunikan antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Sehingga memudahkan masyarakatnya untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Ragam Bahasa menurut Poerwadarminta (2006:785) mengartikan yaitu sesuatu yang tidak memiliki kesamaan dengan yang lainnya, namun dalam satu kelompok, komunitas tertentu yang telah dijadikan dalam satu kesatuan. Bahasa memiliki banyak variasi yaitu setiap bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang memiliki perbedaan yang jelas (Chaer2003:80). Variasi itu ada dua istilah, yaitu: a. Idiolek, yaitu variasi atau ragam bahasa yang bersifat perseorangan, di mana setiap orang mempunyai ciri khas bahasa masing-masing. b. Dialek, yaitu yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu, Ragam, yaitu variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan untuk keperluan tertentu. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya ragam dialek Aceh Besar dan Aceh Utara serta latar belakang sosial budaya masyarakat pemakainya dan untuk menemukan dan mendeskripsikan variasi dialek yang meliputi bidang fonetik, morfologi, semantik dan sintaksis dalam bahasa Aceh dialek Aceh Besar dan Aceh Utara. Dialek berasal dari bahasa Yunani dialektos yang berarti logat.dialek adalah bahasa sekelompok masyarakat yang tinggal di suatu daerah tertentu.perbedaan dialek di dalam sebuah bahasa ditentukan oleh letak geografis atau region kelompok pemakainya. Menurut Sumarno dan Partana (2002:22) biasanya pemakai suatu dialek bisa mengerti dialek lain. Dengan kata lain, ciri penting suatu dialek ialah adanya kesalingmengertian (mutualintelligible). Misalnya, sebuah bahasa A mempunyai dialek A1 dan A2. Agar dapat dikatakan dialek, pemakai A1 harus mengerti jika pemakai A2 menggunakan A2, begitu juga sebaliknya. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pencatatan atau pendaftaran korpus data yang diperoleh dari wawancara langsung dan terarah, rekaman, dan observasi. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Utara. Mengingat luasnya kabupaten Aceh Besar dalam penelitian ini peneliti akan memilih beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Aceh Besar, di antaranya: Kecamatan Lhoknga, Kecamatan Indrapuri, dan Kecamatan Krueng Raya. Aceh Utara kecamatan Samtalira Bayu, Tanah Jambo Aye dan Geureudong. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2005:90).

49-51 Teknik simak dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tahap teknik simak. Data penelitian ini diolah secara kualitatif. Pengolahan data secara kualitatif bermaksud dengan mengajukan deskripsi data dengan berdasarkan keadaan sebagaimana yang telah diperoleh di lapangan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengucapan dalam bahasa Aceh besar terdapat penyimpangan dari bahasa baku. Penyimpangan itu dapat terjadi antara satu kelompok atau desa pemakaian bahasa dengan kelompok lainnya dalam lokasi yang sama atau berbeda. Perbedaan itu berupa perbedaan fonologi, morfologi, dan semantik. Variasi pengucapan kata seperti itu merupakan ragam bahasa pada lokasi tersebut. Demikian halnya dengan dialek. Adapun yang menjadi pemilihan kata-kata dalam menentukan ragam dan dialek dalam penelitian ini di dasarkan atas teknik simak dan catat. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ragam dan dialek Aceh Besar terdapat perbedaan pengucapan dari segi fonologi yaitu seperti kata nyoe dan nyo, kata meseujit dan meseujit. Perubahan kata ini banyak terjadi di awal kata dan terkhir hanya beberapa yang terdapat ditengah. Ragam pemakai bahasa Aceh Utara terjadi perubahan fonem yaitu /um/it/ pada akhir suku kata. Variasi ini terjadi karena adanya suatu perubahan bunyi bahasa yang mengikuti beberapa kelompok lainya. Kata padum terdapat di kecamatan Samtalira Bayu sedangkan kata padit terdapat di kecamatan Geudong dan Tanah jambo Aye. Perubahan fonem ini terjadi karena suatu kelompok atau perbedaan wilayah yang berjauhan. Ragam dialek dilihat dari segi perbedaan morfologi di Aceh besar juga terjadi. Hal ini disebabkan karena perubahan fonem-fonem pada awal dan akhir. Variasi perubahan morfem-morfem itu baik pada perfiks, konfiks dan infiks seperti kata meulampoh, seumanoe, seumeujid, Macam-Macam Dialek Bahasa Aceh Bahasa Aceh memiliki dialek yang sangat banyak.sepengetahuan penulis sampai saat ini belum diketahui dengan pasti jumlah dialek yang ada.perebedaan antar dialek meliputi perbedaan bunyi, huruf (fonem), kata, ungkapan, intonasi dan irama bicara, sintaksis dan sebagainya.sebagai contoh di sini peneliti mengangkat contoh bunyi /e/ hilang dalam penggunaan sehari-hari padahal dalam bahasa Aceh asli memiliki bunyi /e/. Tabe 1. Macam-macam Dialek Bahasa Aceh Standar Dialek Melayu Bloe Blo Beli Deuek Deuk Lapar Kliek Klik teriak, menangis Pluek Pluk Kupas Puliek Pulik Kupas suliek Sulik Kupas Weue Weu Kandang Pembeda dan Penentu Dialek Dalam bahasa Indo-Eropa Meillet (dalam Nadra dan Reniwati, 2009:74) mencatat bahwa dialek tidak dapat ditentukan secara pasti kecuali ditetapkan berdasarkan sistem Fonetis-Fonologis, morfologis, sintaksis dan leksikal. Sejalan dengan hal itu, Ayatrohaedi (2002:20) menyatakan bahwa ada lima macam ciri pembeda dialek. Kelima perbedaan itu diuraikan sebagai berikut. 1) Perbedaan Fonetik Perbedaan ini berada di bidang fonologi dan umumnya penutur dialek atau bahasa itu tidak menyadari adanya perbedaan tersebut.

50-51 2) Perbedaan Semantik Perbedaan semantik yaitu terciptanya kata-kata baru berdasarkan perubahan fonologis atau geseran bentuk dan bentuk kata yang berbeda. 3) Perbedaan morfologi Perbedaan morfologi yang dibatasi oleh adanya sistem tata bahasa yang menyangkut aspek afiksasi, reduplikasi, komposisi dan morfofonemik. 4) Perbedaan leksikal Perbedaan leksikal terjadi karena sudut pandang yang berbeda antara penutur satu dengan lainnya.selain itu, status sosial penutur juga mempengaruhi perbedaan leksikon yang dituturkan. 5) Perbedaan semantic Perbedaan ini mengarah kepada relasi makna yang berjenis homonim, yakni kesamaan nama kata dalam konsep yang berbeda perempuan dan istri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kabupaten Aceh besar dan Aceh Utara banyak memiliki ragam makna dalam dialek yang diucapkan seperti makna leksikal, makna konotasi, makna denotasi dan makna kognitif. Makna ini disetiap dialek di kabupaten Aceh Besar digunakan dalam percakapan sehari-hari. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam dialek Aceh Besar terdapar variasi yang meliputi bidang fonetik atau fonolagi, morfologi, semantik dan sintaksis. Perbedaan ini terjadi karena perubahan fonem-fonem yang diucapkan, variasi morfem, perbedaan dan persamaa lokasi sehingga terjadi ragam bahasa dalam bahasa Aceh Besar. Perbedaan itu terjadi mungkin disebabkan oleh tidak adanya pengaruh dari bahasa daerah lain, mengingat bahasa Aceh telah banyak terpengaruh oleh bahasa melayu. Dialek bahasa Aceh Utara dan Aceh Besar pada dasarnya memiliki perbedaan dalam penulisan dan pelafalan namun memiliki arti yang sama. Mengingat kecamatan di Aceh Besar dan Aceh Utara yang letaknya berjauhan sehingga menhasilkan diealek yang berbeda baik secara fonologi, morfologi dan semantik. Tiap daerah memiliki dialeknya masing-masing sehingga menimbulkan keragaman dalam berbahasa. SARAN 1) Peneliti sangat mengharapkan penelitian ini terus dilanjukkan oleh penelitian berikut, agar keragaman dan dialek Aceh Besar semakin banyak digali demi memajukan bahasa daerah sebagai bahasa identitas khususnya masyarakat Aceh Besar. 2) Penelitian ini masih pemula sehingga masih jauh dari yang diharapakan mengingat ragam dan dialek bahasa Aceh masih banyak dan peril dikaji dari segala segi bahasa. DAFTAR PUSTAKA Ayatrohaedi. 2002. Penelitian Dialektologi: Pedoman Praktis. Jakarta : Pusat Bahasa. Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik, kajian teoretik. Jakarta : Rineka Cipta. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Nadra dan Reniwati. 2009. Dialektologi:Teori dan Metode. Yogyakarta : Elmatera Publishing.

51-51 Poerwadarminta, W.J.S. 2006.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, edisi ke 3. Sumarno dan Partana, Paina. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA. Wildan. 2005. Tata Bahasa Aceh. Banda Aceh: Global Educational Consultant (GEUCI). www. http://acehutarakab.bps.go.id/ di akses pada tanggal, 15 Maret 2016 08:00 WIB Zulaeha, Ida. 2010. Dialektologi: Dialek Geografi dan Dialek sosial. Yogyakarta : Graha Ilmu.