PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, MOTIVASI, DUE PROFESIONALISME CARE,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya dari klien. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

Disusun oleh: Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS DAN DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT. (Studi empiris pada KAP Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang akuntan publik harus memperhatikan kualitas auditnya.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI,TIME BUDGET PRESSURE DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT. (StudiEmpiris padakantor AkuntanPublik

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta)

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE, AKUNTABILITAS, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT

Widya Arum Ningtyas Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. pihak ketiga, yaitu akuntan publik independen atau auditor.

Disusun oleh: B FAKULTAS

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. inspektorat tingkat kota/kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIFITAS, INTEGRITAS DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk secara jujur tanpa manipulasi dan terbuka untuk melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

PENGARUH AKUNTABILITAS, KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT

PENGARUH INDEPENDENSI, ETIKA AUDITOR, DUE PROFESSIONAL CARE, AKUNTABILITAS, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE, AKUNTABILITAS, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS DI KABUPATEN KARANGANYAR, KLATEN

PENGARUH INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT

ABSTRAK. Kata kunci : Independesi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, Gender, Kualitas Audit. vii

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

Prosiding Akuntansi ISSN:

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, WORKLOAD DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

Abdul Halim Retno Wulandari (Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kanjuruhan Malang)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT ( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang )

Kevin Rachmuliza (C1C009115), dibawah bimbingan Reni Yustien 1) dan Andi Mirdah 2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Disusun Oleh: LISTYA RINI B PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan tentang perusahaan. Kepentingan antara manajer dan

Saripudin, Netty Herawaty, Rahayu Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi ABSTRAK

KUALITAS AUDIT DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta)

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Bawasda Di Surakarta Dan Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DIMAS GUNTUR PRASETYO B

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Disususn Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Judul : Pengaruh Fee audit,

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PEMAHAMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KINERJA AUDITOR BPK

Adelia Lukyta Arumsari 1 I Ketut Budiartha 2 ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA DAN SEMARANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang ada di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Adapun hasil penyebaran kuesioner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari kompetitor atau perusahaan lain. Laporan keungan diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN. mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir

Transkripsi:

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, MOTIVASI, DUE PROFESIONALISME CARE, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada KAP di Jawa Tengah dan DIY) Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: HIMAWAN PRAKOSA B200130021 PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, MOTIVASI, DUE PROFESIONALISME CARE, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada KAP di Jawa Tengah dan DIY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetensi, independensi, motivasi, due profesionalisme care, dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 86 auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah dan DIY, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner. Uji persyaratan regresi menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Kesimpulan dari hasil pengujian setiap hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi, independensi, motivasi, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Kata kunci : kompetensi, independensi, motivasi, due profesionalisme care, dan pengalaman kerja, kualitas audit. ABSTRACT This study aims to analyze the effect of competence, independence, motivation, due profesional care, and job experience on audit quality. The sample of this study are 86 auditors of KAP in Central Java and DIY taken by purposive sampling. Collecting data using questionnaire techniques. Data were analyzed using multiple linear regression analysis. Regression results were tested with the classical assumption method, consisting of normality test, multicolinierity test, and heteroscedasticity test. Conclusion any hypothesis testing results show that competence, independence, motivation, and job experience on audit quality, but due profesional care not affecting on audit quality. Keywords : competence, independence, motivation, due profesional care, and job experience, audit qualit. 1. PENDAHULUAN Akuntan publik sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap aktifitas dan kinerja peusahaan. Jasa akuntan publik sering digunakan oleh pihak luar perusahaan untuk memberikan penilaian atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Profesi akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen seharusnya memberikan jaminan atas 1

relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan. Skandal didalam negeri terlihat dari akan diambilnya tindakan oleh Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap 10 Kantor Akuntan Publik yang diindikasikan melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang dilikuidasi pada tahun 1998. Berdasarkan kasus yang terjadi pada akuntan publik ini menyebabkan integritas, objektivitas, dan kinerja dari seorang auditor mulai diragukan. Dalam hal ini KAP perlu meningkatkan kualitas audit untuk meningkatkan integritas auditor kmbali dapat dipercaya pihak yang berkepentingan dengan memperhatikan independensi, kompentensi, motiasi, due professional care, dan pengalaman kerja. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan akuntan publik sebagai auditor. Kemungkinan auditor menemukan serta melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi pada perusahaan sangatlah besar seperti yang telah ditetapkan pada standar akuntansi dan standar audit yang berlaku. Kompetensi auditor merupakan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk melakukan audit secara objektif, cermat, dan saksama. Independensi berarti sikap mental yang tidak mudah dipengaruhi. Sebagai seorang Akuntan Publik tidak dibenarkan untuk terpengaruh oleh kepentingan siapapun baik manajeman maupun pemilik perusahaan dalam menjalani tugasnnya. Akuntan publik harus bebas intervensi utamanya dari kepentingankepentingan yang diinginkan tidak ada hasil audit yang merugikan pihak yang berkepentingan. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independensi mewajibkan auditor harus bersikap mandiri dan tidak memihak kepada klien yang telah menugasinya dan membayarnya karena pada dasarnya auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan publik. Kompetensi dan independensi merupakan standar yang harus dipenuhi oleh seorang auditor untuk dapat melakukan audit yang baik. Namun, belum tentu auditor yang memiliki kedua hal di atas akan memiliki komitmen untuk melakukan audit yang baik. Sebagaimana dikatakan oleh Goleman (2010) hanya 2

dengan adanya motivasi maka seseorang akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada (Ichrom, Suryono (2015). Dengan demikian, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor untuk berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi. Selain itu, due professional care dapat diartikan sebagai sikap yang cermat dan seksama dengan berpikir kritis serta melakukan evaluasi terhadap bukti audit, berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab. Kecermatan mengharuskan auditor untuk waspada terhadap resiko yang signifikan. Dengan sikap cermat, auditor akan mampu mengungkap berbagai macam kecurangan dalam penyajian laporan keuangan lebih mudah dan cepat. Untuk itu dalam mengevaluasi bukti audit, auditor dituntut untuk memiliki keyakinan yang memadai. Pengalaman merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor (Badjuri, 2011). Klien akan puas dengan pekerjaan akuntan publik jika akuntan publik memiliki pengalaman melakukan audit, responsif, melakukan pekerjaan dengan tepat dan sebagainya (Christiawan, 2002). Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya. Seorang auditor harus mempelajari, memahami, dan menerapkan ketentuanketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang diterapkan oleh organisasi profesi. Dengan bertambahnya pengalaman seorang auditor maka keahlian yang dimiliki auditor juga semakin berkembang. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan Wiratama dan Budiartha (2015) menggunakan variabel dependen kualitas audit dan variabel independennya yaitu independensi, pengalaman kerja, due profesionalisme care dan akuntabilitas. Sedangkan dalam penelitian ini penulis mengganti satu variabel independen yaitu akuntabilitas dari penelitian Wiratama dan Budiartha (2015) di ganti menjadi motivasi dan penulis menambahkan satu variabel kompetensi. 3

2. METODE 2.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Jawa Tengah dan DIY sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah individu yaitu seluruh auditor yang bekerja di KAP wilayah Jawa Tengah dan DIY.Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dan pengumpulan informasi yang memenuhi kriteria sesuai dengan yang penulis kehendaki, kriteria pemilihan sampel yang digunakan yaitu: 1) Berdasarkan pada kesediaan KAP untuk menerima permohonan pengisian kuesioner untuk penelitian ini. 2) Responden tidak dibatasi oleh jabatan auditor sehingga semua auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat diikutsertakan sebagai responden. 3) Mempunyai pengalaman bekerja di KAP minimal 1 tahun. Hal ini dilakukan karena auditor tersebut telah memiliki waktu untuk mampu mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. 4) Jumlah kuesioner yang disebar kepada auditor di KAP tersebut berdasarkan jumlah yang ditentukan oleh Kantor Akuntan Publik. 2.2 Kualitas Audit (Variabel Dependen) Kualitas audit didefenisikan sebagai kemungkinan (joint probability) bahwa auditor akan menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntasi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan (De Angelo, 1981). 2.3 Kompetensi (Variabel Independen) Kompetensi auditor adalah klasifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan auditor kinerja dengan benar (Rai, 2008: 63). Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi lebih kompeten. 2.4 Independensi (Variabel Independen) Menurut Mulyadi (2011: 26-27), independen berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak ditentukan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam 4

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. 2.5 Motivasi (Variabel Independen) Motivasi adalah proses kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi untuk mencapai sasaran organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu (Robbins dan Coulter, 2007: 129). 2.6 Due Profesionalisme Care (Variabel Independen) Due professional care diartikan sebagai kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional yang menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme professional (Singgih dan Bawono, 2010). 2.7 Pengalaman Kerja (Variabel Independen) Knoers dan Haditono (1999) dalam Singgih dan Bawono (2010) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. 2.8 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel yang lain. Dapat diketahui melalui garis persamaan regresinya atau untuk menguji dua atau lebih variabel independen (explanatory) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2010). Model regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: KA = α + β 1 KOM+ β 2 IND+ β 3 MOT+ β 4 DPC+ β 5 PK+ e Keterangan : α : Nilai intersep (konstan) β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien arah regresi KA : Kualitas Audit KOM : Kompetensi Auditor IND : Independensi Auditor 5

MOT : Motivasi Auditor DPC : Due Profesionalisme Care PK : Pengalaman Kerja e : error 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Asumsi Klasik Perhitungan uji normalitas dilakukan melalui uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dengan program SPSS menghasilkan Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,566 > 0,05 berarti residual normal. Hasil uji multikolinieritas dengan program SPSS menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen (kompetensi, independensi, motivasi, due professional care, dan pengalaman kerja) tidak saling berkorelasi linier. Hal ini ditunjukkan dari nilai tolerance (0,887; 0,943; 0,449; 0,435; 0,888) > 0,1 dan Variance Inflation Factors/VIF (1,128; 1,060; 2,229; 2,297; 1,126) < 10. Dengan demikian model regresi linier ganda dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. Perhitungan uji heteroskedastisitas dilakukan melalui uji Glejser. Hasil uji Glejser dengan program SPSS menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen (kompetensi, independensi, motivasi, due professional care, dan pengalaman kerja) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel absolut residual. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi (0,713; 0,288; 0,350; 0,499; 0,115) > 0,05, berarti model regresi linier ganda dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 3.2 Pembahasan 3.2.1 Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit Variabel kompetensi menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,298 sedangkan nilai t tabel pada α = 0,05 dan df 84 (N-2) adalah 2,000. Berarti nilai t hitung untuk variabel kompetensi lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,024 berada lebih rendah dari α = 0,05. Oleh karena itu H 1 diterima. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa kompetensi secara statistik berpengaruh terhadap kualitas audit, semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor maka kualitas audit yang dihasilkkan akan semakin tinggi. Dalam 6

melaksanaan tugas audit, seorang auditor harus memiliki kompetensi yang memadai sesuai yang dipersyaratkan. Semakin tinggi kompetensi, auditor akan memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang semakin baik sehingga tugas-tugas audit dapat dilaksanakan dengan teliti, cermat dan obyektif. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setyani & Fauzan (2015); Septriani (2012); Badjuri (2011); Kurnia dkk (2014) dan Samsi dkk (2013) bahwa kompetensi auditor secara statistik berpengaruh positif signifikan signifikan terhadap kualitas audit. Implikasi dari temuan ini, kualitas audit yang dihasilkan para auditor di KAP wilayah Jawa Tengah dan DIY akan semakin tinggi apabila para auditor memiliki kompetensi yang semakin tinggi. 3.2.2 Pengaruh independensi terhadap kualitas audit. Variabel independensi menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,231 sedangkan nilai t tabel pada α = 0,05 dan df 84 (N-2) adalah 2,000. Berarti nilai t hitung untuk variabel independensi lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,028 berada lebih rendah dari α = 0,05. Oleh karena itu H 2 diterima. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa independensi secara statistik berpengaruh terhadap kualitas audit, semakin tinggi independensi yang dimiliki auditor maka kualitas audit yang dihasilkkan akan semakin tinggi. Dalam pelaksanaan tugas auditing, sikap independen yang dimiliki auditor merupakan faktor yang turut menentukan kualitas audit. Seorang auditor yang independen apabila memiliki sikap yang tidak memihak, tidak mempunyai kepentingan pribadi, dan tidak mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam memberikan pendapat. Apabila independensi auditor semakin tinggi, maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setyani & Fauzan (2015); Wiratama & Budiartha (2015); Saripudin, dkk (2012); Septriani (2012); Badjuri (2011); Badjuri (2012); Futri & Juliarsa (2014); Kurnia dkk (2014); Samsi, dkk (2013) bahwa independensi auditor secara statistik berpengaruh positif signifikan signifikan terhadap kualitas audit. Implikasi dari temuan ini, kualitas audit yang dihasilkan para auditor di KAP wilayah Jawa Tengah dan DIY akan semakin tinggi apabila para auditor memiliki independensi yang semakin tinggi. 7

3.2.3 Pengaruh motivasi terhadap kualitas audit Variabel motivasi menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,169 sedangkan nilai t tabel pada α = 0,05 dan df 84 (N-2) adalah 2,000. Berarti nilai t hitung untuk variabel moivasi lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,033 berada lebih rendah dari α = 0,05. Oleh karena itu H 3 diterima. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa motivasi secara statistik berpengaruh terhadap kualitas audit, semakin tinggi motivasi yang dimiliki auditor maka kualitas audit yang dihasilkkan akan semakin tinggi. Dalam pelaksanaan tugas auditing, motivasi kerja yang dimiliki auditor merupakan faktor yang turut menentukan kualitas audit. Seorang auditor yang memiliki motivasi yang tinggi, apabila memiliki orientasi yang tinggi terhadap kualitas audit, menunjukkan ketangguhan, keuletan, dan konsistensi. Apabila motivasi auditor semakin tinggi, maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setyani & Fauzan (2015) bahwa motivasi auditor secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Implikasi dari temuan ini, kualitas audit yang dihasilkan para auditor di KAP wilayah Jawa Tengah dan DIY akan semakin tinggi apabila para auditor memiliki motivasi yang semakin tinggi. 8

3.2.4 Pengaruh due profesional care terhadap kualitas audit. Variabel due profesional care menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,044 sedangkan nilai t tabel pada α = 0,05 dan df 84 (N-2) adalah 2,000. Berarti nilai t hitung untuk variabel due profesional care lebih kecil dari t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,300 berada lebih rendah dari α = 0,05. Oleh karena itu H 4 ditolak. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa due profesional care secara statistik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Artinya meningkatnya due professional care auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Hasil ini mendukung penelitian Badjuri (2011) tetapi tidak sejalan dengan penelitian Wiratama & Budiartha (2015) dan Saripudin dkk (2012) yang menemukan bukti bahwa due professional care berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. 3.2.5 Pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Variabel pengalaman kerja menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,968 sedangkan nilai t tabel pada α = 0,05 dan df 84 (N-2) adalah 2,000. Berarti nilai t hitung untuk variabel pengalaman kerja lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,004 berada lebih rendah dari α = 0,05. Oleh karena itu H 5 diterima. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja secara statistik berpengaruh terhadap kualitas audit, semakin tinggi pengalaman kerja yang dimiliki auditor maka kualitas audit yang dihasilkkan akan semakin tinggi. Pengalaman auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Dengan bertambahnya pengalaman kerja maka pengetahuan dan keahlian auditor dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan akan semakin bertambah sehingga kualitas audit yang dihasilkan umumnya akan semakin lebih baik. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wiratama & Budiartha (2015); Saripudin dkk (2012) dan Samsi dkk (2013) bahwa pengalaman kerja auditor secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Namun temuan ini tidak sejalan dengan penelitian Badjuri (2011) 9

yang menemukan bukti bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Implikasi dari temuan ini, kualitas audit yang dihasilkan para auditor di KAP wilayah Jawa Tengah dan DIY akan semakin tinggi apabila para auditor memiliki pengalaman kerja yang semakin tinggi. 4. PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan pengujian dengan analisis regresi berganda yang telah dilakukan terhadap faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap kualitas audit yaitu kompetensi, independensi, motivasi, dan pengalaman kerja dengan kesimpulan bahwa kompetensi, independensi, motivasi, dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Sedangkan due profesionalisme care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 4.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai keterbatasan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai berbagai keterbatasan yang dihadapi : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada 11 Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah dan DIY sehingga hasil dari penelitian ini belum dapat diterapkan ke semua objek. 2. Penelitian ini masih menggunakan metode kuesioner dalam menentukan data sehingga mengakibatkan penelitian ini rentan terhadap biasnya jawaban dari responden. 3. Dalam penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen, yaitu kompetensi, independensi, motivasi, due professional care, dan pengalaman kerja untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan DIY. 4.3 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas berikut diajukan saran sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil temuan ini, peningkatan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Jawa Tengah dan DIY harus selalu diupayakan. Untuk mencapai tujuan tersebut auditor harus terus berupaya meningkatkan 10

kompetensi, wajib menegakkan independensi dalam melaksanakan tugas profesionalnya, meningkatkan motivasi berprestasi, serta meningkatkan pengalaman kerja. 2. Due professional care atau kemahiran profesional yang cermat dan seksama meskipun secara statistik tidak berpengaruh, namun dalam pelaksanaannya variabel tersebut dipertimbangkan sebagai faktor penting dalam mencapai hasil audit yang berkualitas. Auditor diharapkan memiliki kesungguhan dan kecermatan dalam melaksanakan tugas professional audit serta menggunakan seluruh keahlian dan pertimbangannya dalam melaksanan tugas pemeriksaan serta pelaporan audit. 3. Berdasarkan temuan dan kesimpulan yang dihasilkan, penelitian mendatang diharapkan dapat memperluas populasi penelitian. Populasi penelitian perlu dikembangkan pada KAP di beberapa kota, bahkan mungkin akan lebih baik apabila dilakukan penelitian pada KAP di seluruh Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Badjuri, Achmad. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit Auditor Independen Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Jawa Tengah. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Nopember, Vol. 3, No. 2. ISSN:1979-4878. Hal: 183-197 Badjuri, Achmad. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah). Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Nopember, Vol. 1, No. 2. ISSN: 1979-4878. Hal: 120 135. Christiawan, Yulius J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol.4 No.2 November. Futri, Putu Septianidan Juliarsa, Gede. 2014. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali.ISSN: 2302-8556. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 8.1. Hal. 41-58. Ichrom, dan Suryono.2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Kurnia,Winda, Khomsiyah, dan Sofie. 2014. Pengaruh Kompetensi, 11

Independensi, Tekanan Waktu, Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit. ISSN : 2339-0832. E-Journal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Vol. 1 No. 2 September. Hal. 49-67. Mulyadi. 2011. Auditing, Edisi Enam.Jakarta: Salemba Empat. Samsi, Riduwan, dan Suryono. 2013. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi. Vol.1, Nomer.2, Maret 2013. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESA) Surabaya. Saripudin, Herawaty dan Rahayu. 2012. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. Vo.1, No.1. September Setyani, dan Fauzan. 2015. Pengaruh Kompotensi, Independensi, Etika, Motivasi, dan Time Budget Presure Auditor Terhadap Kualitas Audit. (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah di Inspektorat Kab. Boyolali). ISSN : 2460-0784. Septriani. 2012. Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit, Studi Kasus Auditor KAP Di Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi & Manajemen. Vol.7, No. 2 Desember. ISSN 1858-3687 hal 79-100. Singgih, E.M., dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP Big Four di Indonesia).SNA XIII Purwokerto. Universitas Jenderal Soedirman. AUD_11. Sukrisno, Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta. Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Wiratama, dan Budiartha. 2015. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Due Profesional care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas audit..e-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol 10. No. 1. ISSN : 2302-8578. Hal. 91-106. 12