Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan hasil perkawinan antara kambing

PERAN MASSAGE DAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA SKRIPSI. Oleh WULAN SETYANINGSIH

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

MATERI DAN METODE. Metode

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

KHARISMA ANINDYA PUTRI H

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

K. A. P. Hartaja, T. H. Suprayogi, dan Sudjatmogo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

I. Habib, T. H. Suprayogi dan P. Sambodho* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Sebagai Respon Perbaikan Kualitas Pakan

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

HUBUNGAN ANTARA VOLUME AMBING, LAMA MASSAGE DAN LAMA PEMERAHAN TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA SKRIPSI.

Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA ( Panicum Maximum ) TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING LOKAL

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih

T. Setiawati, P. Sambodho, dan A. Sustiyah Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

Penampilan Produksi Sapi PO dan PFH Jantan yang Mendapat Pakan Konsentrat dan Hay Rumput Gajah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH SKRIPSI.

PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN SKRIPSI. Disusun oleh: DEDDI HARIANTO NIM:

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

Roosena Yusuf. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Jalan Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua Samarinda Kaltim ABSTRACT

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

PENGARUH KUALITAS RANSUM TERHADAP KECERNAAN DAN RETENSI PROTEIN RANSUM PADA KAMBING KACANG JANTAN

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul performans darah kambing peranakan ettawa dara

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul keluaran kreatinin lewat urin pada domba lokal

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

MATERI DAN METODE. Materi

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

D. Akhmadi, E. Purbowati, dan R. Adiwinarti Fakultas Peternakan Unuversitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

Transkripsi:

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 329 335 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PERAN MASSAGE DAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KADAR LEMAK SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (THE EFFECTS OF MASSAGE AND FEED TO MILK PRODUCTION AND FAT CONTENT ETTAWA GRADE GOAT) W. Setyaningsih, C. Budiarti, dan T. H. Suprayogi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro ABSTRACT The experiment was aimed to examine the effect of differences in long massage and balance forage-concentrates on goat ration of ettawa grade goat on milk production and fat content. The material used in this experiment were 12 dairy goats having in the 3 rd lactations. The experimental design used factorial Completely Randomized Design (CRD) (3x2), were randomly assigned into three feed treatments (P1: balance of the forage-concentrates ; 80:20, P2: 70:30 dan P3: 60:40) each feed treatment get massage treatments (M0: no massage; M1: massage 3 minute and M2: massage 5 minute), four replications and two factors (massage and balance of the forage-concentrates). Parameters observed include the production and milk fat content. The results showed that the differences in length massage and balance of the forage-concentrates ration goat having no influence on milk production and milk fat content. The conclusion that long massage and balance the forage-concentrates ration goat lactating no effect on milk production and fat content. Keywords: massage, milk production, fat content, ettawa grade goat. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama massage dan imbangan hijauan-konsentrat pada ransum kambing Peranakan Ettawa (PE) terhadap produksi dan kadar lemak susu. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 12 ekor kambing perah PE dengan bulan laktasi yang sama yaitu pada bulan ke-3. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL Faktorial (3x2), 3 perlakuan pakan (P1: imbangan hijauan:konsentrat ; 80:20, P2: 70:30 dan P3: 60:40) setiap perlakuan pakan mendapatkan perlakuan massage (M0: tidak di massage; M1: massage 3 menit dan M2: massage 5 menit), 4 ulangan dan 2 faktor (lama massage dan imbangan hijauan-konsentrat). Parameter penelitian yaitu produksi dan kadar lemak susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama massage dan imbangan hijauan-konsentrat pada ransum kambing PE tidak berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi produksi susu dan kadar lemak susu. Kesimpulan bahwa, lama massage dan imbangan hijauankonsentrat pada ransum kambing PE laktasi tidak berpengaruh terhadap produksi dan kadar lemak susu. Kata Kunci ; massage; produksi susu; kadar lemak; kambing Peranakan Ettawa.

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 330 PENDAHULUAN Susu kambing merupakan salah satu sumber protein hewani yang mempunyai prospek di masa depan, maka dari itu diperlukan pengembangan peternakan kambing perah. Susu kambing mempunyai banyak manfaat dibandingkan dengan susu sapi, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya hasil penelitian yang menyebutkan susu kambing sangat berguna untuk tubuh manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan dan Tanius (2003), susu kambing dapat mengatasi berbagai macam penyakit antara lain tuberculosis, bronchitis, asma, maag, lemah syahwat, ejakulasi dini, kerapuhan tulang (osteoporosis), rematik dan asam urat. Triwulaningsih (1986) melaporkan produksi susu kambing PE 0,498-0,692 liter per ekor per hari dengan produksi tertinggi dicapai 0,868 liter. Proses pembentukan susu dibutuhkan beberapa hormon untuk mempertahankan dan memulai produksi susu. Menurut Tomazewska et al. (1993) pada kambing, hormon Adenocorticotropic (ACTH) dan Thyroxyne Stimulating Hormon (TSH) adalah penting untuk memulai produksi susu. Massage merupakan tindakan pemberian rangsangan dalam bentuk pemijatan pada ambing yang menyerupai anak yang sedang menyusu induknya. Massage berguna untuk mempercepat keluarnya hormon oksitosin akibat adanya rangsangan pada ambing. Pakan merupakan salah satu sumber pendukung meningkatnya tampilan produksi dan kadar lemak susu. Penambahan mutu pakan dengan perbandingan hijauan dan konsentrat yang seimbang akan memberikan tampilan produksi dan kadar lemak susu yang bagus, untuk itu perlu adanya penelitian mengenai pengaruh massage dan imbangan hijauan-konsentrat terhadap produksi dan kadar lemak susu. MATERI DAN METODE Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus 2011. Dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Singosari-Malang. Materi Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Penyusun Ransum Kambing Percobaan (Berdasarkan 100% Bahan Kering) Bahan Pakan Kandungan Bahan Pakan BK PK SK LK TDN BETN Abu -------------------%----------------- Konsentrat 88,49 12,77 16,32 7,55 53,29 52.03 11,32 Tebon 21,36 5,22 31,89 1,28 51,68 53,95 7,69 Glirisidae 25,72 19,96 17,59 3,85 62,37 49,00 9,60 Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 331 Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 12 ekor kambing perah PE dengan bulan laktasi yang sama yaitu pada bulan ke-3. Peralatan yang digunakan adalah stopwatch, botol sampel, termos es, takaran susu, kain lap. Bahan pakan yang digunakan dalam perlakuan adalah konsentrat dan hijauan yang terdiri dari tebon dan legum. Air minum diberikan secara ad libitum. Hasil analisis bahan pakan dan komposisi ransum perlakuan tersaji dalam Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Nutrisi Ransum pada Penelitian Perlakuan Bahan Pakan -------------------%----------------- Konsentrat 20 30 40 Hijauan : Tebon 35 30 25 Glirisidae 45 40 35 Metode penelitian meliputi rancangan percobaan, prosedur penelitian, dan parameter yang diamati. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan RAL Faktorial (3x2), faktor pertama lama massage (3 tingkat) dan faktor kedua imbangan hijauan-konsentrat (3 tingkat). Setiap unit ulangan terdiri dari 4 ekor kambing perah yang mendapatkan perlakuan M0 tidak di massage dan P1, P2, P3, M1 dengan massage selama 3 menit dan P1, P2 dan P3, dan M2 dengan massage selama 5 menit dan P1, P2 dan P3. Penelitian ini dilakukan dalam 3 periode terdiri dari periode persiapan, periode pendahuluan dan periode perlakuan. Kegiatan yang dilakukan pada periode persiapan meliputi persiapan kandang, peralatan, pemilihan materi pengacakan ternak dan penempatan di dalam kandang. Kegiatan pada periode pendahuluan yaitu ternak diadaptasikan dengan perlakuan pakan. Pakan yang akan diberikan berupa tebon, glirisidae dan konsentrat. Kegiatan yang dilakukan pada periode perlakuan adalah perlakuan massage, pemberian pakan dan pengambilan data. Perlakuan massage dilakukan setiap pagi sebelum pemerahan dilakukan. Pemberian pakan dalam bentuk segar diberikan sesuai dengan kebutuhan P1, P2, P3 yang telah disesuaikan. Air minum diberikan secara ad libitum. Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap pagi dan sore. Parameter yang digunakan yaitu produksi dan kadar lemak susu. Produksi susu diperoleh dari jumlah produksi susu hasil pemerahan satu hari (pagi). Pemerahan dilakukan pada pukul 06.30 WIB. Susu hasil pemerahan diukur volumenya dengan menggunakan takaran susu. Produksi susu dinyatakan dalam satuan liter. Kadar Lemak susu diperoleh dengan melakukan analisis laboratorium dengan menggunakan metode Gerber. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode sidik ragam (ketelitian 5%) dengan model linier aditif satu faktor dari rancangan acak lengkap faktorial (Gasperz, 1991).

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 332 Konsumsi Bahan Kering HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menujukkan bahwa konsumsi bahan kering antara perlakuan P1, P2 dan P3 tidak berbeda nyata. Konsumsi BK yang tidak berbeda nyata dikarenakan kapasitas rumen yang hampir sama, sehingga kemampuan dalam mengkonsumsi ransum juga hampir sama. Kearl (1982) menyatakan, bobot hidup sapi dan produksi susu yang relatif sama maka kebutuhan makanan sapi relatif sama. Varga et al. (1984) menambahkan, jumlah konsumsi BK maupun produksi susu sangat dipengaruhi oleh sifat ransum. Sifat-sifat ransum antara lain kecernaan ransum, hasil fermentasi ransum di dalam rumen, tingkat kelarutan ransum, maupun daya tampung rumen. Tabel 3. Rata - Rata Konsumsi Bahan Kering Kambing Percobaan Konsumsi BK (kg) Massage M0 1,65 1,58 1,66 M1 1,55 1,64 1,57 M2 1,55 1,62 1,61 Produksi Susu Hasil penelitian tentang pengaruh perlakuan terhadap produksi susu menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (Tabel 4). Hasil produksi susu yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu produksi susu yang paling tinggi pada perlakuan M1, sedangkan hasil produksi susu yang paling rendah pada perlakuan M2. Hal ini dikarenakan pada perlakuan M2 dengan lama massage selama 5 menit menunjukkan dampak negatif terhadap produksi susu. Karena, terlalu lamanya perlakuan massage dapat mengakibatkan tingkat stress yang tinggi sehingga menyebabkan rangsangan menjadi tidak sempurna akibatnya produksi susunya menurun. Selain itu, yang menyebabkan produksi susu tidak maksimal adalah aktifitas hormon oksitosin yang menurun. Tabel 4. Rata-Rata Produksi Susu Kambing Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Perbedaan Lama Massage dan Imbangan Hijauan-Konsentrat Produksi Susu (ml) Massage M0 343,75 268,75 287,50 M1 362,50 287,50 312,50 M2 322,50 250,00 293,75

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 333 Ilustrasi 1. Grafik Diagram Batang Produksi Susu Kambing Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Perbedaan Lama Massage dan Imbangan Hijauan-Konsentrat Hormon oksitosin dalam darah tidak akan bertahan lama, sehingga jika perlakuan massage terlalu lama hormon oksitosin tidak akan bekerja secara optimal dan akan berpengaruh terhadap kerja sel myoepithel yang akan mengakibatkan susu yang dihasilkan tidak maksimal dan akan mengalami penurunan. Hasil penelitian Prihadi (1996), yang menyatakan kontraksi sel myoepithel terjadi 20-60 detik setelah adanya stimulasi pada puting aktifitas hormon oksitosin dalam darah hanya bertahan sampai 6-8 menit pada sapi, karena itu sangat penting menyelesaikan proses pemerahan dengan cepat selama hormon oksitosin masih aktif yang dapat menyebabkan myoepithel berkontraksi. Pemberian Imbangan Pakan yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata, hal ini dikarenakan kapasitas rumen yang hampir sama, sehingga kemampuan dalam mengkonsumsi ransum juga hampir sama. Jumlah produksi susu yang tidak berbeda nyata dapat dipengaruhi oleh kualitas dan komposisi ransum yang terkandung di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ensminger (2001), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produksi susu adalah dari segi pemberian pakan dan minum. Pakan yang diberikan untuk ternak harus dapat memenuhi kebutuhannya untuk hidup pokok dan reproduksi. Kadar Lemak Hasil penelitian mengenai pengaruh perlakuan terhadap produksi susu menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata ditampilkan pada Tabel 5. Kadar lemak yang terkandung dalam susu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pengaruh dari faktor fisiologis ternak itu sendiri maupun pengaruh dari lingkungan, yang termasuk pengaruh dari lingkungan salah satunya yaitu

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 334 pengaruh dari pakan, sedangkan lama massage bukan termasuk faktor yang dapat mempengaruhi kadar lemak susu, karena massage hanya perlakuan dari luar sedangkan kadar lemak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bulan laktasi maupun pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ensminger (1971), yang menyatakan kadar lemak susu dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor fisiologis dan faktor lingkungan. Faktor fisiologis antara lain: bangsa, umur, bulan laktasi, kebuntingan dan interval kelahiran. Tabel 5. Rata-Rata Kadar Lemak Susu Kambing Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Perbedaan Lama Massage dan Imbangan Hijauan-Konsentrat Kadar Lemak Susu (%) Massage M0 7,20 6,70 7,00 M1 6,90 6,50 6,90 M2 7,40 7,30 7,30 Ilustrasi 2. Grafik Diagram Batang Kadar Lemak Susu Kambing Percobaan setelah Mendapatkan Perlakuan Perbedaan Lama Massage dan Imbangan Hijauan-Konsentrat Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa kadar lemak ada kecenderungan meningkat dengan pemberian pakan P1 hijauan : konsentrat ; 80% :20%, hal ini diduga pemberian hijauan yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentratnya, karena perbandingan hijauan dan konsentrat yang diberikan kepada ternak sangat berpengaruh terhadap kandungan kadar lemak susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Lubis (1989), yang menyatakan bahwa ransum dengan kadar serat tinggi atau hijauan tinggi akan menghasilkan produksi susu dengan kadar lemak yang tinggi, dan menurut Arora (1995) pakan yang terlalu banyak hijauan menyebabkan kadar lemak susu tinggi karena kadar lemak dalam susu tergantung dari kandungan serat kasar dalam pakan.

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, halaman 335 KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian rangsangan (massage) dan Imbangan Hijauan Konsentrat yang berbeda menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap konsumsi bahan kering, produksi susu maupun kadar lemak susu. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pemberian imbangan pakan dengan kandungan nutrisi yang berbeda, dan waktu perlakuan pemberian rangsangan yang tidak terlalu lama. DAFTAR PUSTAKA Arora, S. P. 1995. Percernaan Mikroba pada Ruminansia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Gaspersz, V. 1991. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Penerbit Tarsito, Bandung. Ensminger, M.E. 1971. Dairy Cattle Science. 1 st Ed. Printed and Publisher Inc, Danville. Ensminger, M. E. 2001. Sheep and Goat Science. 6 th Ed. Interstate Publisher. Inc. Danville, Illinois. Kearl, 1982. Nutrien Requirement of Ruminant in Developing Countries International Feedstuffs Institute, Utah Arg. Exp. Sta. Logan. Lubis, D. 1989. Respons Laktasi Sapi Perah terhadap Ransum Berkadar Lemak Tinggi. Proceeding Pertemuan Ilmiah Ruminansia. Jilid 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan, Deptan. Bogor. P.100-109. Prihadi, S. 1996. Tatalaksana dan Produksi Ternak Perah. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Wangsamanggala, Yogyakarta. Setiawan, T. dan Tanius, A. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa. Penebar Swadaya, Jakarta. Tomaszewska, M. W., L. M. Mastika, A. Djajanegara, S. Gardiner, dan T.R. Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret University Press, Surakarta. Triwulaningsih, E. 1986. Beberapa Parameter Genetik Sifat Kuantitatif Kambing Peranakan Etawah (PE). Magister Sains Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor. (Tesis). Varga, G.A., E.M. Meisterling, R.A. Dalley, and W.H. Hoower. 1984. Effect of Low and High Fill Diet on Dry Matter Intake, Milk Production, and Reproduction Performance During Early Lactation. J. Dairy Sci. 76 :1240-1248.