Pedoman Umum. PTT Kedelai

dokumen-dokumen yang mirip
Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

(PTT) KEDELAI PETUNJUK TEKNIS

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

Pedoman Umum. PTT Jagung

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Teknologi Budidaya Kedelai

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

Produksi Kedelai; Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT, oleh Ir. Atman, M.Kom. Hak Cipta 2014 pada penulis

Teknologi Produksi Kedelai

Pedoman Umum. PTT Padi Sawah

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Unggul Kedelai di Lahan Kering Kabupaten Ngawi Jawa Timur

PERSEPSI PETANI KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA TERHADAP VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN PENERAPAN PTT

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

PERAN PTT DALAM PENINGKATAN ADOPSI TEKNOLOGI PRODUKSI KEDELAI DI NTB

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

TEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT DI SULAWESI SELATAN. Ir. Abdul Fattah, MP, dkk. Ringkasan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983).

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

Petunjuk Teknis Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. Oleh : Rudi Iswanto Titik Sundari Didik Harnowo

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

UPAYA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PTT TANAMAN KEDELAI MELALUI BEBERAPA METODE PENYULUHAN DI BOGOR

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGOLAHAN TANAH BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

Peluang Peningkatan Produktivitas Kedelai di Lahan Sawah

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

Pedoman Umum. PTT Ubi Kayu. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian AGRO INOVASI

TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI RAMAH LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN BANTUL

ADOPSI TEKNOLOGI PTT DAN PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI SULAWESI TENGGARA

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENANAMAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

AgroinovasI. Edisi 3-9 Januari 2012 No.3476 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

POTENSI HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI SETELAH PADI KEDUA DI SULAWESI SELATAN

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Adaptasi Varietas Kedelai Spesifik Lahan Sub Optimal (lahan kering basah) di Kalimantan Selatan

Transkripsi:

Pedoman Umum PTT Kedelai Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2016

Pedoman Umum PTT Kedelai ISBN: 978-979-1159-30-2 Cetakan pertama: Mei 2009 Cetakan kedua: November 2009 Cetakan ketiga: Februari 2010 Cetakan keempat: Juni 2010 Cetakan kelima: Maret 2015 Penanggung Jawab I Made Jana Mejaya Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Didik Harnowo Kepala Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Penyusun Marwoto Subandi T. Adisarwanto Sudaryono Astanto Kasno Sri Hardaningsih Diah Setyorini M. Muchlish Adie Cetakan kelima, diterbitkan Maret 2015 dengan dana DIPA Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jalan Merdeka 147 Bogor 16111 Telp: 0251-8334089, 8332537; Fax 0251-8312755 E-mail: puslitbangtan@litbang.pertanian.go.id Website: pangan.litbang.pertanian.go.id

Pengantar Hingga saat ini kebutuhan kedelai nasional sebagian masih harus dipenuhi dari impor karena produksi dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat. Kedelai banyak digunakan untuk industri pangan, antara lain tahu dan tempe yang telah menjadi menu utama masyarakat. Untuk menekan volume impor yang terus membengkak diperlukan upaya percepatan peningkatan produksi kedelai. Belajar dari pengalaman dalam penerapan inovasi teknologi padi sawah dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), Badan Litbang Pertanian mengembangkan PTT kedelai untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta menjaga kelestarian lingkungan. Pedoman umum PTT ini melengkapi pedoman umum PTT dan Sekolah Lapang PTT kedelai yang diterbitkan sebelumnya. Badan Litbang Pertanian juga telah menerbitkan modul pelatihan PTT kedelai, petunjuk pengendalian hama penyakit dan pengelolaan hara tanaman kedelai, deskripsi varietas, pemupukan spesifik lokasi, dan publikasi teknis lainnya yang berkaitan dengan pengembangan PTT kedelai. Saya berharap buku pedoman ini bermanfaat bagi penyuluh dan petugas lapang pertanian, dan kepada Tim Penyusun saya sampaikan penghargaan dan terima kasih. Jakarta, April 2016 Kepala Badan, Dr. Ir. M. Syakir

Pengertian Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) kedelai adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani. Prinsip Utama Penerapan PTT 1. Partisipatif Petani berperan aktif memilih dan menguji teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat, dan meningkatkan kemampuan melalui proses pembelajaran di Laboratorium Lapangan. Partisipasi aktif petani dan penyuluh merupakan kunci utama keberhasilan penerapan PTT kedelai. 1

2. Spesifik Lokasi Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik, sosial-budaya, dan ekonomi petani setempat. 3. Terpadu Sumber daya tanaman, tanah, dan air dikelola dengan baik secara terpadu. 4. Sinergis atau Serasi Pemanfaatan teknologi terbaik, memperhatikan keterkaitan antarkomponen teknologi yang saling mendukung. 5. Dinamis Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK serta kondisi sosialekonomi setempat. Untuk dapat memberikan hasil yang tinggi, tanaman kedelai memerlukan penerapan teknologi spesifik lokasi. 2

Pemahaman Masalah dan Peluang Penerapan PTT kedelai diawali dengan pemahaman masalah dan peluang (PMP) pengembangan sumber daya dan kondisi lingkungan setempat dengan tujuan: Mengumpulkan informasi dan menganalisis masalah, kendala, dan peluang usahatani kedelai. Mengembangkan peluang dalam upaya peningkatan produksi kedelai. Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan petani di wilayah setempat. Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan mencakup dua kegiatan utama, yaitu: 1. Penentuan prioritas masalah secara bersama oleh anggota kelompok tani. Permasalahan setiap petani dikumpulkan, dikelompokkan, dan dicarikan alternatif pemecahannya oleh semua peserta PMP. 2. Analisis kebutuhan dan peluang introduksi teknologi atas dasar permasalahan tersebut. Memahami masalah sumber daya setempat dan peluang pengembangan inovasi teknologi merupakan awal dari rangkaian penerapan PTT kedelai 3

Komponen Teknologi Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT dikelompokkan ke dalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua areal pertanaman kedelai. Penerapan komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan kemampuan petani setempat. Dasar 1. Varietas unggul baru. 2. Benih bermutu dan berlabel. 3. Pembuatan saluran drainase. 4. Pengaturan populasi tanaman. 5. Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) secara terpadu. Penggunaan varietas unggul baru mampu meningkatkan hasil dan mengatasi/mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman. 4

Pilihan 1. Penyiapan lahan. 2. Pemupukan sesuai kebutuhan tanaman. 3. Pemberian pupuk organik. 4. Amelioran pada lahan kering masam. 5. Pengairan pada periode kritis. 6. Panen dan pascapanen. Anjasmoro, varietas unggul baru kedelai berbiji besar yang cocok digunakan sebagai bahan baku tempe. 5

Komponen Teknologi Dasar 1. Varietas unggul baru Varietas unggul baru (VUB) umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit utama atau toleran deraan lingkungan setempat dan dapat juga memiliki sifat khusus tertentu. VUB kedelai antara lain adalah Argomulyo, Anjasmoro, Grobogan, Gepak Kuning, dan Detam 1. Pemilihan varietas perlu disesuaikan dengan agroekosistem setempat dan permintaan pengguna, misalnya ukuran biji (sedang-besar), umur (genjahsedang), dan kegunaan (bahan baku tahu, tempe, kecap, dan taoge). Setiap varietas memiliki daya adaptasi berbeda antaragroekosistem, seperti lahan sawah/tegal, lahan masam, dan lahan pasang surut. Kedelai berbiji besar umumnya diminati oleh industri tempe. 6

2. Benih bermutu dan berlabel Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>85%). Pada umumnya benih bermutu dapat diperoleh dari benih berlabel yang sudah lulus proses sertifikasi. Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak. Benih bermutu (inset) menghasilkan tanaman yang sehat, pertumbuhan lebih cepat dan seragam. 7

3. Pembuatan saluran drainase Tanaman kedelai memerlukan air yang cukup dan tidak menghendaki kelebihan air/tanah becek selama pertumbuhannya. Saluran drainase diperlukan untuk mengalirkan air ke areal pertanaman guna menjaga kelembaban tanah optimal dan mengalirkan kelebihan air pada saat hujan. Jarak antarsaluran ditentukan oleh jenis tanah, umumnya 2-5 m dengan lebar dan kedalaman sekitar 30 cm. Pada lahan kering, saluran drainase berfungsi sebagai pematus air pada saat hujan. Saluran drainase diperlukan untuk mengalirkan air ke areal pertanaman guna menjaga kelembaban tanah agar pertumbuhan tanaman kedelai optimal. 8

4. Pengaturan populasi tanaman Populasi berkisar antara 350.000-500.000 tanaman/ha, kebutuhan benih 40-60 kg/ha, bergantung pada ukuran biji. Tanam dengan cara ditugal, jarak tanam 40 cm antarbaris, 10-15 cm dalam barisan, 2-3 biji per lubang. Pada musim hujan gunakan jarak tanam lebar (populasi sedang), pada musim kemarau gunakan jarak tanam rapat (populasi tinggi). Penanaman benih kedelai pada jarak tanam yang tepat akan menghasilkan populasi tanaman yang optimal bagi upaya peningkatan hasil kedelai. 9

5. Pengendalian OPT secara terpadu Pengendalian hama secara terpadu Identifikasi jenis dan penghitungan kepadatan populasi hama. Menentukan tingkat kerusakan tanaman. Taktik dan teknik pengendalian. Mengusahakan tanaman selalu sehat; Pengendalian secara hayati; Penggunaan varietas tahan; Pengendalian secara fisik dan mekanis; Penggunaan feromon; Penggunaan pestisida kimia. Lalat bibit (Ophiomyia phaseoli) Penghisap polong (Riptortus linearis) Ulat grayak (Spodoptera litura) Penggerek polong (Etiella zinckenella) Hama utama kedelai yang harus diwaspadai dan dikendalikan. 10

Pengendalian penyakit secara terpadu Identifikasi jenis penyakit Cendawan; Bakteri; Virus. Menentukan tingkat kerusakan tanaman. Taktik dan teknik pengendalian Mengusahakan tanaman selalu sehat; Pengendalian secara hayati; Penggunaan varietas tahan; Pengendalian secara fisik dan mekanis; Penggunaan pestisida kimia (fungisida, bakterisida, dan sebagainya). Karat daun (Pakopsora pachyrhizi) Hawar daun (Pseudomonas syringae) Penyakit utama kedelai yang seringkali merusak dan menurunkan hasil panen. 11

Pengendalian gulma secara terpadu Identifikasi jenis gulma Rumput Teki Daun lebar Menentukan tingkat kepadatan gulma Taktik dan teknik pengendalian Cara mekanis Kultur teknis Kimiawi (herbisida) Terpadu, mengkombinasikan beberapa komponen pengendalian Pengendalian OPT secara terpadu tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan produktivitas kedelai tetapi juga melestarikan lingkungan. 12

Komponen Teknologi Pilihan 1. Penyiapan lahan Pengolahan tanah tidak diperlukan jika kedelai ditanam di lahan sawah bekas tanaman padi, jerami dapat digunakan sebagai mulsa. Mulsa berguna untuk menjaga kelembaban tanah, mengurangi serangan lalat kacang, dan menekan pertumbuhan gulma. Pengolahan tanah di lahan kering perlu optimal, dengan dua kali bajak dan satu kali garu (diratakan). Gulma atau sisa tanaman dibersihkan pada saat pengolahan tanah. Pada lahan kering, pengolahan tanah perlu optimal agar tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik. 13

2. Pemupukan sesuai kebutuhan Takaran pupuk berbeda untuk setiap jenis tanah, berikan berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai kebutuhan tanaman. Pupuk diberikan secara ditugal di sebelah lubang tanam atau disebar merata pada saat tanah masih lembab. Kedelai yang ditanam setelah padi sawah umumnya tidak memerlukan banyak pupuk. Penggunaan pupuk hayati seperti bakteri penambat N 2 (Rhizobium) disesuaikan dengan kebutuhan, perhatikan waktu kadaluwarsa pupuk hayati. PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering) dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam menetapkan takaran pupuk dan amelioran. Tanaman kedelai memerlukan hara yang cukup untuk dapat berproduksi tinggi, baik yang telah tersedia di tanah atau melalui pemupukan. 14

3. Pemberian bahan organik Bahan organik berupa sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos (humus) merupakan unsur utama pupuk organik yang dapat berbentuk padat atau cair. Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Persyaratan teknis pupuk organik mengacu kepada Permentan No. 02/2006, kecuali diproduksi untuk keperluan sendiri. Pemberian pupuk organik dan pupuk kimia dalam bentuk dan jumlah yang tepat berperan penting untuk keberlanjutan sistem produksi kedelai. Kotoran sapi yang telah matang merupakan pupuk organik yang potensial digunakan pada tanaman kedelai 15

4. Amelioran pada lahan kering masam Penggunaan amelioran ditetapkan berdasarkan tingkat kejenuhan aluminium (Al) tanah dan kandungan bahan organik tanah. Kejenuhan Al memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat kemasaman (ph) tanah. Lahan kering masam perlu diberi kapur pertanian (dolomit atau kalsit) dengan takaran sebagai berikut: - ph tanah 4,5-5,3 2,0 t kapur/ha; - ph tanah 5,3-5,5 1,0 t kapur/ha; - ph tanah 5,5-6,0 0,5 t kapur/ha. Tanaman kedelai tanpa kapur (kiri) dan diberi kapur pertanian (kanan) pada lahan kering masam. 16

5. Pengairan pada periode kritis Periode kritis tanaman kedelai terhadap kekeringan mulai pada saat pembentukan bunga hingga pengisian biji (fase reproduktif). Pada lahan sawah, pengairan diberikan secukupnya menjelang tanaman berbunga dan fase pengisian polong. Tanaman kedelai memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya. Pada kondisi kelebihan air dan kekeringan, tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. 17

6. Panen dan pascapanen Panen yang tepat menentukan mutu biji dan benih kedelai. Panen dilakukan jika tanaman sudah masak, atau 95% polong telah berwarna coklat dan daun berwarna kuning. Brangkasan kedelai segera dihamparkan dan dijemur dengan ketebalan sekitar 25 cm. Biji dirontok setelah brangkasan kering, secara manual atau menggunakan threser (perhatikan kecepatan silinder perontok dan kadar air biji). Panen tepat waktu dan penggunaan alat-mesin untuk merontok biji akan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. 18

Cek Adopsi Komponen Teknologi Pengelolaan Pilihan komponen teknologi Cek adopsi Perencanaan 1. Varietas unggul baru 2. Benih bermutu dan berlabel 3. Penyiapan lahan Penataan tanaman 4. Pembuatan saluran drainase 5. Pengaturan populasi tanaman Pengelolaan hara 6. Pemupukan sesuai anjuran 7. Pemberian bahan organik 8. Ameliorasi pada lahan kering masam Pemeliharaan tanaman 9. Pengairan pada periode kritis 10. Pengendalian OPT secara terpadu Panen dan pascapanen 11. Panen tepat waktu dan segera dikeringkan 19

Varietas Unggul Kedelai Varietas Potensi hasil Umur panen Bobot biji Warna (t/ha) (hari) (g/100 biji) biji Wilis 3,00 85-90 10,0 Kuning Argomulyo 3,10 80-82 16,0 Kuning Burangrang 2,70 80-82 17,0 Kuning Sinabung 3,25 88 10,7 Kuning Kaba 3,25 85 10,4 Kuning Tanggamus 2,90 88 11,0 Kuning Mahameru 2,16 84-95 17,0 Kuning Anjasmoro 3,20 83-93 15,0 Kuning Lawit 2,07 84 10,5 Kuning Baluran 3,00 80 16,0 Kuning Ijen 2,30 83 11,2 Kuning Seulawah 2,05 93 9,5 Kuning kehijauan Argopuro 3,05 84 17,8 Kuning Grobogan 3,40 76 18,0 Kuning Gepak Kuning 2,20 73 8,25 Kuning kehijauan Gepak Ijo 2,21 76 6,82 Hijau kekuningan Cikuray 1,70 82-85 11,5 Hitam Mallika 2,34 85-90 9,50 Hitam Detam 1 3,45 84 14,8 Hitam Detam 2 2,96 82 13,5 Hitam 20