BERITA NEGARA. KEMENPU-PR. Keprofesian Berkelanjutan. Tenaga Ahli. Konstruksi Indonesia. Pengembangan.

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

- 2 - b. bahwa dalam rangka mendukung upaya percepatan penyelenggaraan pembangunan infrastruktur periode diperlukan peningkatan sinergisitas

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bida

MEMUTUSKAN PERATURAN LEMBAGA JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI BAB I KETENTUAN UMUM.

2017, No Konsultansi Konstruksi; Mengingat: : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Continuing Profesional Development - Ir. Soeradji, Dipl.HE

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI (menurut Perlem no 13 tahun 2014) BAPEL Lembaga Pengembangan jasa Konstruksi Nasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENDIKBUD. PLK. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI (menurut Perlem no 13 tahun 2014)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2015, No Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 4. Peraturan Kepala Arsip Nasi

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

2017, No Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Pe

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.03/2017 TENTANG RINCIAN JENIS DATA DAN INFORMASI SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk melaksanakan simplifikasi ketentuan yang mengatur mengenai rincian jenis data dan informasi serta tata cara penyampaia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Neg

2017, No Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Mengingat : 1. Peratura

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG OTORITAS SERTIFIKAT DIGITAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Rakyat tentang Pembentukan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Menginga

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lemba

MEMUTUSKAN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA AHLI. BAB I KETENTUAN UMUM.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

2017, No Perekonomian selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asas

2018, No Indonesia Nomor 6018); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKU USAHA DALAM RANGKA PENGEMBANGAN EKSPOR

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, L

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

2016, No Kelas Jabatan di Lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang P

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

2017, No Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 N

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 10 /PRT/M/2010 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2016, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 201

2017, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Be

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pembinaan terhadap

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86); 5. Per

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 242, Tam

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAYARAN KELEBIHAN BEBAN MENGAJAR DOSEN DAN HONORARIUM MENGAJAR

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tamb

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494), 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabat

2016, No Pemantapan Konsepsi Rancangan Peraturan Perundang- Undangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang: a.

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KLASIFIKASI ARSIP BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan L

2016, No Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan Selain yang

2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

No.1713, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Keprofesian Berkelanjutan. Tenaga Ahli. Konstruksi Indonesia. Pengembangan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tenaga ahli konstruksi yang andal secara berkesinambungan serta dalam menghadapi tuntutan jasa konstruksi, baik dalam negeri maupun luar negeri maka diperlukan program pengembangan keprofesian berkelanjutan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1833);

2015, No.1713-2- 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3955) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 157); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3957); 5. Peraturan Presiden Nomor 07 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 6. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16); 7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881); 8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1007);

-3-2015, No.1713 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TENTANG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia yang selanjutnya disebut Tenaga Ahli adalah tenaga dengan sertifikat keahlian berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang jasa konstruksi. 2. Klasifikasi adalah penggolongan profesi keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan, keterampilan tertentu, kefungsian, dan/atau keahlian masing-masing. 3. Kualifikasi adalah penggolongan profesi keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian. 4. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang selanjutnya disingkat PKB adalah upaya memelihara kompetensi Tenaga Ahli untuk menjalankan praktik Tenaga Ahli secara berkesinambungan. 5. Program PKB adalah serangkaian ketentuan mengenai penyelenggaraan PKB. 6. Kegiatan PKB adalah kegiatan untuk memelihara kompetensi Tenaga Ahli. 7. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut Lembaga adalah organisasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan

2015, No.1713-4- Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi. 8. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Tingkat Nasional yang selanjutnya disingkat LPJKN adalah Lembaga yang berkedudukan di ibukota negara. 9. Penyelenggara Kegiatan PKB adalah asosiasi profesi, Lembaga pendidikan/pelatihan, dan institusi lainnya yang melaksanakan Kegiatan PKB sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Lembaga. 10. Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut Asosiasi Profesi adalah wadah organisasi dan/atau himpunan orang perseorangan yang terampil dan/atau ahli atas dasar kesamaan disiplin keilmuan dan/atau profesi di bidang jasa konstruksi dan/atau berkaitan dengan jasa konstruksi. 11. Lembaga Pendidikan/Pelatihan adalah suatu Lembaga yang melakukan pendidikan dan/atau pelatihan sektor jasa konstruksi. 12. Sertifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan profesi atas keterampilan dan/atau keahlian seseorang di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan, keterampilan tertentu, kefungsian, dan/atau keahlian tertentu. 13. Sertifikat Keahlian yang selanjutnya disingkat SKA adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga dan diberikan kepada Tenaga Ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian, dan/atau keahlian tertentu. 14. Satuan Kredit Pengembangan Keprofesian yang selanjutnya disingkat SKPK adalah satuan kredit yang digunakan untuk mengukur kompetensi Tenaga Ahli yang diperoleh dengan menghasilkan 1 (satu) produk atau menjalankan 1 (satu) jam, 1 (satu) kali, dan/atau 1 (satu) periode setiap rincian Kegiatan PKB. 15. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

-5-2015, No.1713 Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Lembaga dalam menyelenggarakan PKB. (2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar: a. Proses penyelenggaraan PKB bagi Tenaga Ahli baik dalam lingkup nasional maupun yang mempunyai kesetaraan dalam lingkungan negara ASEAN berjalan sesuai ketentuan; dan b. Proses perpanjangan masa berlaku SKA memenuhi ketentuan penyelenggaraan PKB dan persyaratan kompetensi. Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi: a. program pengembangan keprofesian berkelanjutan; b. kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan; c. penilaian; d. prosedur penyelenggaraan; dan e. pembinaan. BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pasal 4 (1) Program PKB dilakukan melalui proses pembelajaran secara terus-menerus, mandiri, dan sistematis dalam rangka: a. memelihara keahlian atau kompetensi di bidang jasa konstruksi; dan b. mengembangkan tanggung jawab sosial pada lingkungan profesi dan masyarakat. (2) Program PKB diberlakukan bagi Tenaga Ahli yang memiliki SKA berdasarkan Klasifikasi dan Kualifikasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan Lembaga. (3) SKA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diajukan untuk mendapatkan pengakuan Kualifikasi kompetensi insinyur dan arsitek di tingkat ASEAN.

2015, No.1713-6- (4) Program PKB merupakan salah satu persyaratan untuk perpanjangan masa berlaku SKA. (5) Program PKB ditetapkan oleh Lembaga mengacu kepada ketentuan peraturan perundangan tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan. (6) Program PKB diselenggarakan dan dikoordinasikan oleh Lembaga. (7) Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (6) mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab penyelenggaraan PKB kepada Asosiasi Profesi. (8) Lembaga atau Asosiasi Profesi dapat membentuk unit kerja untuk menyelenggarakan PKB. BAB III KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pasal 5 (1) Kegiatan PKB meliputi kategori pembelajaran, pengabdian profesi dan masyarakat, publikasi, dan pengembangan ilmu. (2) Kategori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki keseimbangan yang proporsional untuk mewujudkan kualitas Tenaga Ahli yang kompeten. (3) Kategori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas kegiatan: a. pendidikan dan pelatihan formal; b. pendidikan nonformal; c. partisipasi dalam pertemuan profesi; d. sayembara/kompetisi, paparan, paten, hak atas kekayaan intelektual, dan karya tulis; dan/atau e. penunjang. (4) Kegiatan pendidikan dan pelatihan formal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a meliputi rincian kegiatan: a. pendidikan strata lanjut; dan/atau b. pelatihan kerja formal.

-7-2015, No.1713 (5) Kegiatan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b meliputi rincian kegiatan: a. pembelajaran mandiri; dan/atau b. pembelajaran terkait dengan penugasan kerja. (6) Kegiatan partisipasi dalam pertemuan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c meliputi rincian kegiatan: a. peserta pertemuan profesi; dan/atau b. partisipasi dalam kepanitiaan. (7) Kegiatan sayembara/kompetisi, paparan, paten, hak atas kekayaan intelektual, dan karya tulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d meliputi rincian kegiatan: a. sayembara/kompetisi; b. paparan dan laporan teknis internal; c. paparan pada pertemuan teknis; d. mematenkan atau mendapatkan hak atas kekayaan intelektual atas hasil karya; e. penulisan makalah untuk pertemuan profesi; f. penulisan untuk majalah atau jurnal; g. penulisan buku/bahan ajar/modul; dan/atau h. pengajaran atau sebagai pengajar/instruktur. (8) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e meliputi rincian kegiatan: a. sebagai pakar atau narasumber; b. sebagai pengurus organisasi profesi atau pimpinan Lembaga; dan/atau c. sebagai penerima tanda jasa, anugerah, atau sejenisnya. (9) Dalam hal Tenaga Ahli arsitek, kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat ditambahkan dengan rincian kegiatan: a. paparan film arsitektur; b. gelar karya arsitektur; c. pengenalan produk; dan/atau d. ziarah arsitektur.

2015, No.1713-8- BAB IV PENILAIAN Pasal 6 (1) Penilaian Kegiatan PKB dilakukan berdasarkan perhitungan SKPK dan jumlah angka kredit. (2) Setiap kegiatan dan rincian Kegiatan PKB ditetapkan SKPK-nya berdasarkan pertimbangan urgensi, relevansi, dan perimbangan yang proporsional dari setiap kegiatan. (3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jumlah kredit partisipasi yang harus dipenuhi oleh Tenaga Ahli sebagai persyaratan untuk mengajukan perpanjangan masa berlaku SKA. (4) Penetapan SKPK setiap kegiatan dan rincian Kegiatan PKB pada daerah terpencil atau kriteria lain yang bersifat khusus menyangkut Tenaga Ahli diatur tersendiri dengan peraturan Lembaga dengan mempertimbangkan besaran/jumlah, frekuensi, jenis kegiatan, dan/atau rincian Kegiatan PKB dalam rangka memberikan kemudahan. Pasal 7 (1) Persyaratan jumlah angka kredit ditetapkan paling kurang 120 SKPK dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penetapan perhitungan, indeks, dan nilai maksimal SKPK pada setiap kegiatan dan rincian kegiatan diatur dengan peraturan Lembaga. (3) Asosiasi Profesi dapat menetapkan perhitungan SKPK pada setiap rincian kegiatan dengan berpedoman pada kriteria yang ditetapkan oleh Lembaga. Pasal 8 (1) Penilaian dilakukan oleh Asosiasi Profesi berdasarkan laporan Kegiatan PKB yang diajukan oleh Tenaga Ahli. (2) Laporan dilakukan dengan mengisi buku log yang terdiri atas formulir:

-9-2015, No.1713 a. identitas anggota; b. pengajuan penilaian berkala; dan c. kegiatan dan rincian kegiatan. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilengkapi dengan bukti Kegiatan PKB. (4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat disampaikan secara berkala kepada setiap Asosiasi Profesi dengan cara: a. manual; dan/atau b. dalam jaringan (online). BAB V PROSEDUR PENYELENGGARAAN Pasal 9 (1) Prosedur penyelenggaraan PKB dalam rangka perpanjangan masa berlaku SKA dilakukan melalui tahapan: a. Tenaga Ahli menyampaikan berkas permohonan perpanjangan masa berlaku SKA dilampiri dengan laporan Kegiatan PKB kepada Asosiasi Profesi; b. Asosiasi Profesi melakukan penilaian laporan Kegiatan PKB; c. Asosiasi Profesi membuat berita acara hasil penilaian; d. Asosiasi Profesi menyampaikan usulan perpanjangan masa berlaku SKA yang dilampiri berita acara hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam huruf c kepada Lembaga; dan e. Lembaga menetapkan perpanjangan masa berlaku SKA. (2) Penyelenggaraan Kegiatan PKB harus sesuai dengan kriteria penyelenggaraan dan substansi Kegiatan PKB yang ditetapkan oleh Lembaga. (3) Kriteria penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling kurang memuat:

2015, No.1713-10- a. syarat beserta besaran SKPK untuk setiap rincian kegiatan yang diakui dalam Program PKB; dan b. tata cara penilaian PKB. (4) Substansi Kegiatan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling kurang memuat: a. jenis kegiatan dan rincian kegiatan yang diakui dalam Program PKB; dan b. relevansi jenis kegiatan sesuai dengan Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli. (5) Substansi Kegiatan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (4) digunakan oleh Asosiasi Profesi atau Lembaga Pendidikan/Pelatihan untuk: a. menilai kesesuaian jenis kegiatan yang diselenggarakan dengan kriteria yang ditetapkan; dan b. mengetahui dan menginformasikan kepada peserta besaran angka SKPK yang dapat diperoleh dari suatu jenis kegiatan yang diselenggarakan. BAB VI PEMBINAAN Pasal 10 (1) Pemerintah bertanggung jawab terhadap pembinaan PKB. (2) Pembinaan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari pembinaan kepada penyedia jasa dalam memelihara kompetensi Tenaga Ahli. (3) Pelaksanaan pembinaan PKB oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan bersama-sama dengan Lembaga. (4) Dalam melaksanakan pembinaan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) LPJKN menetapkan peraturan Lembaga sebagai pedoman penyelenggaraan PKB lebih lanjut. (5) Pedoman penyelenggaraan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling kurang memuat penyelenggaraan PKB, tata laksana, tata cara penilaian, serta pemantauan dan pengawasan;

-11-2015, No.1713 (6) Lembaga melakukan pembinaan PKB melalui kegiatan pemantauan dan pengawasan penyelenggaraan PKB. (7) Kegiatan pemantauan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan dengan mengaudit secara acak terhadap bukti dokumen pengajuan perpanjangan masa berlaku SKA yang diajukan oleh Asosiasi Profesi sesuai dengan ketentuan peraturan Lembaga tentang tata cara registrasi ulang, perpanjangan masa berlaku, dan permohonan baru sertifikat tenaga kerja ahli konstruksi. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: a. laporan Kegiatan PKB yang sudah diajukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini tetap dapat diproses dan diselesaikan; b. peraturan pelaksanaan terkait penyelenggaraan PKB yang ada, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini; dan c. peraturan pelaksanaan terkait penyelenggaraan PKB yang ada, harus disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lama 1 (satu) tahun sejak diberlakukan Peraturan Menteri ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

2015, No.1713-12- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Oktober 2015 MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, ttd. M. BASUKI HADIMULJONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 13 November 2015 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA