BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA, 2004: 2). Suyanto (2005: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kepedulian terhadap perkembangan bangsa dan negaranya (Izhar,1998).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Purwo (Aris

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

PENINGKATAN MINAT MEMBACA ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA KARTU KATA DI TK PERTIWI 2 MANGGIS, MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut akan dapat tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun dengan pemberian. jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang secara terminologi disebut sebagai anak usia pra-sekolah. Usia demikian

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam. seorang pendidik kepada peserta didiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resha Aprylet, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Anak usia 0-6 tahun berada di

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 tersebut telah diatur pada pasal 31 ayat 2 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan selanjutnya (PKBTK, 2004:4). Didalam Undang-Undang. dijelaskan bahwa pendidikan pra sekolah (Taman Kanak-Kanak) adalah

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. (Kepmendikbud Nomor 0486/U/1992, Bab II Pasal 3 ayat (1)). Pasal 31 ayat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dari rumusan

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2005:13). Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, sosio emosional, bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui anak usia dini, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan pendidikan lebih lanjut (Sujiono, 2009) Tujuan penyelenggaraan sekolah Taman Kanak-kanak adalah untuk meletakkan unsur-unsur pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar. Wasik (2008:323) menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman membaca dan menulis yang diberikan kepada anak usia 4 dan 5 tahun akan mempengaruhi kesiapan anak untuk memperoleh manfaat dari pelajaran membaca secara formal. 1

2 Menulis maupun membaca diberikan untuk memenuhi masa peka anak. Masa peka menulis dan membaca timbul menurut Montessori sebelum anak umur 6 tahun, yaitu pada umur 4,5 dan 6 tahun. Maka sebaiknya pendidikan Taman Kanak-kanak(TK) jangan dianggap sebagai pelengkap saja. Kurniasih (2009:5) menyatakan bahwa anggapan pendidikan baru dimulai setelah usia sekolah yaitu usia 7 tahun ternyata tidaklah benar, bahkan pendidikan yang dimulai pada usia Taman Kanak-kanak (4-6 tahun) dinyatakan sudah terlambat. Oleh sebab itulah pendidikan Taman Kanakkanak kedudukannya menjadi sama pentingnya dengan pendidikan yang diberikan jauh diatasnya. Piaget menyatakan bahwa untuk anak usia 2-7 tahun mulai dapat mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Piaget juga menjelaskan bahwa anak-anak dalam pra operasional ini hanya percaya pada kinerja obyek bukannya pada gagasan, mereka hanya fokus pada satu relasi pada suatu waktu, dan sering melihat hal-hal hanya dari segi pandangan mereka sendiri (Suyanto, 2005:6). Berdasarkan pada kurikulum 2004 standar kompetensi ada beberapa kompetensi yang hendaknya dicapai oleh anak kelompok B yaitu hendaknya anak dapat : a. Membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama, b. Mengelompokkan kata-kata yang sejenis, c. Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya.

3 Berdasarkan pengamatan peneliti, TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta telah memiliki sarana dan prasarana serta fasilitas pembelajaran yang memadai, keadaan fisik dan lingkungan yang kondusif, bahkan diawal berdirinya telah memiliki gedung sendiri dengan arena permainan yang cukup luas. Dukungan pengurus dan masyarakat terus mengalir baik berupa pemikiran, pendanaan maupun dukungan lain dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah. Namun demikian bila ditinjau dari hasil belajar anak didik belum sesuai harapan guru maupun orang tua sebagai user pendidikan. Berdasarkan hasil observasi awal, ada beberapa masalah yang terjadi di kelompok B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta yaitu adanya anak yang belum memahami konsep bilangan, anak-anak yang belum memahami huruf, anak-anak yang belum bisa bersosialisasi dengan teman sebaya dan rendahnya kemampuan anak didik dalam berbahasa. Bila masalah ini tidak segera mendapat solusi maka sangatlah sulit hasil belajar anak didik mencapai prestasi yang memuaskan. Belakangan ini terdapat Sekolah Dasar yang dengan sengaja mengajukan persyaratan atau test masuk dengan menggunakan test psikologis dan mensyaratkan anak harus bisa membaca (Andriani.2005:1). Dampaknya, orangtuapun meyakini bahwa sebelum masuk Sekolah Dasar, putra-putrinya harus mampu membaca. Akhirnya mereka merasa pendidikan Taman Kanakkanak merupakan prasyaratan masuk Sekolah Dasar. Disatu sisi membaca bukanlah tujuan yang sebenarnya dari penyelenggaran pendidikan Taman

4 Kanak-kanak, namun disisi lain hal itu justru menambah daftar alasan mengapa belajar membaca sejak Taman Kanak-kanak itu penting. Melihat kenyataan dan dampak yang akan dihasilkan dari kegagalan pengajaran membaca, dirasakan bahwa kemampuan membaca perlu dirangsang sejak dini. Pelatihan membaca permulaan adalah pelatihan membaca permulaan yang diterapkan untuk anak Taman Kanak-kanak dengan tujuan menyiapkan anak mengikuti kegiatan membaca lanjutan, sehingga kelak diharapkan anak tidak mengalami kesulitan di Sekolah Dasar. Harapan kami sebagai peneliti dan guru TK Aisyiyah, Gajahan 80% anak didik kelas B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta memiliki kemampuan membaca permulaan, sehingga kelak diharapkan anak tidak mengalami kesulitan di Sekolah Dasar. Kenyataan yang terjadi berdasarkan observasi awal dengan penggunaan alat bantu pembelajaran papan tulis dan kapur serta keterbatasan alat peraga dan media pembelajaran, diketahui bahwa kemampuan membaca permulaan anak didik kelas B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta rendah. Harapan 80% anak didik memiliki kemampuan membaca permulaan belum tercapai, baru sekitar 25% anak didik yang memiliki kemampuan membaca permulaan. Anak yang sudah yang mampu membaca suku kata sebanyak 4 anak sementara 12 anak didik lainnya baru tahap mengenal alfabetik. Bermula dari latar belakang di atas, untuk mengatasi masalah tersebut, penulis mengkhususkan dalam hal rendahnya kemampuan anak didik dalam

5 membedakan huruf yang terdapat dalam kata benda sehingga menjadi hambatan bagi anak untuk merangkai huruf tersebut menjadi sebuah suku kata, anak-anak belum bisa membaca suku kata, serta mengelompokkan katakata yang sejenis. Hambatan-hambatan dalam kemampuan membaca permulaan anak kelompok B dapat diidentifikasikan karena beberapa hal, yakni : a. Alat peraga yang kurang menarik, b. Cara mengajar guru yang masih monoton, c. Teacher center, anak-anak sangat tergantung pada inisiatif guru. Anakanak tidak diikut sertakan dalam proses belajar mengajar. Banyak cara yang bisa digunakan untuk menarik perhatian anak dan dapat menjadikan proses belajar lebih menyenangkan, salah satunya dengan permainan. Media flash card menjadi alternatif pilihan karena flash card merupakan kartu yang berisi gambar, teks, simbul, atau kombinasinya yang dapat membantu anak mengingat atau menuntun kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Gambar yang digunakan dalam flash card berasal dari benda-benda disekitar lingkungan anak sehingga anak-anak dapat dengan mudah mengenalinya. Selain itu, melalui gambar-gambar benda disekitar lingkungan anak tersebut menjadi suatu pembelajaran, penggunaan media flash card juga lebih kongkrit. Hal tersebut sesuai dengan salah satu karakteristik anak usia dini yang masih berfikir secara kongrit dan belajar mulai dari lingkungan terdekatnya. Cara tersebut menjadikan anak mudah dalam menerima materi pembelajaran dan memudahkan anak dalam

6 mengingat huruf, memudahkan anak membaca rangkaian huruf menjadi suku kata dan mempermudah anak membaca rangkaian suku kata menjadi kata benda. Dari uraian di atas, agar kemampuan membaca permulaan anak meningkat, salah satunya dengan menggunakan media flash card dalam proses pembelajaran. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengambil judul upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak melalui media flash card di kelompok B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta tahun ajaran 2013/2014 B. Pembatasan Masalah Agar ini penelitian lebih efektif, efesien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Maka dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti hanya membatasi permasalahan tentang peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui media flash card di kelompok B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta tahun ajaran 2013/2014. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan hubungannya dengan penelitian judul, maka penulis merumuskan hal-hal yang sangat membantu dalam penelitian tindakan kelas ini lebih terarah. Adapun rumusan masalah tersebut adalah: apakah melalui media flash card dapat meningkatkan kemampuan membaca

7 permulaan anak di keloempok B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta tahun ajaran 2013/2014?. D. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK Aisyiyah Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta tahun ajaran 2013/2014. b. Tujuan Khusus Meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui media flash card di kelompok B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta tahun ajaran 2013/2014. E. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis 1) untuk menambah serta memperkaya pengetahuan cara penggunaan media untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak 2) dapat memperkaya kajian pembelajaran membaca 3) untuk menambah pengetahuan di bidang pendidikan anak usia dini dengan menggunakan media flash card dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. b. Manfaat Praktis 1) Bagi Guru

8 a) Dapat memberikan masukan yang positif dalam pembelajaran membaca pada anak b) Meningkatkan ketrampilan dan kreativitas duru dalam pelaksaan pembelajaran membaca bagi anak di TK c) Dapat menjadi acuan guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran membaca selanjutnya 2) Bagi Anak Didik a) Dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan peserta didik b) Dapat menambah kosa kata bagi anak 3) Bagi Orangtua, memberikan informasi sebagai wacana dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaan.