MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA
KOMPETENSI DASAR Mamahami pelaksanaan pasal-pasal yang mengatur tentang keuangan negara
INDIKATOR Sumber Keuangan Negara Mekanisme Pengelolaan Keuangan Negara
TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik mampu menganalisis tentang sumber keuangan negara dan mekanisme pengelolaan keuangan negara
SUMBER KEUANGAN NEGARA Pajak Retribusi Keuntungan BUMN/BUMD Sita Pencetakan Uang Pinjaman Sumbangan Hadiah dah Hibah
KEUANGAN NEGARA MELIPUTI: Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga Penerimaan negara Pengeluaran negara Penerimaan daerah Pengeluaran daerah Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah
MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Presiden sebagai Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan UU No 17 Tahun 2003 Pasal 6 Ayat (1)
UU NO 17 TAHUN 2003 PASAL 6 AYAT (2) KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya Diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan Tidak termasuk kewenangan dibidang moneter yang meliputi, mengeluarkan dan mengedarkan uang yang diatur dengan undangundang
APBN Rencana keuangan tahunan pemerintah negara Indonesia yang disetujui oleh DPR Berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun (1 Januari 31 Desember) APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang- Undang
Pasal 23 UUD 1945 DASAR HUKUM APBN
STRUKTUR APBN Pendapatan negara Belanja negara Keseimbangan primer Surplus/Defisit Anggaran Pembiayaan Dituangkan dalam suatu format yang disebut I-account atau sering disebut postur APBN
PENDAPATAN NEGARA Besaran pendapatan negara dipengaruhi: 1. Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi 2. Kebijakan pendapatan negara 3. Kebijakan pembangunan ekonomi 4. Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum 5. Kondisi dan kebijakan lainnya
PENERIMAAN PERPAJAKAN A. Pendapatan Pajak Dalam Negeri, berasal dari: 1. Pajak Penghasilan 2. Pajak Pertambahan Nilai dan Jasa 3. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 4. Pajak Bumi dan Bangunan 5. Cukai B. Pendapatan Pajak Internasional 1. Bea Masuk 2. Bea Keluar
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK A. Penerimaan Sumber Daya Alam 1. Penerimaan SDA migas 2. Penerimaan SDA non-migas B. Pendapatan bagian laba BUMN 1. Pendapatan laba BUMN perbankan 2. Pendapatan laba BUMN non perbankan C. PNBP lainnya 1. Pendapatan jasa 2. Pendapatan bunga 3. Pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi 4. Pendapatan pendidikan 5. Pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi 6. Pendapatan iuran dan denda D. Pendapatan BLU 1. Pendapatan jasa layanan umum 2. Pendapatan hibah badan layanan umum 3. Pendapatan hasil kerjasama BLU 4. Pendapatan BLU lainnya
BELANJA NEGARA Besaran belanja negara dipengaruhi: 1. Asumsi dasar makro ekonomi 2. Kebutuhan dan penyelenggaraan negara 3. Kebijakan pembangunan 4. Resiko (bencana alam, dampak krisis global) 5. Kondisi kebijakan lainnya
BELANJA PEMERINTAH PUSAT A. Menurut fungsi: B. Menurut Jenis: 1. Pelayanan umum 1. Belanja Pegawai 2. Pertahanan 2. Belanja Barang 3. Ketertiban dan keamanan 3. Belanja Modal 4. Ekonomi 4. Pembayaran Bunga Utang 4. Lingkungan hidup 5. Subsidi 5. Perumahan dan fasilitas umum 6. Belanja Hibah 6. Kesehatan 7. Bantuan Sosial 7. Pariwisata 8. Belnja lain-lain 8. Agama 9. Pendidikan 10. Perlindingan sosial
TRANSFER KE DAERAH A. Dana Perimbangan 1. Dana Bagi Hasil 2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus B. Dana Otonomi Khusus C. Dana Penyesuaian
PEMBIAYAAN DALAM NEGERI A. Pembiayaan perbankan dalam negeri B. Pembiayaan non perbankan dalam negeri 1. Hasil pengelolaan aset 2. Surat berharga negara neto 3. Pinjaman dalam negeri neto 4. Dana investasi pemerintah 5. Kewajiban penjamin
PEMBIAYAAN LUAR NEGERI Penarikan pinjaman luar negeri, terdiri atas pinjaman program dan pinjaman proyek Penerusan pinjaman Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, terdiri atas jatuh tempo dan moratorium
1. Fungsi Otorisasi FUNGSI APBN Menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan 2. Fungsi Perencanaan Menjadi pedoman negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut 3. Fungsi Pengawasan Menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan 4. Fungsi Alokasi Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian 5. Fungsi Distribusi Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan 6. Fungsi Stabilisasi Anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
PRINSIP PENYUSUNAN APBN A. Prinsip Penyusunan APBN 1. Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran 2. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara 3. Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penunututan denda B. Prinsip Pengeluaran APBN 1. hemat, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan 2. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan 3. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional
AZAS PENYUSUNAN APBN 1. Kemandirian: meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri 2. Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas 3. Penajaman prioritas pembangunan 4. Menitik beratkan pasa asas-asas dan undang-undang negara
SIKLUS APBN 1. Perencanaan dan Penganggaran APBN 2. Penetapan /Persetujuan APBN 3. Pelaksanaan APBN 4. Pelaporan dan Pencatatan APBN 5. Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN 1, 3, 4 dilaksanakan Pemerintah 2 dilaksanakan DPR 5 dilaksanakan BPK
PERENCANAAN APBN Dilakukan pada tahun sebelum anggaran tersebut dilaksanakan, tahapannya: Penyusunan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional Kementerian Negara/Lembaga melakukan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun berjalan, menyusun rencana inisiatif baru dan indikasi kebutuhan anggaran Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan yang sedang berjalan dan mengkaji usulan inisiatif baru berdasarkan prioritas pembangunan serta analisa pemenuhan kelayakan dan efisiensi indikasi kebutuhan dananya Pagu Indikatif dan Rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah ditetapkan Kementerian Negara/Lembaga menyusun rencana kerja Pertemuan tiga pihak (trilateral meeting) antara Kementerian Negara/Lembaga, Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan Rancangan awal RKP disempurnakan RKP dibahas dalam pembicaraan pendahuluan antara Pemerintah dan DPR RKP ditetapkan
PENGANGGARAN APBN Penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan penetapan pagu indikatif Penetapan pagu indikatif Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Penelaahan RKP sebagai bahan penyusunan nota keuangan dan RUU tentang APBN Penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan UU tentang APBN kepada DPR
PENETAPAN/PERSETUJUAN APBN Dilakukan sekitar bulan Oktober- Desember Berupa pembahasan Rancangan APBN dan Rancangan Undang-Undang APBN Ditetapkan oleh DPR Rancangan UU APBN ditetapkan menjadi UU APBN Penetapan Keppres mengenai rincian APBN sebagai lampiran UU APBN
PELAKSANAAN APBN Dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian /Lembaga K/L mengusulkan konsep Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
PELAPORAN DAN PENCATATAN APBN Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui proses akuntansi Terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan atas laporan keuangan
PEMERIKSAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN APBN Dilakukan oleh BPK Prosesnya setelah tahap pelaksanaan berakhir (APBN + 1) Presiden menyampaikan Rancangan Undang-Undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa BPK, selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir