Gambar III.1 Diagram Alir Program Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PRESENTASI DATA DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Nilai ACN dan PCN untuk Struktur Perkerasan Kaku dengan menggunakan Program Airfield. Djunaedi Kosasih 1)

1) Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, FTSP-ITB, Bandung, dan Jurusan Teknik Sipil, FT-Untar, Jakarta.

ANALISIS DESAIN STRUKTUR PERKERASAN KAKU LANDASAN PESAWAT UDARA BERDASARKAN METODA ICAO TESIS ARIE FIBRYANTO NIM :

Analisis Disain Struktur Perkerasan Kaku Landasan Pesawat Udara dengan menggunakan Program Airfield

Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku Pada Apron Dengan Metode FAA, PCA dan LCN Dari Segi Daya Dukung: Studi Kasus Bandara Juanda

BAB IV PENGOLAHAN DATA &ANALISIS. dengan menggunakan Program COMFAA 3.0 adalah sebagai berikut :

Perencanaan Bandar Udara

PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA

Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan.

Analisis Perbandingan Material Slab Beton Pada Perkerasan Apron dengan Menggunakan Program Bantu Elemen Hingga

Analisis Kerusakan Retak Lelah pada Struktur Perkerasan Kaku Landasan Pesawat Udara dengan menggunakan Program Airfield

Analisis Kerusakan Retak Lelah pada Struktur Perkerasan Kaku Landasan Pesawat Udara dengan menggunakan Program Airfield

ANALISIS DESAIN STRUKTUR PERKERASAN KAKU LANDASAN PESAWAT UDARA BERDASARKAN METODA ICAO TESIS ARIE FIBRYANTO NIM :

ANALISIS DESAIN TEBAL STRUKTUR PERKERASAN KAKU DENGAN METODE PCA DAN FAA PADA APRON BANDAR UDARA ADISUMARMO SURAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

parameter, yaitu: tebal /(bidang kontak)^ dan CBR/tekanan roda, serta memisahkan

Menghitung nilai PCN dengan interpolasi linier nilai ACN pesawat sesuai dengan daya dukung perkerasan hasil perhitungan pada

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Analisis Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO Rigid Pavement ARI SURYAWAN (hal. 213)

BAB II FAKTOR FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PERENCANAAN PERKERASAN PADA LAPANGAN TERBANG

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG: STUDI KASUS BANDARA JUANDA

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG : STUDI KASUS BANDARA JUANDA

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian, untuk kemudian diolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sandhyavitri (2005), bandar udara dibagi menjadi dua bagian

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

ANALISA PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) APRON BANDAR UDARA SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II MENGGUNAKAN METODE FAA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN MEKANISTIK EMPIRIS OVERLAY PERKERASAN LENTUR

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA SENTANI BERBASIS JUMLAH DAN TIPE PESAWAT

2.3 Dasar - Dasar Perancangan Tebal Lapis Keras Lentur Kapasitas Lalulintas Udara 20

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

Analisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380)

STUDI PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU UNTUK LAPANGAN TERBANG MONICA SARI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

Bandar Udara. Eddi Wahyudi, ST,MM

ANALISIS TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN PADA BANDAR UDARA NUSAWIRU CIJULANG KABUPATEN CIAMIS

BAB III METODE PERENCANAAN. Mulai. Perumusan masalah. Studi literatur. Pengumpulan data sekunder & primer. Selesai

PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN

PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Perencanaan Pengembangan Apron Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan dalam waktu cepat, berteknologi

ESTIMASI NILAI MODULUS ELASTIS LAPISAN BERASPAL MENGGUNAKAN HAMMER TEST

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

ANALISIS PERBANDINGAN MATERIAL SLAB BETON PADA PERKERASAN APRON DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM BANTU ELEMEN HINGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali,

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU)

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara

ANALISIS PENGARUH SUHU PERKERASAN TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS JALAN TOL SEMARANG)

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 13

BAB I. PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

ANALISIS LENDUTAN PERKERASAN KAKU PADA PEMBEBANAN SUDUT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

LAMPIRAN A PENGGUNAAN PROGRAM. Program FAARFIELD V1.305 ini dapat di download dari internet, kemudian

PENGARUH NILAI CBR TANAH DASAR DAN MUTU BETON TERHADAP TEBAL PELAT PERKERASAN KAKU METODE BINA MARGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Metode Analisa Komponen

BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

yaitu sekitar 50 ton. Oleh karenanya struktur perkerasan kaku bandara yang di overlay secara langsung, rentan mengalami retak refleksi.

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

DC GW ,6 2,000. Gambar 22 Diagram Perbandingan Nilai PCN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah perkerasan

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

Perhitungan Struktur Bab IV

III. Distribusi Tegangan Dalam Tanah.

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku atau rigid pavement adalah jenis perkerasan yang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab V Implementasi Dan Pembahasan Metode Elemen Hingga Pada Struktur Shell

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

Star dard Aircraft. T re Pressure. A B c D A B C D. High K-80 K« I 11 I " I ^ 1 * 1 " ' 13 I S I ^ I U ' 15 ' 16 I " I " I " r14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Metode desain tebal lapis tambah (overlay) terkinimenggunakan. lendutan/defleksi ini menjadi lebih kecil dari lendutan ijin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hobbs (1995), ukuran dasar yang sering digunakan untuk

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN KAKU DENGAN METODE SNI Pd T PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TEMBUNG LUBUK PAKAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI RIGID PAVEMENT APRON BANDARA KALIMARAU BERAU DENGAN METODE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION

PENCAPAIAN TEBAL PERKERASAN JALAN KAKU ANTARA BEBAN AKTUAL DAN STANDAR

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

Transkripsi:

BAB III PROGRAM DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Program Penelitian Program penelitian diawali dengan studi pustaka tentang teori dasar struktur perkerasan kaku berdasarkan metoda ICAO. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disusun, maka dibuat suatu kerangka penelitian dalam bentuk diagram alir penelitian yang menggambarkan urutan kegiatan penelitian yang saling terkait seperti terlihat pada Gambar III.1 berikut ini : Identifikasi dan Definisi Masalah Pengumpulan Data Pergerakan : - Data pergerakan kedatangan dan keberangkatan pesawat udara -Data karakteristik pesawat udara Pengumpulan Data Struktur Perkerasan dan Data Teknis Desain - Data konstruksi struktur perkerasan - Data teknis desain Analisis Metoda Desain Struktur Perkerasan : -Analisis Fatique -Analisis Tegangan Program Airfield Perhitungan Annual Departure Analisis Kurva Desain Analisis LRF Membandingkan Hasil Desain ICAO dengan FAA dan PCA Analisis Sensitivitas dengan Metode ICAO Kesimpulan dan Saran Gambar III.1 Diagram Alir Program Penelitian 27

28 1) Identifikasi dan definisi masalah Belum adanya ketentuan metoda desain standar yang diseragamkan di Indonesia, masingmasing metoda desain berbeda dalam memperhitungkan pengaruh dari beban lalu lintas pesawat udara campuran dan program Airfield diperlukan untuk mempercepat proses perhitungan, serta untuk meningkatkan akurasi perhitungan. Tujuan dari analisis perkerasan ini telah diuraikan sebelumnya di bab 1. 2) Analisis metoda desain struktur perkerasan kaku Analisis tegangan, analisis fatique, analisis LRF dan analisis kurva desain dibahas dalam penelitian ini sebelum melakukan desain perkerasan. Untuk analisis kurva desain, dilakukan pembuatan kurva desain secara manual dalam bentuk nomogram. 3) Pengumpulan data Pengumpulan data dari Bandar Udara Juanda, Surabaya adalah data pergerakan pesawat udara, data struktur perkerasan dan data teknis desain. Data pergerakan yaitu data jenis dan volume pesawat udara yaitu volume keberangkatan pesawat udara (annual departure) dan kedatangan pesawat udara (annual arrival) dalam setahun, serta data karakteristik pesawat udara. Data struktur perkerasan dan data teknis desain yaitu parameter desain seperti nilai modulus subgrade (k) dan kekuatan flexural beton (flexural strength) serta lapisanlapisan (layer) yang terdapat dalam struktur perkerasan eksisting dan tebal masingmasing lapisan. 4) Perhitungan annual departure Perhitungan annual departure yang dimaksud adalah nilai keberangkatan tahunan (annual departure) pesawat udara desain dan pesawat udara lainnya (mix traffic) yang akan menggunakan bandar udara yang bersangkutan setelah dikonversi dulu ke dalam annual departure pesawat udara desain. 6) Membandingkan hasil desain ICAO dengan FAA dan PCA Hasil desain yang diperoleh dengan Metoda ICAO dibandingkan dengan metoda FAA dan PCA, sehingga diketahui perbedaan hasil desain perkerasan dari kedua metoda tersebut. 8) Analisis sensitivitas Parameter yang mempengaruhi desain dianalisis untuk diketahui sejauh mana pengaruh parameter tersebut terhadap tebal dan tegangan maksimum yang terjadi pada struktur perkerasan.

29 III.2 Metodologi Penelitian Metodologi terdiri dari pengumpulan data, analisis metoda desain struktur perkerasan kaku menurut ICAO, pengembangan chart desain dan analisis sensitivitas, akan diuraikan lebih lanjut untuk masing-masing metodologi tersebut. III.2.1 Metodologi pengumpulan data Data yang diperlukan yaitu data struktur perkerasan dan data pergerakan, diperoleh dari Bandar Udara Juanda, Surabaya, sebagai data sekunder. Data-data tersebut digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini. III.2.2 Metodologi analisis metoda desain struktur perkerasan kaku Kekuatan subgrade dinyatakan dengan modulus reaksi tanah dasar atau nilai k yang merupakan perbandingan beban (psi) dengan penurunan dari bearing plate. Modulus subgrade k dituliskan dengan rumus : dimana : k = p..... (3.1) Δ k = modulus subgrade reaction(mn/m 3 atau pci) p = beban (MN/m 2 ) Δ = lendutan pada slab beton (m) Nilai k diperoleh dari pengujian plate bearing dengan metoda pengujian AASHTO T222-81. Pengaruh variasi nilai k ini dianalisis terhadap tegangan yang ditimbulkan dan ketebalan lapis perkerasan. Tegangan yang terjadi di dalam perkerasan kaku dianalisa berdasarkan metoda Wastergaard. Analisa wastergaard pada perkerasan kaku di bandar udara bertujuan untuk menghitung tegangan di dalam (interior) slab beton, bagian tepi (edge) slab beton dan di sudut (corner) slab beton. Tegangan (stress) pada perkerasan kaku akibat beban di interior, edge, corner diperoleh dari persamaan rumus sebagai berikut : Untuk corner loading a = 0,8521P q. π d Sd Pd + π 0,5227. q 1/ 2....... (3.2)

30 0,6 3P a 2 τ = 1 2........ (3.3) c h l dimana : a = jari-jari contact area, cm P d = Beban untuk satu roda, kg q = contact/tire pressure, kg/cm 2 S d = Jarak antar dua roda, cm h = tebal beton, cm Untuk Interior loading 2 2 b = 1,6a + h 0,675. h... (3.4) 0,316P l τ = 4 log + 1, 069.......... (3.5) i 2 h b dimana : a = jari-jari contact area, cm P = Beban pada main gear, kg l = radius relative stiffness, cm h = tebal beton, cm Untuk Edge loading 0,803. P l a τ = 4 log + 0,666 0, 034......... (3.6) e 2 h a l Selain dari persamaan rumus di atas, untuk menghitung tegangan di interior atau di edge dapat juga dilakukan menggunakan chart yang dibuat oleh Pickett dan Ray. Chart Pickett dan Ray menggunakan count di dalam perhitungan momen akibat posisi beban pada chart tersebut. Nilai momen yang diperoleh selanjutnya dapat diketahui besarnya tegangan yang terjadi akibat posisi beban pesawat udara. Nilai momen (M) dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : ql 2 N M =...... (3.7) 10,000

31 dimana : q = tekanan kontak ban (contact pressure) (kg/cm 2 ) l = radius kekakuan relatif dari pelat (cm) N = jumlah blok yang ditutupi oleh jejak roda (chart Pickett and Ray) Radius kekakuan relatif (Radius of relative stiffeness) ditulis dengan persamaan 3.8 l Eh 12 (1 μ ) k 3 = 4........ (3.8) 2 dimana : E = modoulus elastis beton = 4 x 10 6 psi (27588.483 MPa) h = tebal beton (cm) k = modulus reaksi tanah dasar (MN/m 3 ) μ = poisson ratio = 0,15 Untuk menghitung tegangan (σ) menggunakan persamaan 3.9 6M σ = 2..... (3.9) h dimana : h = tebal perkerasan (cm) M = nilai momen (kg/cm) III.2.3 Metodologi pengembangan chart desain Kurva desain dapat dibuat seperti yang diberikan oleh PCA dan FAA dengan menggunakan program Airfield. Kurva desain menggambarkan hubungan tebal dan tegangan dengan MTOW yang sesuai dengan pesawat udara yang beroperasi. Kurva desain perkerasan yang dibuat dari program Airfield diharapkan sama dengan chart yang lama (PCA dan FAA). Data untuk membuat kurva desain disesuaikan dengan jenis pesawat udara yang diinginkan. Data input yang diperlukan menggunakan program Airfield antara lain : data karakteristik pesawat udara, modulus elastis, dan angka poisson. Data output dari program Airfield : tebal dalam satuan cm dan tegangan dalam satuan MPa III.2.4 Metodologi analisis sensitivitas Hasil desain struktur perkerasan yang diperoleh, dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kepekaannya terhadap ketidakpastian yang terdapat pada masing-masing

32 parameter desain. Dengan mengetahui tingkat kepekaan struktur perkerasan desain, perencana dapat mengambil keputusan untuk memperkecil/memperbesar resiko dari struktur perkerasan desain. Parameter yang digunakan yaitu berbagai variasi nilai modulus subgrade/subbase k, modulus of rupture beton, modulus elastisitas, angka poisson ratio, roda pesawat udara ketika belok (rotation angle) dan pass to coverage ratio.