1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keinginan dan kebutuhan setiap manusia makin bertambah setiap hari, dan manusia selalu memiliki hasrat untuk mewujudkannya. Keinginan dan kebutuhan itu mencakup kebutuhan secara pribadi maupun kebutuhan masyarakat umum. Segala upaya dilakukan untuk mewujudkan itu semua dengan berbagai cara. Bagaimanapun cara yang dilakukan pasti mengandung risiko kerugian yang mungkin dapat muncul saat mendapatkan dan menggunakannya. Berbicara mengenai risiko, setiap manusia didalam hidupnya selalu dihadapkan dalam dua hal, yaitu hal-hal baik dan hal-hal buruk atau keuntungan dan kerugian. Risiko selalu digambarkan mengenai suatu keadaan yang menimbulkan suatu kerugian. Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian dan risiko tersebut harus dapat diatasi. Banyak orang memikirkan dan melakukan usaha untuk mengatasi resiko tersebut agar tidak mengalami kerugian. Kini, risiko-risiko itu dapat dikurangi dengan adanya asuransi. Konsep asuransi sebagai peralihan risiko merupakan mekanisme yang memberikan perlindungan dari penanggung atau perusahaan asuransi kepada tertanggung atau pemegang polis atas suatu kerugian yang muncul di kemudian hari. Apabila kerugian tersebut benar-
2 benar terjadi maka pihak tertanggung akan memperoleh ganti rugi sebesar yang telah disepakati dalam perjanjian asuransi atau polis. Undang-Undang Perasuransian menyebutkan bahwa ruang lingkup usaha perasuransian adalah asuransi umum, asuransi jiwa dan reasuransi baik yang konvensional maupun syariah. Selain itu adapula jenis usaha yang menunjang kegiatan usaha asuransi, yaitu usaha pialang asuransi, usaha pialang reasuransi dan usaha penilai kerugian asuransi, usaha konsultan aktuaria dan usaha agen asuransi. Usaha asuransi merupakan jenis usaha keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi dan memberikan perlindungan bagi masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian. Asuransi umum atau asuransi kerugian pada hakikatnya merupakan sistem proteksi dalam menghadapi risiko kerugian finansial dengan cara mengalihkan risiko (transfer of risk) kepada pihak lain secara perorangan atau kelompok. Suatu perusahaan asuransi kerugian memiliki karakteristik menutup pertanggungan untuk suatu kerugian karena kerusakan atau kemusnahan harta benda karena sebabsebab yang dipertanggungkan. Seseorang yang mengadakan perjanjian asuransi dituntut untuk mempunyai good faith atau itikad baik, sehingga pelaksanaan perjanjian asuransi hampir dapat dipastikan berjalan dengan lancar. Apabila suatu kerugian menimpa, maka tertanggung atau pemegang polis akan menerima
3 manfaat melapor ke kantor cabang perusahaan asuransi yang bersangkutan untuk mengajukan klaim dan memperoleh ganti kerugian atas objek yang diasuransikan. Prosedur pengajuan klaim ganti rugi asuransi kerugian diantaranya: 1) Pemberitahuan 2) Laporan kerugian 3) Penelitian polis 4) Penelitian klaim 5) Penyampaian laporan penelitian klaim 6) Penyelesaian Besarnya kerugian yang dialami oleh seseorang berbeda-beda, ada kerugian kecil dengan proses identifikasi penyebab dan penghitungan nilai kerugian yang sederhana sampai dengan kerugian besar dengan proses identifikasi dan penghitungan nilai kerugian yang rumit. Ketika suatu perusahaan asuransi sebagai penaggung menerima klaim tuntutan ganti rugi atas kerugian yang besar dan rumit, biasanya mereka akan menggunakan jasa sebuah perusahaan penilai kerugian untuk menaksir besarnya kerugian yang dialami oleh tertanggung dan berapa besar klaim yang harus dibayarkan. Penilai kerugian atau lebih dikenal sebagai loss adjuster merupakan salah satu jenis usaha penunjang perasuransian. Keberadaannya di Indonesia dijamin dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang
4 Perasuransian yang menggantikan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 yang telah dicabut. Pasal 55 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 menyebutkan bahwa salah satu profesi penyedia jasa perusahaan perasuransian adalah penilai. Penilai yang dimaksud adalah penilai kerugian atau loss adjuster. Berdasarkan bunyi pasal tersebut jelas tugasnya memberikan jasa kepada perusahaan asuransi yang telah bekerjasama dengannya. Tugas dan peran penilai kerugian (loss adjuster) adalah memberikan jasa berupa pemeriksaan dan/atau penilaian atas suatu tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung kepada penanggung, memberikan taksiran jumlah kerugian yang diderita oleh tertanggung, lalu membuat laporan hasil penilaian kerugian untuk diberikan kepada penanggung. Peran lainnya adalah memberikan saran untuk mengurangi kerugian, menghindari kerugian lebih lanjut dan mengurangi risiko kerugian. Selain itu, dapat juga sebagai arbiter yang memberikan nasehat kepada kedua belah pihak (penanggung dan tertangung) untuk suatu penyelesaian tuntutan ganti rugi yang wajar. Menurut data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perasuransian Tahun 2013, perusahaan penilai kerugian (loss adjuster) di Indonesia berjumlah 27 perusahaan dengan rincian 21 perusahaan swasta nasional dan 6 perusahaan patungan (joint venture). Jumlah klaim yang dinilai pada tahun 2013 yaitu 9.609 klaim dengan peningkatan sebesar 41,96% dari tahun sebelumya. Banyaknya klaim yang
5 dinilai tidak sebanding dengan jumlah tenaga ahli yang memenuhi kualifikasi sebagai adjuster. Jumlah adjuster di Indonesia saat ini hanya sekitar 400 orang dengan wilayah kerja seluruh Indonesia. Dapat dibayangkan negara seluas Indonesia hanya ditangani oleh 400 orang adjuster, dibandingkan dengan pertumbuhan industri asuransi yang makin pesat setiap tahunnya maka prospek perusahaan penilai kerugian (loss adjuster) akan semakin bagus dan semakin dibutuhkan oleh perusahaan asuransi. Salah satu perusahaan penilai kerugian di Indonesia adalah PT. Pramayasa Vaisha Adjuster atau yang selanjutnya kita sebut PVA berdiri sejak tahun 2009. PVA telah bekerjasama dengan banyak perusahaan asuransi sebagai mitra kerja untuk menangani berbagai macam klaim. Klaim yang paling sering ditangani oleh PVA adalah klaim asuransi kebakaran. Pada bulan Agustus yang lalu, PVA menangani kasus kebakaran sebuah gudang penyimpanan barang pecah belah milik Tuan Roli Irawan yang berlokasi di Jalan Husni Thamrin Nomor 47 Karang Anyar Ilir, Arga Makmur Bengkulu Utara yang telah diasuransikan pada PT. Asuransi Bintang Tbk. dan PVA ditunjuk untuk menangani klaim tersebut. Peran PVA sebagai loss adjuster dalam penyelesaian tuntutan klaim dengan kerugian yang cukup besar dan sangat penting, namun keberadaannya kurang begitu poluler. Hal ini yang membuat saya tertarik untuk membahasnya dalam penulisan hukum yang akan saya lakukan untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat meraih gelar sarjana di Fakultas Hukum UGM. Setelah melakukan studi kepustakaan di beberapa
6 perpustakaan terutama yang ada di dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada, belum pernah ada yang mengambil judul karya tulis tentang Peran dan Fungsi Penilai Kerugian (Loss Adjuster) dalam Penyelesaian Klaim Asuransi Kerugian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Studi Kasus pada PT Pramayasa Vaisha Adjuster. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis mengambil dua rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kedudukan hukum sebuah perusahaan penilai keugian (loss adjuster) dalam suatu perjanjian asuransi? 2. Bagaimana fungsi dari penilai kerugian (loss adjuster) bagi perusahaan asuransi dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif a) Untuk mengetahui kedudukan perusahaan penilai kerugian (loss adjuster) dalam suatu perjanjian asuransi; dan b) Untuk mengetahui fungsi dari penilai kerugian (loss adjuster) bagi perusahaan asurasi sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.
7 2. Tujuan Subjektif a) Untuk memperoleh data serta informasi akurat berkaitan dengan objek penelitian ini guna terselesaikannya penulisan hukum sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada; dan b) Memberi gambaran dan sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian kepustakaan yang telah dilakukan, terutama yang ada di dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada, penelitian yang berkaitan dengan Peran dan Fungsi Penilai Kerugian (Loss Adjuster) dalam Penyelesaian Klaim Asuransi Kerugian Berdasarkan Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Studi Kasus pada PT Pramayasa Vaisha Adjuster. belum pernah dilakukan sebagaimana yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini. Dengan demikian tulisan ini adalah benar-benar baru adanya. E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis, yaitu: a) Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan serta memberikan bekal berharga berupa kemampuan meneliti dalam bidang hukum; dan
8 b) Sebagai sarana untuk mempertajam daya analisis penulis dalam menganalisis data secara ilmiah dan membantu penulis dalam mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama kuliah. 2. Bagi Masyarakat/Pembangunan, yaitu: a) Penulis mengharapkan hasil penelitian ini akan bermanfaat dan menambah khasanah bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan hukum dagang pada khususnya; dan b) Memberikan wawasan dan pemahaman tentang teori yang berkaitan dengan hukum asuransi salah satunya mengenai peran dan tanggung jawab sebuah perusahaan penilai kerugian asuransi dalam praktik perasuransian dari segi hukum.